WhatsApp Icon
banner
banner
banner
banner
banner
banner
banner
banner

Berita Terkini

Afizah dan Harapan yang Tak Pernah Padam
Afizah dan Harapan yang Tak Pernah Padam
Kisah Keluarga Hariadi dan Intervensi BAZNAS Sidoarjo di Balik Perjuangan Melawan Penyakit SIDOARJO – Di balik tembok rumah sederhana di Desa Pejangkungan, Kecamatan Prambon, tersimpan kisah perjuangan yang melelahkan sekaligus mengharukan. Afizah Al Maira Putri, bocah mungil yang belum genap tiga tahun, harus menanggung beban yang terlalu berat untuk usianya: kelainan jantung, gangguan paru-paru, kelainan kulit, dan penumpukan cairan di kepala. Setiap dua minggu sekali, keluarga Hariadi harus menempuh perjalanan ke RS Dr. Soetomo Surabaya—perjalanan yang menguras fisik, mental, dan kantong mereka yang sudah tipis. "Kami tidak pernah menyangka cobaan ini akan datang," ujar Hariadi, sang ayah, dengan suara yang hampir berbisik. Sebagai kepala keluarga dengan tiga anak, ia bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasilannya yang tak menentu kini harus berbagi dengan kebutuhan medis Afizah yang terus membengkak. Istrinya, yang seharusnya bisa membantu mencari nafkah, kini harus stay di rumah untuk merawat putri bungsunya yang membutuhkan perhatian 24 jam. Kondisi inilah yang menarik perhatian BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Senin pagi, 17 November 2025, pukul 10.00 WIB, tim yang dipimpin langsung oleh M. Mahbub (Gus Mahbub), Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, bersama Sofwan dan Syukron, staf pelaksana, datang membawa bantuan kesehatan. Kunjungan ini bukan sekadar seremonial penyerahan bantuan, melainkan hasil dari asesmen mendalam yang telah dilakukan sebelumnya. "Kami melihat keluarga Pak Hariadi bukan hanya butuh bantuan finansial, tapi juga dukungan moral bahwa mereka tidak berjuang sendirian," jelas Gus Mahbub. Dalam asesmen yang dilakukan, tim BAZNAS menemukan bahwa keluarga ini tergolong sangat rentan. Dengan tiga anak dan kondisi Afizah yang memerlukan perawatan intensif berkelanjutan, keluarga Hariadi berada di ujung tanduk kemiskinan struktural yang kronis. Data dari BAZNAS Sidoarjo mencatat bahwa kasus seperti Afizah bukanlah fenomena tunggal. Di Kabupaten Sidoarjo, masih banyak keluarga yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan akibat biaya kesehatan katastropik. Program bantuan kesehatan BAZNAS hadir sebagai safety net, jaring pengaman sosial yang menangkap mereka yang jatuh dari sistem kesehatan formal. Yang membuat program ini berbeda adalah pendekatan humanistiknya. Bukan sekadar menyerahkan amplop bantuan, tim BAZNAS memastikan keluarga penerima memahami bahwa ini adalah hak mereka sebagai mustahik, bukan belas kasihan. "Zakat adalah sistem redistribusi kekayaan yang telah Allah atur. Afizah dan keluarganya berhak mendapat bagian dari harta orang-orang yang berkecukupan," tegas Gus Mahbub. Saat bantuan diserahkan, air mata Ibu Afizah menetes. Bukan karena jumlah nominalnya, tapi karena pengakuan bahwa perjuangan mereka dilihat dan dihargai. Di tengah sistem yang kerap mengabaikan wong cilik, kehadiran BAZNAS menjadi oase di padang tandus. Program seperti ini membuktikan bahwa filantropi Islam, khususnya melalui lembaga zakat, bukan hanya tentang charity, melainkan tentang restorasi martabat manusia. Afizah mungkin masih harus bergulat dengan penyakitnya, tapi setidaknya kini keluarganya tak lagi berjuang sendirian. Dan itu, dalam banyak hal, adalah kemenangan terbesar.
17/11/2025 | sudrab
Puluhan Keluarga Gizi Buruk Terima Daging DAM Baznas 2025: Satu Paket, Satu Harapan
Puluhan Keluarga Gizi Buruk Terima Daging DAM Baznas 2025: Satu Paket, Satu Harapan
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang semakin berat, di balik dinding-dinding rumah sederhana di Sidoarjo, ada kisah-kisah kecil yang menyimpan beban besar. Beban gizi buruk. Beban kelaparan tersembunyi. Dan di sinilah, BAZNAS RI, melalui Program Daging Kambing DAM Haji 2025, hadir bukan hanya sebagai pemberi, tapi sebagai penjaga harapan. Dalam dua hari pelacakan intensif (5-6 November 2025), Tim Pembina dan Pengawasan Program Kesehatan Keluarga dan Gizi (TP3 Kesga & Gizi) Kabupaten Sidoarjo, Dinas kesehatan , dinas sosial, tim Penggerak PKK dan BAZNAS Sidoarjo, menjumpai puluhan anak yang tumbuh kembangnya terindikasi kekurangan nutrisi. Mereka bukan sekadar angka statistik. Seperti, mereka adalah Ananda Dewi Sekar Arum, usia 24 bulan, berat badannya hanya 6,8 kg—jauh di bawah standar. Bayangkan, seorang bayi yang setiap hari rewel karena perutnya yang lapar, ibunya yang lelah, dan ayahnya yang mencari nafkah dengan tangan yang gemetar, sambil menghisap rokok yang justru memperparah kondisi keluarga. Atau Ananda Muhammad Syahrul, 4 tahun 2 bulan, berat badannya 10,1 kg. Ia tinggal bersama lima saudara kandung di rumah yang statusnya sudah dijual. Ayahnya bekerja di warung soto, ibunya mengupas bawang—dua pekerjaan yang berat untuk memenuhi kebutuhan dasar, apalagi nutrisi berkualitas. Di Prambon, Ananda Mohamad Rasya Alfarizqi dan Azfer Rafeyfa Endaru juga menanti. Azfer, putra pertama, berat badannya hanya 9 kg—padahal idealnya harus 13,5 kg. Ibu Yeny Dwi Lestari, sang ibu, hanya bisa menatap anaknya dengan mata berkaca-kaca, sementara suaminya, seorang supir pengiriman, berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, di tengah keprihatinan itu, datanglah cahaya. BAZNAS RI, melalui 225 paket siap saji berkualitas yang dialokasikan khusus untuk BAZNAS Sidoarjo, membawa solusi nyata. Setiap paket daging kambing DAM, diproses secara higienis dalam kemasan pouch, bukan sekadar makanan. Ini adalah obat. Ini adalah investasi masa depan. Ini adalah bentuk zakat yang hidup, yang bernafas, yang menyentuh kulit dan jiwa. Staf pelaksana BAZNAS, Ahmad Hamdani dengan wajah serius namun penuh empati, mendatangi rumah-rumah tersebut bersama Tim. Mereka tidak hanya menyerahkan paket Dam dan sembako serta nutrisi lainnya, tapi juga berdialog, memberi edukasi, dan menenangkan hati para ibu. Di Balongdowo, di Kedungsolo, di Prambon—senyum mulai terbit. Bukan senyum biasa. Senyum yang lahir dari rasa lega, dari harapan yang kembali menyala. Zakat bukan lagi soal ritual. Ini adalah instrumen pemberdayaan. Satu paket daging, satu senyum, satu harapan. Untuk Ananda Dewi, untuk Syahrul, untuk Rasya, untuk Azfer—dan untuk puluhan anak lainnya di Sidoarjo. Karena di balik setiap kilogram daging, ada mimpi yang sedang dibangun. Mimpi untuk tumbuh lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih cerdas. Mimpi untuk masa depan yang lebih baik. Dan inilah esensi filantropi: bukan hanya memberi, tapi mengubah. Satu paket, satu kehidupan. Satu harapan, satu masa depan.
17/11/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Turun Tangan Renovasi Rumah Modin yang Tak Layak Huni
BAZNAS Sidoarjo Turun Tangan Renovasi Rumah Modin yang Tak Layak Huni
Kepedulian terhadap kondisi tokoh agama yang mengabdi puluhan tahun kini berbuah nyata melalui aksi cepat lembaga filantropi SIDOARJO – Air mata haru mengalir di pipi Siti Sholimah (75) saat kediamannya di Dusun Alang-Alang, Desa Kureksari, Kecamatan Waru, dikunjungi Bupati Sidoarjo Subandi bersama jajaran BAZNAS Sidoarjo, Sabtu (15/11/2025). Nenek yang selama ini mendampingi suaminya, Imam Ghozali, seorang modin desa, tak henti melantunkan doa syukur. Harapan untuk memiliki rumah yang layak akhirnya tampak nyata di depan mata. Kondisi hunian keluarga modin ini sungguh memprihatinkan. Rumah yang telah mereka tempati berpuluh tahun bersama seorang anak itu rusak parah. Bagaikan bangunan terbengkalai, siapa pun yang melintas pasti menyangka rumah itu telah lama kosong. Atap bocor di mana-mana, dinding mengelupas, bahkan tidak ada kamar mandi yang layak. Inilah kenyataan pahit seorang pelayan agama yang selama ini mengabdikan diri untuk masyarakat. "Setiap kali hujan turun, kami harus bersiap dengan ember dan wadah untuk menampung air yang bocor dari atap. Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun," ungkap Imam Ghozali dengan nada pasrah namun penuh ketabahan. Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Aziz Salju Sodar yang akrab disapa Gus Jazuk, langsung mengambil inisiatif. Lembaga amil zakat yang dipimpinnya segera menyusun rencana renovasi komprehensif. Bukan sekadar tambal sulam, tetapi perbaikan menyeluruh yang menyentuh aspek kenyamanan dan keamanan penghuni. "Kami tidak bisa membiarkan seorang pelayan umat tinggal dalam kondisi seperti ini. BAZNAS Sidoarjo berkomitmen penuh untuk merenovasi rumah Pak Modin hingga layak huni," tegas Gus Jazuk . Program renovasi yang dirancang BAZNAS mencakup penggantian total atap rumah, pembangunan kamar mandi baru, pengecatan dinding, pemasangan keramik lantai, hingga perbaikan ruang kamar tidur. Target penyelesaian ditetapkan dalam waktu dua minggu, menunjukkan keseriusan lembaga filantropi ini dalam menghadirkan solusi nyata. Bupati Subandi yang turut hadir dalam kunjungan tersebut menyatakan apresiasinya terhadap respons cepat BAZNAS. Ia meminta seluruh perangkat desa untuk bergotong royong membersihkan rumah sebagai tahap awal renovasi. Selama proses perbaikan, keluarga Imam Ghozali akan ditempatkan di tempat tinggal sementara yang layak. "Ini adalah bentuk penghargaan kita kepada tokoh agama yang telah mengabdi. Mari bersama-sama mewujudkan kehidupan yang bermartabat bagi mereka," ujar Bupati Subandi. Imam Ghozali mengaku sebelumnya sempat mendapat bantuan material galvalum dari Pemerintah Desa Kureksari. Namun, material tersebut hanya cukup untuk sebagian kecil atap, sementara biaya pemasangan harus ditanggung sendiri dengan bantuan anak-anaknya yang kini juga sudah kehabisan kemampuan. Kehadiran BAZNAS Sidoarjo dalam kasus ini menjadi bukti nyata peran strategis lembaga filantropi dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Melalui dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola dengan amanah, organisasi ini mampu menghadirkan perubahan konkret bagi kehidupan kaum dhuafa dan tokoh masyarakat yang membutuhkan. Tim BAZNAS dijadwalkan turun langsung setelah proses kerja bakti pembersihan rumah selesai. Renovasi menyeluruh akan segera dimulai, membawa harapan baru bagi keluarga yang selama ini hidup dalam keterbatasan namun tetap tegar dalam pengabdian.
16/11/2025 | sudrab

Berita Pendistribusian

Artikel Terbaru

Memaknai Zakat Lebih Dalam: Bukan Sekadar Kewajiban, Tapi Jalan Menuju Berkah
Memaknai Zakat Lebih Dalam: Bukan Sekadar Kewajiban, Tapi Jalan Menuju Berkah
Pernahkah kamu merasa hidupmu tak tenang, rezekimu terasa seret, atau hatimu gundah tanpa alasan yang jelas? Seringkali, kita mencari jawaban di tempat yang jauh, padahal kuncinya mungkin ada di dalam diri kita sendiri, tepatnya dalam pemenuhan kewajiban zakat. Bukan hanya sekadar perintah agama, zakat menyimpan makna yang mendalam dan penuh hikmah. Lebih dari sekadar berbagi, zakat adalah wujud nyata dari kepedulian dan keikhlasan. Mari kita selami lebih dalam empat makna zakat yang mungkin belum pernah kamu sadari. 1. Zakat Bermakna Al-Barakatu (Berkah) Hidup ini adalah tentang keberkahan. Kita semua mendambakan rezeki yang tidak hanya cukup, tapi juga membawa ketenangan. Zakat mengajarkan bahwa keberkahan itu tidak datang dari seberapa banyak yang kita miliki, melainkan dari seberapa suci harta yang kita gunakan. Ketika kita menunaikan zakat, kita membersihkan harta dari hak orang lain yang mungkin ada di dalamnya. Harta yang bersih dan suci itulah yang kemudian menjadi ladang keberkahan, membawa kedamaian dan ketenteraman dalam hidup kita. Ini bukan tentang matematika, melainkan tentang keimanan. Ketika kita melepaskan sebagian, Allah akan melipatgandakan berkahnya dalam bentuk yang tak terduga. 2. Zakat Bermakna An-Numuw (Tumbuh dan Berkembang) Seringkali, kita khawatir berbagi akan mengurangi apa yang kita punya. Padahal, zakat adalah kebalikannya. Zakat justru membuat harta kita tumbuh dan berkembang. Logikanya mungkin terdengar aneh, tapi percayalah, ini adalah janji-Nya. Harta yang kita keluarkan untuk zakat akan kembali dalam bentuk lain yang jauh lebih baik. Ini adalah investasi jangka panjang, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Harta yang terus bertumbuh akan membebaskan kita dari jerat kekhawatiran finansial dan membuka pintu rezeki yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. 3. Zakat Bermakna As-Sholahu (Beres atau Keberesan) Pernahkah kamu mendengar kisah seseorang yang rezekinya berantakan karena lupa menunaikan zakat? Ini bukanlah kebetulan. Zakat adalah penjamin keberesan dalam hidup. Harta yang kita bersihkan melalui zakat akan dijauhkan dari berbagai masalah. Zakat berfungsi sebagai perisai, melindungi kita dari berbagai masalah finansial yang mungkin timbul akibat kelalaian kita. Sebaliknya, saat kita menunaikan zakat, kita justru membuka jalan untuk kelancaran rezeki di kemudian hari. Ini adalah pengingat bahwa ketenangan dan kelancaran hidup datang dari ketaatan kita. 4. Zakat Bermakna At-Thohuru (Membersihkan atau Menyucikan) Zakat tidak hanya membersihkan harta, tapi juga menyucikan jiwa. Saat kita memberi, terutama bukan karena ingin dipuji manusia, tapi semata-mata mengharap ridho-Nya, jiwa kita akan terasa ringan dan bersih. Zakat ibarat pembersih yang menghilangkan kotoran keserakahan dan egoisme dari hati kita. Ini adalah bukti bahwa kita tidak terikat pada harta benda, melainkan menganggapnya sebagai titipan yang harus disalurkan dengan benar. Harta yang bersih akan membawa kebaikan, dan jiwa yang suci akan membawa kebahagiaan. Zakat, pada dasarnya, adalah sebuah ritual spiritual yang mengubah sudut pandang kita terhadap kekayaan. Ia mengajarkan kita untuk tidak hanya mengumpulkan, tapi juga memberi. Ia mengingatkan kita bahwa di setiap rezeki yang kita dapat, ada hak orang lain yang harus ditunaikan. Jadi, jangan pernah ragu untuk menunaikan zakat. Karena zakat adalah jalan menuju keberkahan, pertumbuhan, ketenangan, dan kesucian. Sudahkah kamu menunaikan zakat hari ini? Jika kamu ingin menunaikan zakat, kamu bisa melakukannya dengan mudah melalui BAZNAS. Bagaimana menurutmu? Adakah makna zakat lain yang kamu rasakan dalam hidupmu? Sumber : Baznas RI
22/09/2025 | admin
Maulid Nabi: Manifestasi Cinta dalam Sedekah dan Kebajikan
Maulid Nabi: Manifestasi Cinta dalam Sedekah dan Kebajikan
Perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau yang populer disebut maulid di bulan Rabiul Awal telah menjadi tradisi yang mengakar kuat dalam kehidupan umat Islam di seluruh dunia. Dari pelosok desa hingga metropolitan, dari Indonesia hingga berbagai belahan dunia lainnya, peringatan ini dilaksanakan sebagai wujud ekspresi cinta dan kegembiraan atas kelahiran sosok yang dijuluki sebagai manusia terbaik dan teladan sepanjang zaman. Namun, di tengah maraknya perayaan maulid yang sering kali terjebak pada aspek seremonial semata, penting untuk menggali kembali substansi sejati dari tradisi ini. Sebagaimana disampaikan oleh KH Abdurrahman Kautsar (Gus Kautsar) dari Pondok Pesantren Al-Falah Kediri dalam ceramahnya di Desa Semen, Gandusari, Kabupaten Blitar pada 27 Agustus lalu, perayaan maulid yang selaras dengan paham Ahlussunah wal-Jamaah memiliki landasan teologis yang kuat dan dimensi sosial yang mendalam. Rujukan yang disampaikan Gus Kautsar kepada pandangan Imam Abu Syamah dalam kitab "Al-Ba'its 'ala Inkar al-Bida' wal-'Aw?'id" memberikan perspektif akademis yang mencerahkan. Imam Shihabuddin Abu al-'Abbas Ahmad ibn 'Abd al-Rahman al-Maqdisi al-Syafi'i ini, yang hidup pada abad ke-6 Hijriah, memberikan legitimasi ulama terhadap praktik maulid yang dilakukan di Kota Irbil pada zamannya. Pernyataannya bahwa perayaan tersebut termasuk "perbuatan terbaik pada zaman ini" bukanlah endorsement tanpa dasar, melainkan penilaian komprehensif terhadap praktik yang mencakup sedekah, kebajikan, dan kegembiraan. Yang menarik dari pandangan Imam Abu Syamah adalah penekanannya pada tiga dimensi fundamental dalam perayaan maulid. Pertama, aspek sedekah yang menunjukkan kepedulian konkret terhadap kesejahteraan sosial. Kedua, praktik berbuat baik yang merefleksikan internalisasi nilai-nilai akhlak mulia yang diajarkan Nabi. Ketiga, dimensi kegembiraan sebagai manifestasi syukur atas nikmat terbesar yang Allah berikan kepada umat manusia melalui pengutusan Rasulullah SAW. Ketiga elemen ini seharusnya menjadi parameter utama dalam menilai kualitas perayaan maulid. Bukan kemegahan acara atau kemeriahan pertunjukan yang menjadi tolok ukur, melainkan seberapa jauh perayaan tersebut mampu menghadirkan dampak positif bagi masyarakat, khususnya kelompok marginal dan mustahik. Dalam konteks ini, sedekah dan kebajikan bukan sekadar ritual pelengkap, tetapi substansi inti yang membedakan maulid dari perayaan sekular biasa. Argumentasi Imam Abu Syamah juga menekankan dimensi psikologis dan spiritual dari perayaan maulid. Bahwa praktik ini "mush'irrun bi-ma?abbatin-nab? wa ta'??mihi f? qalbi f?'ilihi" - menunjukkan cinta dan pengagungan terhadap Nabi dalam hati pelakunya. Ini mengindikasikan bahwa maulid yang otentik harus lahir dari motivasi cinta yang tulus, bukan sekadar rutinitas tahunan yang hampa makna. Lebih lanjut, dimensi teologis yang ditekankan adalah "shukri All?hi 'al? m? mann? bihi min iij?di ras?lihi alladh? arsalahu ra?matan lil-'?lam?n" - ungkapan syukur kepada Allah atas anugerah diciptakannya Rasul yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Frasa "ra?matan lil-'?lam?n" menjadi kunci penting yang menunjukkan bahwa misi Nabi Muhammad bersifat universal, tidak terbatas pada umat Islam semata, tetapi membawa berkah bagi seluruh umat manusia. Dalam konteks Indonesia kontemporer, pandangan Imam Abu Syamah ini memberikan framework yang solid untuk mengevaluasi praktik maulid yang berkembang di masyarakat. Perayaan yang sejati seharusnya tidak terjebak pada polarisasi antara yang pro dan kontra maulid, melainkan fokus pada substansi: bagaimana perayaan tersebut mampu menghadirkan dampak positif bagi masyarakat dan merefleksikan nilai-nilai rahmatan lil-'alamin yang dibawa Nabi Muhammad. Oleh karena itu, maulid yang bermakna adalah yang mampu mentransformasikan cinta kepada Nabi menjadi aksi nyata dalam bentuk kepedulian sosial, pemberdayaan ekonomi umat, dan penguatan solidaritas kemanusiaan. Hanya dengan demikian, perayaan maulid dapat memenuhi kriteria "perbuatan terbaik" sebagaimana yang diamini oleh para ulama salaf, sekaligus menjadi media efektif untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil-'alamin di era modern ini. Wallahua'alam bisshawab
01/09/2025 | admin
Sudah Wajib Zakat Penghasilan? Cek 5 Syarat Ini, Lalu Bayar dengan Mudah!
Sudah Wajib Zakat Penghasilan? Cek 5 Syarat Ini, Lalu Bayar dengan Mudah!
Zakat penghasilan sering dianggap rumit. Ada yang bilang, "Zakat itu buat yang kaya-kaya aja," ada pula yang bingung: "Saya kerja kantoran, apakah harus bayar zakat?" Padahal, zakat penghasilan itu sederhana, jelas, dan mudah ditunaikan — asal tahu syarat dan caranya. Yuk, simak panduan ringan ini agar kamu bisa cepat paham, cepat hitung, dan cepat bayar zakat lewat saluran digital BAZNAS Sidoarjo! ? 5 Syarat Wajib Zakat Penghasilan (Harus Kamu Tahu!) Sebelum bayar, pastikan kamu benar-benar wajib zakat. Berikut 5 syaratnya: Muslim Zakat hanya wajib bagi umat Islam. Merdeka (bukan budak atau terikat secara hukum) Status bebas, bisa mengelola harta sendiri. Penghasilan mencapai nishab Nishab = 85 gram emas per tahun. Jika penghasilan bersihmu dalam setahun setara atau lebih dari harga 85 gram emas → wajib zakat. Contoh: Harga emas per gram: Rp1.200.000 → 85 × 1.200.000 = Rp102.000.000 Jika penghasilan bersihmu ≥ Rp102 juta/tahun → wajib zakat. Harta mencapai haul (1 tahun hijriah) Sudah dimiliki selama 1 tahun hijriah (±354 hari). Misal: Kamu mulai dapat gaji tetap sejak Januari 2024 → haul-nya selesai Desember 2024. Harta bersifat produktif Gaji, honor, atau penghasilan rutin termasuk dalam kategori ini. ???? Jika semua syarat terpenuhi, maka kamu wajib zakat 2,5% dari penghasilan bersih per tahun. ???? Cara Hitung Zakat Penghasilan (Gampang Banget!) Gunakan rumus sederhana: Zakat = 2,5% × Penghasilan Bersih per Tahun Contoh: Penghasilan bersih per tahun: Rp150 juta → Zakat = 2,5% × 150.000.000 = Rp3.750.000 Boleh dibayar sekaligus, atau dicicil bulanan sebesar Rp312.500/bulan. Lebih ringan, kan? ???? Jangan Lupa Baca Niat! Zakat adalah ibadah, bukan sekadar transaksi. Maka dari itu, niat harus hadir dari hati. Baca niat sebelum bayar: ???????? ???? ???????? ??????? ?????? ???? ??????? ??????? ????? ???????? "Nawaitu an ukhrij zakata mali ‘an nafsi fardhan lillahi ta’ala." (Saya berniat mengeluarkan zakat hartaku dari diriku sendiri, sebagai kewajiban karena Allah Ta’ala.) ???? Niat bisa dibaca di hati atau pelan-pelan di lisan. Yang penting: ikhlas dan sadar. ???? Bayar Zakat Sekarang, Cukup dari HP! Tidak perlu repot antre atau datang ke kantor. Kini, BAZNAS Sidoarjo menyediakan saluran digital yang aman, cepat, dan mudah digunakan. Cara bayar zakat online: Kunjungi website resmi: ???? kabsidoarjo.baznas.go.id/bayarzakat Pilih jenis zakat: Zakat Penghasilan Masukkan nominal zakat Pilih metode pembayaran: ???? Bank Jatim | BCA | BSI | Bank Delta Artha | Bank Jatim Syariah Selesaikan pembayaran Dapatkan bukti pembayaran & e-sertifikat zakat langsung! ???? Kenapa Harus Bayar Zakat di BAZNAS Sidoarjo? ?? Lembaga resmi pemerintah ( Lembaga Pemerintah Non Struktural) ?? Transparan dan akuntabel ?? Dana zakat disalurkan untuk mustahik di Sidoarjo: fakir miskin, pelajar kurang mampu, dhuafa, dan program pemberdayaan ?? Ada dokumentasi & laporan penyaluran ???? Yuk, Tunaikan Zakatmu Hari Ini! Zakat bukan beban. Ia adalah jalan membersihkan harta, menyucikan jiwa, dan membantu sesama. Dengan satu klik, kamu bisa: ? Tunaikan kewajiban ? Dapatkan pahala ? Bantu warga Sidoarjo yang membutuhkan ???? Klik di sini untuk bayar zakat sekarang: ???? kabsidoarjo.baznas.go.id/bayarzakat Atau kunjungi kami di media sosial dan klik bio untuk akses cepat!
26/08/2025 | Humas

BAZNAS TV