Tim Baznas Bareng MAWAR
Assesment Awal BAZNAS: "Mawar" Sudah 9 Tahun, Namun Kondisinya Seperti Balita
26/08/2025 | sudrabSIDOARJO, 26 Agustus 2025 – Di tengah kehidupan yang terasa berat, sebuah kenyataan pahit muncul dari Desa Kalitengah, Kecamatan Sidoarjo. Seorang anak perempuan bernama “Mawar”, yang telah menginjak usia 9 tahun, hingga kini masih hidup seperti seorang balita—tidak bisa berjalan, duduk sendiri, bahkan menopang tubuhnya sendiri. Ia selalu bergantung pada gendongan ayahnya atau saudara laki-lakinya untuk berpindah tempat. Kondisi ini memicu rasa prihatin dan empati dari Tim BAZNAS Sidoarjo yang melakukan assessment awal hari ini.
Mawar, yang lahir pada tahun 2016, diduga mengalami gangguan saraf sejak lahir. Menurut informasi dari warga setempat, perangkat desa, serta keluarga dekat, kondisi fisik dan perkembangan mental Mawar sangat tertinggal dibanding anak seusianya. Ia tidak dapat berbicara dengan jelas, belum lagi berjalan atau melakukan aktivitas dasar secara mandiri. Sehari-hari, Mawar hanya bisa duduk di pangkuan orang dewasa, terkadang terlihat lesu dan lelah karena minim stimulasi.
Ayahnya, yang sebut saja “Agus” (35 tahun), adalah sosok utama yang menjaga Mawar. Namun, Agus tak memiliki pekerjaan tetap. Ia sering menganggur dan hanya mengandalkan bantuan dari keluarga besar maupun warga desa untuk memenuhi kebutuhan dasar. Saat tim BAZNAS datang pagi ini, Agus sedang keluar rumah untuk urusan administratif. Yang hadir saat itu adalah kakaknya, seorang wanita yang membawa Mawar dalam gendongan tradisional, bersama perangkat desa Kalitengah.
Agus saat datang,berbincang dengan tim BAZNAS. Suaranya pelan, namun penuh beban. “Anak saya ini butuh kursi roda baru. Yang lama sudah rusak. Saya tidak punya uang untuk beli, apalagi biaya pengobatan.”
Ibu Mawar, yang sebut saja “Siti”, meninggalkan keluarga saat Mawar berusia 4 tahun. Keberadaannya hingga kini tak diketahui. Menurut Agus, ketika itu ibunya sempat kabur tanpa memberi kabar, dan sejak itu tidak pernah kembali. “Dulu dia juga kurang memberi ASI, mungkin itu penyebab pertumbuhan Mawar terganggu,” katanya dengan nada sedih.
Tim BAZNAS Sidoarjo, dipimpin oleh M Sofwan, staf pelaksana, menyampaikan bahwa mereka akan segera mengambil langkah nyata. “Kami mendokumentasikan kondisi Mawar secara komprehensif. Dalam waktu dekat, kami akan memberikan bantuan kursi roda sebagai prioritas utama. Kursi roda lama sudah tidak layak pakai dan sangat membebani orang tua,” kata Sofwan.
Selain itu, BAZNAS juga akan melanjutkan proses assessment lebih lanjut, termasuk konfirmasi ke Pusat Kesejahteraan Keluarga (PKM) terdekat guna memastikan kelayakan bantuan lainnya seperti pendampingan medis, nutrisi, dan program rehabilitasi. “Ini bukan hanya soal bantuan materi, tapi juga kemanusiaan. Mawar berhak hidup layak meski kondisinya terbatas,” tambahnya.
Kehadiran tim BAZNAS hari ini bukan sekadar kunjungan. Ini adalah awal dari perubahan. Dengan harapan, Mawar tidak lagi harus merasa terpinggirkan. Ia punya hak untuk tumbuh, meski dalam bentuk yang berbeda. Dan bagi BAZNAS, misi ini adalah bagian dari filantropi yang sesungguhnya: membawa cahaya di tengah gelapnya keterbatasan.
