Suasana Assesment Bantuan
BAZNAS Sidoarjo Berikan Harapan Baru Melalui Bantuan Kaki Palsu
08/07/2025 | sudrabSidoarjo - Dalam wujud kepedulian nyata terhadap penyandang disabilitas, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo melakukan asesmen langsung untuk program bantuan kaki palsu kepada dua calon penerima manfaat. Kegiatan yang dipimpin langsung oleh M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk) selaku Ketua BAZNAS Sidoarjo ini dilaksanakan pada Selasa (8/7/2025).
Tim BAZNAS Sidoarjo turun langsung ke lapangan untuk memastikan bantuan yang diberikan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing calon penerima manfaat. Pendekatan personal ini menunjukkan komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam memberikan pelayanan terbaik bagi mustahik.
Perjuangan Bu Mutik Melawan Keterbatasan
Kunjungan pertama ditujukan kepada Bu Mutik (71 tahun), warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Taman. Nenek berusia senja ini telah menjalani kehidupan dengan kaki palsu selama bertahun-tahun, bahkan sudah tiga kali mengganti kaki palsu karena rusak.
"Mpun ganti tiga kali kaki palsu," ujar Bu Mutik sambil memperlihatkan kondisi kakinya yang memerlukan penggantian. Kisah pilu dimulai ketika anak-anaknya masih bersekolah. Musibah tak terduga terjadi ketika Bu Mutik menginjak kaca bohlam yang pecah. Luka yang awalnya terlihat sepele itu ternyata menjadi awal penderitaan panjang.
Keterbatasan akses dan kondisi ekonomi membuat Bu Mutik tidak sempat mendapatkan penanganan medis yang optimal. Akibatnya, kaki yang awalnya hanya terluka akhirnya harus diamputasi. Sejak saat itu, Bu Mutik bergantung pada kaki palsu untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Proses pembuatan kaki palsu baru untuk Bu Mutik akan dilakukan secara bertahap dan profesional. Tim medis akan melakukan pengukuran terlebih dahulu, kemudian membuat dummy untuk dicoba agar sesuai dengan kondisi anatomi Bu Mutik. Hal ini penting untuk memastikan kenyamanan dan kemudahan penggunaan kaki palsu tersebut.
Pak Aminuddin: Satpam Tangguh yang Butuh Dukungan
Penerima manfaat kedua adalah Bapak Aminuddin (53 tahun), warga Desa Banjarsari, Buduran. Pak Aminuddin telah mengabdikan dirinya sebagai satpam di MINU Pucang Sidoarjo selama puluhan tahun. Dedikasi dan loyalitasnya terhadap sekolah membuatnya diberikan tempat tinggal di lingkungan sekolah tersebut.
Asesmen untuk Pak Aminuddin dilaksanakan di Desa Tulangan, tepatnya di rumah mertuanya. Hal ini karena istrinya, yang juga berprofesi sebagai guru di sekolah yang sama, sedang bertugas mengantarkan siswa study tour ke luar kota. Keharmonisan keluarga yang saling mendukung ini menjadi kekuatan bagi Pak Aminuddin dalam menghadapi cobaan.
Kaki kanan Pak Aminuddin harus diamputasi lebih dari setahun yang lalu akibat komplikasi diabetes. Penyakit yang sering disebut sebagai "silent killer" ini memang kerap menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Kondisi ini tentu mempengaruhi kemampuan Pak Aminuddin dalam menjalankan tugasnya sebagai satpam.
Wujud Nyata Kepedulian Zakat
Program bantuan kaki palsu ini merupakan implementasi dari konsep zakat produktif yang tidak hanya memberikan bantuan sesaat, tetapi juga memberdayakan penerima manfaat untuk kembali produktif. Dengan adanya kaki palsu yang layak, Bu Mutik dan Pak Aminuddin diharapkan dapat menjalani aktivitas dengan lebih percaya diri dan mandiri.
Kehadiran langsung tim BAZNAS Sidoarjo dalam melakukan asesmen menunjukkan pendekatan yang humanis dan profesional. Tidak hanya sekadar memberikan bantuan, tetapi juga memastikan bahwa bantuan tersebut benar-benar dibutuhkan dan dapat memberikan manfaat maksimal bagi penerima.
Melalui program ini, BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa zakat bukan hanya sebatas kewajiban ritual, tetapi juga instrumen pemberdayaan yang dapat mengubah kehidupan mustahik menjadi lebih baik. Kepedulian terhadap penyandang disabilitas seperti Bu Mutik dan Pak Aminuddin mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi dalam pengelolaan zakat.
Program bantuan kaki palsu ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lembaga zakat lainnya untuk memberikan perhatian khusus kepada penyandang disabilitas, sehingga mereka dapat kembali berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
