Penyerahan Bantuan
Jejak Langkah Kepedulian: Perjalanan Amil BAZNAS Sidoarjo Menyentuh Hati
29/07/2025 | sudrabSidoarjo - Pagi itu, Selasa 29 Juli 2025, matahari baru saja menyingsing ketika M. Sofwan dan Syukron, dua amil BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, memulai perjalanan mereka yang penuh makna. Dengan hati yang tulus dan tas berisi harapan, mereka bersiap untuk menjadi jembatan antara kebaikan para muzaki dan kebutuhan mendesak saudara-saudara yang memerlukan uluran tangan.
Tetesan Air Mata di Desa Tenggulungulan
Perjalanan pertama membawa mereka ke Desa Tenggulungulan RT 16/06, tepat pukul 10.30. Di rumah sederhana yang berdinding kayu lapuk, mereka bertemu dengan Ibu Farin Dania, seorang perempuan berusia 33 tahun yang tengah menjalani cobaan hidup yang berat.
"Ketika saya melihat beliau berbaring lemah di tempat tidur, hati saya tersentuh dalam," kenang M. Sofwan dengan suara bergetar. "Kanker otak yang dideritanya telah mengubah hidup keluarga kecil ini sepenuhnya."
Hampir setahun lamanya, Ibu Farin merasakan pandangan kabur dan nyeri kepala yang tak kunjung hilang. Tiga kali operasi telah dijalaninya sejak 13 Januari 2025, namun perjuangan untuk sembuh masih terus berlanjut. Di sampingnya, dua anak kecil tetap setia mendampingi - sang sulung yang masih bersekolah dan si bungsu yang baru berusia setahun.
"Yang paling menyentuh , walaupun suaminya, seorang kuli bangunan, dan mengatakan bahwa mereka hanya mengandalkan KIS untuk pengobatan," tambah Syukron sambil menahan haru. "Namun mata mereka masih berbinar dengan harapan ketika kami menyampaikan bantuan biaya pengobatan."
Kekuatan di Balik Kesederhanaan
Perjalanan berlanjut ke Desa Kludan, Tanggulangin, pukul 11.00. Di sana, mereka menemukan sosok Ibu Farmasi Asri Novalia, seorang buruh jahit yang menjadi tulang punggung keluarga. Tangan-tangannya yang terbiasa menjahit kain, kini menjahit harapan untuk masa depan yang lebih baik.
"Beliau tidak pernah mengeluh meski harus bekerja keras setiap hari," ujar M. Sofwan dengan penuh kekaguman. "Keteguhan hatinya mengajarkan kami tentang arti keikhlasan dalam berjuang."
Bantuan biaya hidup yang diserahkan kepada orang tua Ibu Farmasi diterima dengan senyuman tulus yang tak akan pernah terlupakan oleh kedua amil tersebut.
Inspirasi dari Keterbatasan
Masih di lokasi yang sama, Gagang Panjang Tanggulangin, mereka bertemu dengan Lailul Ramadhan, pemuda 32 tahun yang membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak pernah menjadi penghalang untuk berkarya. Meskipun mengalami tuna daksa, semangat hidupnya justru menyala lebih terang.
"Mas Lailul ini luar biasa," cerita Syukron dengan mata berbinar. "Tidak hanya menjalankan toko sembako, tetapi juga membantu mengajar di SLB Lebih Sidoarjo. Sambil itu, dia masih melanjutkan sekolah. Siapa yang tidak terispirasi melihat semangatnya?"
Bantuan modal usaha yang diberikan kepada orang tuanya diharapkan dapat menjadi katalis untuk mengembangkan usaha yang telah dirintisnya dengan penuh perjuangan.
Kehangatan untuk Sang Bijaksana
Kunjungan terakhir membawa mereka kepada Ibu Morotin, seorang nenek berusia 75 tahun yang telah melewati berbagai lika-liku kehidupan. Dalam keriput wajahnya tersimpan ribuan cerita, dalam langkahnya yang mulai goyah tersimpan pengalaman hidup yang tak ternilai.
"Melihat beliau di usia senja masih harus berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari, kami merasa harus berbuat lebih banyak," ungkap M. Sofwan dengan penuh empati.
Refleksi Perjalanan
Sepulang dari perjalanan yang menguras emosi tersebut, kedua amil BAZNAS ini merenungkan makna di balik setiap langkah yang mereka tempuh. "Setiap rumah yang kami kunjungi adalah sekolah kehidupan," refleksi Syukron. "Mereka tidak meminta belas kasihan, tetapi menunjukkan kekuatan luar biasa dalam menghadapi cobaan."
M. Sofwan menambahkan, "Kami bukan hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga menyemai harapan dan memperkuat ikatan persaudaraan. Setiap senyuman yang terpancar dari wajah para penerima bantuan menjadi energi baru bagi kami untuk terus melayani."
Perjalanan ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap nominal bantuan yang disalurkan, terdapat kisah kemanusiaan yang mendalam. BAZNAS Kabupaten Sidoarjo terus berkomitmen menjadi jembatan kebaikan, menghubungkan hati para muzaki dengan kebutuhan nyata masyarakat yang memerlukan uluran tangan.
