Bu paijah saat menirima bantuan biaya hidup Baznas sidoarjo
Hidup Sebatang Kara, Mengabdi di Pemakaman
24/09/2024 | adminBu Paijah. Nama itu mungkin tidak begitu dikenal oleh banyak orang. Tapi bagi warga Desa Krembangan, Kecamatan Taman, ia adalah sosok yang tak tergantikan. Di usianya yang sudah renta, ia masih setia merawat makam di desanya. Tak ada gaji tetap, tak ada tunjangan hari tua. Hidupnya sebatang kara, tapi tangan dan hatinya terus bekerja.
Pagi ini, 24 september 2024 ,BAZNAS Sidoarjo datang untuk menyalurkan bantuan. Abdul Ghoni, staf pelaksana BAZNAS, menyerahkan langsung bantuan biaya hidup kepada Bu Paijah. Bukan jumlah yang besar, tapi cukup untuk meringankan beban hidupnya. "Kami ingin memastikan beliau tetap bisa menjalani hidup dengan layak," kata Ghoni. Ada rasa haru saat melihat senyum tipis Bu Paijah menerima bantuan itu.
Bu Paijah bukan orang yang banyak bicara. Baginya, pemakaman adalah tempat ia bekerja dan, entah bagaimana, tempat ia merasa 'hidup'. Setiap hari ia membersihkan makam, menata bunga, merapikan nisan. Bagi sebagian orang, itu pekerjaan yang mungkin tidak dianggap penting. Tapi bagi keluarga yang ditinggalkan, pemakaman yang rapi dan bersih adalah tanda penghormatan terakhir untuk orang yang sudah tiada. Itulah yang dilakukan Bu Paijah setiap hari tanpa lelah.
Menariknya, Bu Paijah tak pernah meminta-minta. Ia jalani hidupnya dengan cara yang ia bisa. Bantuan dari BAZNAS adalah bentuk pengakuan atas kerja keras dan kesetiaan seseorang yang, meski hidup di pinggiran, tetap punya nilai besar dalam kehidupan sosial. Dalam masyarakat yang kadang abai, BAZNAS hadir sebagai pengingat bahwa setiap orang, sekecil apapun kontribusinya, layak diperhatikan.
Bantuan ini bukan hanya soal materi. Ini adalah soal rasa kemanusiaan. Dalam keheningan pemakaman, di balik sosok tua yang terlihat rapuh itu, ada pelajaran besar tentang kehidupan. Bahwa dalam kesederhanaan, pengabdian seseorang bisa memberi makna mendalam bagi orang lain. Bu Paijah telah membuktikan itu.