Penyerahan Bantuan Biaya Hidup
Kisah Haru di Rumah Reyot, Desa Dungus, Kecamatan Sukodono
22/08/2024 | adminSidoarjo- Kamis, 22 Agustus 2024, matahari belum terlalu terik saat staf pelaksana BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, M. Sofwan, melangkahkan kaki menuju Dusun Dungus, Desa Sukodono. Di sana, ia membawa sebuah misi kemanusiaan: mendistribusikan bantuan biaya hidup kepada salah satu warga yang hidup dalam kondisi memprihatinkan, Bapak Abdul Wahid.
Saat tiba di lokasi, pemandangan yang menyayat hati langsung menyambut. Rumah tempat tinggal Bapak Abdul Wahid dan keluarganya tampak reyot, dengan tembok yang sudah mulai mengelupas dan atap yang tak lagi kokoh. Di dalam rumah, kondisi semakin miris. Perabotan yang teronggok di berbagai sudut rumah terlihat tak layak pakai, usang, dan kumuh. Sebagaimana disampaikan istri pak wahid ,setiap kali musim hujan tiba, rumah itu selalu tertembus air, membawa serta kedinginan dan ketidaknyamanan bagi para penghuninya.
Hari ini, bantuan dari BAZNAS Sidoarjo diterima oleh istri Bapak Abdul Wahid. Wajahnya yang penuh kelelahan tak mampu menyembunyikan rasa syukur yang mendalam. Dengan tangan bergetar, ia menerima paket bantuan dari M. Sofwan. “Alhamdulillah, terima kasih banyak, Pak. Ini sangat berarti bagi kami,” ucapnya lirih. Tak ada air mata yang tumpah, namun jelas terpancar dari sorot matanya, betapa besar beban hidup yang mereka tanggung selama ini.
Bapak Abdul Wahid sendiri sedang tidak berada di rumah saat itu. Pria paruh baya ini bekerja serabutan, melakukan pekerjaan apa saja yang bisa menghasilkan uang untuk menghidupi keluarganya.
Kisah Bapak Abdul Wahid ini hanyalah sekelumit dari banyak cerita di pelosok Sidoarjo, tentang mereka yang harus berjuang setiap hari untuk bisa sekadar bertahan hidup. Bantuan dari BAZNAS ini, meski mungkin tak seberapa, menjadi sinar harapan di tengah gelapnya kehidupan yang mereka jalani.
M. Sofwan, dalam kesempatan itu, menyampaikan bahwa BAZNAS Sidoarjo akan terus berupaya menjangkau masyarakat yang benar-benar membutuhkan. “Kami akan terus bergerak, memastikan bantuan ini sampai ke tangan-tangan yang berhak,” ujarnya. Ia pun berjanji akan melaporkan kondisi rumah Bapak Abdul Wahid kepada pimpinan BAZNAS agar bisa mendapatkan perhatian lebih lanjut.
Hari itu, di Dusun Dungus, Desa Sukodono, senyum kecil dari istri Bapak Abdul Wahid menjadi bukti bahwa kepedulian dan gotong-royong masih hidup di tengah masyarakat. Dan di tengah segala kesulitan yang mereka hadapi, harapan itu tetap ada, meski terkadang terselip di balik reruntuhan rumah reyot yang tak lagi layak huni.
