WhatsApp Icon

Lansia Renta Usia Seabad, Saksi Bisu Perjuangan Hidup di Ujung Senja

Lansia-Renta-Usia-Seabad-Saksi-Bisu-Perjuangan-Hidup-di-Ujung-Senja

15/09/2025  |  Penulis: sudrab

Bagikan:URL telah tercopy
Lansia Renta Usia Seabad, Saksi Bisu Perjuangan Hidup di Ujung Senja

Penyaluran Bantuan

SIDOARJO - Di sebuah rumah sederhana yang dinding-dindingnya mulai mengelupas, bertemulah berbagai dimensi kemanusiaan dalam satu atap yang rapuh. Desa Wonokarang, Kecamatan Balongbendo, menjadi saksi kisah yang paling menyentuh dalam rangkaian kunjungan BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, Senin (15/9/2025). Di sinilah tim bertemu dengan dua generasi lansia yang menjalani senja kehidupan dalam keterbatasan yang mencengkeram.

Ibu Sarik, 95 tahun, duduk dengan tenang di teras rumahnya yang retak. Wajah berkerut menunjukkan jejak perjalanan panjang kehidupan yang penuh lika-liku. Namun mata tuanya masih memancarkan ketabahan luar biasa, seolah telah berdamai dengan segala keterbatasan yang menghadang. Rumah kecil yang ditinggalinya menceritakan kisah kemiskinan yang telah lama bersarang, namun juga kegigihan yang tak pernah padam.

Kondisi yang lebih memprihatinkan terlihat ketika tim memasuki ruangan dalam rumah. Seorang wanita lansia terbaring lemah di atas pembaringan sederhana—sang ibu Ibu Sarik yang berusia sekitar 100 tahun. Ruangan yang pengap dengan fasilitas seadanya menjadi tempat di mana dua generasi lansia ini menjalani masa tuanya dengan penuh keterbatasan. Ironi kehidupan menunjukkan wajahnya ketika sang anak yang seharusnya menjadi perawat juga sedang sakit dan tidak mampu merawat ibunya secara optimal.

Percakapan yang terjadi di teras rumah sederhana itu begitu menyentuh hati. Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, M. Mahbub, mendengarkan dengan seksama penjelasan tentang kondisi kedua lansia tersebut. Kebutuhan sehari-hari mereka sebagian besar ditanggung oleh anak-anak yang juga hidup dalam keterbatasan ekonomi. Meski ada iuran dari lingkungan sekitar yang menunjukkan kepedulian tetangga, jumlahnya terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang.

"Kondisi ini sangat membutuhkan perhatian khusus. Kami akan melaporkan kepada pimpinan agar dapat memberikan bantuan yang lebih memadai dan berkelanjutan," kata M. Mahbub dengan suara yang penuh empati. Bantuan dari pihak desa memang ada, namun masih jauh dari kata mencukupi untuk mengatasi permasalahan yang begitu kompleks ini.

Situasi finansial dan kesehatan yang memprihatinkan ini membuat tim BAZNAS menyadari betapa besar tanggung jawab yang mereka pikul. Kemanusiaan tidak boleh terjebak dalam birokrasi yang kaku, dan setiap bantuan harus dapat menyentuh mereka yang benar-benar membutuhkan. Kisah Ibu Sarik dan ibunya menjadi cermin realitas sosial yang masih banyak tersembunyi di berbagai sudut desa.

Tim BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan biaya hidup, namun juga komitmen untuk melakukan pendampingan lebih intensif. Kondisi dua lansia ini memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak, mulai dari aspek kesehatan, sosial, hingga kebutuhan dasar sehari-hari. Kerjasama dengan perangkat desa, tokoh masyarakat, dan lembaga sosial lainnya menjadi kunci untuk memastikan mereka dapat menjalani sisa hidup dengan bermartabat.

Ketika sore mulai menjelang, tim BAZNAS meninggalkan rumah sederhana itu dengan hati yang penuh refleksi. Pertemuan dengan dua lansia renta ini menjadi pengingat bahwa di balik gemerlap pembangunan, masih ada saudara-saudara yang membutuhkan uluran tangan. Kisah mereka adalah panggilan kemanusiaan bagi semua pihak untuk tidak melupakan mereka yang telah memberikan kontribusi pada masa mudanya, kini memerlukan kepedulian di penghujung hidup mereka.

Bagikan:URL telah tercopy
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat