Berita Terbaru
Bangkit dari Kerapuhan: Kisah Perbaikan Rumah Bapak Roy Firdaus oleh BAZNAS Sidoarjo
SIDOARJO – Jejak kebaikan tak berhenti di satu titik. Setelah meninjau kondisi pilu Ibu Sianah, tim BAZNAS Sidoarjo melanjutkan misi kemanusiaannya. Mereka bergerak menuju Desa Modong, Tulangan, untuk menemui Bapak Roy Firdaus (47), seorang pria yang hidup dalam kesendirian dan keterbatasan. Kondisi rumahnya yang memprihatinkan adalah cerminan dari perjuangan hidupnya yang berat sebagai pekerja serabutan.
Kedatangan Pimpinan BAZNAS Sidoarjo, Ketua M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk), didampingi oleh tim teknis dan staf pelaksana, seolah membawa angin segar bagi Roy. Dinding rumah yang rendah dan atap yang lapuk menjadi saksi bisu betapa rentannya tempat tinggal ini. Setiap sudut ruangan menyimpan cerita tentang penghasilan yang tidak menentu, tentang hari-hari di mana ia harus berjuang hanya untuk sekadar bertahan hidup. “Kadang kerja, kadang tidak. Penghasilan tidak menentu. Saya tidak bisa perbaiki rumah ini,” ujar Roy dengan suara bergetar, tatapannya menyiratkan kepasrahan yang mendalam.
Kisah Roy adalah potret nyata dari ketidakberdayaan yang seringkali terabaikan di balik hiruk-pikuk kehidupan. Ia adalah salah satu dari sekian banyak individu yang berjuang dalam kesunyian, tanpa ada uluran tangan yang nyata. Namun, kehadiran tim BAZNAS Sidoarjo hari itu mengubah segalanya. Mereka tidak hanya datang untuk mendata, tetapi untuk menyalakan kembali harapan yang hampir padam.
**Gus Jazuk** melihat langsung kondisi rumah Roy dan merasa tergerak. “Kisah Bapak Roy ini adalah potret nyata saudara kita yang membutuhkan bantuan. BAZNAS hadir sebagai jembatan kebaikan dari para muzakki. Kami akan segera memproses perbaikan rumah beliau agar bisa ditempati dengan layak," tegasnya. Beliau menjelaskan bahwa RTLH menjadi salah satu fokus utama BAZNAS Sidoarjo karena rumah adalah fondasi utama bagi kesejahteraan. Dengan memiliki hunian yang layak, seseorang dapat merasa aman, memiliki semangat untuk bekerja, dan secara perlahan bangkit dari keterpurukan.
Tim teknis BAZNAS Sidoarjo melakukan asesmen secara detail, mengukur setiap sudut, dan mencatat kerusakan yang ada. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa perbaikan akan dilakukan secara menyeluruh dan tepat sasaran. Bantuan yang disalurkan BAZNAS bukanlah sekadar pemberian, melainkan sebuah investasi kemanusiaan yang diharapkan dapat menciptakan perubahan signifikan dalam hidup Bapak Roy.
Dengan komitmen kuat dan semangat gotong royong, BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa mereka adalah garda terdepan dalam menyalurkan amanah umat. Perbaikan rumah Bapak Roy bukan hanya akan memberinya tempat tinggal yang layak, tetapi juga mengembalikan martabat dan kepercayaan dirinya. Kisah ini adalah bukti nyata bahwa kebaikan, ketika disalurkan melalui jalan yang benar, akan selalu menemukan jalannya untuk menyentuh hati dan mengubah kehidupan.
22/09/2025 | sudrab
Menjemput Asa di Bawah Atap Rapuh: Kisah Perjuangan Ibu Sianah di Sidoarjo
SIDOARJO— Sejuknya hembusan niat baik mengalir di udara Sidoarjo, membawa secercah harapan bagi mereka yang terpinggirkan. Melanjutkan usulan empati dari Wakil Bupati Sidoarjo, Ibu Mimik Idayana, BAZNAS Sidoarjo langsung bergerak cepat. Senin, 22 September, tim kemanusiaan ini menjejakkan kaki di Desa Medalem, Tulangan, untuk meninjau langsung kondisi Ibu Sianah (61), seorang janda tangguh yang hidup dalam perjuangan ganda: mencari nafkah serabutan dan merawat anaknya yang menderita gangguan mental (ODGJ).
Kedatangan tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin langsung oleh Ketua M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk), didampingi oleh Wakil Ketua II M. Mahbub, serta tim teknis M. Nasirin, Achmad Richie, dan staf pelaksana Minan Abdul Haq, seolah menjadi jawaban atas doa-doa yang terpanjat dalam diam. Mereka tidak datang sebagai pejabat, melainkan sebagai perwakilan hati nurani masyarakat yang ingin berbuat baik.
Di dalam rumah Ibu Sianah, pemandangan memilukan langsung menyambut. Atap rumahnya, yang menjadi satu-satunya pelindung dari terik dan hujan, nyaris ambruk. Kayu-kayu penyangga yang usang dan lapuk mengisyaratkan betapa rapuhnya fondasi kehidupan di dalamnya. "Kalau hujan, bocor semua, Nak," kata Ibu Sianah dengan suara pelan yang menyimpan kepasrahan mendalam. Air mata membasahi pipinya saat ia menunjuk ke arah langit-langit yang penuh dengan noda-noda rembesan air. Kondisi ini membuat hati setiap orang yang melihatnya teriris. Betapa tidak, di tengah keterbatasan fisik dan mental anaknya, Ibu Sianah harus hidup dalam kecemasan konstan, takut atap rumah yang menjadi tempat bernaung akan menyerah pada beban waktu.
Gus Jazuk mengungkapkan rasa keprihatinannya. “Ini adalah salah satu prioritas kami. Kami mendapatkan usulan dari Ibu Wakil Bupati dan langsung kami tindak lanjuti. Kondisi Ibu Sianah dan anaknya ini memang sangat membutuhkan bantuan segera," ujarnya. Ia menekankan bahwa BAZNAS Sidoarjo berkomitmen penuh untuk mengentaskan kemiskinan dan ketidaklayakan hunian, menjadikannya salah satu program unggulan yang didanai dari dana zakat, infak, dan sedekah masyarakat. Bantuan ini bukan hanya sekadar perbaikan fisik, tetapi juga merupakan wujud konkret dari kepedulian sosial yang tumbuh subur di Sidoarjo. Ini adalah sebuah janji untuk mengembalikan rasa aman dan ketenangan, sebuah janji bahwa di luar sana, ada banyak tangan yang peduli, yang diwakili oleh BAZNAS, untuk memastikan bahwa atap itu akan kembali kokoh, memberikan perlindungan yang layak.
Setelah mendengar langsung keluhan Ibu Sianah dan melakukan pendataan teknis, tim BAZNAS berjanji akan segera memproses perbaikan. Perbaikan ini diharapkan tidak hanya memperbaiki struktur rumah, tetapi juga mengukuhkan kembali semangat hidup Ibu Sianah. Kehadiran BAZNAS di rumah itu menjadi bukti bahwa tidak ada satu pun warga Sidoarjo yang akan dibiarkan berjuang sendirian. Dengan tekad kuat, BAZNAS Sidoarjo akan terus bergerak, menjemput asa, dan merajut kembali senyum yang sempat hilang. Ini adalah awal dari sebuah babak baru, di mana kebaikan berwujud nyata, dimulai dari atap yang kokoh, demi masa depan yang lebih baik.
22/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Siap Operasikan Rumah Singgah Mustahik, Wujud Nyata Kepedulian untuk Warga yang Membutuhkan
SIDOARJO – Dalam sebuah langkah maju yang signifikan, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo bertekad kuat untuk merealisasikan Rumah Singgah Mustahik. Komitmen ini diteguhkan melalui Rapat Sosialisasi dan Persiapan Peresmian yang digelar pada Sabtu, 20 September 2025, di Balai Desa Candi. Pertemuan yang berlangsung mulai pukul 09.30 hingga 10.30 WIB ini menjadi bukti nyata keseriusan BAZNAS Sidoarjo dalam menghadirkan solusi konkret bagi warga yang membutuhkan.
Rapat strategis ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Pengurus dan Perangkat Desa Candi, serta para tokoh masyarakat setempat. Sinergi antara BAZNAS sebagai lembaga pengelola zakat dan elemen-elemen masyarakat ini menunjukkan pendekatan yang holistik dan terpadu. Kehadiran para pemangku kepentingan ini vital untuk memastikan bahwa Rumah Singgah Mustahik nantinya dapat berfungsi secara optimal dan benar-benar tepat sasaran. Setiap detail, mulai dari teknis operasional hingga kriteria penerima manfaat, dibahas secara mendalam demi mencapai tujuan mulia ini.
Menurut salah satu Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo, H.M. Naim, keberadaan Rumah Singgah ini sangat krusial. "Kami ingin memberikan bantuan yang lebih dari sekadar materi. Rumah Singgah ini adalah wujud nyata kepedulian kami untuk memberikan tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi mereka yang sedang berjuang," ujarnya dengan nada penuh empati. Ia menambahkan bahwa program ini adalah bagian dari visi BAZNAS untuk menyejahterakan umat secara komprehensif, tidak hanya dari sisi finansial, tetapi juga sosial dan spiritual.
Pernyataan H.M. Naim menggarisbawahi filosofi di balik program ini: Rumah Singgah Mustahik bukan sekadar bangunan, melainkan sebuah pusat harapan. Fasilitas ini akan menjadi tempat singgah sementara bagi para mustahik, seperti pasien yang menjalani pengobatan di luar kota, keluarga yang terkena musibah, atau individu yang sedang dalam masa transisi. Dengan menyediakan tempat tinggal yang layak, BAZNAS Sidoarjo berharap dapat meringankan beban psikis dan fisik mereka, memungkinkan mereka untuk fokus pada pemulihan dan penataan kembali kehidupan.
Partisipasi aktif dari Pengurus dan Perangkat Desa serta tokoh masyarakat menjadi indikasi positif bahwa program ini mendapat dukungan luas. Mereka bersepakat bahwa Rumah Singgah ini akan menjadi aset berharga bagi Desa Candi dan sekitarnya. Dengan kolaborasi yang erat, mereka optimis Rumah Singgah ini dapat menjadi model bagi program serupa di wilayah lain. "Kami berharap dengan adanya Rumah Singgah ini, warga kami yang sedang kesulitan tidak lagi merasa sendirian. Mereka akan tahu bahwa ada tangan-tangan yang siap membantu," tutur salah satu tokoh masyarakat yang hadir.
Rapat ditutup dengan doa bersama, memohon kelancaran dan keberkahan bagi peresmian dan operasional Rumah Singgah Mustahik. Seluruh hadirin mengaminkan doa tersebut, memancarkan aura optimisme yang kuat. "Semoga Rumah Singgah dapat bermanfaat untuk warga yang membutuhkan. Aamiin Yaa Rabb," menjadi harapan kolektif yang terucap, menandai babak baru dalam upaya BAZNAS Sidoarjo untuk mewujudkan keadilan sosial dan kemanusiaan. Langkah ini adalah bukti bahwa zakat memiliki kekuatan transformatif yang luar biasa ketika dikelola dengan amanah dan profesional.
20/09/2025 | sudrab
Ketika Atap Ambruk, Semangat Tak Pernah Runtuh
BAZNAS Sidoarjo Bergerak Cepat Bantu Penyandang Disabilitas yang Kehilangan Rumah
SIDOARJO - Puing-puing berserakan di lantai, dinding retak-retak, dan atap yang dulu melindungi kini menjadi timbunan reruntuhan. Itulah pemandangan yang menyambut tim BAZNAS Sidoarjo ketika tiba di rumah Hasan Busiri (57), seorang penyandang disabilitas polio yang tinggal di wilayah Sidoarjo.
Rabu, 17 September 2025, menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan keluarga ini. Kayu-kayu penyangga atap yang sudah lapuk termakan usia akhirnya menyerah, menimbulkan suara gemuruh yang memecah keheningan sore itu. Dalam hitungan detik, sebagian besar atap rumah runtuh, meninggalkan keluarga ini tanpa perlindungan.
"Untung saja pas nggak ditidurin," kata anak laki-laki Hasan dengan suara bergetar, masih terbayang ketakutan saat kejadian itu terjadi. Selama ini, mereka sering tidur di bagian depan rumah - area yang kini sudah rata dengan tanah.
Hasan Busiri, yang mengalami kelumpuhan kaki akibat polio, kini harus mengungsi sementara di rumah anak perempuannya. Kondisi fisiknya yang terbatas membuat mobilitas menjadi tantangan tersendiri, apalagi setelah kehilangan tempat tinggal yang selama ini menjadi sandarannya.
Lebih dari sekadar tempat berlindung, rumah tersebut juga menjadi sumber nafkah keluarga. Teras rumah yang biasa digunakan sebagai bengkel dan tempat cuci motor - mata pencarian utama mereka - kini hanya tinggal kenangan di bawah reruntuhan.
Tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin Wakil Ketua III Achmad Saleh bergerak cepat merespons laporan dari Ibu Kasipah, anggota Komisi D DPRD Sidoarjo. Pada Jumat, 19 September 2025, mereka langsung turun ke lapangan melakukan asesmen kondisi.
"Hati kami tersentuh melihat ketabahan luar biasa dari keluarga ini. Di tengah reruntuhan, kami melihat semangat yang tidak pernah runtuh," ungkap Achmad Saleh dengan penuh empati.
Didampingi Achmad Richie selaku staf pelaksana dan M. Nasirin sebagai tenaga ahli teknis, tim BAZNAS Sidoarjo langsung melakukan koordinasi untuk memberikan bantuan. Mereka memahami bahwa keluarga ini tidak hanya kehilangan tempat tinggal, tetapi juga sumber penghasilan.
Anak Hasan yang bercerita dengan mata berkaca-kaca menggambarkan betapa beratnya situasi ini. Ia dan ibunya harus segera mengevakuasi sang ayah dari rumah yang kondisinya sudah tidak aman lagi.
Kini, BAZNAS Sidoarjo berkomitmen memberikan dukungan komprehensif untuk memulihkan kehidupan keluarga Hasan. "Kami akan memastikan mereka mendapat bantuan yang benar-benar dibutuhkan, tidak hanya untuk tempat tinggal tetapi juga untuk keberlanjutan mata pencarian mereka," tegas Achmad Saleh.
Kisah ketangguhan keluarga Hasan di tengah cobaan menjadi pengingat bahwa semangat manusia kerap lebih kuat dari reruntuhan yang menimpanya. Dan dengan dukungan lembaga seperti BAZNAS Sidoarjo, harapan untuk bangkit kembali selalu ada.
19/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Siswa Kurang Mampu: Bantuan Pendidikan untuk Siswa SMP Al Falah, Harapan Baru bagi Generasi Kurang Mampu
SIDOARJO - Suasana haru menyentuh terasa di SMP Al Falah Desa Siwalan Panji, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, ketika tim Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo melakukan distribusi bantuan pendidikan pada Rabu, 17 September 2025. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.45 hingga 10.15 WIB ini menjadi angin segar bagi para siswa dari keluarga kurang mampu.
Tim yang dipimpin Ahmad Hamdani selaku staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, bersama M Sofwan dan M Syukron, melakukan assessment langsung untuk memastikan bantuan tepat sasaran. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa semua orang tua siswa yang menjadi penerima manfaat tergolong dalam kategori warga kurang mampu yang sangat memerlukan dukungan untuk melanjutkan pendidikan anak-anak mereka.
SMP Al Falah, yang dikenal sebagai sekolah unggulan di daerah tersebut, menjadi lokus penyaluran bantuan pendidikan yang strategis. Sekolah ini memiliki banyak siswa berprestasi namun terkendala masalah ekonomi keluarga. Kondisi ini menjadi perhatian khusus BAZNAS Sidoarjo dalam upaya memastikan tidak ada anak putus sekolah karena keterbatasan biaya.
"Alhamdulillah, melalui program bantuan pendidikan ini kita berharap dapat meringankan beban orang tua siswa sekaligus memberikan motivasi kepada anak-anak untuk terus berprestasi. Pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan mereka, dan BAZNAS Sidoarjo berkomitmen untuk terus mendampingi generasi muda dari keluarga kurang mampu," ungkap Ahmad Hamdani saat menyerahkan bantuan di sekolah.
Program distribusi bantuan pendidikan ini merupakan bagian dari upaya BAZNAS Sidoarjo dalam mengentaskan kemiskinan melalui pendekatan pendidikan. Dengan memberikan akses pendidikan yang lebih baik kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu, diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar generasi.
Proses assessment yang dilakukan tim BAZNAS tidak hanya berfokus pada kondisi ekonomi keluarga, tetapi juga mempertimbangkan prestasi akademik dan potensi siswa. Hal ini bertujuan untuk memastikan bantuan yang diberikan dapat memberikan dampak maksimal bagi perkembangan pendidikan anak.
Kepala sekolah dan para guru SMP Al Falah menyambut positif program ini. Mereka mengaku sangat terbantu karena seringkali harus menghadapi dilema ketika siswa berprestasi terancam putus sekolah karena masalah ekonomi keluarga.
Sebagai tindak lanjut, BAZNAS Sidoarjo memberikan bantuan kepada 5 anak di SMP unggulan Al Falah. Program ini akan dilakukan secara berkelanjutan dengan monitoring dan evaluasi berkala untuk memastikan efektivitas bantuan.
Melalui program bantuan pendidikan ini, BAZNAS Sidoarjo kembali membuktikan komitmennya dalam menciptakan keadilan sosial melalui penyaluran zakat yang tepat sasaran. Dengan fokus pada pendidikan, diharapkan dapat terlahir generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki kepedulian terhadap sesama, khususnya kaum rentan dan kurang mampu.
18/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Kaum Rentan: Kursi Roda untuk Ibu Aslami, Wujud Nyata Kepedulian Terhadap Mustahiq
SIDOARJO - Di sebuah rumah sederhana di Desa Kedungcangkring, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, terlihat senyum tulus terpancar dari wajah Ibu Aslami (90). Nenek yang telah mengalami kelumpuhan ini menerima bantuan kursi roda dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo pada Rabu, 17 September 2025.
Kunjungan yang dipimpin langsung oleh H.M. Naim selaku staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, bersama Dani P dan Abdul Ghoni, menjadi momen yang sangat berarti bagi keluarga penerima manfaat. Bantuan kursi roda ini bukan sekadar alat bantu mobilitas, namun merupakan wujud konkret dari misi BAZNAS dalam menghadirkan keadilan sosial bagi kaum rentan.
Kondisi Ibu Aslami yang telah lumpuh membuatnya sangat memerlukan bantuan untuk beraktivitas sehari-hari. Sebelumnya, keluarga harus menggendong atau memindahkan beliau dengan cara yang tidak mudah, terutama mengingat usia senja yang telah mencapai 90 tahun. Kehadiran kursi roda ini diharapkan dapat meringankan beban keluarga sekaligus memberikan sedikit kenyamanan bagi sang nenek.
"Alhamdulillah, hari ini kita dapat menyalurkan bantuan kursi roda untuk Ibu Aslami. Ini adalah bagian dari komitmen BAZNAS Sidoarjo untuk terus peduli kepada mustahiq, khususnya kaum rentan yang membutuhkan perhatian khusus. Semoga bantuan ini dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi beliau dalam menjalani aktivitas sehari-hari," ungkap H.M. Naim saat menyerahkan bantuan di kediaman Ibu Aslami.
Program distribusi kursi roda ini merupakan salah satu bentuk penyaluran zakat dalam kategori bantuan kesehatan dan sosial. BAZNAS Sidoarjo secara konsisten mengidentifikasi kebutuhan masyarakat yang paling mendesak, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, penyandang disabilitas, dan mereka yang mengalami keterbatasan ekonomi.
Penyerahan bantuan dilakukan langsung di rumah penerima manfaat untuk memastikan tepat sasaran sekaligus memberikan sentuhan personal dalam pelayanan. Tim BAZNAS tidak hanya menyerahkan bantuan, tetapi juga melakukan pendekatan humanis dengan berkomunikasi langsung dengan keluarga untuk memahami kondisi dan kebutuhan yang ada.
Keluarga Ibu Aslami menyambut kedatangan tim BAZNAS dengan penuh rasa syukur. Mereka mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini, mengingat kondisi ekonomi keluarga yang terbatas untuk membeli alat bantu seperti kursi roda.
Program ini menjadi bukti nyata bahwa zakat yang telah diamanahkan masyarakat kepada BAZNAS Sidoarjo benar-benar disalurkan untuk kemaslahatan umat. Dengan pendekatan yang terstruktur dan tepat sasaran, BAZNAS terus berupaya menghadirkan solusi bagi berbagai permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat.
Melalui program-program seperti ini, BAZNAS Sidoarjo membuktikan komitmennya sebagai lembaga pengelola zakat yang amanah dalam mengoptimalkan potensi zakat untuk pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang berada dalam kategori mustahiq dan kaum rentan.
18/09/2025 | sudrab
Kolaborasi BAZNAS-JNE Sidoarjo Berpotensi Jadi Model Kemitraan Lembaga Zakat dengan Korporat
SIDOARJO - Kolaborasi BAZNAS-JNE Sidoarjo berpotensi menjadi model kemitraan antara lembaga zakat dengan korporat dalam pengelolaan Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (ZIS-DSKL). Hal ini terungkap dalam kunjungan silaturahmi pimpinan baru Kantor Cabang JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Express Sidoarjo ke BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, Senin (16/9/2025).
Pertemuan yang berlangsung di kantor BAZNAS Sidoarjo, Jalan Pahlawan I No. 10, dipimpin langsung oleh Pimpinan Baru JNE Sidoarjo, Ibu Ninil Indrasari. Kunjungan ini menandai komitmen berkelanjutan kolaborasi filantropi antara kedua lembaga yang telah terjalin solid selama dua tahun terakhir.
Pencapaian yang patut diapresiasi terlihat dari peningkatan signifikan kontribusi ZIS karyawan JNE cabang Sidoarjo yang disalurkan melalui BAZNAS. Data menunjukkan lonjakan kontribusi yang mengesankan dari 25 juta rupiah pada tahun 2024 menjadi 70 juta rupiah pada tahun 2025, atau meningkat 180 persen.
"Dana yang terkumpul sebagian besar dialokasikan untuk program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) BAZNAS Sidoarjo," ungkap Ketua BAZNAS Sidoarjo.
Ibu Ninil menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya atas kolaborasi yang telah terjalin harmonis. "Kami sangat menghargai kemitraan yang telah dibangun bersama BAZNAS Sidoarjo. Ke depan, kami bertekad untuk terus meningkatkan kolaborasi dan nilai manfaat yang dapat kami berikan kepada masyarakat," tegas Ninil.
Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Azis Salju atau yang akrab disapa Gus Jazuk, menyambut gembira kehadiran rombongan pimpinan baru JNE. Ia memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi dan kepercayaan yang telah diberikan JNE selama ini.
Gus Jazuk mengungkapkan harapan besar untuk pengembangan kolaborasi di masa mendatang. "Ke depan, kami berharap dapat membangun kolaborasi berkelanjutan yang tidak hanya melanjutkan program yang sudah berjalan, tetapi juga berkembang sesuai dengan keunggulan dan core business JNE," papar Gus Jazuk.
Yang menarik, Ketua BAZNAS Sidoarjo berharap model kolaborasi ini dapat menjadi rujukan bagi korporat lain. "Kami berharap apa yang dilakukan JNE bersama BAZNAS Sidoarjo dapat menjadi model kolaborasi BAZNAS dengan korporat lainnya dalam lingkup pengelolaan ZIS-DSKL," tambahnya optimis.
Kolaborasi strategis ini menunjukkan komitmen serius dunia usaha dalam mendukung program-program sosial keumatan. Dengan peningkatan kontribusi yang signifikan dan komitmen keberlanjutan yang kuat, kemitraan BAZNAS-JNE Sidoarjo diharapkan dapat memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat.
Model kemitraan ini dinilai efektif karena menggabungkan kekuatan jaringan distribusi JNE dengan program pemberdayaan masyarakat BAZNAS, khususnya dalam pengentasan kemiskinan melalui rehabilitasi rumah tidak layak huni.
17/09/2025 | sudrab
Program RTLH BAZNAS Sidoarjo Ubah Nasib Ibu Sudarmi di Blurukidul
SIDOARJO — Dulu, setiap kali hujan turun, Ibu Sudarmi hanya bisa pasrah. Air menggenang masuk ke dalam rumahnya di Desa Blurukidul, Kecamatan Kota, Sidoarjo. Lantai tanah yang rendah membuat ruang tamu dan kamar tidurnya jadi kolam kecil. “Tidur pun gelisah. Takut barang-barang basah, takut anak-anak sakit,” ujarnya lirih. Kini? “Sekarang saya tidur nyenyak. Hujan deras pun, tenang saja.”
Transformasi dramatis itu terjadi berkat Program Rumah Tidak Layak Huni yang dijalankan BAZNAS Sidoarjo periode bulan Agustus 2025. Rumah yang dulu jadi sumber kecemasan kini berubah jadi benteng kenyamanan — kokoh, bersih, dan bermartabat. Dinding retak diganti plester rapi berwarna hijau segar. Lantai tanah yang becek kini naik level — ditinggikan dan dilapisi keramik putih anti-lumpur. Teras yang dulu miring kini rata, kuat, dan siap jadi tempat anak-anak bermain tanpa khawatir terpeleset.
Namun, perubahan paling mengharukan ada di sudut belakang rumah: sebuah kamar mandi pribadi, lengkap dengan toilet jongkok. Kini, privasi dan kebersihan ada di genggamannya. “Ini bukan cuma kamar mandi. Ini kehormatan,” Ungkap Ibu Sudarmi, dan mata berkaca-kaca.
Program RTLH BAZNAS Sidoarjo bukan sekadar proyek fisik. Ia adalah intervensi kemanusiaan yang menyentuh akar kemiskinan: tempat tinggal yang tak layak. Dan dalam kasus Ibu Sudarmi, intervensi itu datang tepat waktu — bahkan menarik perhatian langsung sang Bupati.
Pada 1 Agustus 2025, Bupati Sidoarjo, Subandi SH, M.Kn., melakukan sidak mendadak ke lokasi sesaat setelah menerima laporan kondisi rumah Ibu Sudarmi. Tanpa protokol berlebihan, ia menyapa langsung, melihat kondisi awal rumah, dan memastikan proses rehab RTLH bisa berjalan. “Zakat masyarakat harus sampai ke yang benar-benar membutuhkan — dan dirasakan manfaatnya,” tegas Bupati di lokasi, disambut haru warga sekitar.
Achmad Saleh, Wakil Ketua III BAZNAS Sidoarjo, yang memimpin tim monitoring pada 16 September 2025, menyebut hasil renovasi “sangat memuaskan”. “Dinding halus, cat tahan cuaca, lantai keramik, sanitasi berfungsi sempurna — semua sesuai standar,” ujarnya. Tim teknis BAZNAS bahkan mengecek detail terkecil: kerataan plester, kebocoran atap, hingga aliran air kotor.
Bagi Ibu Sudarmi, rumah barunya adalah simbol kebangkitan. “Saya bisa bernapas lega. Anak-anak bisa belajar tenang. Tidak malu lagi kalau ada tamu datang.” Ia bahkan kini berani bercita-cita: “Mau buka warung kecil di teras. Siapa tahu bisa nambah penghasilan.”
Program RTLH Agustus 2025 bukan hanya merenovasi bangunan — ia merenovasi harapan. Dengan rumah layak, kesehatan membaik. Dengan privasi terjaga, martabat pulih. Dengan keamanan terjamin, produktivitas tumbuh.
Dari Blurukidul, Sidoarjo, Ibu Sudarmi membuktikan: rumah yang layak bukan kemewahan — ia adalah hak dasar. Dan ketika hak itu dipulihkan, hidup pun berubah — dari ketakutan, menjadi ketenangan. Dari kegelisahan, menjadi senyuman. Dari lantai basah, menjadi tidur nyenyak.
16/09/2025 | sudrab
Lansia Renta Usia Seabad, Saksi Bisu Perjuangan Hidup di Ujung Senja
SIDOARJO - Di sebuah rumah sederhana yang dinding-dindingnya mulai mengelupas, bertemulah berbagai dimensi kemanusiaan dalam satu atap yang rapuh. Desa Wonokarang, Kecamatan Balongbendo, menjadi saksi kisah yang paling menyentuh dalam rangkaian kunjungan BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, Senin (15/9/2025). Di sinilah tim bertemu dengan dua generasi lansia yang menjalani senja kehidupan dalam keterbatasan yang mencengkeram.
Ibu Sarik, 95 tahun, duduk dengan tenang di teras rumahnya yang retak. Wajah berkerut menunjukkan jejak perjalanan panjang kehidupan yang penuh lika-liku. Namun mata tuanya masih memancarkan ketabahan luar biasa, seolah telah berdamai dengan segala keterbatasan yang menghadang. Rumah kecil yang ditinggalinya menceritakan kisah kemiskinan yang telah lama bersarang, namun juga kegigihan yang tak pernah padam.
Kondisi yang lebih memprihatinkan terlihat ketika tim memasuki ruangan dalam rumah. Seorang wanita lansia terbaring lemah di atas pembaringan sederhana—sang ibu Ibu Sarik yang berusia sekitar 100 tahun. Ruangan yang pengap dengan fasilitas seadanya menjadi tempat di mana dua generasi lansia ini menjalani masa tuanya dengan penuh keterbatasan. Ironi kehidupan menunjukkan wajahnya ketika sang anak yang seharusnya menjadi perawat juga sedang sakit dan tidak mampu merawat ibunya secara optimal.
Percakapan yang terjadi di teras rumah sederhana itu begitu menyentuh hati. Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, M. Mahbub, mendengarkan dengan seksama penjelasan tentang kondisi kedua lansia tersebut. Kebutuhan sehari-hari mereka sebagian besar ditanggung oleh anak-anak yang juga hidup dalam keterbatasan ekonomi. Meski ada iuran dari lingkungan sekitar yang menunjukkan kepedulian tetangga, jumlahnya terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang.
"Kondisi ini sangat membutuhkan perhatian khusus. Kami akan melaporkan kepada pimpinan agar dapat memberikan bantuan yang lebih memadai dan berkelanjutan," kata M. Mahbub dengan suara yang penuh empati. Bantuan dari pihak desa memang ada, namun masih jauh dari kata mencukupi untuk mengatasi permasalahan yang begitu kompleks ini.
Situasi finansial dan kesehatan yang memprihatinkan ini membuat tim BAZNAS menyadari betapa besar tanggung jawab yang mereka pikul. Kemanusiaan tidak boleh terjebak dalam birokrasi yang kaku, dan setiap bantuan harus dapat menyentuh mereka yang benar-benar membutuhkan. Kisah Ibu Sarik dan ibunya menjadi cermin realitas sosial yang masih banyak tersembunyi di berbagai sudut desa.
Tim BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan biaya hidup, namun juga komitmen untuk melakukan pendampingan lebih intensif. Kondisi dua lansia ini memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak, mulai dari aspek kesehatan, sosial, hingga kebutuhan dasar sehari-hari. Kerjasama dengan perangkat desa, tokoh masyarakat, dan lembaga sosial lainnya menjadi kunci untuk memastikan mereka dapat menjalani sisa hidup dengan bermartabat.
Ketika sore mulai menjelang, tim BAZNAS meninggalkan rumah sederhana itu dengan hati yang penuh refleksi. Pertemuan dengan dua lansia renta ini menjadi pengingat bahwa di balik gemerlap pembangunan, masih ada saudara-saudara yang membutuhkan uluran tangan. Kisah mereka adalah panggilan kemanusiaan bagi semua pihak untuk tidak melupakan mereka yang telah memberikan kontribusi pada masa mudanya, kini memerlukan kepedulian di penghujung hidup mereka.
15/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Menyalakan Cahaya Harapan di Tiga Lokasi Kecamatan Balongbendo
SIDOARJO - Di tengah derasnya hujan tantangan ekonomi yang melanda masyarakat, BAZNAS Kabupaten Sidoarjo hadir sebagai payung kasih yang melindungi mereka yang membutuhkan. Senin (15/9/2025), tim yang dipimpin Wakil Ketua II M. Mahbub bersama M. Sofwan dan Kholid Musyadad melakukan distribusi bantuan di tiga lokasi strategis Kecamatan Balongbendo, menyentuh berbagai dimensi kehidupan masyarakat.
Perjalanan dimulai dari SDN 1 Singkalang, tempat masa depan bangsa sedang dibentuk. Di sekolah sederhana namun penuh semangat ini, dua siswa berprestasi, Citra Oktavia dan Keysa Amelia Putri, menerima bantuan biaya pendidikan yang akan memastikan kelanjutan studi mereka. Kedua anak ini berdiri dengan mata berbinar meski seragam sekolah mereka tampak memudar, mencerminkan perjuangan keluarga dalam mempertahankan pendidikan berkualitas di tengah keterbatasan ekonomi.
"Pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan. Kami berkomitmen memastikan tidak ada anak yang putus sekolah karena keterbatasan biaya," ungkap M. Mahbub saat menyerahkan bantuan kepada kedua siswa. Guru-guru menyambut kedatangan tim dengan penuh syukur, memahami betapa berartinya bantuan ini bagi keberlangsungan pendidikan anak-anak didik mereka.
Perjalanan berlanjut ke Desa Penambangan, di mana kisah inspiratif Ibu Rumani menanti. Seorang penyandang disabilitas yang gigih menjalankan usaha jahit dari rumahnya yang sederhana. Meski tim tidak bertemu langsung dengan beliau karena sedang tidak di rumah, perangkat desa yang menyambat menceritakan perjuangan luar biasa wanita tangguh ini. Dengan keterbatasan fisik yang dimiliki, Ibu Rumani terus berusaha mandiri melalui keterampilan menjahit yang telah ditekuninya bertahun-tahun.
Rumah kecil Ibu Rumani penuh dengan kain-kain bekas dan mesin jahit tua yang masih setia menemani hari-harinya. Setiap helai kain yang dijahit bukan sekadar pekerjaan, melainkan simbol ketangguhan dalam menghadapi hidup. Bantuan modal usaha yang diserahkan diharapkan dapat memperkuat usaha jahit dan meningkatkan pendapatan keluarga.
Destinasi ketiga membawa tim ke Desa Jabaran untuk bertemu dengan Muhammad Muhdor, pedagang nasi goreng keliling yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat. Pak Muhdor tidak berada di rumah saat kedatangan tim, namun sang istri menyambut dengan ramah dan menceritakan dedikasi suami tercinta. Setiap malam, Pak Muhdor mendorong gerobak nasi gorengnya menyusuri jalan-jalan kampung, melayani pelanggan dengan senyum tulus meski keuntungan yang didapat pas-pasan.
Gerobak tua yang sudah berkarat menjadi saksi bisu perjuangan seorang ayah yang rela bekerja keras demi menafkahi keluarga. Hujan atau panas, Pak Muhdor tetap konsisten mengayuh pedal gerobaknya, membawa cita rasa nasi goreng yang telah menjadi favorit warga setempat. Bantuan modal usaha yang diberikan diharapkan dapat membantu memperbaiki peralatan dan meningkatkan kualitas dagangan, sehingga usaha kecil ini dapat berkembang lebih baik.
Ketiga kunjungan ini menggambarkan spektrum lengkap misi BAZNAS dalam memberdayakan masyarakat. Dari pendidikan yang membangun masa depan, wirausaha difabel yang menginspirasi kemandirian, hingga pedagang kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Setiap bantuan yang disalurkan bukan sekadar transfer finansial, melainkan investasi untuk kehidupan yang lebih bermartabat dan masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat Sidoarjo.
15/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Sigap Merespon Kebutuhan Kesehatan, Bergerak Cepat di Tengah Penderitaan
SIDOARJO – Sebuah panggilan darurat ke Call Center Pemkab Sidoarjo 112 menjadi titik awal dari sebuah kisah kemanusiaan yang mengharukan. laporan masuk mengenai seorang pria lanjut usia yang menderita kanker parah, membutuhkan penanganan medis segera. BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, dengan jargon "Sat Set" (cepat tanggap), segera merespon laporan tersebut,13 september 2025.
Laporan ini membawa tim BAZNAS, yang dipimpin oleh Ahmad Hamdani,Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo , ke Desa Sedatigede, Kecamatan Sedati. Disana, mereka menemui Bapak Sulkhan, seorang pria paruh baya yang menderita kanker pipi yang parah. Penyakit ini telah menjangkitnya sejak Januari 2024, membuat kondisinya memburuk dan sangat memprihatinkan.
Perjuangan Tanpa Henti Melawan Penyakit dan Keterbatasan
Kisah Bapak Sulkhan adalah gambaran nyata dari perjuangan melawan penyakit mematikan dan keterbatasan finansial. Ia pernah menjalani operasi di RSUD Sidoarjo sebelumnya. Namun, kondisinya belum sepenuhnya pulih. Lebih dari itu, ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa BPJS Kesehatannya kini tidak aktif karena sang anak, yang selama ini menanggung biayanya, baru saja terkena PHK.
Tim BAZNAS melakukan assesment mendalam. Mereka mendengarkan langsung kesaksian dari Bapak Sulkhan yang saat itu didampingi oleh sang istri. Ekspresi pilu dan pasrah terlihat jelas di wajah mereka. Kanker yang diderita Bapak Sulkhan tak hanya menyerang fisiknya, tetapi juga menghancurkan semangat keluarganya.
BAZNAS Sidoarjo Bergerak Cepat, Membawa Harapan Baru
Menyadari urgensi situasi, BAZNAS Sidoarjo langsung mengambil langkah strategis. Laporan dan hasil assesment yang dilakukan menjadi dasar untuk merumuskan rencana tindak lanjut yang komprehensif.
Pertama, BAZNAS akan memfasilitasi mediasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) untuk mengaktifkan kembali BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran) Bapak Sulkhan. Langkah ini sangat krusial, karena tanpa BPJS yang aktif, Bapak Sulkhan tidak bisa mendapatkan perawatan medis yang layak di rumah sakit.
Kedua, BAZNAS juga akan memberikan bantuan biaya transportasi untuk keperluan pengobatan Bapak Sulkhan. Meskipun terkesan sepele, biaya ini sangat berarti bagi keluarga yang sedang kesulitan. Bantuan ini diharapkan bisa meringankan beban mereka dan memastikan Bapak Sulkhan dapat terus menjalani pengobatan tanpa kendala finansial.
Sebuah Pengingat akan Pentingnya Kolaborasi
Kisah ini adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah dan lembaga sosial dapat menciptakan dampak yang signifikan. Call Center 112 berfungsi sebagai pintu masuk untuk mengidentifikasi kasus-kasus darurat, dan BAZNAS Sidoarjo bertindak sebagai garda terdepan untuk memberikan bantuan nyata. Kecepatan dan ketepatan respons BAZNAS dalam kasus ini adalah bukti nyata dari komitmen mereka untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
Melalui laporan ini, BAZNAS Sidoarjo ingin menyampaikan pesan bahwa mereka akan selalu siap sedia. Mereka adalah yang bekerja dalam senyap untuk membawa harapan bagi mereka yang nyaris putus asa. Kisah Bapak Sulkhan akan terus menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa di setiap sudut kota, ada cerita perjuangan yang menunggu untuk didengar dan dibantu. Dan BAZNAS Sidoarjo, dengan semangat "Sat Set"-nya, akan selalu berada di garis depan.
13/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Langsung ke Masyarakat Dan Assesment Usaha Mikro
Desa Janti Kecamatan Tarik menjadi saksi kepedulian nyata BAZNAS Kabupaten Sidoarjo dalam menghadirkan harapan bagi warga kurang mampu melalui program pemberdayaan masyarakat yang tepat sasaran
SIDOARJO - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo kembali menunjukkan komitmennya dalam mengentaskan kemiskinan melalui program Jumat Berkah yang dilaksanakan pada 12 September 2025. Tim distribusi yang dipimpin langsung oleh Ahmad Hamdani, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo, melakukan penyaluran bantuan kepada masyarakat kurang mampu di Desa Janti, Kecamatan Tarik.
Program yang telah menjadi agenda rutin ini tidak hanya berfokus pada pemberian bantuan finansial, tetapi juga menekankan aspek kemanusiaan dan pemberdayaan masyarakat. "Kami hadir langsung ke lapangan untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan," ujar Ahmad Hamdani saat mendampingi proses penyaluran bantuan.
Salah satu penerima bantuan yang menjadi sorotan adalah Bapak Suwandi Mulyo, seorang seniman ludruk yang dikenal dengan panggilan Cak Kampret pada era 90-an. Seniman yang pernah menghibur masyarakat Sidoarjo ini kini menghadapi tantangan ekonomi di hari tuanya. Ketika tim BAZNAS mendatangi rumahnya, terlihat jelas kekhawatiran dan kebingungan terkait proses bantuan yang akan diterimanya.
"Saya sempat khawatir ini adalah pinjaman yang harus dikembalikan," ungkap Cak Kampret dengan suara bergetar. Tim BAZNAS dengan sabar menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan merupakan hibah murni tanpa ada kewajiban pengembalian. Penjelasan ini memberikan ketenangan bagi seniman yang telah berjasa mengembangkan seni tradisional di tanah Sidoarjo.
Penyaluran bantuan juga menjangkau Ibu Sukarti, seorang nenek berusia 85 tahun yang masih gigih berjualan lontong untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kondisi fisiknya yang sudah renta tidak menyurutkan semangatnya untuk terus bekerja. "Alhamdulillah, masih ada yang peduli dengan nenek tua seperti saya," ucapnya dengan mata berkaca-kaca ketika menerima bantuan dari tim BAZNAS.
Selain penyaluran bantuan, tim juga melakukan assessment terhadap pengajuan bantuan UMKM dari Pak Didik Mulyono. Pria yang sempat menjalankan warung kopi ini terpaksa menutup usahanya karena modal habis untuk membangun rumah setelah diminta pindah oleh keluarga. Kini, Pak Didik mengandalkan penghasilan istri yang bekerja sebagai buruh outsourcing dengan jadwal tidak menentu.
"Saya ingin memulai lagi dengan beternak ayam di halaman belakang rumah," jelas Pak Didik sambil menunjukkan area kosong yang akan dijadikan kandang. Tim BAZNAS melakukan survei lapangan secara mendetail, mengamati kondisi lingkungan dan menilai kelayakan usaha yang diajukan.
Ahmad Hamdani dan M Sofwan ,Staf pelaksaana BAZNAS Sidoarjo, menekankan pentingnya verifikasi langsung untuk memastikan akurabilitas data penerima bantuan. "Kami tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga membangun kepercayaan dan memberikan edukasi kepada masyarakat," jelas Hamdani
Proses dokumentasi dan administrasi dilakukan dengan transparan, dimana setiap penerima bantuan diminta untuk menandatangani berkas penerimaan. Hal ini merupakan bagian dari sistem akuntabilitas BAZNAS dalam mengelola dana zakat, infak, dan sedekah masyarakat.
Perangkat Desa Janti memberikan apresiasi tinggi terhadap program BAZNAS yang konsisten hadir di tengah masyarakat. "Program seperti ini sangat membantu warga kami yang membutuhkan, terutama lansia dan keluarga prasejahtera," ungkapnya.
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo telah menjangkau berbagai kalangan masyarakat, mulai dari seniman tradisional, pedagang kecil, hingga lansia yang masih berjuang mencari nafkah. Program ini tidak hanya memberikan bantuan sesaat, tetapi juga membuka akses untuk pemberdayaan ekonomi melalui bantuan UMKM.
Dengan komitmen yang kuat untuk terus menghadirkan program-program kemanusiaan, BAZNAS Sidoarjo membuktikan perannya sebagai lembaga amil zakat yang tidak hanya mengumpulkan dana, tetapi juga mendistribusikannya secara tepat sasaran dan berkelanjutan kepada masyarakat yang membutuhkan.
12/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Pendidikan Lintas Institusi
Komitmen Berkelanjutan Wujudkan Pemerataan Akses Pendidikan Berkualitas
SIDOARJO - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo kembali menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung pemerataan akses pendidikan melalui program bantuan biaya pendidikan yang tersebar di berbagai institusi pendidikan. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (11/9/2025) ini melibatkan jajaran pimpinan tertinggi hingga staf pelaksana dalam upaya menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan.
Wakil Ketua III BAZNAS Sidoarjo, Drs. Ech. Achmad Saleh, MM., langsung turun lapangan untuk memastikan program bantuan pendidikan berjalan optimal. Kunjungan ke MTs Negeri 4 Sidoarjo menjadi agenda utama yang menandai keseriusan lembaga dalam membangun kemitraan strategis dengan institusi pendidikan berbasis nilai-nilai Islam. Kehadiran langsung pimpinan tertinggi BAZNAS ini bukan sekadar formalitas, melainkan wujud nyata kepedulian terhadap kontinuitas pendidikan anak-anak bangsa.
"Program bantuan pendidikan ini merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan generasi muda Indonesia," ungkap sumber dari BAZNAS Sidoarjo. Kolaborasi dengan Kepala Madrasah Islachah Wahyuni dan didampingi Achmad Richi menciptakan sinergi yang harmonis antara lembaga amil zakat dengan institusi pendidikan. Dialog konstruktif yang terjalin tidak hanya membahas aspek teknis penyaluran bantuan, tetapi juga strategi pengembangan kualitas pendidikan yang berkelanjutan.
Momentum istimewa juga terjadi di kantor BAZNAS Kabupaten Sidoarjo ketika para siswa MTsN 4 Sidoarjo berkunjung untuk menerima bantuan pendidikan secara langsung. Suasana kantor yang biasanya dipenuhi aktivitas administratif berubah menjadi ruang dialog kemanusiaan yang penuh makna. Para siswa yang hadir mengenakan seragam cokelat khas madrasah menunjukkan antusiasme tinggi, mencerminkan semangat belajar yang tidak terpadamkan meski menghadapi keterbatasan ekonomi.
Kehadiran Ahmad Hamdani selaku Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo dalam berbagai kegiatan menunjukkan profesionalisme dan dedikasi tim dalam menjalankan amanah masyarakat. Tidak hanya fokus pada aspek administratif, tetapi juga memastikan setiap bantuan yang disalurkan tepat sasaran dan memberikan dampak signifikan bagi penerima. Proses verifikasi dan koordinasi yang ketat menjadi bukti akuntabilitas lembaga dalam mengelola dana zakat, infak, dan sedekah dari masyarakat.
Program ini juga menjangkau berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga madrasah tsanawiyah, menunjukkan pendekatan holistik BAZNAS dalam mendukung pendidikan. Setiap institusi pendidikan yang menjadi mitra memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda, namun semua mendapat perhatian yang sama dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dokumentasi kegiatan yang menampilkan momen penyerahan bantuan dan dialog antara pihak BAZNAS dengan institusi pendidikan menjadi saksi bisu dari komitmen nyata lembaga ini. Setiap senyuman yang terpancar dari wajah para penerima bantuan menjadi motivasi tersendiri bagi BAZNAS untuk terus mengoptimalkan program-program kemanusiaan, khususnya di bidang pendidikan.
Keberhasilan program bantuan pendidikan BAZNAS Sidoarjo tidak lepas dari dukungan masyarakat yang terus mempercayakan zakat, infak, dan sedekahnya kepada lembaga ini. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana menjadi kunci utama mempertahankan kepercayaan publik. Dengan pendekatan yang terstruktur dan terukur, BAZNAS Sidoarjo berhasil membuktikan bahwa dana umat dapat dikelola secara profesional untuk kemaslahatan bersama.
Melalui program bantuan pendidikan yang berkelanjutan ini, BAZNAS Kabupaten Sidoarjo tidak hanya berperan sebagai penyalur dana, tetapi juga menjadi jembatan harapan bagi ribuan anak bangsa untuk meraih cita-cita melalui pendidikan berkualitas. Komitmen ini sejalan dengan visi besar Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.
12/09/2025 | sudrab
Perjalanan Kemulian Kegiatan BAZNAS Sidoarjo di Bulan Maulid
Sidoarjo - Momentum istimewa mengiringi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Sidoarjo, Kamis (11/9/2025). Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menunjukkan komitmen nyata dalam mewujudkan kepedulian sosial melalui tiga kegiatan distribusi bantuan yang menyentuh hati.
Pagi hari dimulai dengan suasana penuh berkah di SD Cangkring Sari, Kecamatan Sukodono. Tepat pukul 08.00 WIB, 30 anak yatim menerima santunan dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara yang berlangsung khidmat ini dipenuhi dengan lantunan shalawat dan tausiyah yang mengingatkan hadirin akan teladan mulia Rasulullah.
"Alhamdulillah, melalui kegiatan ini kami berharap dapat menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW sekaligus memberikan manfaat nyata bagi anak-anak yatim," ungkap Kepala Sekolah SD Cangkring Sari, Ibu Azizah, menyampaikan rasa syukur mendalam atas dukungan berkelanjutan dari BAZNAS.
Tidak hanya di dunia pendidikan, BAZNAS Sidoarjo juga menjangkau masyarakat yang membutuhkan bantuan kesehatan. Di Desa Sidokepung, Buduran, seorang perempuan bernama Ifa Kartini menerima kursi roda yang sangat dibutuhkannya. Tim yang terdiri dari M. Luqman sebagai Wakil Ketua I BAZNAS Sidoarjo, bersama M. Sofwan, Syukron In'am, dan Minan Abdul Haq memberikan bantuan ini dengan penuh empati.
Momen haru tercipta ketika Ibu Ifa duduk pertama kali di kursi roda barunya. Senyum bahagia terpancar dari wajahnya yang selama ini terbatas mobilitasnya akibat penyakit yang dideritanya. "Bantuan ini memberikan harapan baru dan kemudahan mobilitas yang sangat kami butuhkan," tutur keluarga penerima bantuan.
Kegiatan ketiga berlokasi di Desa Banjar Panji, Tanggulangin, dimana bantuan biaya hidup disalurkan kepada keluarga yang membutuhkan. Tim BAZNAS yang sama menunjukkan dedikasi tinggi dalam melayani masyarakat, bahkan ketika kepala keluarga sedang menjalankan ibadah shalat Dzuhur, bantuan tetap dapat diterima oleh anggota keluarga lainnya.
Ketiga kegiatan ini mencerminkan semangat filantropi Islam yang mengajarkan kepedulian terhadap sesama. BAZNAS Sidoarjo melalui program-program distributifnya terus berupaya menghadirkan solusi bagi berbagai permasalahan sosial di masyarakat, mulai dari pendidikan anak yatim, kesehatan disabilitas, hingga pemenuhan kebutuhan dasar keluarga kurang mampu.
Momentum Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi pengingat akan pentingnya meneladani akhlak mulia Rasulullah dalam berbagi dan peduli kepada sesama. Melalui amanah zakat, infak, dan sedekah masyarakat, BAZNAS Sidoarjo terus menjalankan misi mulia dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan umat.
Semoga rangkaian kegiatan ini menjadi amal jariyah yang berkelanjutan bagi para donatur dan membawa keberkahan bagi seluruh penerima bantuan di Kabupaten Sidoarjo.
11/09/2025 | sudrab
Perjuangan Tak Kenal Lelah: BAZNAS Sidoarjo Ulurkan Tangan untuk Penjual Jamu Keliling di Desa Ental Sewu
Sidoarjo, Kamis (11/9/2025)– Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, sosok Ibu Semi tetap teguh mengarungi jalanan desa dengan sepeda tuanya, menjajakan jamu tradisional dari rumah ke rumah. Kisah perjuangannya yang menginspirasi akhirnya sampai ke telinga Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo, yang kemudian mengambil langkah nyata untuk meringankan beban kehidupannya.
Pukul 12.00 WIB, suasana haru menyelimuti kediaman sederhana Ibu Semi di Desa Ental Sewu. Seorang ibu dengan empat anak yang masih bersekolah ini menerima bantuan langsung tunai dari BAZNAS Sidoarjo sebagai bentuk kepedulian terhadap perjuangan keluarga prasejahtera.
Terpuruk namun Tidak Menyerah
Kehidupan Ibu Semi berubah drastis tujuh bulan lalu ketika suaminya mengalami pemutusan hubungan kerja. Sebagai tulang punggung keluarga yang baru, ia harus memutar otak mencari nafkah untuk membiayai keempat anaknya yang masih duduk di bangku sekolah.
"Saya tidak mau mengeluh, yang penting anak-anak tetap bisa sekolah," ujar Ibu Semi dengan mata berkaca-kaca namun tetap tegar. Setiap pagi, ia menyiapkan jamu tradisional buatan sendiri, kemudian berkeliling desa dengan sepeda untuk menjajakan dagangannya.
Perjalanan dari desa ke desa bukanlah hal mudah. Terik matahari, hujan, hingga jalan berlumpur menjadi tantangan harian yang harus dihadapi. Namun, semangat untuk menghidupi keluarga membuatnya pantang menyerah.
Kepedulian yang Mengalir
Perjuangan Ibu Semi tidak luput dari perhatian masyarakat sekitar. Informasi tentang kondisi keluarganya akhirnya sampai ke BAZNAS Sidoarjo, yang kemudian melakukan verifikasi dan asesmen langsung ke lapangan.
Gus Lukman (Erlandus), salah satu pimpinan BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, menyerahkan bantuan secara simbolis dengan disaksikan perangkat desa dan Ketua RT setempat. Momen penyerahan ini menjadi bukti nyata bahwa zakat yang diamanahkan masyarakat telah tepat sasaran.
Harapan Baru untuk Masa Depan
"Bantuan ini bukan sekadar materi, tetapi bentuk kepedulian dan dukungan moral agar Ibu Semi tidak merasa berjuang sendirian," ungkap Gus Lukman. Ia berharap bantuan tersebut dapat menjadi modal awal untuk mengembangkan usaha jamu keliling yang sudah dijalani.
BAZNAS Sidoarjo juga berkomitmen untuk terus memantau perkembangan keluarga Ibu Semi. Rencana pendampingan usaha dan program pemberdayaan ekonomi menjadi langkah selanjutnya yang akan dilakukan.
Inspirasi dari Kesederhanaan
Kisah Ibu Semi menjadi cerminan semangat pantang menyerah yang patut diteladani. Di tengah keterbatasan, ia memilih bekerja keras ketimbang mengeluh. Dukungan BAZNAS Sidoarjo diharapkan dapat menjadi angin segar untuk melanjutkan perjuangan membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya.
Bantuan yang diberikan kali ini merupakan bagian dari program pendistribusian zakat BAZNAS Sidoarjo untuk kategori fakir miskin dan mustahiq lainnya. Melalui program ini, BAZNAS terus berupaya menghadirkan keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat Sidoarjo.
11/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Gerak Cepat, Teguhkan Komitmen Bagi Kemanusiaan dan Kemaslahatan Umat
SIDOARJO – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menunjukkan komitmen kuatnya dalam memperkuat ketahanan masyarakat melalui serangkaian program bantuan yang menyentuh langsung akar permasalahan. Pada Rabu (10/9/2025), tim BAZNAS yang dipimpin langsung oleh Wakil Ketua II, M. Mahbub, melakukan kunjungan kerja ke sejumlah titik, mulai dari tempat ibadah, dunia pendidikan, hingga langsung ke rumah warga yang membutuhkan.
Program pertama adalah partisipasi dalam renovasi dua mushola sekolah. Tim bertolak ke Mushola SDN Klanting Sari 2 dan SDN Wirobiting 1 Prambon. Kedua tempat ibadah ini telah lama membutuhkan sentuhan perbaikan untuk menciptakan ruang yang nyaman dan layak bagi aktivitas spiritual siswa dan warga sekitar. Bantuan yang disalurkan difokuskan pada perbaikan infrastruktur utama yang paling mendesak, seperti penggantian atap yang bocor, perbaikan lantai, dan pengecatan ulang, sehingga keamanan dan kenyamanan jamaah dapat terjamin.
“Memuliakan rumah ibadah adalah langkah awal memuliakan manusia yang beribadah di dalamnya. Ini adalah investasi kita untuk membangun akhlak dan spiritualitas generasi penerus,” ujar M. Mahbub, menekankan makna dibalik bantuan tersebut.
Tidak berhenti di sana, kepedulian terhadap masa depan pendidikan anak-anak juga menjadi perhatian serius. Di SMPN 1 Tarik, BAZNAS Sidoarjo menyalurkan bantuan biaya pendidikan untuk delapan siswa yang kurang mampu. Bantuan ini dirancang untuk meringankan beban orang tua dan memastikan bahwa kesulitan ekonomi tidak menjadi penghalang bagi anak-anak untuk terus bersekolah dan meraih cita-cita setinggi-tingginya.
Puncak dari rangkaian kunjungan ini adalah kunjungan ke Desa Mliriprowo, Kecamatan Tarik. Tim BAZNAS menjenguk Ibu Wuryandari (45), seorang penyandang tuna rungu yang telah terbaring sakit selama hampir 15 tahun. Kehidupan Ibu Wuryandari yang sepenuhnya bergantung pada keluarga dan bantuan warga sekitar menyentuh hati tim untuk langsung turun memberikan bantuan biaya hidup. Bantuan ini diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan pokok dan mendukung perawatan kesehatannya sehari-hari.
Rangkaian kegiatan ini merefleksikan filosofi BAZNAS Sidoarjo bahwa zakat, infak, dan sedekah (ZIS) harus dapat dirasakan dampaknya secara nyata dan menyeluruh oleh mustahik. Bukan hanya sekadar menyalurkan, tetapi memastikan bantuan tepat sasaran dan menjadi solusi bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
10/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Pendidikan dan Biaya Hidup
Merajut Harapan untuk Masa Depan Anak Bangsa
SIDOARJO – BAZNAS Sidoarjo kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan anak-anak kurang mampu melalui program bantuan pendidikan yang disalurkan langsung ke MI Al Hidayah Tambak Cemandi Sedati, Rabu (10/9). Tidak hanya fokus pada pendidikan, lembaga amil zakat ini juga menyalurkan bantuan biaya hidup kepada 11 keluarga dhuafa di Balai Desa Wadungasri dalam rangkaian kegiatan distribusi yang penuh makna.
Di ruang kelas MI Al Hidayah yang sederhana namun penuh kehangatan, tujuh siswa dengan mata berbinar menerima bantuan pendidikan dari tim BAZNAS yang dipimpin Ahmad Hamdani. Enam di antaranya adalah anak yatim, sementara satu lagi adalah anak yatim piatu yang kisahnya mencengkeram hati—adik dari Dinda Siama Ramadani, yang ditinggal ayah sejak masih bayi.
Kisah adik Dinda menjadi cerminan perjuangan hidup yang tidak mudah. Bersama empat saudaranya yang semua masih bersekolah, mereka kini dirawat oleh paman yang bekerja keras sebagai tukang ojek. Sang paman tidak hanya menanggung beban kehidupan lima keponakannya, tetapi juga harus merawat dua anaknya sendiri dengan penghasilan yang terbatas.
"Melihat semangat belajar anak-anak ini di tengah keterbatasan yang mereka hadapi benar-benar mengharukan. Pendidikan adalah investasi terbaik yang bisa kita berikan untuk masa depan mereka," ungkap Ahmad Hamdani, Kabid Distribusi BAZNAS Sidoarjo, saat menyaksikan antusiasme para siswa.
Program bantuan pendidikan ini bukan sekadar memberikan dukungan finansial, tetapi juga pesan moral bahwa setiap anak berhak mendapatkan akses pendidikan yang layak, terlepas dari kondisi ekonomi keluarga mereka. Kehadiran BAZNAS di sekolah ini memberikan motivasi tambahan bagi para siswa untuk terus berjuang meraih cita-cita mereka.
Perjalanan berlanjut ke Balai Desa Wadungasri, di mana 11 keluarga dhuafa menunggu dengan penuh harapan. Setiap wajah yang hadir menceritakan kisah perjuangan yang berbeda—ada yang kehilangan mata pencaharian utama, ada yang berjuang sebagai kepala keluarga tunggal, dan ada pula yang terbebani biaya pengobatan yang tidak ringan.
Suasana di balai desa menggambarkan kekeluargaan yang erat di antara warga yang saling memahami kesulitan hidup masing-masing. Mereka datang bukan hanya untuk menerima bantuan, tetapi juga untuk saling berbagi cerita dan menguatkan satu sama lain dalam menghadapi tantangan kehidupan.
"Program bantuan biaya hidup ini adalah bentuk solidaritas sosial yang nyata. Kita berharap bantuan ini dapat meringankan beban mereka dan memberikan ruang napas untuk bangkit kembali," lanjut Ahmad Hamdani dengan penuh empati.
Data menunjukkan bahwa program distribusi BAZNAS Sidoarjo hari ini telah menyentuh 18 penerima manfaat dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak yatim dan yatim piatu yang membutuhkan dukungan pendidikan, hingga keluarga-keluarga dhuafa yang memerlukan bantuan biaya hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kehadiran BAZNAS Sidoarjo dalam mendampingi masyarakat kurang mampu menunjukkan bahwa lembaga zakat tidak hanya berfokus pada aspek distribusi, tetapi juga pada pembangunan karakter dan semangat gotong royong. Program ini diharapkan dapat menjadi jembatan bagi penerima manfaat untuk bangkit dan mandiri di masa mendatang.
"Setiap bantuan yang kita salurkan bukan hanya angka, tetapi harapan dan doa untuk kehidupan yang lebih baik. Semoga program ini dapat membawa berkah bagi semua pihak," tutup Ahmad Hamdani, merefleksikan makna mendalam dari misi kemanusiaan yang diemban BAZNAS Sidoarjo.
10/09/2025 | sudrab
Bantuan Modal Disabilitas BAZNAS Sidoarjo
Semangat Tak Terbendung di Balik Keterbatasan Fisik
SIDOARJO – Bantuan Modal Disabilitas BAZNAS Sidoarjo menjadi saksi nyata bahwa keterbatasan fisik tidak pernah menghalangi semangat berkarya dan berwirausaha. Rabu (10/9), tim distribusi BAZNAS Kabupaten Sidoarjo yang dipimpin Ahmad Hamdani melakukan kunjungan langsung ke rumah-rumah penyandang disabilitas yang telah membuktikan kemandirian ekonomi melalui usaha mikro mereka.
Kunjungan pertama membawa tim ke rumah Bu Indarti di Base Camp Disabilitas Ngingas Waru. Wanita berusia 52 tahun ini bersama suaminya, Pak Abdulloh (53 tahun), telah membangun ekosistem usaha keluarga yang menginspirasi. Bu Indarti dengan tekun membuat kerajinan tangan setiap hari, sementara Pak Abdulloh mengolah keripik talas yang renyah dan berkualitas. Kedua pasangan disabilitas ini tidak hanya mandiri secara ekonomi, tetapi juga berhasil membesarkan dua anak dengan penuh kasih sayang.
"Meski memiliki keterbatasan fisik, semangat mereka untuk berkarya dan mandiri sangat luar biasa. Ini adalah pelajaran berharga bagi kita semua," ungkap Ahmad Hamdani, Kabid Distribusi BAZNAS Sidoarjo, saat menyaksikan langsung dedikasi Bu Indarti dan suaminya.
Perjalanan berlanjut ke rumah Bu Ni'matus Zuhriah di Desa Ngingas Waru, yang menyimpan kisah perjuangan tak kalah mengharukan. Meski mengalami pengapuran kaki selama lebih dari setahun sehingga harus berpegangan tembok saat berjalan, Bu Ni'matus tetap gigih menjalankan usaha kopi dan es setiap hari. Lebih dari itu, ia juga mengembangkan kerajinan hias hantaran pernikahan yang indah dan detail, sambil merawat adiknya yang lumpuh total dengan penuh ketulusan.
Kunjungan terakhir di Desa Pepe Sedati menampilkan sosok Mbak Suci yang telah menciptakan model bisnis keluarga yang solid. Bersama ibunya yang janda dan tiga saudaranya—dua di antaranya juga penyandang disabilitas—mereka membangun jaringan usaha yang memanfaatkan platform digital dan penjualan langsung. Mereka tidak hanya menjual hasil karya sendiri, tetapi juga mengembangkan usaha kulakan yang dipasarkan melalui media sosial.
Program bantuan modal UMKM disabilitas ini merupakan wujud konkret komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam memberdayakan ekonomi penyandang disabilitas. Bantuan yang diberikan bukan sekadar transfer finansial, tetapi juga bentuk apresiasi terhadap semangat kewirausahaan yang telah mereka tunjukkan.
"Hari ini saya melihat langsung bagaimana mereka mengubah keterbatasan menjadi kekuatan. Mereka tidak hanya bertahan hidup, tetapi berkembang dan memberikan inspirasi bagi lingkungan sekitar," tambah Ahmad Hamdani dengan penuh kekaguman.
Data menunjukkan bahwa ketiga wirausaha disabilitas yang dikunjungi telah membuktikan konsistensi dan dedikasi dalam menjalankan usaha mereka. Bu Indarti dan Pak Abdulloh dengan usaha kerajinan dan keripik talas, Bu Ni'matus dengan kopi dan kerajinan hantaran, serta Mbak Suci dengan model bisnis keluarga yang terintegrasi—semuanya menunjukkan bahwa disabilitas bukanlah penghalang untuk mencapai kemandirian ekonomi.
Kehadiran BAZNAS Sidoarjo dalam mendampingi dan memberikan bantuan modal ini diharapkan dapat semakin memperkuat fondasi usaha mereka, sekaligus menjadi teladan bagi penyandang disabilitas lainnya bahwa dengan ketekunan dan dukungan yang tepat, setiap mimpi dapat diwujudkan tanpa batas.
10/09/2025 | sudrab
Survey RTLH Intensif BAZNAS Sidoarjo Temukan Tiga Keluarga Dalam Kondisi Sangat Membutuhkan
SIDOARJO - Tim BAZNAS Kabupaten Sidoarjo melakukan intensifikasi program survey Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) pada bulan September 2025 dengan mendatangi tiga lokasi berbeda yang menunjukkan kondisi kemiskinan ekstrem. Survey yang dilakukan Selasa (9/9/2025) ini melibatkan Achmad Richie bersama Tenaga ahli Teknis dan perangkat desa setempat.
Lokasi pertama yang dikunjungi adalah rumah Bapak Mustofa di Desa Kludan, Tanggulangin. Kondisi yang ditemukan sangat memprihatinkan. Bapak Mustofa yang berprofesi sebagai pengamen jalanan harus bertahan hidup bersama istrinya di rumah dengan dinding rendah dan atap yang sudah lapuk. Setiap hari, lelaki paruh baya ini menggendong gitar mengelilingi kota demi mendapatkan uang untuk kebutuhan sehari-hari.
"Kondisi rumah Bapak Mustofa sangat memprihatinkan. Dinding yang rendah dan atap yang lapuk membuat rumah ini tidak layak untuk dihuni, apalagi untuk jangka panjang. Kami akan segera memproses bantuan renovasi untuk keluarga ini," jelas Achmad Richie, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo.
Kunjungan kedua membawa tim ke Desa Lambangan, Wonoayu, untuk bertemu Ibu Erna yang tinggal bersama suami dan tiga anak kecilnya. Kondisi rumah Ibu Erna bahkan lebih parah dari yang dibayangkan. Sebagian besar dinding masih menggunakan triplek dan plastik sebagai penutup. Yang lebih mengkhawatirkan, keluarga ini sama sekali tidak memiliki jamban dan kamar mandi yang layak.
Fasilitas mandi yang ada hanya berupa sekat dari bahan seadanya tanpa standar kesehatan yang memadai. Suami Ibu Erna bekerja sebagai kuli bangunan dengan penghasilan tidak menentu, sementara Ibu Erna harus mengurus tiga anak yang masih membutuhkan perhatian penuh. Anak pertama duddi kelas 7 SMP, anak kedua kelas 2 SD, dan anak bungsu berusia dua tahun.
"Kami sudah lima tahun tinggal di sini, tapi belum mampu merenovasi karena biayanya sangat besar sementara penghasilan suami tidak menentu," ungkap Ibu Erna dengan mata berkaca-kaca saat menceritakan kondisi keluarganya kepada tim BAZNAS.
Survey terakhir dilakukan di Desa Kepuh Kemiri, Tulangan, mengunjungi rumah Bapak Mulyono yang berusia 45 tahun. Sebagai buruh pabrik roti dengan sistem kerja tidak tetap, Bapak Mulyono menghadapi tantangan ekonomi yang berat. Kondisi rumahnya rusak parah, terutama pada bagian atap yang berlubang besar.
"Pekerjaan di pabrik roti sangat bergantung pada pesanan, jadi penghasilan saya tidak stabil. Atap rumah sudah jebol dan kalau hujan, air masuk ke dalam rumah," keluh Bapak Mulyono sambil menunjukkan lubang-lubang besar di atapnya.
Meski sempat mendapat bantuan warga sekitar untuk mengganti beberapa lembar asbes, kerusakan struktural yang tersisa masih sangat luas dan memerlukan renovasi menyeluruh. Kondisi ini membuat Bapak Mulyono dan anak yang sudah menikah yang tinggal bersamanya merasa tidak nyaman dan terancam keselamatannya.
Achmad Richie menegaskan bahwa ketiga keluarga ini akan menjadi prioritas utama program RTLH BAZNAS Sidoarjo pada periode mendatang. "Kami berkomitmen untuk membantu mereka mendapatkan rumah yang layak huni dengan fasilitas yang memadai, termasuk toilet dan kamar mandi yang sesuai standar kesehatan," tegas Achmad Richie.
Survey September ini menjadi bagian dari upaya sistematis BAZNAS Sidoarjo dalam memetakan kebutuhan masyarakat kurang mampu secara komprehensif dan tepat sasaran.
10/09/2025 | sudrab
Transformasi Nyata: Rumah Bapak Kamli Berubah Total Berkat Program RTLH BAZNAS Sidoarjo
SIDOARJO - Senyum bahagia terpancar di wajah Bapak Kamli saat menyambut tim monitoring BAZNAS Kabupaten Sidoarjo yang datang meninjau progres renovasi rumahnya di Desa Kalidawir, Tanggulangin, Selasa (9/9/2025). Rumah yang dulunya dalam kondisi memprihatinkan kini telah berubah total menjadi hunian yang layak dan bermartabat.
Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang dijalankan BAZNAS Sidoarjo pada bulan Agustus 2025 berhasil memberikan dampak transformatif bagi kehidupan keluarga Bapak Kamli. Renovasi komprehensif yang dilakukan tidak hanya memperbaiki struktur bangunan, tetapi juga menambahkan fasilitas vital yang selama ini tidak dimiliki keluarga tersebut.
"Alhamdulillah, rumah Bapak Kamli sudah selesai direnovasi dengan hasil yang sangat memuaskan. Dinding sudah diplester dan dicat hijau cerah, lantai sudah terpasang keramik baru, dan yang paling penting adalah pembangunan kamar mandi serta toilet," ungkap Achmad Richie, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo saat melakukan monitoring lapangan.
Perubahan paling signifikan terlihat pada penambahan fasilitas sanitasi yang sebelumnya tidak ada. Bapak Kamli dan keluarganya yang dahulu harus menumpang ke rumah tetangga untuk keperluan buang air, kini dapat menikmati fasilitas toilet pribadi yang bersih dan layak.
Kondisi rumah pasca renovasi menunjukkan standar kualitas yang tinggi. Dinding yang sebelumnya reot dan berlubang kini tampak kokoh dengan cat hijau yang menyegarkan mata. Lantai keramik putih bersih menggantikan lantai tanah yang becek saat hujan. Teras rumah juga telah diperbaiki dengan plester yang rata dan rapi.
"Transformasi ini bukan hanya perubahan fisik bangunan, tetapi juga peningkatan kualitas hidup dan martabat kemanusiaan bagi keluarga Bapak Kamli," tambah Achmad Richie dengan penuh empati.
Program RTLH BAZNAS Sidoarjo merupakan wujud nyata implementasi dana zakat, infaq, dan sedekah yang telah diamanahkan masyarakat. Melalui program ini, BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan material, tetapi juga memastikan setiap penerima bantuan mendapatkan rumah yang benar-benar layak huni dengan standar kesehatan dan keamanan yang memadai.
Kehadiran bendera Merah Putih yang berkibar di depan rumah menambah kesan sakral dan membanggakan bagi keluarga Bapak Kamli. Rumah hijau cerah dengan tiang-tiang kokoh dan atap yang tidak bocor kini menjadi tempat berlindung yang aman bagi seluruh anggota keluarga.
Monitoring yang dilakukan tim BAZNAS juga melibatkan pihak Tenaga Ahli Teknis untuk memastikan kualitas hasil renovasi sesuai standar yang telah ditetapkan. Setiap detail dikontrol dengan ketat, mulai dari kualitas cat, kerataan plester dinding, hingga fungsi instalasi sanitasi.
Program RTLH bulan Agustus ini menjadi bukti komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam mengentaskan kemiskinan struktural melalui perbaikan kondisi hunian masyarakat kurang mampu. Dengan rumah yang layak, diharapkan produktivitas dan kesehatan keluarga penerima bantuan dapat meningkat signifikan.
10/09/2025 | sudrab

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
Info Rekening Zakat