Berita Terbaru
BAZNAS Sidoarjo Sigap Merespon Kebutuhan Kesehatan, Bergerak Cepat di Tengah Penderitaan
SIDOARJO – Sebuah panggilan darurat ke Call Center Pemkab Sidoarjo 112 menjadi titik awal dari sebuah kisah kemanusiaan yang mengharukan. laporan masuk mengenai seorang pria lanjut usia yang menderita kanker parah, membutuhkan penanganan medis segera. BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, dengan jargon "Sat Set" (cepat tanggap), segera merespon laporan tersebut,13 september 2025.
Laporan ini membawa tim BAZNAS, yang dipimpin oleh Ahmad Hamdani,Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo , ke Desa Sedatigede, Kecamatan Sedati. Disana, mereka menemui Bapak Sulkhan, seorang pria paruh baya yang menderita kanker pipi yang parah. Penyakit ini telah menjangkitnya sejak Januari 2024, membuat kondisinya memburuk dan sangat memprihatinkan.
Perjuangan Tanpa Henti Melawan Penyakit dan Keterbatasan
Kisah Bapak Sulkhan adalah gambaran nyata dari perjuangan melawan penyakit mematikan dan keterbatasan finansial. Ia pernah menjalani operasi di RSUD Sidoarjo sebelumnya. Namun, kondisinya belum sepenuhnya pulih. Lebih dari itu, ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa BPJS Kesehatannya kini tidak aktif karena sang anak, yang selama ini menanggung biayanya, baru saja terkena PHK.
Tim BAZNAS melakukan assesment mendalam. Mereka mendengarkan langsung kesaksian dari Bapak Sulkhan yang saat itu didampingi oleh sang istri. Ekspresi pilu dan pasrah terlihat jelas di wajah mereka. Kanker yang diderita Bapak Sulkhan tak hanya menyerang fisiknya, tetapi juga menghancurkan semangat keluarganya.
BAZNAS Sidoarjo Bergerak Cepat, Membawa Harapan Baru
Menyadari urgensi situasi, BAZNAS Sidoarjo langsung mengambil langkah strategis. Laporan dan hasil assesment yang dilakukan menjadi dasar untuk merumuskan rencana tindak lanjut yang komprehensif.
Pertama, BAZNAS akan memfasilitasi mediasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) untuk mengaktifkan kembali BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran) Bapak Sulkhan. Langkah ini sangat krusial, karena tanpa BPJS yang aktif, Bapak Sulkhan tidak bisa mendapatkan perawatan medis yang layak di rumah sakit.
Kedua, BAZNAS juga akan memberikan bantuan biaya transportasi untuk keperluan pengobatan Bapak Sulkhan. Meskipun terkesan sepele, biaya ini sangat berarti bagi keluarga yang sedang kesulitan. Bantuan ini diharapkan bisa meringankan beban mereka dan memastikan Bapak Sulkhan dapat terus menjalani pengobatan tanpa kendala finansial.
Sebuah Pengingat akan Pentingnya Kolaborasi
Kisah ini adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah dan lembaga sosial dapat menciptakan dampak yang signifikan. Call Center 112 berfungsi sebagai pintu masuk untuk mengidentifikasi kasus-kasus darurat, dan BAZNAS Sidoarjo bertindak sebagai garda terdepan untuk memberikan bantuan nyata. Kecepatan dan ketepatan respons BAZNAS dalam kasus ini adalah bukti nyata dari komitmen mereka untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
Melalui laporan ini, BAZNAS Sidoarjo ingin menyampaikan pesan bahwa mereka akan selalu siap sedia. Mereka adalah yang bekerja dalam senyap untuk membawa harapan bagi mereka yang nyaris putus asa. Kisah Bapak Sulkhan akan terus menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa di setiap sudut kota, ada cerita perjuangan yang menunggu untuk didengar dan dibantu. Dan BAZNAS Sidoarjo, dengan semangat "Sat Set"-nya, akan selalu berada di garis depan.
BERITA13/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Langsung ke Masyarakat Dan Assesment Usaha Mikro
Desa Janti Kecamatan Tarik menjadi saksi kepedulian nyata BAZNAS Kabupaten Sidoarjo dalam menghadirkan harapan bagi warga kurang mampu melalui program pemberdayaan masyarakat yang tepat sasaran
SIDOARJO - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo kembali menunjukkan komitmennya dalam mengentaskan kemiskinan melalui program Jumat Berkah yang dilaksanakan pada 12 September 2025. Tim distribusi yang dipimpin langsung oleh Ahmad Hamdani, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo, melakukan penyaluran bantuan kepada masyarakat kurang mampu di Desa Janti, Kecamatan Tarik.
Program yang telah menjadi agenda rutin ini tidak hanya berfokus pada pemberian bantuan finansial, tetapi juga menekankan aspek kemanusiaan dan pemberdayaan masyarakat. "Kami hadir langsung ke lapangan untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan," ujar Ahmad Hamdani saat mendampingi proses penyaluran bantuan.
Salah satu penerima bantuan yang menjadi sorotan adalah Bapak Suwandi Mulyo, seorang seniman ludruk yang dikenal dengan panggilan Cak Kampret pada era 90-an. Seniman yang pernah menghibur masyarakat Sidoarjo ini kini menghadapi tantangan ekonomi di hari tuanya. Ketika tim BAZNAS mendatangi rumahnya, terlihat jelas kekhawatiran dan kebingungan terkait proses bantuan yang akan diterimanya.
"Saya sempat khawatir ini adalah pinjaman yang harus dikembalikan," ungkap Cak Kampret dengan suara bergetar. Tim BAZNAS dengan sabar menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan merupakan hibah murni tanpa ada kewajiban pengembalian. Penjelasan ini memberikan ketenangan bagi seniman yang telah berjasa mengembangkan seni tradisional di tanah Sidoarjo.
Penyaluran bantuan juga menjangkau Ibu Sukarti, seorang nenek berusia 85 tahun yang masih gigih berjualan lontong untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kondisi fisiknya yang sudah renta tidak menyurutkan semangatnya untuk terus bekerja. "Alhamdulillah, masih ada yang peduli dengan nenek tua seperti saya," ucapnya dengan mata berkaca-kaca ketika menerima bantuan dari tim BAZNAS.
Selain penyaluran bantuan, tim juga melakukan assessment terhadap pengajuan bantuan UMKM dari Pak Didik Mulyono. Pria yang sempat menjalankan warung kopi ini terpaksa menutup usahanya karena modal habis untuk membangun rumah setelah diminta pindah oleh keluarga. Kini, Pak Didik mengandalkan penghasilan istri yang bekerja sebagai buruh outsourcing dengan jadwal tidak menentu.
"Saya ingin memulai lagi dengan beternak ayam di halaman belakang rumah," jelas Pak Didik sambil menunjukkan area kosong yang akan dijadikan kandang. Tim BAZNAS melakukan survei lapangan secara mendetail, mengamati kondisi lingkungan dan menilai kelayakan usaha yang diajukan.
Ahmad Hamdani dan M Sofwan ,Staf pelaksaana BAZNAS Sidoarjo, menekankan pentingnya verifikasi langsung untuk memastikan akurabilitas data penerima bantuan. "Kami tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga membangun kepercayaan dan memberikan edukasi kepada masyarakat," jelas Hamdani
Proses dokumentasi dan administrasi dilakukan dengan transparan, dimana setiap penerima bantuan diminta untuk menandatangani berkas penerimaan. Hal ini merupakan bagian dari sistem akuntabilitas BAZNAS dalam mengelola dana zakat, infak, dan sedekah masyarakat.
Perangkat Desa Janti memberikan apresiasi tinggi terhadap program BAZNAS yang konsisten hadir di tengah masyarakat. "Program seperti ini sangat membantu warga kami yang membutuhkan, terutama lansia dan keluarga prasejahtera," ungkapnya.
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo telah menjangkau berbagai kalangan masyarakat, mulai dari seniman tradisional, pedagang kecil, hingga lansia yang masih berjuang mencari nafkah. Program ini tidak hanya memberikan bantuan sesaat, tetapi juga membuka akses untuk pemberdayaan ekonomi melalui bantuan UMKM.
Dengan komitmen yang kuat untuk terus menghadirkan program-program kemanusiaan, BAZNAS Sidoarjo membuktikan perannya sebagai lembaga amil zakat yang tidak hanya mengumpulkan dana, tetapi juga mendistribusikannya secara tepat sasaran dan berkelanjutan kepada masyarakat yang membutuhkan.
BERITA12/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Pendidikan Lintas Institusi
Komitmen Berkelanjutan Wujudkan Pemerataan Akses Pendidikan Berkualitas
SIDOARJO - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo kembali menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung pemerataan akses pendidikan melalui program bantuan biaya pendidikan yang tersebar di berbagai institusi pendidikan. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (11/9/2025) ini melibatkan jajaran pimpinan tertinggi hingga staf pelaksana dalam upaya menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan.
Wakil Ketua III BAZNAS Sidoarjo, Drs. Ech. Achmad Saleh, MM., langsung turun lapangan untuk memastikan program bantuan pendidikan berjalan optimal. Kunjungan ke MTs Negeri 4 Sidoarjo menjadi agenda utama yang menandai keseriusan lembaga dalam membangun kemitraan strategis dengan institusi pendidikan berbasis nilai-nilai Islam. Kehadiran langsung pimpinan tertinggi BAZNAS ini bukan sekadar formalitas, melainkan wujud nyata kepedulian terhadap kontinuitas pendidikan anak-anak bangsa.
"Program bantuan pendidikan ini merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan generasi muda Indonesia," ungkap sumber dari BAZNAS Sidoarjo. Kolaborasi dengan Kepala Madrasah Islachah Wahyuni dan didampingi Achmad Richi menciptakan sinergi yang harmonis antara lembaga amil zakat dengan institusi pendidikan. Dialog konstruktif yang terjalin tidak hanya membahas aspek teknis penyaluran bantuan, tetapi juga strategi pengembangan kualitas pendidikan yang berkelanjutan.
Momentum istimewa juga terjadi di kantor BAZNAS Kabupaten Sidoarjo ketika para siswa MTsN 4 Sidoarjo berkunjung untuk menerima bantuan pendidikan secara langsung. Suasana kantor yang biasanya dipenuhi aktivitas administratif berubah menjadi ruang dialog kemanusiaan yang penuh makna. Para siswa yang hadir mengenakan seragam cokelat khas madrasah menunjukkan antusiasme tinggi, mencerminkan semangat belajar yang tidak terpadamkan meski menghadapi keterbatasan ekonomi.
Kehadiran Ahmad Hamdani selaku Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo dalam berbagai kegiatan menunjukkan profesionalisme dan dedikasi tim dalam menjalankan amanah masyarakat. Tidak hanya fokus pada aspek administratif, tetapi juga memastikan setiap bantuan yang disalurkan tepat sasaran dan memberikan dampak signifikan bagi penerima. Proses verifikasi dan koordinasi yang ketat menjadi bukti akuntabilitas lembaga dalam mengelola dana zakat, infak, dan sedekah dari masyarakat.
Program ini juga menjangkau berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga madrasah tsanawiyah, menunjukkan pendekatan holistik BAZNAS dalam mendukung pendidikan. Setiap institusi pendidikan yang menjadi mitra memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda, namun semua mendapat perhatian yang sama dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dokumentasi kegiatan yang menampilkan momen penyerahan bantuan dan dialog antara pihak BAZNAS dengan institusi pendidikan menjadi saksi bisu dari komitmen nyata lembaga ini. Setiap senyuman yang terpancar dari wajah para penerima bantuan menjadi motivasi tersendiri bagi BAZNAS untuk terus mengoptimalkan program-program kemanusiaan, khususnya di bidang pendidikan.
Keberhasilan program bantuan pendidikan BAZNAS Sidoarjo tidak lepas dari dukungan masyarakat yang terus mempercayakan zakat, infak, dan sedekahnya kepada lembaga ini. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana menjadi kunci utama mempertahankan kepercayaan publik. Dengan pendekatan yang terstruktur dan terukur, BAZNAS Sidoarjo berhasil membuktikan bahwa dana umat dapat dikelola secara profesional untuk kemaslahatan bersama.
Melalui program bantuan pendidikan yang berkelanjutan ini, BAZNAS Kabupaten Sidoarjo tidak hanya berperan sebagai penyalur dana, tetapi juga menjadi jembatan harapan bagi ribuan anak bangsa untuk meraih cita-cita melalui pendidikan berkualitas. Komitmen ini sejalan dengan visi besar Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.
BERITA12/09/2025 | sudrab
Perjalanan Kemulian Kegiatan BAZNAS Sidoarjo di Bulan Maulid
Sidoarjo - Momentum istimewa mengiringi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Sidoarjo, Kamis (11/9/2025). Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menunjukkan komitmen nyata dalam mewujudkan kepedulian sosial melalui tiga kegiatan distribusi bantuan yang menyentuh hati.
Pagi hari dimulai dengan suasana penuh berkah di SD Cangkring Sari, Kecamatan Sukodono. Tepat pukul 08.00 WIB, 30 anak yatim menerima santunan dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara yang berlangsung khidmat ini dipenuhi dengan lantunan shalawat dan tausiyah yang mengingatkan hadirin akan teladan mulia Rasulullah.
"Alhamdulillah, melalui kegiatan ini kami berharap dapat menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW sekaligus memberikan manfaat nyata bagi anak-anak yatim," ungkap Kepala Sekolah SD Cangkring Sari, Ibu Azizah, menyampaikan rasa syukur mendalam atas dukungan berkelanjutan dari BAZNAS.
Tidak hanya di dunia pendidikan, BAZNAS Sidoarjo juga menjangkau masyarakat yang membutuhkan bantuan kesehatan. Di Desa Sidokepung, Buduran, seorang perempuan bernama Ifa Kartini menerima kursi roda yang sangat dibutuhkannya. Tim yang terdiri dari M. Luqman sebagai Wakil Ketua I BAZNAS Sidoarjo, bersama M. Sofwan, Syukron In'am, dan Minan Abdul Haq memberikan bantuan ini dengan penuh empati.
Momen haru tercipta ketika Ibu Ifa duduk pertama kali di kursi roda barunya. Senyum bahagia terpancar dari wajahnya yang selama ini terbatas mobilitasnya akibat penyakit yang dideritanya. "Bantuan ini memberikan harapan baru dan kemudahan mobilitas yang sangat kami butuhkan," tutur keluarga penerima bantuan.
Kegiatan ketiga berlokasi di Desa Banjar Panji, Tanggulangin, dimana bantuan biaya hidup disalurkan kepada keluarga yang membutuhkan. Tim BAZNAS yang sama menunjukkan dedikasi tinggi dalam melayani masyarakat, bahkan ketika kepala keluarga sedang menjalankan ibadah shalat Dzuhur, bantuan tetap dapat diterima oleh anggota keluarga lainnya.
Ketiga kegiatan ini mencerminkan semangat filantropi Islam yang mengajarkan kepedulian terhadap sesama. BAZNAS Sidoarjo melalui program-program distributifnya terus berupaya menghadirkan solusi bagi berbagai permasalahan sosial di masyarakat, mulai dari pendidikan anak yatim, kesehatan disabilitas, hingga pemenuhan kebutuhan dasar keluarga kurang mampu.
Momentum Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi pengingat akan pentingnya meneladani akhlak mulia Rasulullah dalam berbagi dan peduli kepada sesama. Melalui amanah zakat, infak, dan sedekah masyarakat, BAZNAS Sidoarjo terus menjalankan misi mulia dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan umat.
Semoga rangkaian kegiatan ini menjadi amal jariyah yang berkelanjutan bagi para donatur dan membawa keberkahan bagi seluruh penerima bantuan di Kabupaten Sidoarjo.
BERITA11/09/2025 | sudrab
Perjuangan Tak Kenal Lelah: BAZNAS Sidoarjo Ulurkan Tangan untuk Penjual Jamu Keliling di Desa Ental Sewu
Sidoarjo, Kamis (11/9/2025)– Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, sosok Ibu Semi tetap teguh mengarungi jalanan desa dengan sepeda tuanya, menjajakan jamu tradisional dari rumah ke rumah. Kisah perjuangannya yang menginspirasi akhirnya sampai ke telinga Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo, yang kemudian mengambil langkah nyata untuk meringankan beban kehidupannya.
Pukul 12.00 WIB, suasana haru menyelimuti kediaman sederhana Ibu Semi di Desa Ental Sewu. Seorang ibu dengan empat anak yang masih bersekolah ini menerima bantuan langsung tunai dari BAZNAS Sidoarjo sebagai bentuk kepedulian terhadap perjuangan keluarga prasejahtera.
Terpuruk namun Tidak Menyerah
Kehidupan Ibu Semi berubah drastis tujuh bulan lalu ketika suaminya mengalami pemutusan hubungan kerja. Sebagai tulang punggung keluarga yang baru, ia harus memutar otak mencari nafkah untuk membiayai keempat anaknya yang masih duduk di bangku sekolah.
"Saya tidak mau mengeluh, yang penting anak-anak tetap bisa sekolah," ujar Ibu Semi dengan mata berkaca-kaca namun tetap tegar. Setiap pagi, ia menyiapkan jamu tradisional buatan sendiri, kemudian berkeliling desa dengan sepeda untuk menjajakan dagangannya.
Perjalanan dari desa ke desa bukanlah hal mudah. Terik matahari, hujan, hingga jalan berlumpur menjadi tantangan harian yang harus dihadapi. Namun, semangat untuk menghidupi keluarga membuatnya pantang menyerah.
Kepedulian yang Mengalir
Perjuangan Ibu Semi tidak luput dari perhatian masyarakat sekitar. Informasi tentang kondisi keluarganya akhirnya sampai ke BAZNAS Sidoarjo, yang kemudian melakukan verifikasi dan asesmen langsung ke lapangan.
Gus Lukman (Erlandus), salah satu pimpinan BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, menyerahkan bantuan secara simbolis dengan disaksikan perangkat desa dan Ketua RT setempat. Momen penyerahan ini menjadi bukti nyata bahwa zakat yang diamanahkan masyarakat telah tepat sasaran.
Harapan Baru untuk Masa Depan
"Bantuan ini bukan sekadar materi, tetapi bentuk kepedulian dan dukungan moral agar Ibu Semi tidak merasa berjuang sendirian," ungkap Gus Lukman. Ia berharap bantuan tersebut dapat menjadi modal awal untuk mengembangkan usaha jamu keliling yang sudah dijalani.
BAZNAS Sidoarjo juga berkomitmen untuk terus memantau perkembangan keluarga Ibu Semi. Rencana pendampingan usaha dan program pemberdayaan ekonomi menjadi langkah selanjutnya yang akan dilakukan.
Inspirasi dari Kesederhanaan
Kisah Ibu Semi menjadi cerminan semangat pantang menyerah yang patut diteladani. Di tengah keterbatasan, ia memilih bekerja keras ketimbang mengeluh. Dukungan BAZNAS Sidoarjo diharapkan dapat menjadi angin segar untuk melanjutkan perjuangan membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya.
Bantuan yang diberikan kali ini merupakan bagian dari program pendistribusian zakat BAZNAS Sidoarjo untuk kategori fakir miskin dan mustahiq lainnya. Melalui program ini, BAZNAS terus berupaya menghadirkan keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat Sidoarjo.
BERITA11/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Gerak Cepat, Teguhkan Komitmen Bagi Kemanusiaan dan Kemaslahatan Umat
SIDOARJO – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menunjukkan komitmen kuatnya dalam memperkuat ketahanan masyarakat melalui serangkaian program bantuan yang menyentuh langsung akar permasalahan. Pada Rabu (10/9/2025), tim BAZNAS yang dipimpin langsung oleh Wakil Ketua II, M. Mahbub, melakukan kunjungan kerja ke sejumlah titik, mulai dari tempat ibadah, dunia pendidikan, hingga langsung ke rumah warga yang membutuhkan.
Program pertama adalah partisipasi dalam renovasi dua mushola sekolah. Tim bertolak ke Mushola SDN Klanting Sari 2 dan SDN Wirobiting 1 Prambon. Kedua tempat ibadah ini telah lama membutuhkan sentuhan perbaikan untuk menciptakan ruang yang nyaman dan layak bagi aktivitas spiritual siswa dan warga sekitar. Bantuan yang disalurkan difokuskan pada perbaikan infrastruktur utama yang paling mendesak, seperti penggantian atap yang bocor, perbaikan lantai, dan pengecatan ulang, sehingga keamanan dan kenyamanan jamaah dapat terjamin.
“Memuliakan rumah ibadah adalah langkah awal memuliakan manusia yang beribadah di dalamnya. Ini adalah investasi kita untuk membangun akhlak dan spiritualitas generasi penerus,” ujar M. Mahbub, menekankan makna dibalik bantuan tersebut.
Tidak berhenti di sana, kepedulian terhadap masa depan pendidikan anak-anak juga menjadi perhatian serius. Di SMPN 1 Tarik, BAZNAS Sidoarjo menyalurkan bantuan biaya pendidikan untuk delapan siswa yang kurang mampu. Bantuan ini dirancang untuk meringankan beban orang tua dan memastikan bahwa kesulitan ekonomi tidak menjadi penghalang bagi anak-anak untuk terus bersekolah dan meraih cita-cita setinggi-tingginya.
Puncak dari rangkaian kunjungan ini adalah kunjungan ke Desa Mliriprowo, Kecamatan Tarik. Tim BAZNAS menjenguk Ibu Wuryandari (45), seorang penyandang tuna rungu yang telah terbaring sakit selama hampir 15 tahun. Kehidupan Ibu Wuryandari yang sepenuhnya bergantung pada keluarga dan bantuan warga sekitar menyentuh hati tim untuk langsung turun memberikan bantuan biaya hidup. Bantuan ini diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan pokok dan mendukung perawatan kesehatannya sehari-hari.
Rangkaian kegiatan ini merefleksikan filosofi BAZNAS Sidoarjo bahwa zakat, infak, dan sedekah (ZIS) harus dapat dirasakan dampaknya secara nyata dan menyeluruh oleh mustahik. Bukan hanya sekadar menyalurkan, tetapi memastikan bantuan tepat sasaran dan menjadi solusi bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
BERITA10/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Pendidikan dan Biaya Hidup
Merajut Harapan untuk Masa Depan Anak Bangsa
SIDOARJO – BAZNAS Sidoarjo kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan anak-anak kurang mampu melalui program bantuan pendidikan yang disalurkan langsung ke MI Al Hidayah Tambak Cemandi Sedati, Rabu (10/9). Tidak hanya fokus pada pendidikan, lembaga amil zakat ini juga menyalurkan bantuan biaya hidup kepada 11 keluarga dhuafa di Balai Desa Wadungasri dalam rangkaian kegiatan distribusi yang penuh makna.
Di ruang kelas MI Al Hidayah yang sederhana namun penuh kehangatan, tujuh siswa dengan mata berbinar menerima bantuan pendidikan dari tim BAZNAS yang dipimpin Ahmad Hamdani. Enam di antaranya adalah anak yatim, sementara satu lagi adalah anak yatim piatu yang kisahnya mencengkeram hati—adik dari Dinda Siama Ramadani, yang ditinggal ayah sejak masih bayi.
Kisah adik Dinda menjadi cerminan perjuangan hidup yang tidak mudah. Bersama empat saudaranya yang semua masih bersekolah, mereka kini dirawat oleh paman yang bekerja keras sebagai tukang ojek. Sang paman tidak hanya menanggung beban kehidupan lima keponakannya, tetapi juga harus merawat dua anaknya sendiri dengan penghasilan yang terbatas.
"Melihat semangat belajar anak-anak ini di tengah keterbatasan yang mereka hadapi benar-benar mengharukan. Pendidikan adalah investasi terbaik yang bisa kita berikan untuk masa depan mereka," ungkap Ahmad Hamdani, Kabid Distribusi BAZNAS Sidoarjo, saat menyaksikan antusiasme para siswa.
Program bantuan pendidikan ini bukan sekadar memberikan dukungan finansial, tetapi juga pesan moral bahwa setiap anak berhak mendapatkan akses pendidikan yang layak, terlepas dari kondisi ekonomi keluarga mereka. Kehadiran BAZNAS di sekolah ini memberikan motivasi tambahan bagi para siswa untuk terus berjuang meraih cita-cita mereka.
Perjalanan berlanjut ke Balai Desa Wadungasri, di mana 11 keluarga dhuafa menunggu dengan penuh harapan. Setiap wajah yang hadir menceritakan kisah perjuangan yang berbeda—ada yang kehilangan mata pencaharian utama, ada yang berjuang sebagai kepala keluarga tunggal, dan ada pula yang terbebani biaya pengobatan yang tidak ringan.
Suasana di balai desa menggambarkan kekeluargaan yang erat di antara warga yang saling memahami kesulitan hidup masing-masing. Mereka datang bukan hanya untuk menerima bantuan, tetapi juga untuk saling berbagi cerita dan menguatkan satu sama lain dalam menghadapi tantangan kehidupan.
"Program bantuan biaya hidup ini adalah bentuk solidaritas sosial yang nyata. Kita berharap bantuan ini dapat meringankan beban mereka dan memberikan ruang napas untuk bangkit kembali," lanjut Ahmad Hamdani dengan penuh empati.
Data menunjukkan bahwa program distribusi BAZNAS Sidoarjo hari ini telah menyentuh 18 penerima manfaat dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak yatim dan yatim piatu yang membutuhkan dukungan pendidikan, hingga keluarga-keluarga dhuafa yang memerlukan bantuan biaya hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kehadiran BAZNAS Sidoarjo dalam mendampingi masyarakat kurang mampu menunjukkan bahwa lembaga zakat tidak hanya berfokus pada aspek distribusi, tetapi juga pada pembangunan karakter dan semangat gotong royong. Program ini diharapkan dapat menjadi jembatan bagi penerima manfaat untuk bangkit dan mandiri di masa mendatang.
"Setiap bantuan yang kita salurkan bukan hanya angka, tetapi harapan dan doa untuk kehidupan yang lebih baik. Semoga program ini dapat membawa berkah bagi semua pihak," tutup Ahmad Hamdani, merefleksikan makna mendalam dari misi kemanusiaan yang diemban BAZNAS Sidoarjo.
BERITA10/09/2025 | sudrab
Bantuan Modal Disabilitas BAZNAS Sidoarjo
Semangat Tak Terbendung di Balik Keterbatasan Fisik
SIDOARJO – Bantuan Modal Disabilitas BAZNAS Sidoarjo menjadi saksi nyata bahwa keterbatasan fisik tidak pernah menghalangi semangat berkarya dan berwirausaha. Rabu (10/9), tim distribusi BAZNAS Kabupaten Sidoarjo yang dipimpin Ahmad Hamdani melakukan kunjungan langsung ke rumah-rumah penyandang disabilitas yang telah membuktikan kemandirian ekonomi melalui usaha mikro mereka.
Kunjungan pertama membawa tim ke rumah Bu Indarti di Base Camp Disabilitas Ngingas Waru. Wanita berusia 52 tahun ini bersama suaminya, Pak Abdulloh (53 tahun), telah membangun ekosistem usaha keluarga yang menginspirasi. Bu Indarti dengan tekun membuat kerajinan tangan setiap hari, sementara Pak Abdulloh mengolah keripik talas yang renyah dan berkualitas. Kedua pasangan disabilitas ini tidak hanya mandiri secara ekonomi, tetapi juga berhasil membesarkan dua anak dengan penuh kasih sayang.
"Meski memiliki keterbatasan fisik, semangat mereka untuk berkarya dan mandiri sangat luar biasa. Ini adalah pelajaran berharga bagi kita semua," ungkap Ahmad Hamdani, Kabid Distribusi BAZNAS Sidoarjo, saat menyaksikan langsung dedikasi Bu Indarti dan suaminya.
Perjalanan berlanjut ke rumah Bu Ni'matus Zuhriah di Desa Ngingas Waru, yang menyimpan kisah perjuangan tak kalah mengharukan. Meski mengalami pengapuran kaki selama lebih dari setahun sehingga harus berpegangan tembok saat berjalan, Bu Ni'matus tetap gigih menjalankan usaha kopi dan es setiap hari. Lebih dari itu, ia juga mengembangkan kerajinan hias hantaran pernikahan yang indah dan detail, sambil merawat adiknya yang lumpuh total dengan penuh ketulusan.
Kunjungan terakhir di Desa Pepe Sedati menampilkan sosok Mbak Suci yang telah menciptakan model bisnis keluarga yang solid. Bersama ibunya yang janda dan tiga saudaranya—dua di antaranya juga penyandang disabilitas—mereka membangun jaringan usaha yang memanfaatkan platform digital dan penjualan langsung. Mereka tidak hanya menjual hasil karya sendiri, tetapi juga mengembangkan usaha kulakan yang dipasarkan melalui media sosial.
Program bantuan modal UMKM disabilitas ini merupakan wujud konkret komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam memberdayakan ekonomi penyandang disabilitas. Bantuan yang diberikan bukan sekadar transfer finansial, tetapi juga bentuk apresiasi terhadap semangat kewirausahaan yang telah mereka tunjukkan.
"Hari ini saya melihat langsung bagaimana mereka mengubah keterbatasan menjadi kekuatan. Mereka tidak hanya bertahan hidup, tetapi berkembang dan memberikan inspirasi bagi lingkungan sekitar," tambah Ahmad Hamdani dengan penuh kekaguman.
Data menunjukkan bahwa ketiga wirausaha disabilitas yang dikunjungi telah membuktikan konsistensi dan dedikasi dalam menjalankan usaha mereka. Bu Indarti dan Pak Abdulloh dengan usaha kerajinan dan keripik talas, Bu Ni'matus dengan kopi dan kerajinan hantaran, serta Mbak Suci dengan model bisnis keluarga yang terintegrasi—semuanya menunjukkan bahwa disabilitas bukanlah penghalang untuk mencapai kemandirian ekonomi.
Kehadiran BAZNAS Sidoarjo dalam mendampingi dan memberikan bantuan modal ini diharapkan dapat semakin memperkuat fondasi usaha mereka, sekaligus menjadi teladan bagi penyandang disabilitas lainnya bahwa dengan ketekunan dan dukungan yang tepat, setiap mimpi dapat diwujudkan tanpa batas.
BERITA10/09/2025 | sudrab
Survey RTLH Intensif BAZNAS Sidoarjo Temukan Tiga Keluarga Dalam Kondisi Sangat Membutuhkan
SIDOARJO - Tim BAZNAS Kabupaten Sidoarjo melakukan intensifikasi program survey Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) pada bulan September 2025 dengan mendatangi tiga lokasi berbeda yang menunjukkan kondisi kemiskinan ekstrem. Survey yang dilakukan Selasa (9/9/2025) ini melibatkan Achmad Richie bersama Tenaga ahli Teknis dan perangkat desa setempat.
Lokasi pertama yang dikunjungi adalah rumah Bapak Mustofa di Desa Kludan, Tanggulangin. Kondisi yang ditemukan sangat memprihatinkan. Bapak Mustofa yang berprofesi sebagai pengamen jalanan harus bertahan hidup bersama istrinya di rumah dengan dinding rendah dan atap yang sudah lapuk. Setiap hari, lelaki paruh baya ini menggendong gitar mengelilingi kota demi mendapatkan uang untuk kebutuhan sehari-hari.
"Kondisi rumah Bapak Mustofa sangat memprihatinkan. Dinding yang rendah dan atap yang lapuk membuat rumah ini tidak layak untuk dihuni, apalagi untuk jangka panjang. Kami akan segera memproses bantuan renovasi untuk keluarga ini," jelas Achmad Richie, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo.
Kunjungan kedua membawa tim ke Desa Lambangan, Wonoayu, untuk bertemu Ibu Erna yang tinggal bersama suami dan tiga anak kecilnya. Kondisi rumah Ibu Erna bahkan lebih parah dari yang dibayangkan. Sebagian besar dinding masih menggunakan triplek dan plastik sebagai penutup. Yang lebih mengkhawatirkan, keluarga ini sama sekali tidak memiliki jamban dan kamar mandi yang layak.
Fasilitas mandi yang ada hanya berupa sekat dari bahan seadanya tanpa standar kesehatan yang memadai. Suami Ibu Erna bekerja sebagai kuli bangunan dengan penghasilan tidak menentu, sementara Ibu Erna harus mengurus tiga anak yang masih membutuhkan perhatian penuh. Anak pertama duddi kelas 7 SMP, anak kedua kelas 2 SD, dan anak bungsu berusia dua tahun.
"Kami sudah lima tahun tinggal di sini, tapi belum mampu merenovasi karena biayanya sangat besar sementara penghasilan suami tidak menentu," ungkap Ibu Erna dengan mata berkaca-kaca saat menceritakan kondisi keluarganya kepada tim BAZNAS.
Survey terakhir dilakukan di Desa Kepuh Kemiri, Tulangan, mengunjungi rumah Bapak Mulyono yang berusia 45 tahun. Sebagai buruh pabrik roti dengan sistem kerja tidak tetap, Bapak Mulyono menghadapi tantangan ekonomi yang berat. Kondisi rumahnya rusak parah, terutama pada bagian atap yang berlubang besar.
"Pekerjaan di pabrik roti sangat bergantung pada pesanan, jadi penghasilan saya tidak stabil. Atap rumah sudah jebol dan kalau hujan, air masuk ke dalam rumah," keluh Bapak Mulyono sambil menunjukkan lubang-lubang besar di atapnya.
Meski sempat mendapat bantuan warga sekitar untuk mengganti beberapa lembar asbes, kerusakan struktural yang tersisa masih sangat luas dan memerlukan renovasi menyeluruh. Kondisi ini membuat Bapak Mulyono dan anak yang sudah menikah yang tinggal bersamanya merasa tidak nyaman dan terancam keselamatannya.
Achmad Richie menegaskan bahwa ketiga keluarga ini akan menjadi prioritas utama program RTLH BAZNAS Sidoarjo pada periode mendatang. "Kami berkomitmen untuk membantu mereka mendapatkan rumah yang layak huni dengan fasilitas yang memadai, termasuk toilet dan kamar mandi yang sesuai standar kesehatan," tegas Achmad Richie.
Survey September ini menjadi bagian dari upaya sistematis BAZNAS Sidoarjo dalam memetakan kebutuhan masyarakat kurang mampu secara komprehensif dan tepat sasaran.
BERITA10/09/2025 | sudrab
Transformasi Nyata: Rumah Bapak Kamli Berubah Total Berkat Program RTLH BAZNAS Sidoarjo
SIDOARJO - Senyum bahagia terpancar di wajah Bapak Kamli saat menyambut tim monitoring BAZNAS Kabupaten Sidoarjo yang datang meninjau progres renovasi rumahnya di Desa Kalidawir, Tanggulangin, Selasa (9/9/2025). Rumah yang dulunya dalam kondisi memprihatinkan kini telah berubah total menjadi hunian yang layak dan bermartabat.
Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang dijalankan BAZNAS Sidoarjo pada bulan Agustus 2025 berhasil memberikan dampak transformatif bagi kehidupan keluarga Bapak Kamli. Renovasi komprehensif yang dilakukan tidak hanya memperbaiki struktur bangunan, tetapi juga menambahkan fasilitas vital yang selama ini tidak dimiliki keluarga tersebut.
"Alhamdulillah, rumah Bapak Kamli sudah selesai direnovasi dengan hasil yang sangat memuaskan. Dinding sudah diplester dan dicat hijau cerah, lantai sudah terpasang keramik baru, dan yang paling penting adalah pembangunan kamar mandi serta toilet," ungkap Achmad Richie, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo saat melakukan monitoring lapangan.
Perubahan paling signifikan terlihat pada penambahan fasilitas sanitasi yang sebelumnya tidak ada. Bapak Kamli dan keluarganya yang dahulu harus menumpang ke rumah tetangga untuk keperluan buang air, kini dapat menikmati fasilitas toilet pribadi yang bersih dan layak.
Kondisi rumah pasca renovasi menunjukkan standar kualitas yang tinggi. Dinding yang sebelumnya reot dan berlubang kini tampak kokoh dengan cat hijau yang menyegarkan mata. Lantai keramik putih bersih menggantikan lantai tanah yang becek saat hujan. Teras rumah juga telah diperbaiki dengan plester yang rata dan rapi.
"Transformasi ini bukan hanya perubahan fisik bangunan, tetapi juga peningkatan kualitas hidup dan martabat kemanusiaan bagi keluarga Bapak Kamli," tambah Achmad Richie dengan penuh empati.
Program RTLH BAZNAS Sidoarjo merupakan wujud nyata implementasi dana zakat, infaq, dan sedekah yang telah diamanahkan masyarakat. Melalui program ini, BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan material, tetapi juga memastikan setiap penerima bantuan mendapatkan rumah yang benar-benar layak huni dengan standar kesehatan dan keamanan yang memadai.
Kehadiran bendera Merah Putih yang berkibar di depan rumah menambah kesan sakral dan membanggakan bagi keluarga Bapak Kamli. Rumah hijau cerah dengan tiang-tiang kokoh dan atap yang tidak bocor kini menjadi tempat berlindung yang aman bagi seluruh anggota keluarga.
Monitoring yang dilakukan tim BAZNAS juga melibatkan pihak Tenaga Ahli Teknis untuk memastikan kualitas hasil renovasi sesuai standar yang telah ditetapkan. Setiap detail dikontrol dengan ketat, mulai dari kualitas cat, kerataan plester dinding, hingga fungsi instalasi sanitasi.
Program RTLH bulan Agustus ini menjadi bukti komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam mengentaskan kemiskinan struktural melalui perbaikan kondisi hunian masyarakat kurang mampu. Dengan rumah yang layak, diharapkan produktivitas dan kesehatan keluarga penerima bantuan dapat meningkat signifikan.
BERITA10/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Tebar Kasih, dari Ranjang Sakit hingga Bangku Sekolah
SIDOARJO – Di sebuah pagi Selasa (9/9/2025) yang penuh berkah, tim BAZNAS Kabupaten Sidoarjo melakukan perjalanan yang menyentuh relung kemanusiaan terdalam. Dua program unggulan, bantuan kesehatan dan pendidikan, disalurkan dengan penuh kehangatan, membawa secercah harapan bagi warga yang sedang berjuang.
Perjalanan dimulai menuju keluarga Ibu Afiyah Rofiah di Siwalan Panji. Di tengah perjuangannya melawan penyakit komplikasi, kehadiran tim yang dipimpin M. Sofwan ini diterima dengan air mata haru oleh sang Bude. Meski sang ibu sedang tidak di rumah, bantuan yang diberikan merupakan sebuah suntikan semangat bagi keluarga untuk terus bertahan.
Namun, suasana haru semakin terasa saat tim tiba di Damarsi Surya Residence, Buduran. M. Rafizah Pratama, pejuang kecil penderita kanker ganas retina (malignant neoplasma of retina), justru sedang menjalani kontrol rutin di RS Dr. Soetomo Surabaya. Kehadiran Pak RT dan Sekdes yang menerima bantuan dengan mata berkaca-kaca menggambarkan betapa berat perjuangan keluarga ini. Di sini, bantuan BAZNAS bukan sekadar materi, tapi pengakuan bahwa perjuangan mereka tidak sendirian.
Perjalanan berlanjut ke MI Nurus Syafi'i Wedi, Gedangan, dengan nuansa yang berbeda. Atmosfer spiritual pasca-peringatan Maulid Nabi masih terasa hangat. Meski siswa telah pulang, Kepala Sekolah dan staf menyambut dengan penuh syukur. Enam siswa-siswi terpilih, yang identitasnya dijaga dengan penuh hormat, mendapatkan bantuan biaya pendidikan. Bantuan ini adalah investasi nyata untuk masa depan mereka, melepaskan beban orang tua yang gigih berusaha membiayai sekolah anak-anaknya.
Hari itu, BAZNAS Sidoarjo tidak hanya menyalurkan bantuan. Mereka menebar empati, membangun optimisme, dan merajut solidaritas. Dua penerima bantuan kesehatan dan enam penerima bantuan pendidikan adalah bukti nyata bahwa filantropi Islam hadir tepat di tengah denyut nadi masyarakat yang membutuhkan. Setiap rupiah yang disalurkan adalah representasi dari kepercayaan masyarakat kepada BAZNAS, yang ditunaikan dengan penuh amanah dan ketulusan.
Inilah wajah Zakat yang sesungguhnya: manusiawi, tepat sasaran, dan penuh makna.
BERITA09/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Sidoarjo Cerdas Melalui Program Bantuan Biaya Pendidikan
SIDOARJO - Aksi nyata BAZNAS Kabupaten Sidoarjo dalam mewujudkan visi "Sidoarjo Cerdas" kembali terbukti melalui program distribusi bantuan biaya pendidikan yang menyentuh langsung ke sekolah-sekolah di Kecamatan Wonoayu. Program filantropi yang dijalankan pada 9 September 2025 ini berhasil menjangkau puluhan siswa dari keluarga kurang mampu di lima institusi pendidikan berbeda.
Tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin M. Ilhamuddin selaku Wakil Ketua IV, didampingi Abdul Ghoni sebagai Staf Pelaksana, melakukan kunjungan langsung ke SDN Wonokasian, SDN Pilang, SDN Sawocangkring, MI Bahrul Ulum Becirongengor, dan SDN Plaosan. Pendekatan door-to-door ini menunjukkan komitmen serius lembaga amil zakat nasional dalam memastikan tidak ada anak yang putus sekolah karena keterbatasan ekonomi.
"Kami tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga melakukan assessment mendalam untuk memahami kondisi riil setiap siswa," ungkap seorang guru yang menyaksikan langsung kedatangan tim BAZNAS. Proses penilaian kebutuhan ini dilakukan dengan teliti, melibatkan kepala sekolah dan mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi keluarga setiap calon penerima bantuan.
Sosok Dede Putra Ardianto dari MI Bahrul Ulum Becirongengor menjadi salah satu cerita yang menyentuh. Siswa kelas lima ini menghadapi beban tunggakan administrasi sekolah yang cukup berat untuk ukuran keluarga sederhana. Namun, semangat belajarnya tidak pernah surut meski dibayangi kekhawatiran akan masa depan pendidikannya.
Program ini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga memberikan efek domino positif bagi ekosistem pendidikan di Kecamatan Wonoayu. Para kepala sekolah menyambut antusias inisiatif BAZNAS yang langsung turun ke lapangan, tidak sekadar menunggu pengajuan bantuan datang ke kantor.
Total 41 siswa dari lima sekolah berbeda telah teridentifikasi sebagai penerima manfaat program bantuan biaya pendidikan BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan representasi harapan nyata bagi anak-anak yang berjuang meraih cita-cita meski dalam keterbatasan.
"Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan berkualitas, tidak peduli dari latar belakang keluarga seperti apa," tegas salah satu wali murid yang menyaksikan proses distribusi bantuan. Pernyataan ini mencerminkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial yang masih mengakar kuat di masyarakat Sidoarjo.
Kehadiran BAZNAS di sekolah-sekolah juga memberikan motivasi tambahan bagi siswa untuk terus berprestasi. Tidak jarang terlihat senyuman lebar di wajah anak-anak ketika mengetahui bahwa masyarakat peduli terhadap masa depan pendidikan mereka.
Program bantuan biaya pendidikan ini menjadi bukti konkret bagaimana lembaga filantropi dapat berperan strategis dalam mencerdaskan bangsa. Melalui pendekatan yang humanis dan tepat sasaran, BAZNAS Sidoarjo terus berkontribusi mewujudkan generasi Sidoarjo yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing.
Dengan konsistensi program seperti ini, visi "Sidoarjo Cerdas" bukan lagi sekadar slogan, tetapi realitas yang sedang dibangun bersama melalui kepedulian dan aksi nyata seluruh elemen masyarakat.
BERITA09/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Gerak Cepat, Rencanakan Rehab Rumah Warga Miskin di September
SIDOARJO – Di balik langit cerah Sidoarjo, tersembunyi kepiluan yang tertampung dalam dinding-dinding kayu lapuk dan atap-atap yang bolong. Laporan hasil survei tim Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo pada Senin (8/9/2025) mengungkap realitas pahit yang dihadapi puluhan keluarga: hidup dalam Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang nyaris roboh.
Berdasarkan pantauan langsung di sejumlah desa, tim menemukan kondisi yang memprihatinkan. Seperti yang dialami Ibu Aiful Jariyah, seorang janda dan buruh rumah tangga di Desa Tropodo, Waru. Rumahnya dipenuhi kebocoran, tanpa kamar mandi, dan kerap kebanjiran. “Kalau hujan, kami hanya bisa menadah ember,” ujarnya lirih, menggambarkan betapa air hujan menjadi musuh yang tak terelakkan di bawah atapnya sendiri.
Kisah serupa ditemui di lokasi lain. Seorang satpam, Bapak Aseri, terpaksa menghuni rumah tanpa dinding bersama keluarganya. Hanya tiang penyangga dan atap yang berlubang yang melindungi mereka dari terik dan hujan. “Cukup untuk makan, Pak. Tidak lebih,” katanya, mengisyaratkan ketiadaan biaya untuk perbaikan.
Menanggapi temuan yang menyentuh hati ini, BAZNAS Kabupaten Sidoarjo segera mengambil tindakan. Lembaga zakat tersebut secara resmi mengumumkan rencana percepatan program rehabilitasi dan pembangunan RTLH yang akan segera dimulai pada bulan September 2025 ini.
“Laporan dari lapangan ini adalah sebuah panggilan tugas bagi kami. Ini bukan sekadar angka statistik, tetapi tentang nyawa, harga diri, dan masa depan anak-anak yang tinggal di dalamnya. Kami tidak akan tinggal diam. Bulan September ini, insya Allah, menjadi titik balik bagi keluarga-keluarga tersebut,” tegas Achmad Richie Staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, dengan nada emphatic penuh tekad.
Program rehabilitasi ini akan difokuskan pada perbaikan fundamental, seperti penggantian atap yang bocor, pembangunan dinding, perbaikan lantai, serta penyediaan fasilitas sanitasi dasar seperti kamar mandi dan jamban yang layak. Prioritas penerima manfaat akan diberikan berdasarkan tingkat urgensi dan kerentanan, seperti yang ditemui pada keluarga lansia, janda, dan keluarga dengan balita.
“Satu atap yang kita perbaiki hari ini bukan hanya tentang menahan hujan, tetapi tentang memulihkan harapan, melindungi martabat, dan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk tumbuh dalam lingkungan yang sehat. Ini adalah investasi kita untuk kemanusiaan,” tambahnya.
BAZNAS Sidoarjo mengajak seluruh masyarakat, para dermawan, dan pelaku usaha untuk bersinergi dalam program kemanusiaan yang mendesak ini. Setiap donasi yang diberikan akan langsung ditransformasikan menjadi pondasi, dinding, dan atap yang kokoh untuk mewujudkan mimpi keluarga kurang mampu memiliki tempat tinggal yang layak.
Momen September 2025 diharapkan tidak hanya menjadi catatan di kalender, tetapi menjadi tonggak sejarah bagi dimulainya kehidupan baru bagi para mustahik penerima manfaat. Membangun rumah, memulihkan harapan.
BERITA09/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Tiga Bantuan Strategis dalam Satu Hari: Dari Pesantren hingga Pelaku UMKM Disabilitas
SIDOARJO- Dalam satu hari penuh makna, BAZNAS Kabupaten Sidoarjo menorehkan jejak emas kemanusiaan dengan menyalurkan tiga bantuan strategis yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat: pembangunan pondok pesantren, penguatan UMKM mikro, dan pemberdayaan penyandang disabilitas. Tidak hanya angka yang disalurkan — tapi harapan, semangat, dan masa depan yang dibangun ulang, Senin (8/9)
Dimulai pukul 11.40 WIB, tim lapangan BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin M Haffidz dan Rita Defani tiba di Pondok Pesantren Darul Hikmah, Desa Sidodadi, Kecamatan Taman. Di tengah suara adzan dzuhur yang berkumandang, bantuan biaya pembangunan diserahkan secara simbolis kepada pengasuh pesantren. “Ini bukan sekadar dana, tapi investasi akhirat untuk generasi Qurani,” ujar sang pengasuh dengan mata berkaca-kaca. Bangunan asrama santri yang sedang dibangun akan menjadi rumah ilmu bagi ratusan anak yang haus akan pendidikan agama dan akhlak mulia.
Tak berselang lama, pukul 12.15 WIB, rombongan bergerak ke Desa Pertapan Maduretno. Di rumah sederhana Bapak Eddy Kurniawan, bantuan modal UMKM diserahkan. Pria yang selama ini menghidupi keluarga dengan berjualan kerupuk rumahan itu kini bisa memperluas jangkauan pasarnya. “Dulu saya hanya bisa titip ke 5 warung. Sekarang, dengan tambahan modal, saya targetkan 20 warung dalam 3 bulan,” katanya penuh semangat. BAZNAS tidak hanya memberi uang — tapi juga pendampingan dan akses pemasaran digital melalui platform “WarungKu Sidoarjo”.
Perjalanan Akhir, pukul 12.20 WIB, saat tim tiba di rumah Ibu Enny, tempat tinggal Ibu Musrifah — seorang penyandang disabilitas yang gigih menjalankan usaha laundry dan jahit baju. Di tengah keterbatasan fisik, beliau membuktikan bahwa semangat tak mengenal rintangan. Dengan kursi roda dan mesin jahit manual, ia melayani puluhan pelanggan setia. Saat menerima bantuan, air matanya tumpah — bukan karena sedih, tapi karena merasa “dilihat” dan “dipercaya”. “Saya tidak minta dikasihani. Saya hanya minta diberi kesempatan. Dan hari ini, BAZNAS memberi saya itu,” ujarnya lirih namun penuh kekuatan.
Ketiga kegiatan ini bukan sekadar agenda rutin. Ini adalah manifestasi nyata dari filosofi BAZNAS Sidoarjo: filantropi yang hadir, bukan hanya memberi. Setiap rupiah yang disalurkan adalah jawaban atas doa-doa yang dipanjatkan di sudut-sudut desa, di ruang jahit yang sunyi, di warung-warung kecil, dan di pondok pesantren yang penuh cita-cita.
“Kami percaya, keadilan sosial dimulai dari kehadiran. Dan hari ini, kami hadir — bukan sebagai pemberi, tapi sebagai sahabat perjuangan,” kata M Haffidz, Koordinator Lapangan BAZNAS Sidoarjo.
Rencana tindak lanjut pun sudah disusun matang, Semua demi satu tujuan: memastikan bahwa bantuan hari ini menjadi fondasi kemajuan esok hari.
BAZNAS Sidoarjo membuktikan: filantropi bukan soal siapa yang paling banyak memberi, tapi siapa yang paling tulus menyentuh hati. Dan Senin, 8 September 2025, adalah bukti nyata bahwa kebaikan, ketika dikelola dengan hati, mampu mengubah takdir.
BERITA09/09/2025 | sudrab
Pelita Harapan di Rusunawa: BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Komitmen Keadilan Restoratif Melalui Bantuan Permakanan Bulan Ke-2
SIDOARJO – Senyum tipis terpancar dari wajah Wahyu Ardiansyah ketika menerima kunjungan tim BAZNAS Kabupaten Sidoarjo di hunian barunya di Rusunawa Bulusidokare, Senin (8/9/2025). Kali ini, bukan sekadar bantuan biasa yang datang mengetuk pintu, melainkan wujud nyata komitmen keadilan restoratif yang terus bergulir memasuki bulan kedua.
Dalam suasana hangat di ruang sederhana rusunawa, tim dari BAZNAS Kabupaten Sidoarjo bersama rekan melaksanakan distribusi bantuan permakanan bulan ke-2 untuk keluarga Ardiansyah, bagian integral dari program Restorative Justice Kejaksaan Negeri Sidoarjo yang telah menyentuh hati publik.
"Alhamdulillah, bantuan ini sangat membantu kami dalam menghadapi kehidupan yang baru," ungkap Wahyu Febri Ardiansyah. Dan Wahyu yang kini tengah menjalani masa transisi pasca penerapan keadilan restoratif, setiap dukungan yang datang menjadi harapan baru bagi keluarga kecil ini.
Program bantuan permakanan selama 6 bulan ini merupakan manifestasi sempurna dari filosofi keadilan restoratif yang tidak berhenti pada pengampunan semata, namun berlanjut pada pemulihan holistik. Bersama Kepala DLHK (Dinas Lingkungan Hidup Dan Kebersihan) yang turut mendampingi proses distribusi, bersama penyedia permakanan Ali Mas'ud dari warga sekitar, memastikan kualitas dan keberlanjutan bantuan yang diberikan.
Kehadiran Kepala Dinas DLHK Kabupaten Sidoarjo dan perwakilan Kejaksaan Negeri Sidoarjo dalam kegiatan ini menegaskan sinergi antar-institusi dalam mewujudkan keadilan yang menyentuh aspek kemanusiaan. "Ini bukan sekadar bantuan material, tetapi investasi pemulihan sosial jangka panjang," tegas salah satu perwakilan kejaksaan yang hadir.
Bagi Wahyu, mantan karyawan toko stiker di Desa Wage yang terpaksa menjual motor majikan untuk biaya pengobatan ibu dan melunasi kos, bantuan ini menjadi angin segar di tengah beban sebagai anak sulung yang menanggung hidup ibu sakit dan dua adik berkebutuhan khusus.
Pemuda yang kini tengah menjalani masa transisi pasca penerapan keadilan restoratif ini tampak lebih tenang menghadapi tantangan hidup. Dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak memberikan ruang baginya untuk membangun kembali kehidupan keluarga yang sempat terpuruk akibat dilema ekonomi yang memaksanya mengambil keputusan berat.
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, melalui dukungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, telah membuktikan bahwa filantropi berbasis keadilan dapat menjadi solusi transformatif. Bantuan yang diserahkan secara simbolis oleh Bupati Sidoarjo H. Subandi pada Juli lalu, kini memasuki tahap implementasi kedua dengan komitmen penuh.
Program ini diharapkan menjadi model percontohan nasional bagaimana keadilan restoratif dapat diperkuat melalui pendekatan filantropi yang terstruktur dan berkelanjutan, memberikan makna mendalam pada proses pemulihan korban dan pelaku dalam kasus hukum.
Dengan tersisa empat bulan lagi, harapan besar tertumpu pada keberhasilan program ini dalam membangun fondasi kehidupan yang lebih stabil bagi keluarga Ardiansyah, sekaligus memperkuat praktik keadilan restoratif di Indonesia.
BERITA09/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Hunian Layak untuk Keluarga Prasejahtera di Gedangan
SIDOARJO - Di balik dinding hijau rumah sederhana yang berdiri di Desa Gedangan, tersimpan kisah perjuangan hidup yang tak kenal lelah. Bapak Supriyono (62) bersama keluarganya telah bertahun-tahun bertahan dalam kondisi rumah yang jauh dari kata layak huni. Kini, harapan baru mulai bersinar seiring dengan kedatangan tim BAZNAS Kabupaten Sidoarjo yang melakukan survey program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) pada Senin (8/9/2025).
Tim yang dipimpin oleh Achmad Richi selaku staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, didampingi Ahmad Nasirin sebagai tenaga teknis, serta perangkat desa setempat, melakukan assessment mendalam terhadap kondisi hunian keluarga Supriyono. Hasil survey menunjukkan kondisi yang memprihatinkan: lantai rumah masih berupa ubin yang retak, atap yang sangat rendah hingga penghuni harus membungkuk saat berjalan, dan yang paling mengkhawatirkan adalah rumah ini selalu terendam banjir setiap kali hujan turun.
"Kondisi rumah Bapak Supriyono ini sangat memerlukan perhatian serius. Bayangkan, setiap hujan datang, keluarga ini harus berjuang melawan genangan air yang menggenangi rumah mereka," ungkap Achmad Richi saat melakukan wawancara dengan keluarga penerima bantuan. "Ini bukan hanya masalah fisik bangunan, tetapi juga menyangkut martabat dan kesehatan keluarga yang tinggal di dalamnya."
Kehidupan ekonomi keluarga Supriyono mencerminkan kondisi banyak keluarga prasejahtera di Indonesia. Tanpa penghasilan tetap, Bapak Supriyono mengandalkan pekerjaan serabutan yang sangat tidak menentu. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga ini bergantung pada bantuan keponakan yang dengan tulus berbagi rejeki. Di usia yang sudah tidak muda lagi, perjuangan mencari nafkah menjadi tantangan yang semakin berat.
Program RTLH BAZNAS Sidoarjo hadir sebagai wujud nyata kepedulian terhadap masyarakat yang membutuhkan. Melalui dana zakat, infaq, dan shadaqah yang telah diamanahkan masyarakat, BAZNAS berkomitmen menghadirkan perubahan nyata bagi keluarga-keluarga seperti Supriyono. Survey yang dilakukan bukan sekadar formalitas, melainkan langkah strategis untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.
"Kami tidak hanya membangun rumah, tetapi membangun harapan dan mengembalikan martabat keluarga penerima bantuan," tegas Achmad Richi. "Setiap rumah yang kami renovasi atau bangun adalah investasi kemanusiaan yang akan berdampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat."
Tim BAZNAS juga melibatkan perangkat desa dalam proses assessment untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas program. Kolaborasi ini menjadi kunci keberhasilan program RTLH yang telah memberikan dampak positif bagi puluhan keluarga di Kabupaten Sidoarjo.
Melalui program ini, BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa zakat bukan hanya sekedar kewajiban ritual, melainkan instrumen pemberdayaan masyarakat yang sangat efektif. Rumah yang layak huni menjadi fondasi bagi keluarga untuk membangun masa depan yang lebih baik, terutama bagi anak-anak yang berhak mendapatkan lingkungan tumbuh kembang yang sehat dan bermartabat.
Kehadiran BAZNAS di rumah Bapak Supriyono hari ini menandai dimulainya transformasi besar. Dari rumah yang selalu kebanjiran saat hujan, akan berubah menjadi hunian yang aman, nyaman, dan bermartabat – sebuah bukti nyata bahwa tidak ada yang terlupakan dalam misi kemanusiaan BAZNAS Kabupaten Sidoarjo.
BERITA08/09/2025 | sudrab
Rehab RTLH BAZNAS: Kontribusi Nyata ZIS ASN Sidoarjo
SIDOARJO - Upaya sistematis untuk menghadirkan hunian yang bermartabat bagi masyarakat kurang mampu kembali ditunjukkan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Melalui sinergi strategis dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo, program rehabilitasi rumah tak layak huni (RTLH) berhasil mewujudkan mimpi keluarga prasejahtera untuk memiliki tempat tinggal yang layak. Kamis (4/9/2025), Bupati Sidoarjo Subandi secara langsung menyerahkan kunci dua unit rumah hasil rehabilitasi kepada warga Kelurahan Sidokumpul, yang didampingi Ketua BAZNAS Sidoarjo M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk).
Transformasi kehidupan Munjiati dan Madekan, dua kepala keluarga dari RT 18 RW 03 Kelurahan Sidokumpul, menjadi bukti konkret bahwa program filantropi berbasis zakat dapat menghadirkan perubahan signifikan. Rumah yang sebelumnya dalam kondisi memprihatinkan dengan atap bocor dan struktur rapuh, kini telah berubah menjadi hunian yang kokoh dan nyaman. Program ini merupakan manifestasi nyata dari komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan keadilan sosial melalui pemberdayaan dana zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) para Aparatur Sipil Negara.
"Kami berusaha keras agar setiap warga yang tidak mampu dapat memiliki hunian yang layak dan nyaman," tegas Bupati Subandi saat meninjau langsung hasil rehabilitasi. "Semua warga yang tidak mampu dan tidak memiliki biaya untuk memperbaiki rumahnya akan kami bantu dengan kerjasama BAZNAS, termasuk program kesehatan. Kalau tidak punya BPJS Kesehatan kita kasih gratis. Ini adalah hak mereka sebagai warga Sidoarjo."
Pendekatan holistik dalam program rehabilitasi ini mencakup perbaikan komponen vital rumah seperti atap, dinding, lantai, dan fasilitas sanitasi. Bupati Subandi menegaskan prioritas penanganan berdasarkan tingkat urgensi kebutuhan. "Kami ingin memastikan pembangunan yang paling urgent bisa diselesaikan lebih dahulu. Harapannya, warga dapat menempati dengan lebih nyaman dan aman," ungkapnya sambil mengamati kualitas bangunan yang telah diperbaiki.
Antusiasme dan rasa syukur terpancar dari wajah para penerima manfaat. Munjiati, salah satu beneficiary program, mengungkapkan kebahagiaannya dengan penuh haru. "Kami sangat bersyukur dan berterima kasih. Dengan adanya perbaikan ini, rumah saya sekarang lebih layak untuk ditinggali. Terima kasih, Pak Bupati Subandi," ucapnya sambil menerima bantuan sembako tambahan dari pemerintah daerah dan BAZNAS.
Bupati Subandi juga mengapresiasi kontribusi ZIS dari ASN Sidoarjo yang menjadi tulang punggung program rehabilitasi ini. Menurutnya, kontribusi ZIS dari ASN Sidoarjo patut diapresiasi karena telah memberikan manfaat luar biasa. “Zakatnya (ZIS) Pegawai (ASN) Kalau di dayagunakan secara optimal, manfaatnya luar biasa,” cetus H. Subandi, S.H, M.Kn.
Kolaborasi strategis antara Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan BAZNAS dalam program RTLH ini menjadi model terbaik implementasi filantropi modern yang berbasis pada prinsip keadilan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Dengan target rehabilitasi 240 unit rumah per tahun, program ini diproyeksikan akan menghadirkan perubahan signifikan bagi ribuan jiwa yang selama ini hidup dalam kondisi hunian tidak layak. Kehadiran program ini membuktikan bahwa sinergi antara pemerintah dan lembaga filantropi dapat menciptakan ekosistem pembangunan sosial yang berkelanjutan dan berdampak nyata.
BERITA04/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarja Hadirkan Senyum dan Harapan bagi Para Pejuang Kehidupan di Wage
SIDOARJO– Di balik tembok-tembok rumah sederhana di Dusun Wage, Kecamatan Taman, tersimpan cerita-cerita ketabahan yang menggetarkan hati. Rabu pagi (03/09/2025), tim dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo melakukan perjalanan singkat yang sarat makna, mendatangi dua ibu yang menjadi simbol kekuatan dalam menghadapi ujian hidup. Kedatangan mereka bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan sebuah misi kemanusiaan untuk mengulurkan tangan dan menghangatkan hati.
Pukul 10.40 WIB, tim yang terdiri dari M. Hafidz, Rita Defani, A. Hamdani, dan didampingi Kasun setempat, Pak Wendy, tiba di kediaman Ibu Mustiah (69 tahun). Suasana haru langsung menyelimuti ruang tamu yang sederhana. Di usianya yang senja, Ibu Mustiah adalah epitome seorang pejuang. Setiap hari, dengan kesabaran yang tak terbatas, ia merawat putra tercintanya yang mengalami disabilitas permanen akibat sebuah kecelakaan pada 2008. “Semua ini adalah ujian, kami hanya bisa bersabar dan berusaha,” ujarnya dengan suara lirih, sementara sang putra duduk tegar di kursi rodanya. Bantuan Biaya Hidup yang diserahkan pada saat itu adalah sebuah pengakuan atas perjuangan tanpa henti yang mereka jalani.
Hanya berselang 15 menit, tepat pukul 10.55 WIB, tim bergerak ke lokasi kedua, rumah Ibu Tulis Kartika. Di sini, semangat yang sama terpancar jelas. Bantuan yang diterima bukan dilihat sebagai sekadar nominal materi, melainkan sebagai simbol bahwa masyarakat tidak melupakan mereka. “Ini bukti nyata bahwa kepedulian sesama itu nyata. Terima kasih tidak terhingga untuk para donatur yang telah berbagi,” tutur Ibu Tulis Kartika, raut wajahnya berbinar penuh syukur.
Rita Defani, salah satu Staf Pelaksana BAZNAS yang terlibat, menyatakan bahwa kunjungan seperti ini adalah jantung dari semua kerja-kerja filantropi. “Kami tidak hanya menyalurkan, tetapi juga langsung menyentuh, mendengar, dan merasakan getar kehidupan mustahik. Ini yang menguatkan komitmen kami untuk terus memberikan yang terbaik,” katanya dengan penuh keyakinan.
Kegiatan distribusi pada Rabu pagi itu mungkin hanya berlangsung singkat, namun dampaknya abadi. Setiap paket bantuan yang diserahkan adalah pengejawantahan dari zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dikumpulkan dari masyarakat. BAZNAS Sidoarjo, melalui aksi-aksi nyata seperti ini, terus membuktikan komitmennya untuk menjadi jembatan yang menghubungkan antara mereka yang mampu dengan mereka yang berjuang, menebar bukan hanya bantuan, tetapi juga harapan dan senyum ketulusan.
BERITA03/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo: Kursi Roda untuk Putri Kecil dan Bantuan Medis Menyentuh Hati
SIDOARJO - Senyum kecil Putri Febbyan Nitawan (9) merekah ketika sebuah kursi roda baru tiba di rumahnya yang sederhana di Kalitengah Utara RT 4 RW 1, Desa Kalitengah, Kecamatan Tanggulangin. Gadis cilik itu tidak menyangka bahwa hari Rabu (3/9/2025) akan menjadi hari yang sangat istimewa dalam hidupnya.
Tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin Ach Saleh selaku Wakil Ketua III bergerak sejak pukul 09.00 WIB dengan misi khusus menyalurkan bantuan kepada anak berkebutuhan khusus dan masyarakat yang memerlukan bantuan medis. Perjalanan mereka mencakup empat lokasi berbeda di tiga kecamatan dengan cerita yang sama-sama menyentuh hati.
"Kami sangat tergerak ketika mengetahui ada anak sekecil Putri yang membutuhkan kursi roda. Ini investasi untuk masa depannya agar bisa lebih mandiri dan tetap bisa bersekolah dengan nyaman," ungkap Ach Saleh dengan penuh perhatian.
Bambang Irawan, ayah Putri, tidak bisa menyembunyikan keharuan ketika melihat putri kesayangannya duduk di kursi roda barunya. Selama ini, Putri harus bergantung pada orang lain untuk berpindah tempat karena kondisi fisiknya yang terbatas. Kehadiran kursi roda ini akan sangat membantu mobilitasnya, terutama untuk kegiatan sekolah.
"Terima kasih banyak, Pak. Selama ini Putri susah kalau mau ke mana-mana. Sekarang dia bisa lebih mandiri dengan kursi roda ini. Semoga berkah untuk BAZNAS yang sudah membantu anak saya," kata Bambang dengan mata berkaca-kaca.
Perangkat desa setempat yang turut hadir dalam penyerahan bantuan menjelaskan bahwa keluarga Bambang memang layak mendapat bantuan. Sebagai kepala keluarga, Bambang bekerja serabutan dengan penghasilan tidak menentu, sementara biaya perawatan dan kebutuhan khusus Putri cukup besar.
Perjalanan dilanjutkan ke Jalan Ki Hajar Dewantoro RT 3 RW 1, Tulangan, untuk mengunjungi keluarga Ibu Siti Nurul Lailatul. Tim tiba sekitar pukul 09.30 WIB, namun yang bersangkutan sedang tidak berada di rumah. Putranya menerima bantuan biaya hidup dengan penuh rasa syukur.
"Ibu sedang pergi ke pasar, Pak. Terima kasih banyak atas bantuannya. Keluarga kami memang sedang kesulitan ekonomi," kata putra Ibu Siti sambil menerima bantuan dengan hormat.
Destinasi ketiga membawa tim ke Desa Cangkring RT 5 RW 2, Krembung, untuk menemui Bapak Suyatno. Pria paruh baya itu termasuk dalam kategori fakir yang sangat membutuhkan bantuan. Kondisi rumahnya yang sederhana dan penghasilan yang sangat terbatas membuatnya masuk dalam daftar prioritas penerima bantuan BAZNAS.
"Pak Suyatno ini sudah lama kami pantau. Beliau benar-benar membutuhkan bantuan karena kondisi ekonominya yang sangat terbatas," jelas Ach Saleh kepada perangkat desa yang mendampingi.
Kunjungan terakhir yang paling menyentuh adalah ke Jalan Melati RT 2 RW 1, Desa Kepunten, Kecamatan Tulangan, untuk memberikan bantuan biaya pengobatan kepada M. Rendy Alfisahrin. Pemuda itu membutuhkan bantuan medis untuk pengobatan penyakitnya yang memerlukan biaya cukup besar.
"Kondisi kesehatan Rendy memang membutuhkan perhatian khusus. Keluarganya sudah berusaha mencari pengobatan, tapi biayanya sangat mahal," ungkap Ach Saleh setelah bertemu dengan keluarga Rendy.
Perjalanan ditutup dengan kunjungan ke Desa Modong RT 2 RW 1 untuk memberikan bantuan biaya hidup kepada Ibu Hartini (56). Perempuan paruh baya itu menyambut kedatangan tim dengan senyum tipis yang menyiratkan rasa syukur mendalam.
Tim BAZNAS yang didampingi Dani Prabowo sebagai Staf Pelaksana berhasil menyelesaikan misi mereka dengan perasaan haru dan bangga. Setiap bantuan yang disalurkan meninggalkan jejak kebahagiaan di wajah para penerima, menegaskan bahwa misi filantropi bukan sekadar menyalurkan bantuan, tetapi juga menanam benih harapan di hati sesama.
BERITA03/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo : Tiga Keluarga Lansia Temukan Secercah Harapan di Tengah Keterbatasan
SIDOARJO - Air mata hampir mengalir dari mata Ibu Tunik (60) ketika tim BAZNAS Sidoarjo mengetuk pintu rumahnya yang sederhana di Desa Candi, Kecamatan Sumokali. Perempuan paruh baya itu sudah bertahun-tahun berjuang melawan penyakit jantung koroner akut sambil menahan beban ekonomi keluarga yang semakin berat.
Tim yang dipimpin M. Naim selaku Kepala Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo berkeliling Desa Candi sejak pukul 09.00 WIB, Rabu (3/9/2025). Mereka datang dengan misi mulia menyalurkan bantuan biaya hidup kepada tiga keluarga lansia yang kondisinya memprihatinkan.
"Melihat kondisi ketiga keluarga ini, hati kami sangat terpanggil untuk membantu. Mereka adalah representasi dari ribuan lansia di Sidoarjo yang membutuhkan uluran tangan kita," ungkap M. Naim dengan penuh empati.
Rumah pertama yang dikunjungi adalah kediaman Ibu Semiati (60), seorang janda yang gigih berjualan gorengan kecil-kecilan di rumah tetangganya. Kondisi rumahnya yang berada di belakang membuatnya harus berjalan agak jauh untuk mencari pembeli. Meski usia tidak lagi muda, semangat berdagang Ibu Semiati masih menggebu-gebu.
"Saya jualan gorengan ini sudah bertahun-tahun, Pak. Setiap hari saya buat 10-15 bungkus, tapi hasilnya ya pas-pasan. Kadang untuk makan aja harus ngutang dulu," cerita Ibu Semiati sambil menyeka keringat di dahinya.
Kasun setempat yang mendampingi kunjungan menjelaskan bahwa Ibu Semiati memang termasuk keluarga yang membutuhkan bantuan. Penghasilannya dari berjualan gorengan hanya cukup untuk makan sehari-hari, belum lagi kebutuhan lain seperti listrik, air, dan keperluan mendesak lainnya.
Kunjungan kedua menuju rumah Bapak Sony Mustofa yang sayangnya sedang tidak berada di tempat. Istrinya menerima kedatangan tim dengan perasaan campur aduk antara malu dan bahagia. Kondisi ekonomi keluarga ini memang sangat terbatas, dengan penghasilan suami yang tidak menentu sebagai buruh serabutan.
"Suami saya kerja apa saja yang penting halal, Pak. Kadang jadi buruh bangunan, kadang angkut barang. Tapi ya namanya kerja kasar begini, tidak setiap hari dapat," tutur istri Pak Sony sambil menundukkan kepala.
Tim kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah Ibu Tunik, yang kondisinya paling memprihatinkan di antara ketiganya. Perempuan 60 tahun itu menderita penyakit jantung koroner akut yang membuatnya tidak bisa bekerja berat. Suaminya bekerja seadanya dengan penghasilan yang sangat pas-pasan, sementara biaya pengobatan terus menguras kantong keluarga.
"Sejak sakit jantung ini, saya tidak bisa apa-apa. Suami saya juga sudah tua, tapi masih harus kerja keras buat biaya makan dan obat-obatan saya," kata Ibu Tunik dengan suara bergetar.
M. Naim yang didampingi M. Sofwan sebagai Staf Pelaksana BAZNAS tidak bisa menyembunyikan keharuan melihat kondisi ketiga keluarga tersebut. Mereka adalah gambaran nyata dari kelompok masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan, tidak hanya secara materi tetapi juga dukungan moral.
"Inilah wajah nyata kemiskinan di tengah masyarakat kita. Ketiga keluarga ini bukan malas bekerja, tetapi kondisi usia dan kesehatan yang membatasi mereka untuk mencari nafkah," refleksi M. Naim.
Bantuan yang disalurkan diharapkan dapat meringankan beban hidup mereka, setidaknya untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam beberapa waktu ke depan. Tim BAZNAS juga berkomitmen untuk terus memantau perkembangan kondisi ketiga keluarga ini di masa mendatang.
BERITA03/09/2025 | sudrab

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
Info Rekening Zakat
