WhatsApp Icon
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan di Krian dan Prambon, Sentuh Anak Sekolah hingga Lansia Tak Mampu

SIDOARJO — Dalam satu hari penuh kepedulian, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menyalurkan bantuan sosial di dua lokasi berbeda: SDN Ponokawan, Kecamatan Krian, dan Desa Bendotretek, Kecamatan Prambon. Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 17 November 2025, menjadi bukti nyata komitmen lembaga amil zakat dalam menjangkau kelompok rentan—mulai dari anak-anak usia sekolah hingga lansia yang hidup dalam keterbatasan.

 

Di SDN Ponokawan, tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin oleh Ahmad Hamdani, M. Haffidz, dan Rita Defani, bersama kepala sekolah, menyerahkan bantuan pendidikan kepada sepuluh siswa yang berprestasi namun berasal dari keluarga kurang mampu. Para siswa tampak antusias menerima bantuan yang dirancang untuk mendukung kebutuhan belajar mereka. Kepala sekolah menyampaikan apresiasi atas kehadiran BAZNAS, mengingat banyak siswa di sekolah tersebut yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, baik untuk dirinya maupun keluarganya yang terbatas. “Ini bukan sekadar bantuan materi, tapi juga dorongan semangat agar anak-anak terus percaya pada pendidikan sebagai jalan keluar,” ujar kepala sekolah.

 

Sementara itu, di Desa Bendotretek, Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, M. Mahbub—yang akrab disapa Gus Mahbub—bersama staf pelaksana Sofwan dan Syukron, menyalurkan bantuan biaya hidup kepada sembilan warga lanjut usia dan keluarga tidak mampu. Salah satu penerima adalah Pak Kasban, seorang lansia berusia 87 tahun yang tinggal sendirian dan sangat bergantung pada bantuan anaknya. Kunjungan tim BAZNAS tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga mendengarkan cerita hidup mereka dan memberikan dukungan moral. “Kami ingin memastikan bahwa lansia yang hidup sebatang kara tetap merasa dihargai, bukan hanya diperhatikan secara fisik, tapi juga secara emosional,” kata Gus Mahbub.

 

Kedua kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin BAZNAS Sidoarjo dalam optimalisasi penyaluran zakat, infak, dan sedekah secara tepat sasaran. Penyaluran dilakukan berdasarkan hasil asesmen lapangan yang cermat, serta koordinasi erat dengan pihak sekolah dan perangkat desa untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi.

 

Dari dua lokasi ini, terlihat jelas bahwa kebutuhan masyarakat sangat beragam—mulai dari akses pendidikan hingga pemenuhan kebutuhan pokok bagi lansia. Namun, benang merahnya sama: kepedulian yang tulus. Di Ponokawan, senyum anak-anak berbaris rapi dengan seragam putih-merah menjadi simbol harapan masa depan. Di Bendotretek, tatapan tenang para lansia yang memegang bantuan menjadi pengingat bahwa martabat manusia tak pernah pudar, bahkan di usia senja.

 

BAZNAS Sidoarjo berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan programnya, tidak hanya melalui penyaluran langsung, tetapi juga dengan pendampingan dan pemberdayaan berkelanjutan. Rencana tindak lanjut mencakup monitoring dampak bantuan, serta pengembangan program seperti beasiswa berkelanjutan untuk siswa berprestasi dan layanan kesehatan dasar untuk lansia.

 

Dengan langkah-langkah konkret ini, BAZNAS Sidoarjo menegaskan perannya sebagai mitra strategis dalam mewujudkan kesejahteraan sosial di kabupaten yang dikenal sebagai pusat industri dan pertanian. Karena di balik setiap bantuan yang diserahkan, ada cerita, ada harapan—dan ada janji: bahwa tidak ada yang ditinggalkan. Setiap nyawa, sekecil apa pun, berhak atas kehidupan yang layak.

18/11/2025 | Kontributor: sudrab
Afizah dan Harapan yang Tak Pernah Padam

Kisah Keluarga Hariadi dan Intervensi BAZNAS Sidoarjo di Balik Perjuangan Melawan Penyakit

SIDOARJO – Di balik tembok rumah sederhana di Desa Pejangkungan, Kecamatan Prambon, tersimpan kisah perjuangan yang melelahkan sekaligus mengharukan. Afizah Al Maira Putri, bocah mungil yang belum genap tiga tahun, harus menanggung beban yang terlalu berat untuk usianya: kelainan jantung, gangguan paru-paru, kelainan kulit, dan penumpukan cairan di kepala. Setiap dua minggu sekali, keluarga Hariadi harus menempuh perjalanan ke RS Dr. Soetomo Surabaya—perjalanan yang menguras fisik, mental, dan kantong mereka yang sudah tipis.

 

"Kami tidak pernah menyangka cobaan ini akan datang," ujar Hariadi, sang ayah, dengan suara yang hampir berbisik. Sebagai kepala keluarga dengan tiga anak, ia bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasilannya yang tak menentu kini harus berbagi dengan kebutuhan medis Afizah yang terus membengkak. Istrinya, yang seharusnya bisa membantu mencari nafkah, kini harus stay di rumah untuk merawat putri bungsunya yang membutuhkan perhatian 24 jam.

 

Kondisi inilah yang menarik perhatian BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Senin pagi, 17 November 2025, pukul 10.00 WIB, tim yang dipimpin langsung oleh M. Mahbub (Gus Mahbub), Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, bersama Sofwan dan Syukron, staf pelaksana, datang membawa bantuan kesehatan. Kunjungan ini bukan sekadar seremonial penyerahan bantuan, melainkan hasil dari asesmen mendalam yang telah dilakukan sebelumnya.

 

"Kami melihat keluarga Pak Hariadi bukan hanya butuh bantuan finansial, tapi juga dukungan moral bahwa mereka tidak berjuang sendirian," jelas Gus Mahbub. Dalam asesmen yang dilakukan, tim BAZNAS menemukan bahwa keluarga ini tergolong sangat rentan. Dengan tiga anak dan kondisi Afizah yang memerlukan perawatan intensif berkelanjutan, keluarga Hariadi berada di ujung tanduk kemiskinan struktural yang kronis.

 

Data dari BAZNAS Sidoarjo mencatat bahwa kasus seperti Afizah bukanlah fenomena tunggal. Di Kabupaten Sidoarjo, masih banyak keluarga yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan akibat biaya kesehatan katastropik. Program bantuan kesehatan BAZNAS hadir sebagai safety net, jaring pengaman sosial yang menangkap mereka yang jatuh dari sistem kesehatan formal.

 

Yang membuat program ini berbeda adalah pendekatan humanistiknya. Bukan sekadar menyerahkan amplop bantuan, tim BAZNAS memastikan keluarga penerima memahami bahwa ini adalah hak mereka sebagai mustahik, bukan belas kasihan. "Zakat adalah sistem redistribusi kekayaan yang telah Allah atur. Afizah dan keluarganya berhak mendapat bagian dari harta orang-orang yang berkecukupan," tegas Gus Mahbub.

 

Saat bantuan diserahkan, air mata Ibu Afizah menetes. Bukan karena jumlah nominalnya, tapi karena pengakuan bahwa perjuangan mereka dilihat dan dihargai. Di tengah sistem yang kerap mengabaikan wong cilik, kehadiran BAZNAS menjadi oase di padang tandus.

 

Program seperti ini membuktikan bahwa filantropi Islam, khususnya melalui lembaga zakat, bukan hanya tentang charity, melainkan tentang restorasi martabat manusia. Afizah mungkin masih harus bergulat dengan penyakitnya, tapi setidaknya kini keluarganya tak lagi berjuang sendirian. Dan itu, dalam banyak hal, adalah kemenangan terbesar.

17/11/2025 | Kontributor: sudrab
Puluhan Keluarga Gizi Buruk Terima Daging DAM Baznas 2025: Satu Paket, Satu Harapan

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang semakin berat, di balik dinding-dinding rumah sederhana di Sidoarjo, ada kisah-kisah kecil yang menyimpan beban besar. Beban gizi buruk. Beban kelaparan tersembunyi. Dan di sinilah, BAZNAS RI, melalui Program Daging Kambing DAM Haji 2025, hadir bukan hanya sebagai pemberi, tapi sebagai penjaga harapan.

 

Dalam dua hari pelacakan intensif (5-6 November 2025), Tim Pembina dan Pengawasan Program Kesehatan Keluarga dan Gizi (TP3 Kesga & Gizi) Kabupaten Sidoarjo, Dinas kesehatan , dinas sosial, tim  Penggerak PKK dan BAZNAS Sidoarjo, menjumpai puluhan anak yang tumbuh kembangnya  terindikasi  kekurangan nutrisi. Mereka bukan sekadar angka statistik.

Seperti, mereka adalah Ananda Dewi Sekar Arum, usia 24 bulan, berat badannya hanya 6,8 kg—jauh di bawah standar. Bayangkan, seorang bayi yang setiap hari rewel karena perutnya yang lapar, ibunya yang lelah, dan ayahnya yang mencari nafkah dengan tangan yang gemetar, sambil menghisap rokok yang justru memperparah kondisi keluarga.

 

Atau Ananda Muhammad Syahrul, 4 tahun 2 bulan, berat badannya 10,1 kg. Ia tinggal bersama lima saudara kandung di rumah yang statusnya sudah dijual. Ayahnya bekerja di warung soto, ibunya mengupas bawang—dua pekerjaan yang berat untuk memenuhi kebutuhan dasar, apalagi nutrisi berkualitas. Di Prambon, Ananda Mohamad Rasya Alfarizqi dan Azfer Rafeyfa Endaru juga menanti. Azfer, putra pertama, berat badannya hanya 9 kg—padahal idealnya harus 13,5 kg. Ibu Yeny Dwi Lestari, sang ibu, hanya bisa menatap anaknya dengan mata berkaca-kaca, sementara suaminya, seorang supir pengiriman, berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Namun, di tengah keprihatinan itu, datanglah cahaya. BAZNAS RI, melalui 225 paket siap saji berkualitas yang dialokasikan khusus untuk BAZNAS Sidoarjo, membawa solusi nyata. Setiap paket daging kambing DAM, diproses secara higienis dalam kemasan pouch, bukan sekadar makanan. Ini adalah obat. Ini adalah investasi masa depan. Ini adalah bentuk zakat yang hidup, yang bernafas, yang menyentuh kulit dan jiwa.

 

Staf pelaksana BAZNAS, Ahmad Hamdani dengan wajah serius namun penuh empati, mendatangi rumah-rumah tersebut bersama Tim. Mereka tidak hanya menyerahkan paket Dam dan sembako serta nutrisi lainnya, tapi juga berdialog, memberi edukasi, dan menenangkan hati para ibu. Di Balongdowo, di Kedungsolo, di Prambon—senyum mulai terbit. Bukan senyum biasa. Senyum yang lahir dari rasa lega, dari harapan yang kembali menyala.

 

Zakat bukan lagi soal ritual. Ini adalah instrumen pemberdayaan. Satu paket daging, satu senyum, satu harapan. Untuk Ananda Dewi, untuk Syahrul, untuk Rasya, untuk Azfer—dan untuk puluhan anak lainnya di Sidoarjo. Karena di balik setiap kilogram daging, ada mimpi yang sedang dibangun. Mimpi untuk tumbuh lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih cerdas. Mimpi untuk masa depan yang lebih baik.

 

Dan inilah esensi filantropi: bukan hanya memberi, tapi mengubah. Satu paket, satu kehidupan. Satu harapan, satu masa depan.

17/11/2025 | Kontributor: sudrab
BAZNAS Sidoarjo Turun Tangan Renovasi Rumah Modin yang Tak Layak Huni

Kepedulian terhadap kondisi tokoh agama yang mengabdi puluhan tahun kini berbuah nyata melalui aksi cepat lembaga filantropi

 

SIDOARJO – Air mata haru mengalir di pipi Siti Sholimah (75) saat kediamannya di Dusun Alang-Alang, Desa Kureksari, Kecamatan Waru, dikunjungi Bupati Sidoarjo Subandi bersama jajaran BAZNAS Sidoarjo, Sabtu (15/11/2025). Nenek yang selama ini mendampingi suaminya, Imam Ghozali, seorang modin desa, tak henti melantunkan doa syukur. Harapan untuk memiliki rumah yang layak akhirnya tampak nyata di depan mata.

 

Kondisi hunian keluarga modin ini sungguh memprihatinkan. Rumah yang telah mereka tempati berpuluh tahun bersama seorang anak itu rusak parah. Bagaikan bangunan terbengkalai, siapa pun yang melintas pasti menyangka rumah itu telah lama kosong. Atap bocor di mana-mana, dinding mengelupas, bahkan tidak ada kamar mandi yang layak. Inilah kenyataan pahit seorang pelayan agama yang selama ini mengabdikan diri untuk masyarakat.

 

"Setiap kali hujan turun, kami harus bersiap dengan ember dan wadah untuk menampung air yang bocor dari atap. Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun," ungkap Imam Ghozali dengan nada pasrah namun penuh ketabahan.

 

Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Aziz Salju Sodar yang akrab disapa Gus Jazuk, langsung mengambil inisiatif. Lembaga amil zakat yang dipimpinnya segera menyusun rencana renovasi komprehensif. Bukan sekadar tambal sulam, tetapi perbaikan menyeluruh yang menyentuh aspek kenyamanan dan keamanan penghuni.

 

"Kami tidak bisa membiarkan seorang pelayan umat tinggal dalam kondisi seperti ini. BAZNAS Sidoarjo berkomitmen penuh untuk merenovasi rumah Pak Modin hingga layak huni," tegas Gus Jazuk .

 

Program renovasi yang dirancang BAZNAS mencakup penggantian total atap rumah, pembangunan kamar mandi baru, pengecatan dinding, pemasangan keramik lantai, hingga perbaikan ruang kamar tidur. Target penyelesaian ditetapkan dalam waktu dua minggu, menunjukkan keseriusan lembaga filantropi ini dalam menghadirkan solusi nyata.

 

Bupati Subandi yang turut hadir dalam kunjungan tersebut menyatakan apresiasinya terhadap respons cepat BAZNAS. Ia meminta seluruh perangkat desa untuk bergotong royong membersihkan rumah sebagai tahap awal renovasi. Selama proses perbaikan, keluarga Imam Ghozali akan ditempatkan di tempat tinggal sementara yang layak.

 

"Ini adalah bentuk penghargaan kita kepada tokoh agama yang telah mengabdi. Mari bersama-sama mewujudkan kehidupan yang bermartabat bagi mereka," ujar Bupati Subandi.

 

Imam Ghozali mengaku sebelumnya sempat mendapat bantuan material galvalum dari Pemerintah Desa Kureksari. Namun, material tersebut hanya cukup untuk sebagian kecil atap, sementara biaya pemasangan harus ditanggung sendiri dengan bantuan anak-anaknya yang kini juga sudah kehabisan kemampuan.

 

Kehadiran BAZNAS Sidoarjo dalam kasus ini menjadi bukti nyata peran strategis lembaga filantropi dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Melalui dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola dengan amanah, organisasi ini mampu menghadirkan perubahan konkret bagi kehidupan kaum dhuafa dan tokoh masyarakat yang membutuhkan.

 

Tim BAZNAS dijadwalkan turun langsung setelah proses kerja bakti pembersihan rumah selesai. Renovasi menyeluruh akan segera dimulai, membawa harapan baru bagi keluarga yang selama ini hidup dalam keterbatasan namun tetap tegar dalam pengabdian.

16/11/2025 | Kontributor: sudrab
BAZNAS Sidoarjo Turun Langsung Asesmen RTLH: Dua Keluarga di Ambang Harapan

SIDOARJO – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo kembali menunjukkan komitmennya dalam program pengentasan kemiskinan melalui asesmen Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang dilaksanakan pada Kamis (13/11/2025). Tim yang terdiri dari Ach Richie dan M. Sofwan, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, melakukan survei langsung ke dua lokasi berbeda untuk memetakan kondisi riil keluarga penerima manfaat.

 

Lokasi pertama yang dikunjungi adalah kediaman Ibu Memet di Desa Sigogalih, Kecamatan Tarik. Seorang janda tangguh yang harus menghidupi tiga generasi sekaligus—dirinya sendiri, sang anak, dan ibunya yang mengalami gangguan jiwa. Kondisi ekonomi keluarga ini sangat memprihatinkan. Ibu Memet bekerja sebagai buruh pabrik kerupuk dengan penghasilan Rp50.000 per hari, itupun tidak menentu. "Kadang ada kerja, kadang tidak, Pak," ungkap Ibu Memet dengan wajah lelah namun tetap tegar.

 

Yang lebih mengkhawatirkan adalah kondisi fisik bangunan tempat tinggal mereka. Dari hasil observasi tim BAZNAS, kerusakan paling parah terjadi pada struktur atap. Kayu-kayu penyangga atap sudah rapuh dan lapuk dimakan usia, sebagian genteng bahkan sudah jebol dan bolong. Ketika hujan turun, air tidak hanya membasahi halaman, tetapi juga masuk ke dalam rumah, memaksa keluarga ini berjibaku dengan genangan air di malam hari.

 

Perjalanan asesmen dilanjutkan ke Kelurahan Juwet Kenongo, Kecamatan Porong, menuju rumah Saudara Muchamat Andi Pranoto. Pria yang berprofesi sebagai penyanyi jalanan ini menggantungkan hidup dari satu panggung ke panggung lainnya, mengamen dari kafe ke kafe. "Kalau ada job baru ada penghasilan, kalau tidak ya puasa," tutur Andi dengan jujur. Dia tinggal bersama istri dan seorang anak dalam kondisi rumah yang tidak jauh berbeda dengan rumah Ibu Memet—atap yang ditopang oleh kayu-kayu lapuk yang sewaktu-waktu bisa runtuh.

 

Ach Richie, salah satu petugas asesmen, menjelaskan bahwa kedatangan mereka bukan sekadar mengumpulkan data administratif. "Kami tidak hanya mencatat kerusakan fisik bangunan, tapi juga mendengarkan langsung kisah perjuangan mereka. Ini penting agar program RTLH BAZNAS tepat sasaran dan benar-benar menyentuh akar permasalahan," ujarnya.

 

M. Sofwan menambahkan bahwa hasil asesmen ini akan segera diproses lebih lanjut oleh tim teknis BAZNAS Sidoarjo. "Kami berharap dalam waktu dekat, kedua keluarga ini bisa mendapatkan bantuan renovasi yang mereka butuhkan. Prioritas utama adalah perbaikan struktur atap agar mereka tidak lagi khawatir ketika musim hujan tiba," jelasnya.

 

Program RTLH merupakan salah satu program unggulan BAZNAS Sidoarjo dalam menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui program ini, BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan fisik berupa renovasi rumah, tetapi juga memberikan dampak psikologis berupa rasa aman dan martabat bagi keluarga penerima manfaat.

 

"Rumah adalah tempat berlindung. Ketika rumah sudah tidak layak, maka martabat kemanusiaan juga terancam. Inilah mengapa BAZNAS Sidoarjo sangat serius menangani program RTLH," tegas Ach Richie menutup keterangan.

 

BAZNAS Sidoarjo mengajak masyarakat yang mampu untuk terus menyalurkan zakat, infak, dan sedekah melalui lembaga resmi agar penyalurannya tepat sasaran. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui kantor BAZNAS Sidoarjo atau media sosial resmi.

14/11/2025 | Kontributor: sudrab

Berita Terbaru

KETUA BAZNAS RI APRESIASI KIPRAH BTB JATIM: “BAZNAS HADIR DI SETIAP DETIK DARURAT”
KETUA BAZNAS RI APRESIASI KIPRAH BTB JATIM: “BAZNAS HADIR DI SETIAP DETIK DARURAT”
Sidoarjo, 8 Oktober 2025 — Dalam suasana yang penuh empati dan tekad membangun kembali harapan, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, secara tegas mengapresiasi kiprah luar biasa Baznas Tanggap Bencana (BTB) Jawa Timur dalam menangani tragedi runtuhnya mushola Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo. Apresiasi tersebut disampaikan langsung oleh Prof. Noor Achmad saat meresmikan Rumah Singgah Mustahik BAZNAS di Jalan Balai Desa Candi No. 5, Sidoarjo, Kamis (8/10/2025). “BAZNAS hadir di setiap detik darurat. Tidak hanya sebagai penyalur bantuan, tapi sebagai garda terdepan yang berdiri bersama korban, relawan, dan tim penyelamat sejak detik pertama bencana,” tegas Prof. Noor Achmad dengan nada penuh kebanggaan. Tragedi yang mengguncang hati bangsa itu terjadi pada Senin (29/9/2025), ketika bangunan mushola tiga lantai di asrama putra Ponpes Al-Khoziny ambruk saat para santri tengah melaksanakan salat Ashar. Dari total 172 korban, 61 jiwa dinyatakan meninggal dunia, sementara 104 lainnya selamat—sebagian besar mengalami luka ringan hingga berat. Proses evakuasi yang berlangsung selama delapan hari penuh akhirnya ditutup resmi oleh Basarnas pada Selasa (7/10/2025). Di tengah duka yang mendalam, BTB Jatim—dengan dukungan penuh dari BAZNAS RI—langsung bergerak cepat. Tim SAR BTB bergabung erat dengan Basarnas dalam operasi penyelamatan, menembus reruntuhan demi menyelamatkan nyawa. Tak hanya itu, BTB juga mengaktifkan layanan dapur umum yang melayani ribuan porsi makanan bagi wali santri, petugas, dan relawan yang berjibaku di lokasi. Layanan kesehatan pun tidak luput dari perhatian, dengan Rumah Sehat BAZNAS (RSB) AlChusnaini-Sidoarjo menjadi pusat pelayanan medis, termasuk layanan mobile di pos-pos pengungsian seperti Masjid Al-Karomah. “Ini bukan sekadar respons cepat. Ini adalah komitmen moral dan institusional BAZNAS untuk menjadi pelindung bagi yang rentan, penolong bagi yang terluka, dan penenang bagi yang berduka,” lanjut Prof. Noor Achmad. Dalam kesempatan yang sama, BAZNAS RI menyerahkan bantuan langsung senilai Rp300 juta kepada pengasuh Ponpes Al-Khoziny, yang diserahkan bersamaan dengan kunjungan Menteri Agama. Bantuan ini merupakan bagian dari komitmen BAZNAS untuk memastikan bahwa dampak trauma dan ekonomi pasca-bencana dapat segera diminimalisir. Prof. Noor Achmad menekankan, kiprah BTB Jatim dalam tragedi ini adalah contoh konkret dari filantropi modern yang responsif, terintegrasi, dan berbasis kebutuhan nyata. “Kita tidak hanya memberi uang. Kita memberi waktu, tenaga, empati, dan solusi nyata. Itulah esensi zakat dan filantropi nasional,” katanya. Dengan apresiasi ini, BAZNAS RI berharap seluruh unit BTB di Indonesia dapat mencontoh sinergi, kecepatan, dan kepekaan yang ditunjukkan BTB Jatim. Sebab, dalam setiap gempa, ambruk, atau musibah, BAZNAS tidak boleh telat. Harus hadir. Harus bergerak. Harus menyelamatkan. Dan di Sidoarjo, mereka telah membuktikannya.
BERITA08/10/2025 | sudrab
Rumah Singgah Mustahik BAZNAS Sidoarjo, Tempat Istirahat yang Penuh Harapan
Rumah Singgah Mustahik BAZNAS Sidoarjo, Tempat Istirahat yang Penuh Harapan
Sidoarjo, 8 Oktober 2025 — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia meresmikan Rumah Singgah Mustahik di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Fasilitas seluas 200 meter persegi ini dirancang untuk memberikan tempat tinggal sementara bagi keluarga pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit mitra, peserta program pemberdayaan, serta warga yang mengalami krisis sosial. Peresmian berlangsung sederhana namun khidmat di Jalan Candi Besar, Kecamatan Candi, dihadiri Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, perwakilan BAZNAS Jawa Timur, serta pejabat Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan diakhiri dengan santunan kepada anak yatim dan keluarga dhuafa. Rumah singgah ini memiliki delapan kamar tidur berukuran 4x4 meter, masing-masing dilengkapi kamar mandi dalam. Fasilitasnya dirancang agar penghuni merasa nyaman, aman, dan terlindungi—terutama bagi mereka yang sedang dalam kondisi rentan. Layanan diberikan gratis, dengan prosedur check-in yang mudah: cukup menunjukkan identitas dan keperluan singgah. Pembiayaan pembangunan senilai lebih dari Rp700 juta berasal dari BAZNAS RI, sementara operasional harian dikelola oleh BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Kolaborasi vertikal ini menjadi bagian dari upaya memastikan tata kelola zakat yang transparan, akuntabel, dan berkelanjutan. “Ini bukan sekadar rumah singgah, tapi rumah kasih,” kata Prof. Noor Achmad. “Zakat bukan hanya ibadah, tapi solusi nyata atas kesulitan sesama.” Kehadiran rumah singgah ini mendapat dukungan luas dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh agama, tokoh masyarakat, dan perwakilan rumah sakit mitra. Mereka melihat fasilitas ini sebagai wujud konkret transformasi zakat menjadi kekuatan pemulihan sosial. Bagi BAZNAS, peresmian ini merupakan langkah awal dalam membangun kepercayaan publik melalui aksi nyata. Di tengah kompleksitas persoalan sosial, rumah singgah ini hadir sebagai ruang istirahat sekaligus ruang harapan—tempat di mana zakat benar-benar mengalir dan mengubah hidup.
BERITA08/10/2025 | sudrab
DAPUR AIR BTB JATIM: OASE DI TENGAH PANAS, HUB KESEHATAN DAN KONSUMSI UNTUK RELAWAN Dan KORBAN RUNTUHNYA MUSHOLLA PONPES ALKHOZINY
DAPUR AIR BTB JATIM: OASE DI TENGAH PANAS, HUB KESEHATAN DAN KONSUMSI UNTUK RELAWAN Dan KORBAN RUNTUHNYA MUSHOLLA PONPES ALKHOZINY
SIDOARJO,(06/10)- Di tengah teriknya udara dan debu yang masih menggantung, sebuah titik kehidupan kecil namun vital terus berdenyut di lokasi tanggap bencana runtuhnya Musholla Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Ia tak bernama megah, tak punya tenda besar atau spanduk mencolok — tapi bagi ratusan relawan, petugas evakuasi, dan keluarga korban, Pos Dapur Air BTB (BAZNAS Tanggap Bencana) Jawa Timur adalah oase nyata. Tempat istirahat, tempat minum air hangat, tempat makan siang panas, dan kini, juga menjadi hub layanan kesehatan yang efektif dan responsif. Sejak hari pertama bencana Senin (29/9/2025), saat bangunan musholla ambruk menimpa puluhan santri dan warga sekitar, BTB Jatim tidak hanya turun dengan logistik dan personel. Mereka membangun sistem tanggap darurat yang holistik — dan Pos Dapur Air menjadi jantungnya. Di sini, bukan sekadar makanan dan minuman disediakan. Di sini, setiap gelas air hangat, setiap porsi nasi panas, dan setiap sesi pengobatan ringan menjadi simbol solidaritas yang tak terhenti. Data resmi BASARNAS per 6 Oktober 2025 pukul 03.38 menunjukkan total 159 korban telah dievakuasi. Dari jumlah itu, 76 orang mengalami luka ringan, 27 luka berat, 50 meninggal dunia, dan 5 lainnya dalam kondisi body part. Ratusan korban ini tersebar di berbagai rumah sakit di Jawa Timur, dengan RS Siti Hajar Surabaya menerima pasien terbanyak (53 orang), diikuti Bhayangkara Surabaya (50 orang) dan RSUD RT Notopuro (44 orang). Namun, di balik angka-angka statistik itu, ada manusia-manusia yang lelah, lapar, dan butuh dukungan fisik maupun emosional. Dan di sinilah Pos Dapur Air BTB Jatim berperan strategis. Sebagaimana terpantau Minggu malam (5/10/2025), layanan kesehatan di pos ini telah menjangkau 30 penerima manfaat — 28 laki-laki dan 2 perempuan — dengan keluhan dominan: pegal, lelah, dan kelelahan fisik akibat kerja berjam-jam di lokasi bencana. “Ini bukan hanya dapur, tapi pusat pemulihan,” ujar Yogyis, petugas Rumah Sehat Baznas (RSB), yang selain melayani di Pos Dapur Air, juga melakukan jemput bola ke lokasi-lokasi seperti Masjid Al Karomah — tempat banyak keluarga wali santri berkumpul. “Kami datang ke mereka, karena mereka tak bisa datang ke kami. Ini bagian dari prinsip BTB: cepat, tepat, dan dekat.” Keberadaan Pos Dapur Air juga menjadi magnet bagi relawan ambulance, tim evakuasi, dan aparat keamanan. Mereka tak hanya beristirahat, tapi juga mendapat asupan energi dan pengecekan kesehatan cepat. Dalam operasi bencana, kelelahan fisik bisa jadi musuh terbesar — dan BTB Jatim tahu betul cara mengatasinya. Solidaritas ini bukan hanya lokal. Personel BTB dari Jombang, Kabupaten Madiun, Trenggalek, Probolinggo, hingga Tulungagung berdatangan membawa bantuan dan keahlian. Sinergi lintas wilayah ini menciptakan operasi penyelamatan yang luar biasa efektif — dan Pos Dapur Air menjadi salah satu simbol dari kekuatan kolaborasi tersebut. Di tengah duka, di tengah debu, di tengah panas terik — Dapur Air BTB Jatim terus menyala. Bukan hanya sebagai sumber konsumsi, tapi sebagai pusat harapan. Karena di situlah, setetes air hangat bisa jadi obat, sepiring nasi bisa jadi kekuatan, dan satu senyum dari petugas bisa jadi penyemangat untuk terus maju. Bersama kita tanggap. Bersama kita pulih.
BERITA06/10/2025 | sudrab
UPDATE Runtuhnya Musholla Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Terus Berjuang di Hari Ketujuh Evakuasi Ponpes Al-Khoziny
UPDATE Runtuhnya Musholla Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Terus Berjuang di Hari Ketujuh Evakuasi Ponpes Al-Khoziny
SIDOARJO – Operasi pencarian dan penyelamatan korban reruntuhan Pondok Pesantren Al-Khoziny memasuki fase krusial di hari ketujuh. Hingga Minggu pagi, 5 Oktober 2025 pukul 05.00 WIB, jumlah korban jiwa bertambah menjadi 37 santri yang dipastikan meninggal dunia, termasuk satu bagian tubuh yang belum teridentifikasi. Dalam laporannya, Direktur Operasi BNPB Laksamana TNI Yudhi Bramantyo menyampaikan bahwa tim gabungan berhasil mengevakuasi 11 korban dalam rentang waktu kurang dari empat jam di dini hari tadi. Kesebelas korban tersebut ditemukan di sektor A3 dan A4, area yang menjadi pusat runtuhan mushala pesantren. Evakuasi pertama dimulai pukul 00.15 WIB dan terus berlanjut hingga pukul 03.24 WIB. Korban terakhir yang ditemukan dalam kondisi tidak utuh—hanya kaki kanan dari batas panggul hingga telapak kaki—menambah duka mendalam bagi seluruh pihak yang terlibat dalam operasi penyelamatan ini. Yudhi menjelaskan bahwa kondisi tubuh korban yang tidak utuh kemungkinan besar disebabkan oleh tekanan material bangunan yang sangat berat, bukan akibat penggunaan alat berat selama proses evakuasi. Tim SAR terus bekerja dengan kehati-hatian maksimal untuk menghormati setiap korban yang ditemukan. Fokus Pencarian Bergeser ke Pusat Mushala Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya Nanang Sigit melaporkan bahwa progres pembersihan puing telah mencapai 60 persen. Hampir seluruh material runtuhan di sektor A4 telah berhasil disingkirkan, dan kini fokus pencarian bergeser ke bagian tengah bangunan di sektor A3 dan A2. Nanang menegaskan bahwa tim memperkirakan sebagian besar korban tertimbun di sektor A4, titik di mana mushala berdiri. Lokasi ini menjadi pusat tragedi karena puluhan santri tengah melaksanakan salat Ashar ketika bangunan tiba-tiba ambruk. Harapan besar tertumpu pada area tengah mushala yang diprediksi masih menyimpan korban. Proses evakuasi difokuskan pada sisi utara bangunan, khususnya bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama. Langkah ini diambil untuk mempercepat akses menuju titik-titik kritis tanpa membahayakan stabilitas puing yang tersisa. Identifikasi Korban Masih Berlangsung Dari total 141 orang yang terdampak tragedi ini, sebanyak 104 santri berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup. Namun sayangnya, 37 lainnya harus direlakan dalam keadaan meninggal dunia. Hingga saat ini, baru lima korban yang berhasil teridentifikasi secara resmi. Sisanya masih menjalani proses identifikasi di RS Bhayangkara Surabaya, tempat tim forensik bekerja tanpa henti untuk memberikan kepastian kepada keluarga korban. Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, BNPB, TNI, Polri, BAZNAS Tanggap Bencana, serta ratusan relawan dari berbagai organisasi kemanusiaan terus bekerja optimal hingga dini hari. Mereka berkomitmen tidak akan menghentikan operasi sampai seluruh korban berhasil dievakuasi dan setiap keluarga mendapatkan kepastian. Yudhi menegaskan bahwa meski operasi telah memasuki hari ketujuh dengan segala tantangan fisik dan mental, semangat tim tidak pernah surut. Setiap korban yang ditemukan diperlakukan dengan penuh hormat dan kehati-hatian, seolah mereka adalah keluarga sendiri. Tragedi Ponpes Al-Khoziny menjadi pengingat tentang pentingnya standar keselamatan bangunan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana, sekaligus menunjukkan solidaritas luar biasa dari seluruh elemen masyarakat dalam menghadapi musibah kemanusiaan.
BERITA05/10/2025 | sudrab
KURSI RODA UNTUK NABILUL: DARI RERUNTUHAN MUSHOLLA HINGGA HARAPAN BARU SANTRI
KURSI RODA UNTUK NABILUL: DARI RERUNTUHAN MUSHOLLA HINGGA HARAPAN BARU SANTRI
SIDOARJO- Di senjayang sepi, , harapan baru mulai menyala. Ananda Nabilul Khoir, santri Ponpes Al Khoziny yang harus kehilangan kakinya akibat runtuhan musholla pada 4 Oktober lalu, akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Bertepatan kembali ke rumah, ia menerima satu hadiah tak ternilai: kursi roda baru, hasil donasi seorang hamba Allah dari Jakarta, yang disalurkan melalui Baznas Tanggap Bencana Jawatimur. Ini bukan sekadar alat bantu medis — ini adalah simbol bahwa dunia masih peduli, bahwa setiap langkah penderitaan bisa diubah menjadi langkah harapan.(4/10) Di balik kehadiran kursi roda itu, ada proses logistik yang luar biasa rapi dan penuh empati. Sejak pagi hari, tim relawan Baznas dengan seragam oranye mencolok dan topi merah bergerak cepat di bawah tenda darurat, mengelola tumpukan kotak-kotak bertuliskan “GEA medical”, “LOVIE WHEELCHAIR”, dan “OXYCAN”. Setiap kotak dikategorikan, diverifikasi, dicatat, dan dikemas ulang dalam tas merah yang siap dikirim — bukan hanya untuk Nabilul, tapi juga untuk korban lain yang membutuhkan. Salah satu petugas bahkan membuka kotak OXYCAN, memastikan tabung oksigen portabel dalam kondisi prima. Semua dilakukan tanpa kegaduhan, tapi dengan ketelitian tinggi — karena bagi mereka, setiap detail adalah nyawa, setiap kotak adalah janji. Bertempat di posko BTB Jawatimur, “BAZNAS”. Di sana, administrasi berjalan lancar, koordinasi terus berlangsung dua sosok saling berjabat tangan di depan kotak besar GEA FS 874 — satu relawan Baznas dan satu perwakilan penerima manfaat — bukan sebagai transaksi, tapi sebagai ikatan kemanusiaan. “Ini bukan sumbangan,” kata salah satu relawan, “ini adalah komitmen kita bersama untuk tidak biarkan siapa pun terjatuh sendirian.” Untuk Nabilul, kursi roda ini bukan akhir dari perjuangannya — tapi awal dari hidup baru. Dan untuk kita semua, ini adalah pengingat: filantropi bukan hanya soal uang, tapi soal hati yang bergerak, tepat waktu, dan tepat sasaran. Alhamdulillah, harapan telah sampai. Dan ia akan terus bergerak — bersama Nabilul.
BERITA04/10/2025 | sudrab
UPDATE: BTB Jawa Timur dalam Respons Bencana Runtuhnya Musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo
UPDATE: BTB Jawa Timur dalam Respons Bencana Runtuhnya Musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo
SIDOARJO – BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) Jawa Timur mengerahkan kekuatan penuh dalam merespons tragedi runtuhnya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, yang terjadi pada Senin (29/9/2025). Mobilisasi tim dari berbagai BAZNAS kabupaten/kota se-Jawa Timur menunjukkan solidaritas dan kesiapan lembaga filantropi Islam dalam menghadapi situasi darurat bencana. BAZNAS Tanggap Bencana RI telah mengerahkan dua tim inti, didukung oleh tim BAZNAS Jawa Timur dan pasukan tanggap bencana dari BAZNAS Sidoarjo, BAZNAS Jombang, BAZNAS Madiun, BAZNAS Trenggalek, BAZNAS Tulungagung, BAZNAS Kota Probolinggo, BAZNAS Kabupaten Mojokerto, dan BAZNAS Gresik. Kehadiran mereka di titik nol bencana menjadi benteng pertahanan bagi para korban dan keluarga yang membutuhkan pertolongan segera. "Sekitar pukul 15.00 WIB Senin (29/9), ketika para santri Pondok Pesantren Al-Khoziny sedang menunaikan shalat Ashar di rakaat kedua, lantai musala tiba-tiba roboh. Puluhan santri berada di dalam musala terjepit di balik reruntuhan," ungkap Ahmad Hamdani Dari BAZNAS Sidoarjo. Pos layanan BAZNAS didirikan di Jalan KH. R. Moh Abbas 1/18, Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi pusat koordinasi dan distribusi bantuan. Dari pos ini, tim medis yang terdiri dari dokter Rumah Sehat BAZNAS Sidoarjo, dokter Rumah Sehat BAZNAS Sragen, dan perawat Rumah Sehat BAZNAS Sragen memberikan layanan kesehatan. Satu unit ambulans juga disiagakan untuk keperluan evakuasi medis darurat. Kepedulian masyarakat mengalir deras melalui dapur umum yang menyediakan 1000 porsi makanan per hari, memastikan kebutuhan pangan relawan, santri, dan keluarga korban terpenuhi. Kebutuhan dasar lainnya seperti pasokan air bersih juga menjadi prioritas dalam operasi tanggap darurat ini. "Tim BTB Jawa Timur terus menghimpun dan menyalurkan bantuan dari masyarakat, perusahaan, lembaga, instansi, hingga komunitas untuk memenuhi kebutuhan keluarga korban, santri, masyarakat sekitar, dan relawan pasca-runtuhnya musala," jelas Helmi dari BTB Jawatimur di lapangan. Laporan dari TIM OPSAR BTB Jawa Timur , 8 evakuasi santri dievakuasi pukul 07.30.,pukul 07.36,pukul 10.19, pukul 11.34, pukul 14.00, pukul 17.15, pukul 17.17,pukul 17.30. Bantuan yang dihimpun berupa makanan, minuman, dan logistik pendukung lainnya diserahterimakan di Pos BAZNAS Tanggap Bencana Jawa Timur, kemudian dikelola dan disalurkan langsung kepada penerima manfaat di lokasi terdampak. Hingga Jumat (3/10/2025), bantuan telah tersalurkan ke 29 titik distribusi di sekitar pesantren dan wilayah terdampak. Proses distribusi dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan prioritas agar bantuan tepat sasaran dan merata. Dokumentasi foto aksi menunjukkan intensitas kerja tim di lapangan—mulai dari evakuasi korban, pelayanan medis, hingga distribusi bantuan kepada masyarakat. Setiap momen tertangkam menjadi bukti nyata kerja keras dan kepedulian yang tak kenal lelah. Masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan dapat menghubungi BAZNAS Sidoarjo atau mengunjungi situs resmi Kabsidoarjo.baznas.go.id , Setiap bantuan, sekecil apa pun, akan sangat berarti bagi pemulihan kehidupan santri dan masyarakat terdampak di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo.
BERITA04/10/2025 | sudrab
Gus Kautsar Kunjungi Posko BTB Jatim: “Kalian Ada di Sini, Mencoba yang Terbaik untuk Para Syuhada”
Gus Kautsar Kunjungi Posko BTB Jatim: “Kalian Ada di Sini, Mencoba yang Terbaik untuk Para Syuhada”
Sidoarjo, 3 Oktober 2025 —Dini hari Jumat, suasana posko darurat BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) Jawa Timur di lokasi reruntuhan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, dipenuhi kehangatan spiritual. Kedatangan Gus Kautsar — Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar dari Pondok Pesantren Al Falah, Kediri — menjadi momen penuh makna bagi para relawan yang tengah berjuang tanpa lelah dalam operasi SAR dan layanan kemanusiaan. Gus Kautsar tiba di posko didampingi oleh M. Mahbub, Wakil Bidang Distribusi BAZNAS Sidoarjo, atau lebih akrab disapa Gus Mahbub. Kehadirannya bukan sekadar silaturahmi, tapi sebuah bentuk apresiasi mendalam terhadap kerja keras para relawan BTB Jatim yang telah bekerja siang-malam sejak tragedi menimpa ratusan santri dan pengurus pesantren pada Senin (29/9) lalu. Dengan pakaian khas santri — kemeja hitam dan sarung batik — Gus Kautsar tampak tenang namun penuh empati. Ia menyapa satu per satu relawan, memegang masker hijau muda di tangannya sambil mengangkat dua jari sebagai isyarat salam dan doa. Di tengah hening malam yang hanya diterangi lampu sorot, ia berbicara dengan suara pelan namun penuh kekuatan: “Yang paling penting, diniati yang baik. Semoga kalian semua mendapat doa dari Mbah Yai Khozin, amin. Kalian ada di sini, kalian mencoba yang terbaik untuk para syuhada. Amin.” Ucapan Gus Kautsar dalam Bahasa Jawa itu menggema di hati para relawan. Kata-kata sederhana namun sarat makna ini bukan hanya pujian, tapi juga suntikan semangat spiritual. Bagi para relawan yang telah berhari-hari berhadapan dengan debu, puing, dan kepedihan, ucapan ini adalah bentuk pengakuan bahwa setiap tetes keringat mereka tidak sia-sia. Di belakangnya, para relawan BTB Jatim—mengenakan seragam oranye—berdiri dengan wajah penuh hormat. Mereka adalah tim gabungan dari BAZNAS Jawa Timur, Sidoarjo, Jombang, Trenggalek, Madiun, dan Probolinggo, serta didukung Rumah Sehat BAZNAS Al-Chusnaini dan relawan lokal seperti Santri Al Hamdaniyah dan Fatayat NU. Mereka bekerja 24 jam nonstop: membersihkan puing, menyediakan dapur umum, layanan medis, hingga pendampingan psikologis. Gus Kautsar, yang sebelumnya juga bersilaturahmi dengan pengasuh Ponpes Al Khoziny, tampak sangat menghargai koordinasi dan solidaritas yang terbangun. Ia menekankan bahwa niat yang lurus adalah fondasi utama dalam amal kemanusiaan. “Jangan lihat besar kecilnya usaha, tapi lihat kemurnian niatnya,” ujarnya. Kunjungan singkat namun berarti ini meninggalkan kesan mendalam. Relawan BTB Jatim menyambutnya dengan senyum lelah namun bangga. Bagi mereka, kehadiran tokoh agama seperti Gus Kautsar bukan hanya simbol dukungan moral, tapi juga pengingat bahwa mereka tidak sendiri — mereka adalah bagian dari jaringan kebaikan yang lebih luas. Hingga kini, operasi pencarian korban masih berlangsung. Namun, di tengah kesedihan, semangat gotong royong dan keikhlasan terus menyala. Dan seperti kata Gus Kautsar: “Kalian mencoba yang terbaik untuk para syuhada.” Itulah esensi sejati dari kemanusiaan yang tak pernah padam.
BERITA03/10/2025 | sudrab
UPDATE BTB SOLIDARITAS: Tim Gabungan BAZNAS Tanggap Bencana Perkuat Operasi SAR dan Layanan Kemanusiaan Pasca-Runtuhan Musala Al Khoziny
UPDATE BTB SOLIDARITAS: Tim Gabungan BAZNAS Tanggap Bencana Perkuat Operasi SAR dan Layanan Kemanusiaan Pasca-Runtuhan Musala Al Khoziny
Sidoarjo— Solidaritas kemanusiaan terus mengalir di lokasi reruntuhan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Tim Gabungan BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) Jawa Timur memperkuat respons darurat dengan mengerahkan sumber daya manusia, logistik, dan layanan medis secara terpadu pasca-tragedi yang menewaskan dan melukai sejumlah santri serta pengurus pesantren pada Senin (29/9) lalu. Dipimpin oleh BAZNAS Jawa Timur dan melibatkan BAZNAS tingkat kabupaten—Sidoarjo, Jombang, Trenggalek, Madiun, dan Probolinggo—serta didukung Rumah Sehat BAZNAS (RSB) Al-Chusnaini Sidoarjo, operasi kemanusiaan kini berjalan 24 jam. Kolaborasi ini diperkuat oleh relawan dari Santri Pondok Pesantren Al Hamdaniyah (Konco Konco Santri), Fatayat NU Sidoarjo, Yatim Mandiri, dan berbagai elemen masyarakat lainnya yang bahu-membahu dalam misi kemanusiaan ini. Sejak Selasa (2/10) sore, Tim SAR gabungan di bawah koordinasi BASARNAS resmi mengerahkan alat berat untuk mempercepat pencarian korban yang masih tertimbun. Langkah krusial ini diawali dengan pemasangan *shoring*—struktur penyangga dari plat besi—di area reruntuhan beton guna mencegah pergerakan struktur yang berpotensi membahayakan tim penyelamat maupun korban. Excavator dan crane mulai mengangkat material berat, sementara truk dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo mengangkut puing ke lokasi pembuangan yang telah ditentukan. “Kami tidak hanya membersihkan puing, tapi membuka ruang harapan,” tegas M. Lutfan Efendi, Koordinator BTB Jawa Timur, usai rapat evaluasi malam hari. “Setiap langkah dihitung, setiap detik berharga.” Di tengah operasi SAR yang intensif, dapur umum BTB menjadi jantung logistik kemanusiaan. Sebanyak 550 porsi makan siang dan 600 porsi makan malam berhasil didistribusikan kepada relawan, petugas SAR, dan warga terdampak. Bahkan di dini hari, tim dapur umum menyediakan kopi panas bagi para operator alat berat dan personel rescue yang bekerja tanpa henti di bawah sorot lampu darurat. Layanan kesehatan juga berjalan optimal. RSB Al-Chusnaini mencatat 27 pasien telah ditangani hingga Selasa malam, terdiri dari 17 laki-laki dan 10 perempuan, dengan berbagai keluhan mulai dari luka ringan hingga trauma psikologis. Tim medis tetap siaga penuh, siap merespons kebutuhan darurat kapan pun. Kehadiran BTB bukan hanya soal logistik atau teknis—ini adalah wujud nyata solidaritas umat. Di tengah debu, doa, dan deru mesin, setiap relawan menjadi bagian dari jaring kepedulian yang tak terputus. “Kami di sini bukan sebagai pahlawan,” kata salah satu santri relawan, “tapi sebagai saudara yang tak tega melihat saudaranya menderita.” Hingga kini, operasi pencarian korban masih berlangsung. Namun satu hal pasti: semangat gotong royong dan keikhlasan terus menyala—menjadi cahaya di balik reruntuhan yang kelam.
BERITA03/10/2025 | sudrab
Solidaritas Tanpa Henti BTB Jatim di Tengah Musibah Ponpes Al Khoziny
Solidaritas Tanpa Henti BTB Jatim di Tengah Musibah Ponpes Al Khoziny
Sidoarjo – Hari keempat operasi tanggap darurat di lokasi runtuhnya atap musala Pondok Pesantren Al Khoziny menampilkan pemandangan yang mengharukan sekaligus membangkitkan semangat. Di bawah terik matahari pagi 2 Oktober 2025, puluhan relawan terus berdatangan, membawa harapan baru di tengah duka yang masih menyelimuti kompleks pesantren. Tim Baznas Tanggap Bencana (BTB) Jawa Timur kembali membuktikan komitmennya dalam kemanusiaan. Sejak musibah terjadi pada Senin (29/9/2025), mereka tak pernah absen hadir di garis terdepan, bahu-membahu dengan BTB Baznas RI, BTB Kabupaten Sidoarjo, Jombang, Madiun, Trenggalek, Tulungagung, serta Rumah Sehat Baznas (RSB) Sidoarjo. Yang istimewa di hari ini, gelombang solidaritas semakin menguat. Fatayat NU dan komunitas Konco-Konco Santri dari Pondok Pesantren Siwalan Panji asuhan Gus Hasim turut bergabung, mengirimkan puluhan relawan yang siap mengabdi. Kehadiran mereka bukan sekadar menambah jumlah, tetapi memperkuat spirit gotong-royong yang menjadi ruh bangsa ini. Dapur umum BTB bekerja tanpa lelah. Pagi ini saja, 500 paket makanan siap saji telah disiapkan hasil assessment cepat yang dilakukan tim lapangan. Setiap paket dikemas dengan penuh perhatian, memastikan para santri, keluarga korban, dan relawan mendapat asupan nutrisi yang layak di tengah situasi penuh tekanan. "Kami terus bergerak dinamis mengikuti kebutuhan di lapangan," ujar Solaeman, Koordinator Lapangan BTB Jawa Timur. Pernyataannya terbukti dari keputusan strategis memindahkan posko kesehatan dan dapur air ke arah barat, memberikan ruang bagi Basarnas dan tim SAR untuk melakukan sterilisasi area evakuasi dengan lebih leluasa. Rumah Sehat Baznas Sidoarjo tak kalah aktif. Di tengah distribusi paket makanan dan air minum, layanan kesehatan tetap berjalan. Para tenaga medis sigap memeriksa kondisi para santri dan warga yang membutuhkan pertolongan, memastikan tidak ada yang terabaikan dalam situasi darurat ini. Pagi ini, pukul 08.00 WIB, Basarnas memberikan arahan operasional yang lebih terstruktur. Beberapa alat berat mulai masuk ke titik runtuhan, menandai fase baru dalam upaya evakuasi. Dentuman mesin excavator berpadu dengan doa-doa yang terus mengalir dari bibir para relawan dan keluarga korban. Di balik setiap aktivitas, terlihat jelas bagaimana kemanusiaan mengalahkan segala perbedaan. Para relawan bergerak dengan tujuan yang sama: menyelamatkan, menolong, dan meringankan beban sesama. Tidak ada sekat organisasi, tidak ada batas wilayah. Yang ada hanya satu tekad: bersama kita kuat. "Terima kasih atas partisipasi semua pihak. Ini bukan hanya tanggung jawab kami, tetapi tanggung jawab kita bersama sebagai umat," ucap Solaeman dengan suara bergetar, mencerminkan beban empati yang dipikul setiap relawan di sana. Sementara matahari terus bergerak ke barat, operasi penanganan terus berlanjut. BTB Jawa Timur dan seluruh elemen masyarakat yang terlibat bertekad, tidak akan berhenti sebelum setiap korban tertangani maksimal, setiap keluarga mendapat kepastian, dan setiap doa terjawab. Musibah memang datang tanpa izin, tetapi solidaritas datang dengan kekuatan yang tak terbatas. Di Buduran, Sidoarjo, hari ini kami menyaksikan Indonesia yang sesungguhnya: bangsa yang tak pernah meninggalkan saudaranya dalam kesulitan.
BERITA02/10/2025 | sudrab
Update Operasi SAR BAZNAS Tanggap Bencana: Pencarian Korban Runtuhnya Bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo
Update Operasi SAR BAZNAS Tanggap Bencana: Pencarian Korban Runtuhnya Bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo
SIDOARJO – Tim BAZNAS Tanggap Bencana Jawa Timur bersama tim SAR gabungan, utamanya BASARNAS, terus berupaya maksimal dalam operasi pencarian dan pertolongan (SAR) pasca-runtuhnya bangunan Musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Musibah yang terjadi pada Senin, 29 September 2025 ini, menyisakan duka mendalam bagi seluruh keluarga besar pesantren dan masyarakat se-Nusantara. Hingga Rabu (1/10) malam pukul 21.00 WIB, operasi SAR yang melibatkan BAZNAS Tanggap Bencana dan tim lainnya , utamanya BASARNAS telah membuahkan hasil signifikan. Berkat kerja keras dan kolaborasi yang solid, tim berhasil mengevakuasi total tujuh korban dari reruntuhan di hari ini. Evakuasi yang dilakukan secara bertahap berhasil mengidentifikasi korban berdasarkan kondisi saat ditemukan. Empat korban ditemukan dalam kondisi selamat (korban hijau) dan tiga korban lainnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia (korban hitam). Berikut adalah kronologi evakuasi korban yang berhasil diidentifikasi: * Pukul 14.47 WIB: Korban pertama, yang berstatus korban hitam, berhasil dievakuasi dari bawah puing. * Pukul 15.20 WIB: Tim berhasil mengevakuasi korban hijau atas nama Haikal. * Pukul 18.00 WIB: Korban hijau lainnya, Wahyu, berhasil diselamatkan. * Pukul 18.40 WIB: Fatih, seorang korban hijau, ditemukan dan dievakuasi. * Pukul 19.00 WIB: Korban hitam kedua berhasil dievakuasi. * Pukul 19.16 WIB: Korban hijau atas nama Putra berhasil dikeluarkan dari reruntuhan. * Pukul 20.29 WIB: Korban terakhir yang berhasil dievakuasi pada malam itu adalah Rosi, yang juga berstatus korban hijau. Operasi SAR ini berjalan dengan penuh tantangan, namun cuaca yang cerah pada hari itu cukup mendukung kelancaran proses evakuasi. Para personel bekerja dengan hati-hati untuk memastikan tidak ada korban yang terlewat, sambil tetap menjaga keselamatan tim di tengah tumpukan material bangunan yang rapuh. Mengingat kondisi di lapangan dan untuk memastikan keselamatan seluruh tim serta efektivitas pencarian, operasi SAR dihentikan sementara pada malam hari. Lokasi reruntuhan telah disterilkan. Tim BAZNAS dan tim SAR gabungan akan melakukan asesmen ulang sebelum melanjutkan kembali operasi pencarian pada hari berikutnya. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya korban lain yang masih tertimbun. BAZNAS Tanggap Bencana Jawa Timur menyampaikan duka cita mendalam atas musibah ini dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah bahu-membahu dalam operasi SAR. Kami mengimbau masyarakat untuk terus mendoakan agar seluruh korban dapat segera ditemukan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Bantuan dan dukungan kemanusiaan akan terus disalurkan untuk membantu pemulihan para korban dan santri terdampak. Mari bersama-sama ulurkan tangan untuk para santri dan korban terdampak musibah ini. Bantuan Anda sangat berarti bagi pemulihan mereka. Donasi bisa disalurkan melalui BAZNAS Jawa Timur.
BERITA02/10/2025 | sudrab
BAZNAS Tanggap Bencana Terus Bergerak Bantu Korban Musibah Ponpes Al Khoziny
BAZNAS Tanggap Bencana Terus Bergerak Bantu Korban Musibah Ponpes Al Khoziny
Sidoarjo - Aksi kemanusiaan BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) Provinsi Jawa Timur memasuki fase krusial dalam penanganan musibah runtuhnya atap musala Pondok Pesantren Al Khoziny. Hari ketiga operasi penyelamatan, Selasa (1/10/2025), tim BTB tak sekadar mengevakuasi korban, tetapi juga memastikan seluruh pihak terdampak mendapat dukungan penuh—dari pangan hingga layanan kesehatan. Di tengah kesedihan yang menyelimuti kompleks pesantren, posko BTB Jatim menjadi pusat harapan. Ratusan paket logistik terus berdatangan dari berbagai kalangan masyarakat. Yang mencuri perhatian, bantuan tak hanya datang dari komunitas Muslim, namun juga lintas agama—GKJW, GKI, hingga masjid-masjid setempat turut mengulurkan tangan. Solidaritas kemanusiaan ini membuktikan bahwa bencana mampu menyatukan perbedaan. "Bantuan terus mengalir. Ada beras 100 kilogram, air mineral dalam berbagai ukuran kemasan, ratusan porsi nasi, minuman teh, sampai biskuit. Semua tercatat transparan dan langsung kami salurkan," ungkap Solaeman, Koordinator Lapangan BTB Jatim, saat ditemui di posko darurat. Berdasarkan penilaian kebutuhan lapangan, BTB telah memproduksi dan mendistribusikan sekitar 200 paket makanan bergizi. Sasarannya: relawan yang berjibaku di lokasi reruntuhan, keluarga korban yang menanti kabar, santri yang kehilangan tempat ibadah, hingga warga sekitar yang ikut terdampak secara psikologis. Dapur umum BTB beroperasi tanpa henti, bergantian menyiapkan makanan hangat untuk memastikan tak seorang pun kelaparan. Namun, BTB memahami bahwa perut kenyang saja tidak cukup. Trauma dan kelelahan fisik juga mengintai para penyintas dan relawan. Maka, tim Rumah Sehat BAZNAS (RSB) dari Sidoarjo dan Sragen mendirikan pos layanan kesehatan tepat di area bencana. Layanan gratis ini mencakup pemeriksaan tekanan darah, distribusi obat-obatan, hingga pendampingan trauma untuk keluarga korban yang tengah berduka. "Kesehatan fisik dan mental sama krusialnya dalam situasi seperti ini. Tim medis kami standby 24 jam," tegas salah satu tenaga kesehatan RSB Sidoarjo yang enggan disebutkan namanya. Musibah Senin (29/9) silam ini telah menyulut api solidaritas di seluruh Jawa Timur. Tak hanya BTB Provinsi dan BTB Sidoarjo sebagai tuan rumah, personel dari Jombang, Kabupaten Madiun, Trenggalek, Probolinggo, hingga Tulungagung berbondong-bondong datang membawa bantuan dan keahlian. Kekompakan ini menciptakan sinergi luar biasa dalam operasi penyelamatan. Yang menjadi kekuatan tambahan signifikan adalah kehadiran tim Collapsed Structure Search and Rescue (CSSR) BAZNAS—unit SAR khusus bangunan runtuh. Mereka bergabung dengan Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan ratusan relawan lain dalam upaya mencari dan mengevakuasi korban yang masih terperangkap reruntuhan. Hingga berita ini diturunkan, operasi kemanusiaan masih berlangsung intensif. BAZNAS menegaskan tak akan meninggalkan Ponpes Al Khoziny begitu saja. Komitmen mereka: mendampingi hingga fase pemulihan tuntas. Bahkan, lembaga filantropi Islam ini tengah mengkaji kemungkinan bantuan jangka panjang—termasuk renovasi atau pembangunan ulang musala yang hancur. "Ini bukan sekadar operasi darurat. Kami akan terus ada hingga pesantren ini bangkit kembali. Itulah komitmen BAZNAS sebagai lembaga filantropi yang responsif dan terukur," tegas Solaeman dengan penuh keyakinan. BAZNAS mengajak masyarakat luas untuk terus mendoakan para korban dan mendukung upaya kemanusiaan ini. Dalam tragedi, kemanusiaan sejati terbukti tak mengenal sekat. Dan BAZNAS membuktikan, tanggap bencana bukan sekadar slogan—melainkan aksi nyata yang terus bergerak.
BERITA01/10/2025 | sudrab
BAZNAS RI Tinjau Langsung Lokasi Tragedi dan Salurkan Bantuan di Ponpes Al Khoziny
BAZNAS RI Tinjau Langsung Lokasi Tragedi dan Salurkan Bantuan di Ponpes Al Khoziny
SIDOARJO – Kepedulian datang dari puncak. Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., turun langsung meninjau lokasi tragedi runtuhnya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Selasa (30/9/2025). Kunjungan ini bukan sekadar formalitas—ini adalah bukti nyata komitmen lembaga filantropi Islam terbesar di Indonesia untuk hadir di tengah duka umat. Didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono dan jajaran pimpinan BAZNAS RI, kunjungan berlangsung penuh haru. Prof. Noor Achmad langsung menemui pengasuh Ponpes Al Khoziny, KH. R. Abdus Salam Mujib, menyampaikan duka mendalam sekaligus bantuan konkret senilai Rp300 juta untuk mendukung penanganan pascabencana dan pemulihan kondisi pesantren. "Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun. Musibah ini sangat menyedihkan, namun kami datang untuk memastikan para santri, keluarga korban, dan seluruh civitas pesantren tidak sendirian," ujar Prof. Noor Achmad dengan nada penuh empati. Di lokasi, gambaran kepedihan masih begitu terasa. Puing-puing material bangunan berserakan, sementara tim SAR gabungan terus berupaya mengevakuasi korban yang masih tertimbun. Ratusan santri dan keluarga korban menanti dengan penuh harap dan doa. Di tengah situasi mencekam itu, kehadiran BAZNAS RI memberikan secercah harapan bahwa bantuan nyata telah tiba. BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) se-Jawa Timur telah bergerak cepat sejak pagi hari. Di bawah koordinasi Wakil Ketua I BAZNAS Jatim Drs. KH. Masnuh, MA., dan didampingi tim medis, logistik, serta relawan dari berbagai daerah—Jombang, Madiun, Trenggalek, Tulungagung, hingga Surabaya—posko darurat dibangun dengan sigap. Sulaeman, koordinator lapangan BTB Jawa Timur, memimpin pengoperasian dapur umum darurat yang terus menyiapkan 200 paket makanan untuk tim SAR, relawan, dan keluarga korban. "Kami beroperasi tanpa henti. Setiap paket makanan adalah bentuk solidaritas dan doa kami," katanya sembari mengawasi tungku improvisasi dari drum besar yang mengepulkan asap. Tak hanya logistik, Rumah Sehat BAZNAS (RSB) Sidoarjo dan Sragen turut menghadirkan layanan kesehatan gratis. Puluhan santri yang mengalami luka ringan hingga trauma psikologis mendapat pendampingan medis dan psikososial. Petugas medis berseragam putih berkeliling memastikan tidak ada yang terabaikan. Mokhamad Mahdum, Wakil Ketua BAZNAS RI, menegaskan bahwa bantuan tidak berhenti di tahap tanggap darurat. "Kami akan terus mendampingi proses pemulihan, termasuk rehabilitasi sarana ibadah dan fasilitas pembelajaran agar para santri dapat kembali beraktivitas dengan aman," tegasnya. Kol. CAJ (Purn.) Drs. Nur Chamdani, Pimpinan BAZNAS RI Bidang SDM, Keuangan, dan Umum sekaligus Pembina Wilayah Jawa Timur, menambahkan bahwa koordinasi dengan BPBD Jatim melalui Kalaksa Gatot Soebroto berjalan solid. Sinergi antarlembaga ini memastikan penanganan bencana berlangsung cepat, tepat, dan terukur. Di tengah puing dan duka, solidaritas filantropi Islam bersinar terang. BAZNAS RI membuktikan bahwa zakat bukan hanya ibadah ritual, tetapi kekuatan nyata yang menghadirkan kebaikan di saat paling dibutuhkan. Setiap paket makanan, setiap pelukan, setiap doa—adalah bentuk kasih sayang umat yang tak pernah padam, bahkan di tengah tragedi.
BERITA01/10/2025 | sudrab
Bantuan Mengalir ke Posko BAZNAS Tanggap Bencana di Lokasi Tragedi Ponpes Al Khoziny
Bantuan Mengalir ke Posko BAZNAS Tanggap Bencana di Lokasi Tragedi Ponpes Al Khoziny
Sidoarjo – Solidaritas tak kenal lelah. Sejak Selasa pagi (30/9/2025), bantuan terus mengalir ke posko BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) yang berdiri tepat di depan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Lokasi yang masih menyimpan duka mendalam akibat runtuhnya mushala kini menjadi titik koordinasi kemanusiaan, tempat ribuan harapan berkumpul dalam bentuk makanan, pakaian, dan dukungan moral bagi keluarga korban dan tim SAR gabungan. Di bawah tenda darurat dengan tulisan "BAZNAS" yang mencolok, para relawan berseragam oranye tampak tak henti bergerak. Mereka bukan sekadar memasak, tetapi mengirimkan pesan bahwa tidak ada yang ditinggalkan sendirian dalam kesedihan ini. Dapur umum darurat yang diaktifkan BTB se-Jawa Timur menargetkan 200 paket makanan siap saji untuk memastikan tidak ada satu pun orang yang kelaparan di tengah suasana penuh kepedihan. "Kami menargetkan sekitar 200 paket makanan akan segera tersedia. Proses masih berlanjut dikerjakan teman-teman relawan BTB dari berbagai daerah," ujar Sulaeman, koordinator lapangan dari BAZNAS Jawa Timur, dengan suara penuh keyakinan. Di belakangnya, tungku improvisasi dari beton dan drum besar berasap, menandakan aktivitas memasak yang tak pernah berhenti. Sejak pagi hingga sore, posko BTB menjadi saksi bisu betapa kuatnya ikatan kemanusiaan. Bantuan berdatangan silih berganti. Rohmatul Ummah menyumbang 30 dus Indomie, sementara Gus Balya, mengirimkan 1 ton beras—jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan ratusan orang dalam beberapa hari ke depan. Siantar Top turut berkontribusi besar dengan 10 dus snack, 2 dus bumbu masak, 250 kg beras, dan bahkan 50 kaos untuk para relawan yang bekerja tanpa henti. BAZNAS Jawa Timur sendiri menambah stok dengan 344 pcs Pop Mie, sementara 5 kg telur dari donatur anonim melengkapi kebutuhan dapur umum. Tidak hanya itu, bantuan juga mengalir dari BAZNAS Surabaya, YBM Peduli PLN, hingga Dinas Kominfo Jawa Timur yang turut memberikan dukungan logistik dan koordinasi informasi. Ahmad Hamdani dari BAZNAS Sidoarjo menyampaikan rasa syukur atas respons cepat masyarakat. "Bantuan terus berdatangan dari berbagai pihak. Ini menunjukkan bahwa dalam kesulitan, kita tidak pernah sendirian," katanya dengan mata berkaca-kaca. Posko kesehatan yang bekerja sama dengan RSB Sidoarjo juga telah beroperasi, memberikan pemeriksaan kesehatan gratis bagi keluarga korban dan relawan yang kelelahan. Kehadiran BTB dari berbagai wilayah Jawa Timur menjadi bukti nyata solidaritas lintas daerah. Tim dari Jombang, Madiun, Trenggalek, dan koordinator BAZNAS Provinsi Jawa Timur telah bergabung sejak hari pertama. Beberapa BTB dari kabupaten lain masih dalam perjalanan, siap memperkuat barisan relawan yang sudah ada. "Ini tanggung jawab kita bersama sebagai saudara se-Jawa Timur," tegas Sulaeman. Para relawan tidak hanya fokus pada keluarga korban, tetapi juga memastikan tim SAR yang bekerja tanpa henti mendapatkan asupan energi yang cukup. Setiap paket makanan yang dibagikan bukan sekadar nasi dan lauk, tetapi wujud kepedulian yang hangat di tengah dinginnya tragedi. Di tengah hiruk-pikuk aktivitas posko, terlihat beberapa keluarga korban duduk di kursi plastik biru, menunggu dengan harapan tipis. Para relawan menghampiri mereka dengan senyum tulus dan nampan berisi makanan hangat. Tidak ada kata-kata yang sempurna untuk menghibur, tetapi kehadiran dan pelayanan tulus menjadi obat bagi hati yang terluka. Posko BAZNAS Tanggap Bencana di Ponpes Al Khoziny bukan sekadar dapur umum atau titik distribusi bantuan. Tempat ini telah menjadi simbol harapan, tempat di mana kemanusiaan berbicara lebih keras daripada kesedihan. Di sini, setiap tangan yang mengulurkan bantuan, setiap piring yang disajikan, dan setiap doa yang dipanjatkan menjadi bukti bahwa dalam tragedi terbesar sekalipun, manusia tidak pernah berhenti saling menguatkan. Bantuan akan terus diterima di posko BTB yang beroperasi 24 jam. Masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan dapat langsung datang ke lokasi atau menghubungi koordinator lapangan BAZNAS Jawa Timur. Karena di balik setiap bantuan yang diberikan, ada harapan bahwa esok akan lebih baik dari hari ini.
BERITA30/09/2025 | sudrab
Dapur Umum BAZNAS Tanggap Bencana Diaktifkan, 200 Paket Makanan Siap Disalurkan
Dapur Umum BAZNAS Tanggap Bencana Diaktifkan, 200 Paket Makanan Siap Disalurkan
Sidoarjo - BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) se-Jawa Timur mengaktifkan dapur umum darurat di lokasi tragedi runtuhnya mushala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Sekitar 200 paket makanan terus disiapkan para relawan untuk mendukung tim SAR gabungan dan keluarga korban yang masih menanti kabar di lokasi kejadian. Sulaeman, koordinator lapangan dari BAZNAS Jawa Timur, menyatakan bahwa dapur umum beroperasi tanpa henti sejak Selasa (30/9/2025) pagi. "Kami menargetkan sekitar 200 paket makanan akan segera tersedia. Proses masih berlanjut dikerjakan teman-teman relawan BTB dari berbagai daerah," ujarnya di lokasi posko darurat. Di bawah tenda yang berdiri tepat di depan Ponpes Al Khoziny, para relawan BTB tampak sibuk memasak dengan peralatan seadanya. Tungku improvisasi dari beton dan drum besar menjadi andalan untuk memasak dalam jumlah besar. Para relawan berseragam oranye dan topi merah terus berpindah memastikan tidak ada yang kelaparan di tengah suasana duka. Kehadiran tim BTB dari berbagai wilayah menunjukkan solidaritas luar biasa. BTB Jombang, BTB Madiun, BTB Trenggalek, dan tim koordinator BAZNAS Provinsi Jawa Timur telah bergabung. Beberapa BTB dari kabupaten lain masih dalam perjalanan menuju Sidoarjo. "Ini tanggung jawab kita bersama sebagai saudara se-Jawa Timur," tegas Sulaeman. Para relawan tidak hanya menyiapkan makanan untuk keluarga korban, tetapi juga memastikan tim SAR yang bekerja tanpa henti mendapatkan asupan energi yang cukup. Sementara itu, Wagub Jawa Timur Emil Dardak turun langsung memberikan penjelasan kepada wali santri tentang lambatnya proses evakuasi. Duduk bersila berhadapan dengan Bapak Hasan (sebut saja Namanya,Hasan), salah seorang wali santri, Wagub Emil menjelaskan dengan penuh empati. "Bayangan kita semua ingin segera membuka reruntuhan dengan beko. Tapi kondisi di dalam tidak memungkinkan. Balok beton sudah melengkung dan sangat rentan. Goyangan sedikit saja bisa membahayakan korban," jelas Emil. Wagub menyampaikan bahwa tanda-tanda kehidupan masih dirasakan tim SAR. Tim gabungan kini berfokus pada titik A setelah sebelumnya bekerja paralel di tiga titik untuk memaksimalkan upaya. "Personel di dalam sudah berjuang keras sejak kemarin malam. Mereka pastikan makanan masih bisa diterima korban yang terjebak, dan penerangan sudah dipasang agar mereka bisa melihat secercah harapan," ungkap Wagub. Bapak Hasan menyatakan rasa tidak teganya melihat tugas berat tim SAR. Emil Dardak mengangguk memahami. "Saya pun merasa sama. Bahkan saya merasa menjadi pihak yang ditolong oleh luar biasanya semangat tim SAR. Mereka tidak akan berhenti sebelum semua saudara kita berhasil dievakuasi dengan selamat." Wagub Emil meminta doa dan kesabaran dari para wali santri. "Mari kita terus berdoa. Tim tidak akan berhenti bekerja. Kita semua di sini untuk mereka," pungkasnya dengan tangan menyentuh dada. Ahmad Hamdani dari BAZNAS Sidoarjo menyampaikan bantuan terus berdatangan dari masyarakat. Posko kesehatan bekerja sama dengan RSB Sidoarjo juga telah beroperasi memberikan pemeriksaan kesehatan bagi keluarga korban dan relawan.
BERITA30/09/2025 | sudrab
UPDATE: 102 Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny, BAZNAS Tanggap Bencana Dirikan Posko Darurat
UPDATE: 102 Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny, BAZNAS Tanggap Bencana Dirikan Posko Darurat
Sidoarjo - Jumlah korban runtuhnya bangunan mushala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, bertambah menjadi 102 orang hingga Selasa (30/9/2025) pukul 07.00 WIB. BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) dari berbagai kota di Jawa Timur bergerak cepat mendirikan posko darurat di lokasi kejadian. Ahmad Hamdani, perwakilan BAZNAS Sidoarjo, mengungkapkan bahwa posko telah berdiri di depan Pondok Pesantren Al Khoziny sejak Senin (29/9/2025) malam. "Sejak semalam, bantuan berupa makanan dan minuman terus berdatangan. Pagi ini insya Allah kami akan mendirikan posko kesehatan bekerja sama dengan RSB Sidoarjo di lokasi yang sama," ujarnya di lokasi kejadian, Selasa pagi. Bangunan yang difungsikan sebagai mushala tersebut ambruk dan menimpa puluhan santri saat sedang menunaikan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025). Akibatnya, sejumlah santri terjebak di dalam reruntuhan bangunan beton yang massif. Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, melaporkan bahwa dari total 100 santri yang tercatat sebagai korban, sebanyak 99 orang berhasil diselamatkan. "Delapan orang dievakuasi tim SAR gabungan, dan 91 orang melakukan evakuasi mandiri," kata Nanang, Selasa pagi. Satu korban dinyatakan meninggal dunia, yakni Maulana Affan Ibrahimafic (15), warga Kalianyar Kulon, Gang 9, Nomor 5, Kelurahan Pabean, Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya. Seluruh korban yang selamat telah dirujuk ke tiga rumah sakit terdekat yaitu RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, RS Siti Hajar, dan RS Delta Surya untuk mendapatkan penanganan medis intensif. Solidaritas BTB seJatim Merespons tragedi ini, tim BAZNAS Tanggap Bencana dari berbagai wilayah Jawa Timur bergerak cepat menuju Sidoarjo. BTB Jombang, BTB Jawa Timur, BTB Madiun, dan BTB Trenggalek telah tiba di lokasi untuk memperkuat upaya bantuan kemanusiaan. Beberapa BTB dari kabupaten lain dijadwalkan menyusul dalam waktu dekat. Kehadiran posko BAZNAS di lokasi menjadi koordinator penyaluran bantuan yang terus berdatangan dari masyarakat. Bantuan yang terkumpul meliputi makanan siap saji, minuman, kebutuhan medis, hingga dukungan psikososial bagi keluarga korban yang masih menunggu informasi di lokasi. Kendala Evakuasi Nanang Sigit menjelaskan bahwa proses evakuasi menghadapi tantangan serius karena struktur bangunan yang rapuh dan tertimbun material beton dalam jumlah besar. "Meski menghadapi kondisi reruntuhan bangunan yang tidak stabil dan banyaknya material di lokasi, tim SAR tetap berupaya mengevakuasi korban dengan mengutamakan keselamatan," katanya. Operasi pencarian dan evakuasi berlangsung sejak Senin sore hingga Selasa dini hari pukul 01.58 WIB. Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 7 korban pada hari pertama, kemudian menemukan satu korban pada operasi lanjutan di hari kedua. Risiko runtuhan susulan masih mengancam, sehingga penggunaan alat berat seperti ekskavator dilakukan dengan sangat hati-hati. BAZNAS Sidoarjo menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban yang meninggal dan berkomitmen memberikan bantuan berkelanjutan. "Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, tim SAR, dan berbagai pihak terkait dalam memberikan bantuan kemanusiaan," ujar Ahmad Hamdani. Masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan dapat menghubungi posko BAZNAS Sidoarjo di lokasi Ponpes Al Khoziny atau melalui kantor BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Proses pendataan korban dan penyaluran bantuan terus dilakukan hingga saat berita ini diturunkan.
BERITA30/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Sampaikan Duka Cita Mendalam Atas Tragedi Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny
BAZNAS Sidoarjo Sampaikan Duka Cita Mendalam Atas Tragedi Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny
Sidoarjo- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menyatakan duka cita yang mendalam atas musibah ambruknya gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, pada Minggu (29/9/2025) yang menewaskan satu santri dan melukai puluhan lainnya. M. Ilhamuddin, salah satu pimpinan BAZNAS Sidoarjo yang hadir langsung di lokasi kejadian mendampingi Bupati Sidoarjo, memastikan lembaganya akan melakukan koordinasi terus-menerus terkait situasi di lapangan. "Kami akan terus memantau perkembangan dan siap memberikan bantuan sesuai kebutuhan," ujarnya di lokasi kejadian, Selasa (30/9/2025) dini hari. Tragedi ini mengakibatkan 87 orang menjadi korban dan dirawat di sejumlah rumah sakit. Sebanyak 38 korban luka dirawat di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, empat korban di RS Delta Surya, dan 45 korban dilarikan ke RS Islam Siti Hajar dengan satu di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Salah satu korban, Nur Ahmad, harus menjalani amputasi karena lengan kirinya hancur tertimpa reruntuhan bangunan. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang meninjau lokasi pada Selasa dini hari, memastikan proses pencarian dan evakuasi korban yang masih tertimpa reruntuhan terus dilakukan oleh Basarnas dan tim gabungan. "Ekskavator tidak bisa bergerak sembarangan karena dikhawatirkan menyebabkan reruntuhan tambahan. Tim kami terus berupaya menjangkau korban yang masih terjebak dengan menyuplai oksigen dan air," jelas Khofifah. BAZNAS Sidoarjo menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang meninggal dan berempati pada penderitaan para korban yang masih berjuang melawan luka-lukanya. "Innalillahi wa innailaihi raji'un. Kami memanjatkan doa agar korban yang meninggal diterima di sisi Allah SWT dan para korban yang terluka diberikan kesembuhan segera," ujar perwakilan BAZNAS dalam pernyataan resminya. Lembaga filantropi Islam ini mengapresiasi kerja keras tim gabungan yang bekerja tanpa henti dalam upaya pencarian dan evakuasi korban di tengah kondisi penuh risiko. BAZNAS Sidoarjo berkomitmen memberikan bantuan kemanusiaan sesuai kapasitas, termasuk bantuan kesehatan bagi korban, dukungan psikososial bagi keluarga, bantuan kebutuhan darurat, serta bentuk bantuan lainnya yang diperlukan. Hingga Selasa tengah malam, halaman IGD RSUD R.T. Notopuro masih ramai dengan keluarga pasien yang menunggu kabar kondisi korban maupun keluarga yang baru datang untuk mengecek papan informasi pasien yang tengah dirawat. BAZNAS Sidoarjo mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan para korban, memberikan dukungan moral kepada keluarga besar Ponpes Al Khoziny, menyalurkan bantuan melalui lembaga resmi yang terpercaya, dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan dapat menghubungi kantor BAZNAS Kabupaten Sidoarjo atau melalui koordinator di lokasi kejadian. Proses evakuasi dan pencarian korban yang masih terjebak terus dilakukan hingga saat berita ini diturunkan.
BERITA30/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Mimpi Andra: Kado Kursi Roda untuk Sang Pejuang Cilik
BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Mimpi Andra: Kado Kursi Roda untuk Sang Pejuang Cilik
SIDOARJO – Senyum tulus dan air mata haru menjadi saksi bisu kebaikan yang mengalir dari hati umat. Di sebuah rumah sederhana di Desa Candipari, Porong, pada hari Senin, 29 September 2025, kebahagiaan itu akhirnya tiba. BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin olehM. Chasbil Aziz Salju Sodar, atau akrab disapa Gus Jazuk, kembali datang membawa amanah. Kali ini, mereka tidak hanya sekadar berkunjung, melainkan mengantarkan kado istimewa: sebuah kursi roda khusus untuk Muhammad Andra Ramadhan, pejuang cilik berusia 6 tahun yang terlahir dengan kondisi khusus. Kisah Andra adalah cerminan ketabahan. Terlahir secara prematur, ia didiagnosis memiliki kelainan pada kaki sejak lahir, sebuah kondisi yang membuatnya kesulitan untuk berjalan. Keterbatasan ini membatasi dunianya yang seharusnya penuh dengan petualangan anak-anak. Saat teman-teman sebayanya berlari dan bermain, Andra hanya bisa bergerak dengan merangkak atau menjejakkan kaki sebentar dengan posisi jinjit. Ayahnya, Muchamad Saifudin, seorang tukang, dan ibunya, Padmaida, seorang ibu rumah tangga, berjuang sekuat tenaga untuk memberikan yang terbaik bagi putra mereka. Namun, keterbatasan ekonomi seringkali menjadi penghalang untuk mendapatkan alat bantu yang memadai. Empati datang dari berbagai pihak, termasuk dari Ibu Wakil Bupati Sidoarjo yang mengusulkan agar BAZNAS turun tangan. Tanpa menunggu lama, pada Kamis, 25 September 2025, tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin langsung oleh Gus Jazuk melakukan asesmen di kediaman Andra. Mereka tidak hanya melihat kondisi fisik sang anak, tetapi juga mendengarkan cerita dan harapan keluarganya. Proses asesmen ini sangat krusial, memastikan jenis kursi roda yang akan diberikan benar-benar tepat, baik dari segi ukuran, ergonomi, maupun fitur keselamatan, mengingat kebutuhan khusus Andra. Gus Jazuk menegaskan bahwa bantuan ini adalah wujud nyata dari amanah yang diemban BAZNAS. "Ini adalah amanah dari Ibu Wakil Bupati dan juga amanah umat. Kami akan segera proses bantuan kursi roda yang paling sesuai untuk Ananda Andra agar ia bisa beraktivitas dengan lebih baik," tuturnya saat itu. Kata-kata tersebut bukanlah janji kosong. Dalam hitungan hari, janji itu menjelma menjadi sebuah kotak besar yang diangkut dengan penuh kehati-hatian. Momen penyerahan bantuan berlangsung penuh haru. Gus Jazuk dan tim dengan sigap merakit kursi roda tersebut di teras rumah Andra. Raut wajah Andra, yang awalnya terlihat pasif dalam gendongan sang ibu, perlahan berubah menjadi penuh rasa ingin tahu. Senyum malu-malu mulai menghiasi wajahnya ketika ia didudukkan di kursi roda barunya. Ayah dan ibunya, yang menyaksikan momen itu, tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan mereka. Air mata mengalir, bukan karena kesedihan, melainkan karena rasa syukur yang meluap. Kursi roda itu lebih dari sekadar alat bantu. Ia adalah harapan, mobilitas, dan kemandirian yang baru bagi Andra. Ini adalah investasi kecil dari dana zakat umat yang diharap dapat memberikan dampak besar pada masa depan sang anak. Kisah Andra dan keluarga Saifudin menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa di balik setiap donasi dan kebaikan yang disalurkan, ada kehidupan yang berubah, ada senyum yang kembali merekah, dan ada mimpi yang kembali terwujud. Aksi nyata BAZNAS Sidoarjo ini menjadi bukti bahwa kekuatan kolaborasi dan empati dapat meringankan beban dan membawa secercah cahaya bagi mereka yang membutuhkan.
BERITA29/09/2025 | sudrab
Gelombang Kebaikan BAZNAS Sidoarjo: Menyentuh Hati dan Membangun Harapan
Gelombang Kebaikan BAZNAS Sidoarjo: Menyentuh Hati dan Membangun Harapan
SIDOARJO – Pekan terakhir September menjadi saksi bisu atas gelombang aksi kemanusiaan yang digulirkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo. Dengan semangat Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang kuat, BAZNAS Sidoarjo menunjukkan komitmennya dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan umat, mulai dari restorasi rumah reyot hingga layanan kesehatan gratis. Asesmen dan Uluran Tangan Kemanusiaan Pekan dimulai dengan respons cepat BAZNAS Sidoarjo terhadap dua kisah pilu, yang diawali dengan semangat tulus, bukan sekadar janji pejabat. 1. Asesmen Ibu Sianah: Tim BAZNAS, yang dipimpin oleh Ketua M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk), bergerak cepat ke Desa Medalem, Tulangan. Mereka menjemput asa bagi Ibu Sianah (61), seorang janda tangguh yang berjuang mencari nafkah serabutan sambil merawat anaknya yang menderita gangguan mental (ODGJ). Kunjungan ini adalah jawaban atas doa-doa yang terpanjat dalam diam, menunjukkan bahwa uluran tangan kemanusiaan datang langsung dari hati nurani masyarakat. 2. Kisah Bapak Roy Firdaus: Misi kemanusiaan berlanjut ke Desa Modong, Tulangan, menemui Bapak Roy Firdaus (47). Sebagai pekerja serabutan, ia hidup dalam kondisi serba terbatas, dengan rumah yang rentan dan lapuk, yang menjadi cerminan beratnya perjuangan hidup. Ketidakmampuan untuk memperbaiki rumah akibat penghasilan yang tidak menentu menyiratkan kepasrahan mendalam, yang kini dijawab dengan rencana perbaikan dari BAZNAS Sidoarjo. Kebahagiaan di Balik Renovasi dan Layanan Publik Hari kedua dipenuhi dengan kisah transformasi haru melalui program Bedah Rumah Tidak Layak Huni (BRTLH): * Senyum Ibu Darpi'ah Kembali Mekar (Desa Kebaron Tulangan). * Kisah Kedamaian Bapak Sundusin (Desa Simogirang Prambon). * Fondasi Harapan Pak Mufid (Desa Simogirang). Pada hari yang sama, BAZNAS Sidoarjo juga menggelar dua kegiatan sosial masif di Masjid Al-Hikmah, Desa Tebel Tengah: 1. Warung Berkah Sedekah (WBS): Berlangsung selama empat setengah jam, WBS berhasil menjangkau ratusan warga dari berbagai latar belakang ekonomi, menegaskan fungsi zakat sebagai instrumen kesejahteraan. 2. Pemeriksaan Kesehatan Gratis: Rumah Sehat BAZNAS (RSB) Al Chusnaini Sidoarjo melayani 90 pasien (43 laki-laki dan 47 perempuan) dengan layanan komprehensif, dari pemeriksaan fisik, konsultasi medis, hingga pemeriksaan laboratorium dasar. Semangat Zakat, Rumah Baru, dan Distribusi Merata Hari Kamis menjadi puncak berbagai penyaluran bantuan, menegaskan komitmen BAZNAS Sidoarjo. 1. Air Mata Syukur di Candipari: Program BRTLH menorehkan kebahagiaan bagi Bapak Nur Hadi, seorang juru parkir di Desa Candipari Porong. Rumahnya, yang dulunya hanya sekat sempit tanpa privasi, kini berdiri kokoh dengan dinding bata, lantai keramik, dan kamar mandi bersih. Ini bukan sekadar bangunan, tapi simbol kebangkitan martabat keluarga. 2. Indonesia Tetap Dermawan: Laporan World Giving Report (WGR) 2025 yang dirilis Charities Aid Foundation (CAF) menegaskan bahwa Indonesia Tetap Dermawan. Meskipun peringkatnya bergeser, semangat berbagi dan berzakat di Indonesia tetap kuat, memacu BAZNAS Sidoarjo untuk terus mengoptimalkan potensi ZIS. 3. Jangkauan Empat Lokasi: Tim Distribusi lapangan berhasil mendistribusikan bantuan, mencakup program bantuan pendidikan, pembangunan sarana ibadah, dan pemberdayaan ekonomi di empat lokasi, termasuk MI Raden Rahmad Balongbendo. 4. Bantuan Multi Program Sekretariat: BAZNAS menyalurkan bantuan komprehensif di kantor sekretariat, mencakup empat kategori utama dan bantuan partisipasi kegiatan untuk dua organisasi Islam terkemuka di Sidoarjo, PD Nasiyatul Aisyiyah dan JMQH. Harapan untuk Kaum Dhuafa dan Disabilitas Pekan ditutup dengan penjangkauan langsung ke mustahik yang membutuhkan perhatian khusus. 1. Kursi Roda untuk Andra: Tim BAZNAS Sidoarjo melakukan Asesmen non-seremonial untuk memastikan bantuan kursi roda bagi Andra di Desa Candipari Porong benar-benar tepat guna. Gus Jazuk hadir langsung, berdialog hangat dengan keluarga, menunjukkan peran BAZNAS sebagai jembatan kebaikan yang mendekatkan hati muzaki dengan mustahik. 2. Perjuangan Ibu Lina: Asesmen terakhir dilakukan untuk Ibu Lina di Gamping Rowo, seorang pejuang disabilitas yang bersama suaminya (tukang bangunan) merintis pembangunan rumah sejak 2018, namun terhambat keterbatasan dana. Saat ini, mereka terpaksa menempati rumah kakeknya sebagai tempat tinggal sementara, menunggu solusi permanen dari BAZNAS. Keberhasilan rangkaian program ini adalah refleksi nyata dari fungsi Zakat sebagai instrumen penguatan sosial-ekonomi umat. Setiap uluran tangan yang disalurkan BAZNAS Sidoarjo telah menjelma menjadi rumah, kesehatan, pendidikan, dan terutama, harapan baru bagi masyarakat di Kabupaten Sidoarjo. BAZNAS Sidoarjo berkomitmen untuk terus menjadi jembatan kebaikan antara Muzaki dan Mustahik.
BERITA29/09/2025 | sudrab
Seberkas Asa di Gamping Rowo: Perjuangan Ibu Lina Membangun Rumah Impian di Tengah Ujian Disabilitas
Seberkas Asa di Gamping Rowo: Perjuangan Ibu Lina Membangun Rumah Impian di Tengah Ujian Disabilitas
Sidoarjo—Di balik terik matahari desa Gamping Rowo, Tarik, tersembunyi sebuah kisah ketangguhan seorang ibu. Lina Agustiningsih (35) bukan hanya berjuang untuk menafkahi tiga anaknya, namun juga menghadapi realitas bahwa dua di antaranya adalah penyandang disabilitas. Selama bertahun-tahun, mimpi sederhana untuk memiliki rumah yang layak dan aman terasa jauh, terhalang oleh keterbatasan ekonomi yang tak berujung. Namun, di tengah kepungan rumput liar dan tumpukan batu bata yang terbengkalai, seberkas asa kini datang, dibawa oleh uluran tangan kepedulian dari BAZNAS Sidoarjo , 25 September 2025 Senyapnya Cita-Cita Sejak 2018 Kisah perjuangan Ibu Lina bermula dari tahun 2018. Saat itu, ia dan suaminya, yang bekerja sebagai tukang bangunan, mulai merintis pembangunan rumah di atas lahan mereka. Mereka berangan-angan tentang dinding yang kokoh dan atap yang menaungi, sebuah tempat yang hangat untuk membesarkan anak-anak. Namun, impian itu harus tertunda. Penghasilan harian suami, meskipun bekerja keras, hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari. “Niki damel pun sak enten-entene... mboten saged, nggih,” (*Ini dibangun seadanya, tapi tidak bisa, ya*), ujar Ibu Lina dalam bahasa Jawa, menggambarkan usaha mereka yang terputus-putus. Keterbatasan dana membuat pembangunan macet. Akhirnya, keluarga kecil ini terpaksa menempati rumah kakeknya sebagai tempat tinggal sementara. Tentu, tinggal menumpang bukanlah solusi permanen. Mereka membutuhkan kemandirian, apalagi dengan kondisi anak-anak yang memerlukan perhatian dan lingkungan yang sangat stabil. Ujian Berat Sang Ibu Beban Ibu Lina kian berat karena ia adalahanak satu satunya dan lebih mengharukan lagi, dua dari tiga anaknya didiagnosis memiliki keterbatasan, salah satunya disebut-sebut mengalami disabilitas (disleksia atau Down Syndrome). Kondisi ini menuntut biaya pengobatan, terapi, dan perhatian ekstra yang jauh melampaui kemampuan finansial keluarga. Sementara suaminya sibuk mencari nafkah, Ibu Lina harus menjadi benteng pelindung dan perawat utama bagi anak-anaknya yang berkebutuhan khusus. Dalam rekaman video dokumentasi, terekam momen emosional ketika Ibu Lina menjelaskan kondisi putrinya. Raut wajahnya memancarkan kelelahan, tetapi matanya tetap menunjukkan tekad seorang ibu yang gigih. Ia berdiri di depan dinding bata yang belum diplester, di tengah lahan berumput, menunjukkan sisa-sisa bangunan yang terbengkalai. Tempat itulah yang ia harap akan menjadi istana kecil bagi keluarganya. Respons Cepat BAZNAS Sidoarjo Kesulitan keluarga Ibu Lina menarik perhatian BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Pada Kamis, 25 September 2025, Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Aziz Salju Sodar, langsung turun ke lapangan memimpin tim untuk melakukan Survey Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Mereka tak hanya mengecek kondisi fisik bangunan, tetapi juga memverifikasi langsung kondisi keluarga. “Dulu rumahnya di sini, Gus,” kata salah seorang pendamping, menunjukkan letak bangunan awal yang sudah tidak ada lagi, digantikan lahan kosong. Tim BAZNAS melihat langsung tumpukan batu bata ringan yang berserakan, menjadi saksi bisu terhentinya pembangunan selama bertahun-tahun. M. Chasbil Aziz Salju Sodar, yang saat itu mengenakan kemeja batik dan peci, mendengarkan dengan saksama setiap detail cerita Ibu Lina. "Kondisi seperti inilah yang harus kita prioritaskan. Zakat, infaq, dan sedekah dari masyarakat Sidoarjo wajib hukumnya kita salurkan untuk meringankan beban saudara kita, terutama mereka yang memiliki tanggungan anak-anak disabilitas," tegas salah satu anggota tim BAZNAS. Mengubah Batu Bata Menjadi Harapan Kunjungan BAZNAS ini bukan sekadar formalitas, melainkan pembawa janji. Tim langsung melakukan pengukuran dan pencatatan, menjadi langkah awal dimulainya program RTLH. Harapannya, dalam waktu dekat, lahan berumput itu akan segera diganti dengan rumah yang kokoh, sehat, dan layak huni, sebuah lingkungan yang suportif bagi pertumbuhan dan perawatan anak-anak Ibu Lina yang berkebutuhan khusus. Program RTLH BAZNAS Sidoarjo adalah wujud nyata dari dana ZIS umat yang kembali kepada yang membutuhkan, mengubah cerita kesulitan menjadi narasi harapan. Bagi Ibu Lina, ini bukan hanya tentang mendapatkan tembok dan atap baru, tetapi tentang pengakuan bahwa perjuangannya tidak sendirian. Kini, ia bisa menatap masa depan dengan optimisme, menanti hari ketika ia bisa memboyong anak-anaknya ke rumah baru yang dibangun dengan kasih sayang dan kepedulian seluruh warga Sidoarjo. Di Gamping Rowo, mimpi yang tertunda selama 7 tahun akan segera terwujud, membuktikan bahwa semangat gotong royong dan zakat mampu membangun kembali tidak hanya rumah, tetapi juga kehidupan.
BERITA27/09/2025 | sudrab
Senandung Kursi Roda untuk Andra: Harapan dari Desa Candipari Porong
Senandung Kursi Roda untuk Andra: Harapan dari Desa Candipari Porong
Betapa seringnya sebuah harapan kecil tersemat pada benda sederhana. Bagi ananda Muhammad Andra Ramadhan di Desa Candipari, Porong, harapan itu kini berbentuk sebuah kursi roda—alat bantu gerak yang akan menopang mimpinya yang terhalang kelainan kaki sejak lahir. Inisiasi mulia ini berawal dari usulan Ibu Wakil Bupati Sidoarjo. Langkah Cepat Menuju Candipari Siang itu, Kamis (25/09/25), tim BAZNAS Sidoarjo bergerak cepat menuju kediaman Bapak Muchamad Saifudin, ayah dari Andra. Kegiatan ini bukanlah sekadar kunjungan seremonial, melainkan sebuah misi asesmen langsung untuk memastikan bahwa bantuan yang akan disalurkan benar-benar sesuai dan tepat guna. Lokasi asesmen yang sederhana, bahkan berdampingan dengan kandang sapi, tak menyurutkan langkah Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk), untuk turun langsung ke lapangan. Gus Jazuk, didampingi beberapa orang, berdialog hangat dengan keluarga Andra. Ini adalah potret nyata bagaimana BAZNAS menjalankan perannya sebagai jembatan kebaikan, mendekatkan hati para muzaki dengan mustahik yang membutuhkan. Kehadiran beliau secara pribadi menunjukkan komitmen lembaga dalam melihat dan merasakan langsung kondisi masyarakat penerima manfaat. Andra, Pejuang Cilik yang Terlahir Prematur Ananda Andra Ramadhan adalah pejuang cilik. Lahir secara prematur, ia harus menghadapi tantangan besar karena didiagnosis memiliki kelainan di kaki sejak lahir, yang membuat Andra kesulitan untuk berjalan. Tampak seorang anggota keluarga menggendong Andra, dan saat diletakkan, ia bergerak dengan merangkak atau berusaha menjejakkan kaki sebentar dengan posisi jinjit. Keterbatasan gerak ini tentu membatasi dunianya, yang seharusnya diisi dengan lari, lompat, dan tawa anak-anak seusianya. Bapak Muchamad Saifudin dan keluarganya tentu berharap Andra bisa bergerak lebih leluasa. Kursi roda, dalam konteks ini, bukan sekadar alat medis, melainkan sebuah kunci untuk membuka pintu mobilitas dan kemandirian bagi Andra. Ini adalah investasi kecil dari dana zakat umat yang diharap dapat memberikan dampak besar pada masa depan sang anak. Menyesuaikan Kebaikan dengan Kebutuhan Proses asesmen yang dilakukan Gus Jazuk sangat penting. Ia tidak hanya melihat kondisi fisik Andra, tetapi juga memastikan jenis kursi roda yang paling tepat. Mengingat Andra adalah anak-anak dengan kebutuhan khusus, kursi roda yang dibutuhkan tentu harus disesuaikan, baik dari segi ukuran, ergonomi, maupun fitur pendukung lainnya agar nyaman dan aman digunakan. Bantuan ini harus didesain untuk menjadi 'kaki' yang baru bagi Andra. Gus Jazuk menyatakan bahwa usulan dari Ibu Wakil Bupati ini akan segera ditindaklanjuti. "Ini adalah amanah dari Ibu Wakil Bupati dan juga amanah umat. Kami akan segera proses bantuan kursi roda yang paling sesuai untuk Ananda Andra agar ia bisa beraktivitas dengan lebih baik," tuturnya. Senandung Harapan Kisah Andra di Candipari ini menjadi pengingat yang menyentuh. Di tengah hiruk pikuk kota dan pembangunan, masih ada sudut-sudut kecil yang menanti uluran tangan. Melalui BAZNAS Sidoarjo, setiap rupiah zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang Anda titipkan bertransformasi menjadi senandung harapan, menjadi sebuah kursi roda yang akan membawa Ananda Muhammad Andra Ramadhan menjelajahi dunia kecilnya dengan lebih mudah. Kita semua berharap, setelah kursi roda itu diserahkan, Andra tidak lagi kesulitan untuk berkeliling, dan kelak, ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bersemangat, melampaui keterbatasan yang dimilikinya. Sebuah kursi roda kecil yang membawa harapan besar.
BERITA26/09/2025 | sudrab
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat