WhatsApp Icon
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan di Krian dan Prambon, Sentuh Anak Sekolah hingga Lansia Tak Mampu

SIDOARJO — Dalam satu hari penuh kepedulian, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menyalurkan bantuan sosial di dua lokasi berbeda: SDN Ponokawan, Kecamatan Krian, dan Desa Bendotretek, Kecamatan Prambon. Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 17 November 2025, menjadi bukti nyata komitmen lembaga amil zakat dalam menjangkau kelompok rentan—mulai dari anak-anak usia sekolah hingga lansia yang hidup dalam keterbatasan.

 

Di SDN Ponokawan, tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin oleh Ahmad Hamdani, M. Haffidz, dan Rita Defani, bersama kepala sekolah, menyerahkan bantuan pendidikan kepada sepuluh siswa yang berprestasi namun berasal dari keluarga kurang mampu. Para siswa tampak antusias menerima bantuan yang dirancang untuk mendukung kebutuhan belajar mereka. Kepala sekolah menyampaikan apresiasi atas kehadiran BAZNAS, mengingat banyak siswa di sekolah tersebut yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, baik untuk dirinya maupun keluarganya yang terbatas. “Ini bukan sekadar bantuan materi, tapi juga dorongan semangat agar anak-anak terus percaya pada pendidikan sebagai jalan keluar,” ujar kepala sekolah.

 

Sementara itu, di Desa Bendotretek, Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, M. Mahbub—yang akrab disapa Gus Mahbub—bersama staf pelaksana Sofwan dan Syukron, menyalurkan bantuan biaya hidup kepada sembilan warga lanjut usia dan keluarga tidak mampu. Salah satu penerima adalah Pak Kasban, seorang lansia berusia 87 tahun yang tinggal sendirian dan sangat bergantung pada bantuan anaknya. Kunjungan tim BAZNAS tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga mendengarkan cerita hidup mereka dan memberikan dukungan moral. “Kami ingin memastikan bahwa lansia yang hidup sebatang kara tetap merasa dihargai, bukan hanya diperhatikan secara fisik, tapi juga secara emosional,” kata Gus Mahbub.

 

Kedua kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin BAZNAS Sidoarjo dalam optimalisasi penyaluran zakat, infak, dan sedekah secara tepat sasaran. Penyaluran dilakukan berdasarkan hasil asesmen lapangan yang cermat, serta koordinasi erat dengan pihak sekolah dan perangkat desa untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi.

 

Dari dua lokasi ini, terlihat jelas bahwa kebutuhan masyarakat sangat beragam—mulai dari akses pendidikan hingga pemenuhan kebutuhan pokok bagi lansia. Namun, benang merahnya sama: kepedulian yang tulus. Di Ponokawan, senyum anak-anak berbaris rapi dengan seragam putih-merah menjadi simbol harapan masa depan. Di Bendotretek, tatapan tenang para lansia yang memegang bantuan menjadi pengingat bahwa martabat manusia tak pernah pudar, bahkan di usia senja.

 

BAZNAS Sidoarjo berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan programnya, tidak hanya melalui penyaluran langsung, tetapi juga dengan pendampingan dan pemberdayaan berkelanjutan. Rencana tindak lanjut mencakup monitoring dampak bantuan, serta pengembangan program seperti beasiswa berkelanjutan untuk siswa berprestasi dan layanan kesehatan dasar untuk lansia.

 

Dengan langkah-langkah konkret ini, BAZNAS Sidoarjo menegaskan perannya sebagai mitra strategis dalam mewujudkan kesejahteraan sosial di kabupaten yang dikenal sebagai pusat industri dan pertanian. Karena di balik setiap bantuan yang diserahkan, ada cerita, ada harapan—dan ada janji: bahwa tidak ada yang ditinggalkan. Setiap nyawa, sekecil apa pun, berhak atas kehidupan yang layak.

18/11/2025 | Kontributor: sudrab
Afizah dan Harapan yang Tak Pernah Padam

Kisah Keluarga Hariadi dan Intervensi BAZNAS Sidoarjo di Balik Perjuangan Melawan Penyakit

SIDOARJO – Di balik tembok rumah sederhana di Desa Pejangkungan, Kecamatan Prambon, tersimpan kisah perjuangan yang melelahkan sekaligus mengharukan. Afizah Al Maira Putri, bocah mungil yang belum genap tiga tahun, harus menanggung beban yang terlalu berat untuk usianya: kelainan jantung, gangguan paru-paru, kelainan kulit, dan penumpukan cairan di kepala. Setiap dua minggu sekali, keluarga Hariadi harus menempuh perjalanan ke RS Dr. Soetomo Surabaya—perjalanan yang menguras fisik, mental, dan kantong mereka yang sudah tipis.

 

"Kami tidak pernah menyangka cobaan ini akan datang," ujar Hariadi, sang ayah, dengan suara yang hampir berbisik. Sebagai kepala keluarga dengan tiga anak, ia bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasilannya yang tak menentu kini harus berbagi dengan kebutuhan medis Afizah yang terus membengkak. Istrinya, yang seharusnya bisa membantu mencari nafkah, kini harus stay di rumah untuk merawat putri bungsunya yang membutuhkan perhatian 24 jam.

 

Kondisi inilah yang menarik perhatian BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Senin pagi, 17 November 2025, pukul 10.00 WIB, tim yang dipimpin langsung oleh M. Mahbub (Gus Mahbub), Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, bersama Sofwan dan Syukron, staf pelaksana, datang membawa bantuan kesehatan. Kunjungan ini bukan sekadar seremonial penyerahan bantuan, melainkan hasil dari asesmen mendalam yang telah dilakukan sebelumnya.

 

"Kami melihat keluarga Pak Hariadi bukan hanya butuh bantuan finansial, tapi juga dukungan moral bahwa mereka tidak berjuang sendirian," jelas Gus Mahbub. Dalam asesmen yang dilakukan, tim BAZNAS menemukan bahwa keluarga ini tergolong sangat rentan. Dengan tiga anak dan kondisi Afizah yang memerlukan perawatan intensif berkelanjutan, keluarga Hariadi berada di ujung tanduk kemiskinan struktural yang kronis.

 

Data dari BAZNAS Sidoarjo mencatat bahwa kasus seperti Afizah bukanlah fenomena tunggal. Di Kabupaten Sidoarjo, masih banyak keluarga yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan akibat biaya kesehatan katastropik. Program bantuan kesehatan BAZNAS hadir sebagai safety net, jaring pengaman sosial yang menangkap mereka yang jatuh dari sistem kesehatan formal.

 

Yang membuat program ini berbeda adalah pendekatan humanistiknya. Bukan sekadar menyerahkan amplop bantuan, tim BAZNAS memastikan keluarga penerima memahami bahwa ini adalah hak mereka sebagai mustahik, bukan belas kasihan. "Zakat adalah sistem redistribusi kekayaan yang telah Allah atur. Afizah dan keluarganya berhak mendapat bagian dari harta orang-orang yang berkecukupan," tegas Gus Mahbub.

 

Saat bantuan diserahkan, air mata Ibu Afizah menetes. Bukan karena jumlah nominalnya, tapi karena pengakuan bahwa perjuangan mereka dilihat dan dihargai. Di tengah sistem yang kerap mengabaikan wong cilik, kehadiran BAZNAS menjadi oase di padang tandus.

 

Program seperti ini membuktikan bahwa filantropi Islam, khususnya melalui lembaga zakat, bukan hanya tentang charity, melainkan tentang restorasi martabat manusia. Afizah mungkin masih harus bergulat dengan penyakitnya, tapi setidaknya kini keluarganya tak lagi berjuang sendirian. Dan itu, dalam banyak hal, adalah kemenangan terbesar.

17/11/2025 | Kontributor: sudrab
Puluhan Keluarga Gizi Buruk Terima Daging DAM Baznas 2025: Satu Paket, Satu Harapan

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang semakin berat, di balik dinding-dinding rumah sederhana di Sidoarjo, ada kisah-kisah kecil yang menyimpan beban besar. Beban gizi buruk. Beban kelaparan tersembunyi. Dan di sinilah, BAZNAS RI, melalui Program Daging Kambing DAM Haji 2025, hadir bukan hanya sebagai pemberi, tapi sebagai penjaga harapan.

 

Dalam dua hari pelacakan intensif (5-6 November 2025), Tim Pembina dan Pengawasan Program Kesehatan Keluarga dan Gizi (TP3 Kesga & Gizi) Kabupaten Sidoarjo, Dinas kesehatan , dinas sosial, tim  Penggerak PKK dan BAZNAS Sidoarjo, menjumpai puluhan anak yang tumbuh kembangnya  terindikasi  kekurangan nutrisi. Mereka bukan sekadar angka statistik.

Seperti, mereka adalah Ananda Dewi Sekar Arum, usia 24 bulan, berat badannya hanya 6,8 kg—jauh di bawah standar. Bayangkan, seorang bayi yang setiap hari rewel karena perutnya yang lapar, ibunya yang lelah, dan ayahnya yang mencari nafkah dengan tangan yang gemetar, sambil menghisap rokok yang justru memperparah kondisi keluarga.

 

Atau Ananda Muhammad Syahrul, 4 tahun 2 bulan, berat badannya 10,1 kg. Ia tinggal bersama lima saudara kandung di rumah yang statusnya sudah dijual. Ayahnya bekerja di warung soto, ibunya mengupas bawang—dua pekerjaan yang berat untuk memenuhi kebutuhan dasar, apalagi nutrisi berkualitas. Di Prambon, Ananda Mohamad Rasya Alfarizqi dan Azfer Rafeyfa Endaru juga menanti. Azfer, putra pertama, berat badannya hanya 9 kg—padahal idealnya harus 13,5 kg. Ibu Yeny Dwi Lestari, sang ibu, hanya bisa menatap anaknya dengan mata berkaca-kaca, sementara suaminya, seorang supir pengiriman, berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Namun, di tengah keprihatinan itu, datanglah cahaya. BAZNAS RI, melalui 225 paket siap saji berkualitas yang dialokasikan khusus untuk BAZNAS Sidoarjo, membawa solusi nyata. Setiap paket daging kambing DAM, diproses secara higienis dalam kemasan pouch, bukan sekadar makanan. Ini adalah obat. Ini adalah investasi masa depan. Ini adalah bentuk zakat yang hidup, yang bernafas, yang menyentuh kulit dan jiwa.

 

Staf pelaksana BAZNAS, Ahmad Hamdani dengan wajah serius namun penuh empati, mendatangi rumah-rumah tersebut bersama Tim. Mereka tidak hanya menyerahkan paket Dam dan sembako serta nutrisi lainnya, tapi juga berdialog, memberi edukasi, dan menenangkan hati para ibu. Di Balongdowo, di Kedungsolo, di Prambon—senyum mulai terbit. Bukan senyum biasa. Senyum yang lahir dari rasa lega, dari harapan yang kembali menyala.

 

Zakat bukan lagi soal ritual. Ini adalah instrumen pemberdayaan. Satu paket daging, satu senyum, satu harapan. Untuk Ananda Dewi, untuk Syahrul, untuk Rasya, untuk Azfer—dan untuk puluhan anak lainnya di Sidoarjo. Karena di balik setiap kilogram daging, ada mimpi yang sedang dibangun. Mimpi untuk tumbuh lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih cerdas. Mimpi untuk masa depan yang lebih baik.

 

Dan inilah esensi filantropi: bukan hanya memberi, tapi mengubah. Satu paket, satu kehidupan. Satu harapan, satu masa depan.

17/11/2025 | Kontributor: sudrab
BAZNAS Sidoarjo Turun Tangan Renovasi Rumah Modin yang Tak Layak Huni

Kepedulian terhadap kondisi tokoh agama yang mengabdi puluhan tahun kini berbuah nyata melalui aksi cepat lembaga filantropi

 

SIDOARJO – Air mata haru mengalir di pipi Siti Sholimah (75) saat kediamannya di Dusun Alang-Alang, Desa Kureksari, Kecamatan Waru, dikunjungi Bupati Sidoarjo Subandi bersama jajaran BAZNAS Sidoarjo, Sabtu (15/11/2025). Nenek yang selama ini mendampingi suaminya, Imam Ghozali, seorang modin desa, tak henti melantunkan doa syukur. Harapan untuk memiliki rumah yang layak akhirnya tampak nyata di depan mata.

 

Kondisi hunian keluarga modin ini sungguh memprihatinkan. Rumah yang telah mereka tempati berpuluh tahun bersama seorang anak itu rusak parah. Bagaikan bangunan terbengkalai, siapa pun yang melintas pasti menyangka rumah itu telah lama kosong. Atap bocor di mana-mana, dinding mengelupas, bahkan tidak ada kamar mandi yang layak. Inilah kenyataan pahit seorang pelayan agama yang selama ini mengabdikan diri untuk masyarakat.

 

"Setiap kali hujan turun, kami harus bersiap dengan ember dan wadah untuk menampung air yang bocor dari atap. Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun," ungkap Imam Ghozali dengan nada pasrah namun penuh ketabahan.

 

Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Aziz Salju Sodar yang akrab disapa Gus Jazuk, langsung mengambil inisiatif. Lembaga amil zakat yang dipimpinnya segera menyusun rencana renovasi komprehensif. Bukan sekadar tambal sulam, tetapi perbaikan menyeluruh yang menyentuh aspek kenyamanan dan keamanan penghuni.

 

"Kami tidak bisa membiarkan seorang pelayan umat tinggal dalam kondisi seperti ini. BAZNAS Sidoarjo berkomitmen penuh untuk merenovasi rumah Pak Modin hingga layak huni," tegas Gus Jazuk .

 

Program renovasi yang dirancang BAZNAS mencakup penggantian total atap rumah, pembangunan kamar mandi baru, pengecatan dinding, pemasangan keramik lantai, hingga perbaikan ruang kamar tidur. Target penyelesaian ditetapkan dalam waktu dua minggu, menunjukkan keseriusan lembaga filantropi ini dalam menghadirkan solusi nyata.

 

Bupati Subandi yang turut hadir dalam kunjungan tersebut menyatakan apresiasinya terhadap respons cepat BAZNAS. Ia meminta seluruh perangkat desa untuk bergotong royong membersihkan rumah sebagai tahap awal renovasi. Selama proses perbaikan, keluarga Imam Ghozali akan ditempatkan di tempat tinggal sementara yang layak.

 

"Ini adalah bentuk penghargaan kita kepada tokoh agama yang telah mengabdi. Mari bersama-sama mewujudkan kehidupan yang bermartabat bagi mereka," ujar Bupati Subandi.

 

Imam Ghozali mengaku sebelumnya sempat mendapat bantuan material galvalum dari Pemerintah Desa Kureksari. Namun, material tersebut hanya cukup untuk sebagian kecil atap, sementara biaya pemasangan harus ditanggung sendiri dengan bantuan anak-anaknya yang kini juga sudah kehabisan kemampuan.

 

Kehadiran BAZNAS Sidoarjo dalam kasus ini menjadi bukti nyata peran strategis lembaga filantropi dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Melalui dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola dengan amanah, organisasi ini mampu menghadirkan perubahan konkret bagi kehidupan kaum dhuafa dan tokoh masyarakat yang membutuhkan.

 

Tim BAZNAS dijadwalkan turun langsung setelah proses kerja bakti pembersihan rumah selesai. Renovasi menyeluruh akan segera dimulai, membawa harapan baru bagi keluarga yang selama ini hidup dalam keterbatasan namun tetap tegar dalam pengabdian.

16/11/2025 | Kontributor: sudrab
BAZNAS Sidoarjo Turun Langsung Asesmen RTLH: Dua Keluarga di Ambang Harapan

SIDOARJO – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo kembali menunjukkan komitmennya dalam program pengentasan kemiskinan melalui asesmen Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang dilaksanakan pada Kamis (13/11/2025). Tim yang terdiri dari Ach Richie dan M. Sofwan, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, melakukan survei langsung ke dua lokasi berbeda untuk memetakan kondisi riil keluarga penerima manfaat.

 

Lokasi pertama yang dikunjungi adalah kediaman Ibu Memet di Desa Sigogalih, Kecamatan Tarik. Seorang janda tangguh yang harus menghidupi tiga generasi sekaligus—dirinya sendiri, sang anak, dan ibunya yang mengalami gangguan jiwa. Kondisi ekonomi keluarga ini sangat memprihatinkan. Ibu Memet bekerja sebagai buruh pabrik kerupuk dengan penghasilan Rp50.000 per hari, itupun tidak menentu. "Kadang ada kerja, kadang tidak, Pak," ungkap Ibu Memet dengan wajah lelah namun tetap tegar.

 

Yang lebih mengkhawatirkan adalah kondisi fisik bangunan tempat tinggal mereka. Dari hasil observasi tim BAZNAS, kerusakan paling parah terjadi pada struktur atap. Kayu-kayu penyangga atap sudah rapuh dan lapuk dimakan usia, sebagian genteng bahkan sudah jebol dan bolong. Ketika hujan turun, air tidak hanya membasahi halaman, tetapi juga masuk ke dalam rumah, memaksa keluarga ini berjibaku dengan genangan air di malam hari.

 

Perjalanan asesmen dilanjutkan ke Kelurahan Juwet Kenongo, Kecamatan Porong, menuju rumah Saudara Muchamat Andi Pranoto. Pria yang berprofesi sebagai penyanyi jalanan ini menggantungkan hidup dari satu panggung ke panggung lainnya, mengamen dari kafe ke kafe. "Kalau ada job baru ada penghasilan, kalau tidak ya puasa," tutur Andi dengan jujur. Dia tinggal bersama istri dan seorang anak dalam kondisi rumah yang tidak jauh berbeda dengan rumah Ibu Memet—atap yang ditopang oleh kayu-kayu lapuk yang sewaktu-waktu bisa runtuh.

 

Ach Richie, salah satu petugas asesmen, menjelaskan bahwa kedatangan mereka bukan sekadar mengumpulkan data administratif. "Kami tidak hanya mencatat kerusakan fisik bangunan, tapi juga mendengarkan langsung kisah perjuangan mereka. Ini penting agar program RTLH BAZNAS tepat sasaran dan benar-benar menyentuh akar permasalahan," ujarnya.

 

M. Sofwan menambahkan bahwa hasil asesmen ini akan segera diproses lebih lanjut oleh tim teknis BAZNAS Sidoarjo. "Kami berharap dalam waktu dekat, kedua keluarga ini bisa mendapatkan bantuan renovasi yang mereka butuhkan. Prioritas utama adalah perbaikan struktur atap agar mereka tidak lagi khawatir ketika musim hujan tiba," jelasnya.

 

Program RTLH merupakan salah satu program unggulan BAZNAS Sidoarjo dalam menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui program ini, BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan fisik berupa renovasi rumah, tetapi juga memberikan dampak psikologis berupa rasa aman dan martabat bagi keluarga penerima manfaat.

 

"Rumah adalah tempat berlindung. Ketika rumah sudah tidak layak, maka martabat kemanusiaan juga terancam. Inilah mengapa BAZNAS Sidoarjo sangat serius menangani program RTLH," tegas Ach Richie menutup keterangan.

 

BAZNAS Sidoarjo mengajak masyarakat yang mampu untuk terus menyalurkan zakat, infak, dan sedekah melalui lembaga resmi agar penyalurannya tepat sasaran. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui kantor BAZNAS Sidoarjo atau media sosial resmi.

14/11/2025 | Kontributor: sudrab

Berita Terbaru

Air Mata Syukur di Candipari: Rumah Rapuh yang Menjadi Harapan Baru
Air Mata Syukur di Candipari: Rumah Rapuh yang Menjadi Harapan Baru
SIDOARJO — Di tengah debu dan dinginnya malam, rumah Bapak Nur Hadi di Desa Candipari, Porong, dulu hanya sebatas ruang sempit tanpa sekat, tanpa jamban layak, dan tanpa privasi. Kini, ia berdiri kokoh dengan dinding bata, lantai keramik, dan kamar mandi bersih—bukan sekadar bangunan, tapi simbol kebangkitan martabat keluarga. Ketika Rumah Tak Lagi Jadi Tempat Berlindung Bapak Nur Hadi, juru parkir di desa Wunut, hidup bersama lima anggota keluarga—termasuk ibu lansia—dalam satu ruangan persegi yang tak memadai. Tidak ada partisi. Tidak ada WC. Mereka tidur berdesakan, berbagi udara dengan area basah yang berisiko kesehatan tinggi. Privasi? Kemewahan yang tak terjangkau. Rasa aman? Hanya mimpi. “Dulu kami takut hujan datang. Atap bocor, lantai becek, anak-anak sering sakit,” kenang Ibu Hadi, suaranya bergetar mengenang masa lalu. Kondisi ini bukan hanya soal kemiskinan—tapi soal kehilangan martabat manusia. Rumah mereka bukan tempat tinggal, melainkan tempat bertahan hidup. BAZNAS Turun Tangan, Bangun Ulang Harapan Melalui Program Rehab RTLH (Rumah Tidak Layak Huni), BAZNAS Kabupaten Sidoarjo turun langsung. Dipimpin oleh M. Chasbil Aziz Salju Sodar, tim melakukan assessment menyeluruh, lalu merombak total rumah tersebut—dari fondasi hingga atap. Dinding rapuh diganti bata, lantai tanah jadi keramik, dan yang paling penting: dibangun WC layak serta sekat ruang untuk privasi. Proses ini tidak instan. Butuh waktu, perencanaan, dan verifikasi ketat. Setiap rupiah dari zakat, infaq, dan sedekah masyarakat dipertanggungjawabkan. BAZNAS tidak hanya membangun rumah—mereka membangun kepercayaan dan harapan. “Ini bukan proyek biasa. Ini adalah investasi dalam martabat manusia,” tegas Achmad Richie, Staf Pelaksana BAZNAS yang ikut monitoring penyerahan BAST. Air Mata Syukur yang Menggugah Jiwa Saat pintu rumah baru dibuka, ibu lansia duduk di teras, menangis pelan sambil menangkupkan tangan. “Alhamdulillah ya Allah… Ya Allah…” bisiknya, air mata mengalir di pipi yang berkerut. Anak-anak kini bisa tertawa di dalam ruangan yang kering, nyaman, dan aman. Tidak lagi khawatir akan banjir atau penyakit. Bapak Hadi, yang selama ini hanya bisa pasrah, kini tersenyum lebar. “Saya tidak punya apa-apa, tapi BAZNAS memberi kami segalanya.” Momen ini bukan hanya tentang atap dan dinding. Ini tentang restorasi kehidupan. Tentang hak dasar setiap manusia untuk hidup layak, aman, dan bermartabat. Jadilah Bagian dari Perubahan Setiap zakat yang Anda salurkan melalui BAZNAS Sidoarjo berpotensi mengubah hidup keluarga seperti Bapak Nur Hadi. Bukan hanya membantu—tapi mengembalikan kehormatan, keamanan, dan senyum di wajah mereka. Ingin jadi bagian dari cerita haru ini? Salurkan zakat Anda sekarang. Klik bio untuk donasi atau informasi lebih lanjut. Karena kebaikan yang nyata dimulai dari langkah kecil—yang berdampak besar. #BAZNAS #RTLH #RehabRumah #SidoarjoPeduli #ZakatUntukKemanusiaan #BerzakatBerkah #CandipariBaru #MartabatKeluarKemiskinan #KlikBio
BERITA25/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Jangkau Empat Lokasi dalam Distribusi Bantuan Lapangan
BAZNAS Sidoarjo Jangkau Empat Lokasi dalam Distribusi Bantuan Lapangan
SIDOARJO - Tim Distribusi lapangan BAZNAS Kabupaten Sidoarjo yang terdiri dari M. Sofwan dan M. Syukron berhasil mendistribusikan bantuan ke empat lokasi berbeda pada Kamis (25/9). Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.45 WIB ini mencakup program bantuan pendidikan, pembangunan sarana ibadah, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Lokasi pertama yang dikunjungi adalah MI Raden Rahmad Balongbendo, sebuah madrasah yang melayani anak-anak dari keluarga kurang mampu. Berdasarkan hasil assessment mendalam, tim mengidentifikasi sembilan siswa yang membutuhkan bantuan pendidikan untuk melanjutkan studi mereka. "Kondisi ekonomi orang tua siswa di MI Raden Rahmad memang memprihatinkan. Hampir seluruhnya tergolong keluarga prasejahtera," ungkap M. Sofwan, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo yang memimpin tim lapangan. "Bantuan pendidikan ini diharapkan dapat mencegah anak-anak putus sekolah dan memberikan mereka kesempatan meraih masa depan yang lebih baik." Program selanjutnya adalah bantuan pembangunan mushola di SDN Jabaran Balongbendo. Sekolah ini telah lama membutuhkan fasilitas ibadah yang memadai untuk mendukung kegiatan keagamaan siswa. Bantuan pembangunan mushola menjadi solusi konkret untuk kebutuhan tersebut. Perjalanan dilanjutkan ke Desa Gading Krembung untuk memberikan bantuan pembangunan kanopi Mushola Al-Khoiriyah. Fasilitas ibadah yang aktif digunakan masyarakat setempat ini memerlukan perlindungan dari cuaca untuk kenyamanan jamaah. "Mushola Al-Khoiriyah adalah pusat kegiatan keagamaan warga setempat. Kanopi yang akan dibangun tidak hanya memberikan perlindungan fisik, tetapi juga meningkatkan semangat masyarakat untuk beribadah berjamaah," jelas M. Syukron, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo yang turut dalam tim lapangan. Kunjungan terakhir dilakukan ke Desa Janti Tarik untuk program bantuan UMKM kepada Bapak Didik Molyono. Sebagai pelaku usaha perdagangan, Bapak Didik membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usahanya yang sempat mengalami penurunan. Tim BAZNAS melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jenis usaha, prospek pengembangan, dan kemampuan pengelolaan sebelum memutuskan pemberian bantuan. Bantuan modal usaha ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan jangkauan pasar usaha penerima. "Program bantuan UMKM adalah salah satu yang paling strategis karena berdampak jangka panjang. Kami tidak hanya memberikan modal, tetapi juga melakukan pendampingan untuk memastikan usaha berkembang secara berkelanjutan," tambah M. Sofwan. Seluruh kegiatan lapangan berlangsung dengan koordinasi yang baik antara tim BAZNAS dan masyarakat setempat. Penerimaan yang positif dari masyarakat menunjukkan tingginya kepercayaan terhadap program-program BAZNAS. "Respons masyarakat sangat menggembirakan. Mereka tidak hanya berterima kasih, tetapi juga berkomitmen memanfaatkan bantuan secara optimal. Ini adalah modal sosial yang sangat berharga bagi keberhasilan program," ujar M. Syukron. Kegiatan distribusi lapangan ini membuktikan komitmen BAZNAS Sidoarjo untuk menjangkau masyarakat hingga ke pelosok desa. Dengan pendekatan langsung ke lokasi, BAZNAS dapat memastikan bantuan benar-benar sampai kepada yang membutuhkan. Tim lapangan juga melakukan dokumentasi lengkap dan koordinasi dengan tokoh masyarakat setempat untuk memastikan sustainability program. Setiap bantuan yang disalurkan akan dipantau perkembangannya sebagai bagian dari evaluasi program. "Ini bukan sekadar penyaluran bantuan, tetapi investasi jangka panjang untuk pemberdayaan masyarakat. Kami berkomitmen terus hadir di tengah masyarakat," tutup M. Sofwan.
BERITA25/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Multi Program di Kantor Sekretariat
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Multi Program di Kantor Sekretariat
SIDOARJO - BAZNAS Kabupaten Sidoarjo melaksanakan distribusi bantuan komprehensif pada Kamis (25/9) di kantor sekretariat Jalan Pahlawan I No. 10. Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Ahmad Hamdani dan Multono, keduanya Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo, berhasil menyalurkan berbagai jenis bantuan kepada organisasi keagamaan, individu, dan kelompok masyarakat yang membutuhkan. Program distribusi hari ini mencakup empat kategori utama bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing penerima. Bantuan partisipasi kegiatan diberikan kepada dua organisasi Islam terkemuka di Sidoarjo, yaitu PD Nasiyatul Aisiyah untuk mendukung program pemberdayaan perempuan dan JMQH (Jam'iyyah Mudarasatil Qur'an lil Hafizhat) Sidoarjo dalam rangka Harlah ke-IV yang akan diselenggarakan di Pendopo Kabupaten Sidoarjo pada 28 September mendatang. "Kami sangat fokus memastikan bantuan tepat sasaran dan memberikan dampak maksimal bagi penerima," ungkap Ahmad Hamdani, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo yang memimpin kegiatan distribusi. "Setiap proposal yang masuk telah melalui proses verifikasi ketat untuk memastikan kesesuaian dengan program kerja BAZNAS." Salah satu momen mengharukan terjadi ketika Bapak Nur Hadi menerima bantuan kesehatan untuk putrinya, Ananda Melinda Nur Alfarizka, bayi berusia empat bulan yang menderita penyakit Hisprung. Ananda saat ini sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Dr. Soetomo setelah menjalankan operasi ketiga. Meski biaya medis telah ditanggung BPJS dan Pemerintah Daerah, kebutuhan nutrisi dan susu khusus masih menjadi beban finansial keluarga. Ahmad Hamdani, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo yang menangani distribusi bantuan kesehatan, menegaskan komitmen lembaga dalam mendukung kesehatan masyarakat. "Bantuan kesehatan ini khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tambahan yang diperlukan dalam proses penyembuhan. Kami berharap dapat membantu meringankan beban keluarga yang sedang menghadapi cobaan ini," jelasnya. Program alat bantu kesehatan juga menjadi perhatian khusus dalam kegiatan hari ini. Sebuah kursi roda diserahkan melalui Bapak Anang, Sekretaris Desa Jati Alun-Alun, untuk Ibu Marpu'ah, seorang lansia yang mengalami keterbatasan mobilitas. Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan memfasilitasi aktivitas sehari-hari penerima. "Alat bantu seperti kursi roda mungkin terlihat sederhana, namun dampaknya sangat besar bagi penerima. Ini adalah bentuk kepedulian konkret BAZNAS terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas," tambah Ahmad Hamdani. Seluruh kegiatan distribusi berlangsung dalam suasana tertib dan penuh khidmat. Para penerima bantuan menyampaikan rasa syukur dan berkomitmen menggunakan bantuan sesuai peruntukannya. Pihak BAZNAS juga melakukan dokumentasi lengkap sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana zakat, infaq, dan sedekah. Kegiatan distribusi di kantor sekretariat ini merupakan bagian Metode Penyaluran Bantuan, BAZNAS Sidoarjo dalam menyalurkan amanah masyarakat. Dengan pendekatan sistematis dan profesional, BAZNAS terus berupaya mengoptimalkan dampak setiap bantuan yang disalurkan. "Kami akan terus konsisten menjalankan program distribusi dengan prinsip tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat manfaat. Kepercayaan masyarakat adalah amanah yang harus dijaga melalui kinerja yang optimal," tutup Ahmad Hamdani.
BERITA25/09/2025 | sudrab
Indonesia Tetap Dermawan di Tengah Pergeseran Global: Mengapa Peringkat Kita Turun, Namun Semangat Zakat dan Infak Tetap Kuat?
Indonesia Tetap Dermawan di Tengah Pergeseran Global: Mengapa Peringkat Kita Turun, Namun Semangat Zakat dan Infak Tetap Kuat?
SIDOARJO– Laporan terbaru World Giving Report (WGR) 2025 yang dirilis oleh Charities Aid Foundation (CAF) menunjukkan perubahan signifikan pada posisi filantropi Indonesia. Setelah bertahun-tahun menempati peringkat teratas sebagai negara paling dermawan di dunia, Indonesia kini berada di posisi ke-21 dari 101 negara yang disurvei. Namun, penurunan peringkat ini tidak lantas berarti masyarakat Indonesia menjadi kurang dermawan. Sebaliknya, data menunjukkan bahwa semangat berbagi dan berzakat di Indonesia tetap kuat, bahkan memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya tergarap. Mengenal Laporan WGR 2025: Metodologi yang Berubah, Wawasan yang Lebih Dalam WGR 2025 mengadopsi metodologi baru yang lebih komprehensif dibandingkan World Giving Index (WGI) sebelumnya. Laporan ini secara spesifik mengukur tiga jalur utama donasi: 1. Donasi langsung kepada individu atau keluarga yang membutuhkan. 2. Donasi kepada lembaga amal atau filantropi. 3. Donasi untuk keperluan agama. Perbedaan ini penting karena mencerminkan preferensi masyarakat dalam menyalurkan bantuan. Data menunjukkan bahwa salah satu ciri khas kedermawanan Indonesia adalah kecenderungan untuk memberikan bantuan secara langsung. Posisi Indonesia: Kuantitas di Bawah, Kualitas Tetap Unggul Meskipun secara peringkat global Indonesia turun, data WGR 2025 menunjukkan bahwa rata-rata donasi yang diberikan masyarakat Indonesia setara dengan 1,55% dari pendapatan per kapita. Angka ini masih jauh di atas rata-rata global yang hanya 1,04% dan mengungguli negara-negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Hal ini membuktikan bahwa semangat kedermawanan masyarakat Indonesia tetap berada di level tertinggi. Lebih dari itu, laporan ini memberikan wawasan mendalam tentang karakter filantropi di Indonesia, di mana **motivasi keagamaan** memainkan peran sentral. BAZNAS Sidoarjo: Mengoptimalkan Potensi Zakat untuk Kesejahteraan Umat Sebagai lembaga amil zakat yang mengemban amanah umat, BAZNAS Sidoarjo melihat data ini sebagai dorongan untuk terus berinovasi. Temuan dalam WGR 2025 menegaskan pentingnya peran lembaga filantropi formal, seperti BAZNAS, dalam mengelola dan menyalurkan donasi dengan efektif. Untuk mengoptimalkan potensi zakat, infak, dan sedekah, BAZNAS Sidoarjo berkomitmen untuk: Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap penyaluran dana. Mengembangkan program-program inovatif yang tidak hanya menyentuh aspek konsumtif, tetapi juga produktif untuk memberdayakan mustahik. Menggunakan teknologi untuk mempermudah masyarakat Sidoarjo menunaikan kewajibannya, baik melalui platform digital maupun layanan jemput zakat. Dengan sinergi antara semangat kedermawanan masyarakat dan manajemen profesional dari BAZNAS, kita dapat memastikan bahwa setiap rupiah yang disumbangkan menjadi berkah yang maksimal. Mari terus bersama-sama memajukan filantropi Islam untuk mewujudkan Sidoarjo yang lebih sejahtera dan berkah.
BERITA25/09/2025 | sudrab
Penjual Seblak Dan Bakso Tambak Sumur Dapat Bantuan UMKM BAZNAS Sidoarjo
Penjual Seblak Dan Bakso Tambak Sumur Dapat Bantuan UMKM BAZNAS Sidoarjo
SIDOARJO - Di tengah hiruk pikuk aktivitas malam hari di Desa Tambak Sumur, Kecamatan Waru, sosok Abd Munis tampak tegar melayani pembeli di warung sederhanayang menjadi tumpuan hidupnya. Pria paruh baya ini tak pernah menyangka bahwa perjuangannya mempertahankan warung seblak dan bakso akan mendapat perhatian dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo. Rabu malam, 24 September 2025, tepat setelah jamaah menunaikan shalat Isya pukul 19.30 WIB, Ahmad Hamdani dan Minan Abdul Haq selaku staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo tiba di warung sederhana milik Pak Munis. Kedatangan mereka membawa kabar gembira berupa bantuan program Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang akan menjadi angin segar bagi keluarga kecil ini. "Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Bantuan ini datang di saat yang tepat ketika usaha sedang lesu," ungkap Abd Munis dengan mata berkaca-kaca, sementara tangannya masih sibuk menyiapkan pesanan pelanggan. Kehidupan Pak Munis memang tidak mudah. Bersama istri dan seorang putri yang kini duduk di kelas 4 SD, ia harus menopang ekonomi keluarga sendirian. Istri yang dulu bekerja sebagai penjaga kantin di SDN Tambak Sumur kini harus beristirahat total setelah menjalani operasi pengangkatan tumor beberapa waktu lalu. "Istri saya sedang dalam masa pemulihan. Dia yang dulu membantu di warung, sekarang harus fokus untuk kesembuhan," jelasnya dengan nada tegar namun penuh keprihatinan. Kondisi ini membuat Pak Munis harus berjuang ekstra keras. Setiap hari, mulai sore hingga larut malam, ia melayani pembeli yang datang mencari seblak pedas dan bakso hangat buatannya. Warung kecil di pinggir jalan itu menjadi satu-satunya sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah anak, dan pengobatan istri. Ahmad Hamdani, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, menyampaikan bahwa bantuan UMKM ini merupakan wujud komitmen lembaga dalam mengentaskan kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat. "Kami berharap bantuan ini dapat membantu Pak Munis mengembangkan usahanya dan meringankan beban keluarga," ujarnya. Program bantuan UMKM BAZNAS Sidoarjo memang ditargetkan untuk pedagang kecil dan keluarga prasejahtera yang memiliki potensi usaha. Pak Munis dinilai layak menerima bantuan karena ketekunannya mempertahankan usaha di tengah cobaan hidup yang berat. Distribusi bantuan yang berlangsung hingga pukul 19.45 WIB itu diakhiri dengan doa bersama agar usaha Pak Munis semakin berkembang dan keluarganya diberikan kesehatan. Yang terpenting, agar putri kecilnya dapat melanjutkan pendidikan hingga meraih cita-cita. "Semoga dengan bantuan ini, saya bisa memperbaiki warung dan menambah variasi menu. Yang paling penting, anak saya bisa terus sekolah dan meraih masa depan yang lebih baik," harap Pak Munis penuh optimisme. Kehadiran BAZNAS Sidoarjo di tengah masyarakat sekali lagi membuktikan bahwa zakat, infaq, dan shadaqah dapat menjadi solusi nyata bagi permasalahan ekonomi umat.
BERITA25/09/2025 | sudrab
RUMAH SEHAT BAZNAS AL CHUSNAINI SIDOARJO LAKSANAKAN PEMERIKSAAN KESEHATAN GRATIS BARENG ACARA WBS BAZNAS SIDOARJO
RUMAH SEHAT BAZNAS AL CHUSNAINI SIDOARJO LAKSANAKAN PEMERIKSAAN KESEHATAN GRATIS BARENG ACARA WBS BAZNAS SIDOARJO
Tim Medis Berhasil Melayani 90 Pasien dengan Temuan Dominasi Myalgia, Hipertensi, dan Diabetes Mellitus SIDOARJO - Rumah Sehat BAZNAS (RSB) Al Chusnaini Sidoarjo menggelar program pemeriksaan kesehatan gratis di Masjid Al-Hikmah Raya, Desa Tebel Tengah, Kecamatan Gedangan, pada Selasa (23/9/2025). Kegiatan yang berlangsung Dua setengah jam ini berhasil melayani 90 pasien dengan komposisi 43 laki-laki dan 47 perempuan dari berbagai kelompok usia. Tim medis yang dipimpin oleh dr. Bertha Cahyapuri didukung oleh dua tenaga bidan profesional dan satu tenaga pendukung non-medis. Pelayanan kesehatan komprehensif yang diberikan mencakup pemeriksaan fisik umum, konsultasi medis, dan pemeriksaan laboratorium dasar untuk pasien yang memerlukan. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ditemukan tiga kategori penyakit yang mendominasi kondisi kesehatan masyarakat Desa Tebel Tengah. Myalgia atau nyeri otot menempati posisi teratas, diikuti oleh hipertensi dan diabetes mellitus. Temuan ini memberikan gambaran epidemiologis yang penting untuk perencanaan program kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. "Data hasil pemeriksaan menunjukkan prevalensi tinggi gangguan muskuloskeletal, yang kemungkinan berkorelasi dengan pola aktivitas fisik dan okupasi masyarakat setempat. Temuan hipertensi dan diabetes mellitus juga mengindikasikan perlunya intervensi preventif terkait penyakit tidak menular," ungkap dr. Bertha Cahyapuri. Program pemeriksaan kesehatan ini juga melakukan layanan laboratorium sederhana dengan pemeriksaan Gula Darah Acak (GDA) untuk empat pasien laki-laki dan pemeriksaan kolesterol untuk satu pasien perempuan. Meskipun jumlahnya terbatas, pemeriksaan laboratorium ini memberikan data objektif tambahan untuk diagnosis dan penatalaksanaan yang lebih akurat. Ilmiyatul Faidah, Salah satu petugas RSB Al Chusnaini Sidoarjo, menjelaskan bahwa program ini merupakan implementasi dari misi institusi dalam meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan geografis dan ekonomi. "RSB Al Chusnaini berkomitmen untuk menghadirkan layanan kesehatan berkualitas langsung ke tengah-tengah masyarakat yang memerlukan," jelasnya. Pelaksanaan program pemeriksaan kesehatan gratis ini menerapkan standar pelayanan medis yang komprehensif. Setiap pasien tidak hanya mendapat pemeriksaan dan diagnosis, tetapi juga edukasi kesehatan yang disesuaikan dengan kondisi individual. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi kesehatan masyarakat dan mendorong adopsi perilaku hidup sehat. Kolaborasi strategis antara RSB Al Chusnaini dengan BAZNAS Sidoarjo dalam kegiatan ini menciptakan model pelayanan terintegrasi yang menggabungkan aspek kesehatan dan sosial kemasyarakatan. Sinergi ini memungkinkan masyarakat mendapat layanan holistik yang mencakup pemenuhan kebutuhan kesehatan dan pangan secara bersamaan. Respons positif masyarakat terhadap program ini tercermin dari tingkat partisipasi yang tinggi dan antusiasme dalam mengikuti konsultasi kesehatan. Beberapa pasien menyampaikan apresiasi terhadap kualitas pelayanan dan aksesibilitas program yang memudahkan mereka dalam mendapat layanan kesehatan berkualitas. Program pemeriksaan kesehatan gratis ini menandai komitmen RSB Al Chusnaini untuk terus mengembangkan jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat. Institusi berencana melanjutkan program serupa ke wilayah-wilayah lain untuk memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan.
BERITA23/09/2025 | sudrab
BAZNAS SIDOARJO GELAR  WARUNG BERKAH SEDEKAH DI MASJID AL-HIKMAH
BAZNAS SIDOARJO GELAR WARUNG BERKAH SEDEKAH DI MASJID AL-HIKMAH
SIDOARJO - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo melaksanakan Kegiatan Warung Berkah Sedekah (WBS) di Masjid Al-Hikmah Raya, Desa Tebel Tengah, Kecamatan Gedangan, pada Selasa (23/9/2025). Program yang berlangsung selama empat setengah jam ini berhasil menjangkau ratusan warga dari berbagai kalangan usia dan latar belakang ekonomi. Pelaksanaan WBS dimulai pukul 09.00 WIB dengan sistem distribusi terorganisir yang melibatkan warga, tokoh masyarakat, serta tenaga pendidik dan siswa MI Hasanuddin. Em Luqman Hakiem, Wakil Ketua I BAZNAS Sidoarjo, yang hadir langsung dalam kegiatan ini menegaskan bahwa program WBS merupakan implementasi konkret dari fungsi distribusi zakat untuk kesejahteraan masyarakat. "Program Warung Berkah Sedekah merupakan salah satu instrumen strategis BAZNAS dalam mendistribusikan dana zakat, infaq, dan sedekah kepada masyarakat yang membutuhkan. Program ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan pangan, tetapi juga penguatan ikatan sosial kemasyarakatan," jelasnya dalam keterangan resminya. Dalam kesempatan tersebut, Ibu MunawrohSalah satu warga Desa Tebel Tengah, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap konsistensi program yang telah dijalankan BAZNAS Sidoarjo. "Masyarakat Tebel Tengah mengucapkan terima kasih kepada BAZNAS Sidoarjo atas program Warung Berkah Sedekah ini. Kami berharap program ini dapat berkelanjutan karena memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat," ujarnya dalam Kesempatan Menerima Paket Makan Gratis. Kegiatan WBS kali ini juga menunjukkan partisipasi aktif dari sektor pendidikan, dengan keterlibatan guru dan siswa MI Hasanuddin. Salah satu Ustadzah h, , menjelaskan bahwa partisipasi siswa dalam kegiatan sosial kemasyarakatan merupakan bagian integral dari pembentukan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan. "Keterlibatan siswa dalam program seperti ini memberikan pembelajaran praktis tentang implementasi nilai-nilai sosial dalam kehidupan bermasyarakat," ungkapnya. Kegiatan yang berakhir pukul 12.00 WIB ini menunjukkan antusiasme tinggi masyarakat terhadap program pemberdayaan yang diselenggarakan BAZNAS. Hal ini tercermin dari partisipasi aktif warga dan respons positif yang diberikan sepanjang pelaksanaan program. BAZNAS Sidoarjo menegaskan komitmen untuk melanjutkan program WBS ke wilayah-wilayah lain dalam rangka memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program ini akan terus dikembangkan dengan pendekatan inovatif untuk memaksimalkan dampak positif bagi masyarakat yang membutuhkan.
BERITA23/09/2025 | sudrab
Fondasi Harapan: Dari Rumah Rapuh, Pak Mufid Membangun Masa Depan
Fondasi Harapan: Dari Rumah Rapuh, Pak Mufid Membangun Masa Depan
Program RTLH BAZNAS Sidoarjo, Rumah Tak Layak Huni menjadi Rumah Tinggal Layak Huni Di sudut lain Desa Simogirang, terdapat cerita perjuangan seorang Bapak,Pak Mufid. Hidupnya sederhana, tetapi impiannya untuk memiliki tempat tinggal yang layak bagi keluarga kecilnya tak pernah padam. Rumahnya yang dulu merupakan bangunan rapuh dengan dinding seadanya, kini telah berubah menjadi bangunan kokoh yang siap menjadi saksi bisu pertumbuhan keluarganya. Pada Senin (22/9/2025), Pak Mufid menyambut tim BAZNAS Sidoarjo dengan wajah cerah. Rasa bangga terpancar jelas dari matanya saat tim memasuki rumah barunya. Dinding yang sebelumnya hanya dilapisi tripleks, kini telah diganti dengan tembok bata yang kuat dan dicat dengan rapi. Lantai yang dulu hanya tanah, kini dilapisi keramik yang bersih. Perubahan ini membawa angin segar bagi kehidupan Pak Mufid dan istrinya. Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Azis Salju Sodar**, berbincang hangat dengan Pak Mufid. "Rumah ini adalah fondasi. Dari fondasi yang kuat, semoga Pak Mufid dan keluarga bisa membangun masa depan yang lebih baik lagi," tuturnya. Pak Mufid mengangguk setuju, matanya berkaca-kaca menahan haru. Ia tidak pernah membayangkan akan memiliki rumah yang begitu layak. "Saya hanya pekerja serabutan, tidak pernah terpikir bisa punya rumah seperti ini," tutur Pak Mufid. "Ini semua berkat BAZNAS Sidoarjo dan orang-orang baik yang telah membantu." Setiap kata yang terucap dari bibirnya dipenuhi rasa syukur. Dengan rumah baru ini, Pak Mufid dan istrinya kini bisa lebih fokus menata kehidupan, tanpa perlu lagi khawatir dengan kondisi tempat tinggal. Proses renovasi yang berjalan lancar sejak Agustus lalu, menjadi bukti komitmen BAZNAS dalam menyalurkan amanah umat. Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras tim di lapangan, termasuk tenaga ahli teknik dan staf pelaksana yang memastikan setiap pembangunan berjalan sesuai rencana. Di tangan mereka, zakat yang terkumpul tidak hanya menjadi uang, tetapi menjelma menjadi tembok, atap, dan fondasi harapan bagi keluarga-keluarga yang membutuhkan.
BERITA23/09/2025 | sudrab
Dari Kekhawatiran Jadi Kedamaian: Kisah Bapak Sundusin dan Rumah Barunya
Dari Kekhawatiran Jadi Kedamaian: Kisah Bapak Sundusin dan Rumah Barunya
Program RTLH BAZNAS Sidoarjo, Rumah Tak Layak Huni menjadi Rumah Tinggal Layak Huni Di Desa Simogirang Prambon, cerita haru tentang sebuah rumah kembali terukir. Kali ini, kisah datang dari Bapak Sundusin, seorang warga yang hari-harinya diisi dengan perjuangan,penjual es tebu. Rumahnya yang sudah tua dan rapuh, menjadi beban pikiran yang tak pernah lepas. Hujan dan angin kencang adalah musuh yang membuat beliau tak bisa tidur nyenyak. Namun, kini, rasa cemas itu telah lenyap, digantikan dengan kedamaian yang sejati. Pada Senin (22/9/2025), wajah Bapak Sundusin tampak begitu sumringah. Ia tak henti-hentinya mengucapkan syukur dan terima kasih kepada tim BAZNAS Sidoarjo yang datang untuk memonitor dan menyerahkan BAST rumahnya. Proses renovasi yang dimulai sejak Agustus lalu telah mengubah total kondisinya. Dinding yang dulu retak dan usang kini telah diperbarui, dicat dengan warna hijau cerah yang menyejukkan mata. Atapnya yang bocor kini telah diganti, kokoh melindungi seluruh isi rumah. Saat berbincang dengan tim BAZNAS, Bapak Sundusin menceritakan pengalamannya. "Dulu kalau subuh mau salat itu rasanya dingin sekali. Lantainya dingin, rasanya seperti di luar rumah," ucapnya sambil tersenyum. Kini, beliau bisa salat dengan khusyuk di dalam rumah barunya, di atas lantai keramik yang bersih. Momen sederhana ini, bagi beliau, adalah anugerah terbesar. M. Mahbub, Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, yang turut hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan rasa syukurnya. "Kami hanya perantara, ini semua berkat kepercayaan para donatur yang menitipkan zakatnya kepada BAZNAS Sidoarjo. Kisah Bapak Sundusin ini adalah bukti nyata keberkahan zakat," ujarnya penuh haru. Rumah baru ini tidak hanya memberikan tempat tinggal yang layak, tetapi juga mengembalikan martabat dan ketenangan jiwa bagi Bapak Sundusin. Ia tidak perlu lagi khawatir atapnya bocor atau dindingnya ambruk. Doa-doa tulus yang terus dipanjatkan Bapak Sundusin, memohon kebaikan bagi para donatur, menjadi balasan terindah dari program ini. Sebuah rumah, yang dulunya hanya sekadar bangunan, kini menjadi istana harapan yang dipenuhi kedamaian.
BERITA23/09/2025 | sudrab
Dari Bilik Reyot ke Istana Impian: Senyum Ibu Darpi'ah yang Kembali Mekar
Dari Bilik Reyot ke Istana Impian: Senyum Ibu Darpi'ah yang Kembali Mekar
Program RTLH BAZNAS Sidoarjo, Rumah Tak Layak Huni menjadi Rumah Tinggal Layak Huni Senin (22/9/2025) menjadi saksi bisu keajaiban kecil di Desa Kebaron Tulang. Di tengah teriknya mentari, sebuah senyum merekah dari wajah keriput Ibu Darpi'ah. Senyum itu bukan senyum biasa, melainkan cerminan kebahagiaan sejati yang terpancar dari hati. Rumahnya, yang dulu hanya bilik reyot dengan dinding lapuk dan atap bocor, kini berdiri kokoh dan indah berkat uluran tangan BAZNAS Sidoarjo. Sebelum program ini dimulai, hari-hari Ibu Darpi'ah dipenuhi kekhawatiran. Setiap kali hujan turun, hatinya diliputi cemas. Atap seng yang berkarat tak mampu lagi menahan derasnya air, membuat genangan air di dalam rumah menjadi pemandangan biasa. "Dulu kalau hujan, saya cuma bisa pasrah. Tidur pun tidak nyenyak," kenang beliau dengan mata berkaca-kaca. Rumahnya, yang seharusnya menjadi tempat berlindung, justru menjadi sumber ketakutan. Namun, semua itu kini tinggal kenangan. Di bawah pengawasan tim BAZNAS Sidoarjo, rumah Ibu Darpi'ah direnovasi total. Dindingnya yang dulu terbuat dari bilik bambu, kini berganti dengan tembok bata yang kuat. Atapnya diganti dengan baja ringan yang kokoh, menjanjikan rasa aman dari terpaan cuaca. Bahkan, lantai yang sebelumnya hanya tanah kini dilapisi keramik yang bersih dan nyaman. Warna hijau cerah yang membalut dinding rumahnya seolah menyimbolkan harapan baru yang tumbuh. Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Azis Salju Sodar, tampak takjub saat melihat langsung perubahan itu. "Ini bukan hanya merenovasi bangunan, ini membangun kembali harapan," ujarnya. Ibu Darpi'ah yang mengenakan baju berwarna-warni tampak begitu bahagia saat menandatangani Berita Acara Serah Terima (BAST). Gerakan tangannya yang bergetar penuh haru, seolah mengukir janji untuk menjaga rumah barunya dengan sepenuh hati. "Saya berterima kasih sekali. Saya doakan semua yang membantu ini rezekinya lancar dan barokah," ucap Ibu Darpi'ah sambil menengadahkan kedua tangan, sebuah doa tulus yang langsung menyentuh hati. Momen penyerahan ini bukan sekadar formalitas, melainkan pertanda sebuah babak baru dalam hidupnya. Dari rumah yang menghadirkan kecemasan, kini Ibu Darpi'ah bisa tinggal dengan tenang dan nyaman di rumah barunya, sebuah hadiah dari kebaikan kolektif yang dikelola BAZNAS Sidoarjo.
BERITA23/09/2025 | sudrab
Bangkit dari Kerapuhan: Kisah Perbaikan Rumah Bapak Roy Firdaus oleh BAZNAS Sidoarjo
Bangkit dari Kerapuhan: Kisah Perbaikan Rumah Bapak Roy Firdaus oleh BAZNAS Sidoarjo
SIDOARJO – Jejak kebaikan tak berhenti di satu titik. Setelah meninjau kondisi pilu Ibu Sianah, tim BAZNAS Sidoarjo melanjutkan misi kemanusiaannya. Mereka bergerak menuju Desa Modong, Tulangan, untuk menemui Bapak Roy Firdaus (47), seorang pria yang hidup dalam kesendirian dan keterbatasan. Kondisi rumahnya yang memprihatinkan adalah cerminan dari perjuangan hidupnya yang berat sebagai pekerja serabutan. Kedatangan Pimpinan BAZNAS Sidoarjo, Ketua M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk), didampingi oleh tim teknis dan staf pelaksana, seolah membawa angin segar bagi Roy. Dinding rumah yang rendah dan atap yang lapuk menjadi saksi bisu betapa rentannya tempat tinggal ini. Setiap sudut ruangan menyimpan cerita tentang penghasilan yang tidak menentu, tentang hari-hari di mana ia harus berjuang hanya untuk sekadar bertahan hidup. “Kadang kerja, kadang tidak. Penghasilan tidak menentu. Saya tidak bisa perbaiki rumah ini,” ujar Roy dengan suara bergetar, tatapannya menyiratkan kepasrahan yang mendalam. Kisah Roy adalah potret nyata dari ketidakberdayaan yang seringkali terabaikan di balik hiruk-pikuk kehidupan. Ia adalah salah satu dari sekian banyak individu yang berjuang dalam kesunyian, tanpa ada uluran tangan yang nyata. Namun, kehadiran tim BAZNAS Sidoarjo hari itu mengubah segalanya. Mereka tidak hanya datang untuk mendata, tetapi untuk menyalakan kembali harapan yang hampir padam. **Gus Jazuk** melihat langsung kondisi rumah Roy dan merasa tergerak. “Kisah Bapak Roy ini adalah potret nyata saudara kita yang membutuhkan bantuan. BAZNAS hadir sebagai jembatan kebaikan dari para muzakki. Kami akan segera memproses perbaikan rumah beliau agar bisa ditempati dengan layak," tegasnya. Beliau menjelaskan bahwa RTLH menjadi salah satu fokus utama BAZNAS Sidoarjo karena rumah adalah fondasi utama bagi kesejahteraan. Dengan memiliki hunian yang layak, seseorang dapat merasa aman, memiliki semangat untuk bekerja, dan secara perlahan bangkit dari keterpurukan. Tim teknis BAZNAS Sidoarjo melakukan asesmen secara detail, mengukur setiap sudut, dan mencatat kerusakan yang ada. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa perbaikan akan dilakukan secara menyeluruh dan tepat sasaran. Bantuan yang disalurkan BAZNAS bukanlah sekadar pemberian, melainkan sebuah investasi kemanusiaan yang diharapkan dapat menciptakan perubahan signifikan dalam hidup Bapak Roy. Dengan komitmen kuat dan semangat gotong royong, BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa mereka adalah garda terdepan dalam menyalurkan amanah umat. Perbaikan rumah Bapak Roy bukan hanya akan memberinya tempat tinggal yang layak, tetapi juga mengembalikan martabat dan kepercayaan dirinya. Kisah ini adalah bukti nyata bahwa kebaikan, ketika disalurkan melalui jalan yang benar, akan selalu menemukan jalannya untuk menyentuh hati dan mengubah kehidupan.
BERITA22/09/2025 | sudrab
Menjemput Asa di Bawah Atap Rapuh: Kisah Perjuangan Ibu Sianah di Sidoarjo
Menjemput Asa di Bawah Atap Rapuh: Kisah Perjuangan Ibu Sianah di Sidoarjo
SIDOARJO— Sejuknya hembusan niat baik mengalir di udara Sidoarjo, membawa secercah harapan bagi mereka yang terpinggirkan. Melanjutkan usulan empati dari Wakil Bupati Sidoarjo, Ibu Mimik Idayana, BAZNAS Sidoarjo langsung bergerak cepat. Senin, 22 September, tim kemanusiaan ini menjejakkan kaki di Desa Medalem, Tulangan, untuk meninjau langsung kondisi Ibu Sianah (61), seorang janda tangguh yang hidup dalam perjuangan ganda: mencari nafkah serabutan dan merawat anaknya yang menderita gangguan mental (ODGJ). Kedatangan tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin langsung oleh Ketua M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk), didampingi oleh Wakil Ketua II M. Mahbub, serta tim teknis M. Nasirin, Achmad Richie, dan staf pelaksana Minan Abdul Haq, seolah menjadi jawaban atas doa-doa yang terpanjat dalam diam. Mereka tidak datang sebagai pejabat, melainkan sebagai perwakilan hati nurani masyarakat yang ingin berbuat baik. Di dalam rumah Ibu Sianah, pemandangan memilukan langsung menyambut. Atap rumahnya, yang menjadi satu-satunya pelindung dari terik dan hujan, nyaris ambruk. Kayu-kayu penyangga yang usang dan lapuk mengisyaratkan betapa rapuhnya fondasi kehidupan di dalamnya. "Kalau hujan, bocor semua, Nak," kata Ibu Sianah dengan suara pelan yang menyimpan kepasrahan mendalam. Air mata membasahi pipinya saat ia menunjuk ke arah langit-langit yang penuh dengan noda-noda rembesan air. Kondisi ini membuat hati setiap orang yang melihatnya teriris. Betapa tidak, di tengah keterbatasan fisik dan mental anaknya, Ibu Sianah harus hidup dalam kecemasan konstan, takut atap rumah yang menjadi tempat bernaung akan menyerah pada beban waktu. Gus Jazuk mengungkapkan rasa keprihatinannya. “Ini adalah salah satu prioritas kami. Kami mendapatkan usulan dari Ibu Wakil Bupati dan langsung kami tindak lanjuti. Kondisi Ibu Sianah dan anaknya ini memang sangat membutuhkan bantuan segera," ujarnya. Ia menekankan bahwa BAZNAS Sidoarjo berkomitmen penuh untuk mengentaskan kemiskinan dan ketidaklayakan hunian, menjadikannya salah satu program unggulan yang didanai dari dana zakat, infak, dan sedekah masyarakat. Bantuan ini bukan hanya sekadar perbaikan fisik, tetapi juga merupakan wujud konkret dari kepedulian sosial yang tumbuh subur di Sidoarjo. Ini adalah sebuah janji untuk mengembalikan rasa aman dan ketenangan, sebuah janji bahwa di luar sana, ada banyak tangan yang peduli, yang diwakili oleh BAZNAS, untuk memastikan bahwa atap itu akan kembali kokoh, memberikan perlindungan yang layak. Setelah mendengar langsung keluhan Ibu Sianah dan melakukan pendataan teknis, tim BAZNAS berjanji akan segera memproses perbaikan. Perbaikan ini diharapkan tidak hanya memperbaiki struktur rumah, tetapi juga mengukuhkan kembali semangat hidup Ibu Sianah. Kehadiran BAZNAS di rumah itu menjadi bukti bahwa tidak ada satu pun warga Sidoarjo yang akan dibiarkan berjuang sendirian. Dengan tekad kuat, BAZNAS Sidoarjo akan terus bergerak, menjemput asa, dan merajut kembali senyum yang sempat hilang. Ini adalah awal dari sebuah babak baru, di mana kebaikan berwujud nyata, dimulai dari atap yang kokoh, demi masa depan yang lebih baik.
BERITA22/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Siap Operasikan Rumah Singgah Mustahik, Wujud Nyata Kepedulian untuk Warga yang Membutuhkan
BAZNAS Sidoarjo Siap Operasikan Rumah Singgah Mustahik, Wujud Nyata Kepedulian untuk Warga yang Membutuhkan
SIDOARJO – Dalam sebuah langkah maju yang signifikan, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo bertekad kuat untuk merealisasikan Rumah Singgah Mustahik. Komitmen ini diteguhkan melalui Rapat Sosialisasi dan Persiapan Peresmian yang digelar pada Sabtu, 20 September 2025, di Balai Desa Candi. Pertemuan yang berlangsung mulai pukul 09.30 hingga 10.30 WIB ini menjadi bukti nyata keseriusan BAZNAS Sidoarjo dalam menghadirkan solusi konkret bagi warga yang membutuhkan. Rapat strategis ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Pengurus dan Perangkat Desa Candi, serta para tokoh masyarakat setempat. Sinergi antara BAZNAS sebagai lembaga pengelola zakat dan elemen-elemen masyarakat ini menunjukkan pendekatan yang holistik dan terpadu. Kehadiran para pemangku kepentingan ini vital untuk memastikan bahwa Rumah Singgah Mustahik nantinya dapat berfungsi secara optimal dan benar-benar tepat sasaran. Setiap detail, mulai dari teknis operasional hingga kriteria penerima manfaat, dibahas secara mendalam demi mencapai tujuan mulia ini. Menurut salah satu Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo, H.M. Naim, keberadaan Rumah Singgah ini sangat krusial. "Kami ingin memberikan bantuan yang lebih dari sekadar materi. Rumah Singgah ini adalah wujud nyata kepedulian kami untuk memberikan tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi mereka yang sedang berjuang," ujarnya dengan nada penuh empati. Ia menambahkan bahwa program ini adalah bagian dari visi BAZNAS untuk menyejahterakan umat secara komprehensif, tidak hanya dari sisi finansial, tetapi juga sosial dan spiritual. Pernyataan H.M. Naim menggarisbawahi filosofi di balik program ini: Rumah Singgah Mustahik bukan sekadar bangunan, melainkan sebuah pusat harapan. Fasilitas ini akan menjadi tempat singgah sementara bagi para mustahik, seperti pasien yang menjalani pengobatan di luar kota, keluarga yang terkena musibah, atau individu yang sedang dalam masa transisi. Dengan menyediakan tempat tinggal yang layak, BAZNAS Sidoarjo berharap dapat meringankan beban psikis dan fisik mereka, memungkinkan mereka untuk fokus pada pemulihan dan penataan kembali kehidupan. Partisipasi aktif dari Pengurus dan Perangkat Desa serta tokoh masyarakat menjadi indikasi positif bahwa program ini mendapat dukungan luas. Mereka bersepakat bahwa Rumah Singgah ini akan menjadi aset berharga bagi Desa Candi dan sekitarnya. Dengan kolaborasi yang erat, mereka optimis Rumah Singgah ini dapat menjadi model bagi program serupa di wilayah lain. "Kami berharap dengan adanya Rumah Singgah ini, warga kami yang sedang kesulitan tidak lagi merasa sendirian. Mereka akan tahu bahwa ada tangan-tangan yang siap membantu," tutur salah satu tokoh masyarakat yang hadir. Rapat ditutup dengan doa bersama, memohon kelancaran dan keberkahan bagi peresmian dan operasional Rumah Singgah Mustahik. Seluruh hadirin mengaminkan doa tersebut, memancarkan aura optimisme yang kuat. "Semoga Rumah Singgah dapat bermanfaat untuk warga yang membutuhkan. Aamiin Yaa Rabb," menjadi harapan kolektif yang terucap, menandai babak baru dalam upaya BAZNAS Sidoarjo untuk mewujudkan keadilan sosial dan kemanusiaan. Langkah ini adalah bukti bahwa zakat memiliki kekuatan transformatif yang luar biasa ketika dikelola dengan amanah dan profesional.
BERITA20/09/2025 | sudrab
Ketika Atap Ambruk, Semangat Tak Pernah Runtuh
Ketika Atap Ambruk, Semangat Tak Pernah Runtuh
BAZNAS Sidoarjo Bergerak Cepat Bantu Penyandang Disabilitas yang Kehilangan Rumah SIDOARJO - Puing-puing berserakan di lantai, dinding retak-retak, dan atap yang dulu melindungi kini menjadi timbunan reruntuhan. Itulah pemandangan yang menyambut tim BAZNAS Sidoarjo ketika tiba di rumah Hasan Busiri (57), seorang penyandang disabilitas polio yang tinggal di wilayah Sidoarjo. Rabu, 17 September 2025, menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan keluarga ini. Kayu-kayu penyangga atap yang sudah lapuk termakan usia akhirnya menyerah, menimbulkan suara gemuruh yang memecah keheningan sore itu. Dalam hitungan detik, sebagian besar atap rumah runtuh, meninggalkan keluarga ini tanpa perlindungan. "Untung saja pas nggak ditidurin," kata anak laki-laki Hasan dengan suara bergetar, masih terbayang ketakutan saat kejadian itu terjadi. Selama ini, mereka sering tidur di bagian depan rumah - area yang kini sudah rata dengan tanah. Hasan Busiri, yang mengalami kelumpuhan kaki akibat polio, kini harus mengungsi sementara di rumah anak perempuannya. Kondisi fisiknya yang terbatas membuat mobilitas menjadi tantangan tersendiri, apalagi setelah kehilangan tempat tinggal yang selama ini menjadi sandarannya. Lebih dari sekadar tempat berlindung, rumah tersebut juga menjadi sumber nafkah keluarga. Teras rumah yang biasa digunakan sebagai bengkel dan tempat cuci motor - mata pencarian utama mereka - kini hanya tinggal kenangan di bawah reruntuhan. Tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin Wakil Ketua III Achmad Saleh bergerak cepat merespons laporan dari Ibu Kasipah, anggota Komisi D DPRD Sidoarjo. Pada Jumat, 19 September 2025, mereka langsung turun ke lapangan melakukan asesmen kondisi. "Hati kami tersentuh melihat ketabahan luar biasa dari keluarga ini. Di tengah reruntuhan, kami melihat semangat yang tidak pernah runtuh," ungkap Achmad Saleh dengan penuh empati. Didampingi Achmad Richie selaku staf pelaksana dan M. Nasirin sebagai tenaga ahli teknis, tim BAZNAS Sidoarjo langsung melakukan koordinasi untuk memberikan bantuan. Mereka memahami bahwa keluarga ini tidak hanya kehilangan tempat tinggal, tetapi juga sumber penghasilan. Anak Hasan yang bercerita dengan mata berkaca-kaca menggambarkan betapa beratnya situasi ini. Ia dan ibunya harus segera mengevakuasi sang ayah dari rumah yang kondisinya sudah tidak aman lagi. Kini, BAZNAS Sidoarjo berkomitmen memberikan dukungan komprehensif untuk memulihkan kehidupan keluarga Hasan. "Kami akan memastikan mereka mendapat bantuan yang benar-benar dibutuhkan, tidak hanya untuk tempat tinggal tetapi juga untuk keberlanjutan mata pencarian mereka," tegas Achmad Saleh. Kisah ketangguhan keluarga Hasan di tengah cobaan menjadi pengingat bahwa semangat manusia kerap lebih kuat dari reruntuhan yang menimpanya. Dan dengan dukungan lembaga seperti BAZNAS Sidoarjo, harapan untuk bangkit kembali selalu ada.
BERITA19/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Siswa Kurang Mampu: Bantuan Pendidikan untuk Siswa SMP Al Falah, Harapan Baru bagi Generasi Kurang Mampu
BAZNAS Sidoarjo Siswa Kurang Mampu: Bantuan Pendidikan untuk Siswa SMP Al Falah, Harapan Baru bagi Generasi Kurang Mampu
SIDOARJO - Suasana haru menyentuh terasa di SMP Al Falah Desa Siwalan Panji, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, ketika tim Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo melakukan distribusi bantuan pendidikan pada Rabu, 17 September 2025. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.45 hingga 10.15 WIB ini menjadi angin segar bagi para siswa dari keluarga kurang mampu. Tim yang dipimpin Ahmad Hamdani selaku staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, bersama M Sofwan dan M Syukron, melakukan assessment langsung untuk memastikan bantuan tepat sasaran. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa semua orang tua siswa yang menjadi penerima manfaat tergolong dalam kategori warga kurang mampu yang sangat memerlukan dukungan untuk melanjutkan pendidikan anak-anak mereka. SMP Al Falah, yang dikenal sebagai sekolah unggulan di daerah tersebut, menjadi lokus penyaluran bantuan pendidikan yang strategis. Sekolah ini memiliki banyak siswa berprestasi namun terkendala masalah ekonomi keluarga. Kondisi ini menjadi perhatian khusus BAZNAS Sidoarjo dalam upaya memastikan tidak ada anak putus sekolah karena keterbatasan biaya. "Alhamdulillah, melalui program bantuan pendidikan ini kita berharap dapat meringankan beban orang tua siswa sekaligus memberikan motivasi kepada anak-anak untuk terus berprestasi. Pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan mereka, dan BAZNAS Sidoarjo berkomitmen untuk terus mendampingi generasi muda dari keluarga kurang mampu," ungkap Ahmad Hamdani saat menyerahkan bantuan di sekolah. Program distribusi bantuan pendidikan ini merupakan bagian dari upaya BAZNAS Sidoarjo dalam mengentaskan kemiskinan melalui pendekatan pendidikan. Dengan memberikan akses pendidikan yang lebih baik kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu, diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar generasi. Proses assessment yang dilakukan tim BAZNAS tidak hanya berfokus pada kondisi ekonomi keluarga, tetapi juga mempertimbangkan prestasi akademik dan potensi siswa. Hal ini bertujuan untuk memastikan bantuan yang diberikan dapat memberikan dampak maksimal bagi perkembangan pendidikan anak. Kepala sekolah dan para guru SMP Al Falah menyambut positif program ini. Mereka mengaku sangat terbantu karena seringkali harus menghadapi dilema ketika siswa berprestasi terancam putus sekolah karena masalah ekonomi keluarga. Sebagai tindak lanjut, BAZNAS Sidoarjo memberikan bantuan kepada 5 anak di SMP unggulan Al Falah. Program ini akan dilakukan secara berkelanjutan dengan monitoring dan evaluasi berkala untuk memastikan efektivitas bantuan. Melalui program bantuan pendidikan ini, BAZNAS Sidoarjo kembali membuktikan komitmennya dalam menciptakan keadilan sosial melalui penyaluran zakat yang tepat sasaran. Dengan fokus pada pendidikan, diharapkan dapat terlahir generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki kepedulian terhadap sesama, khususnya kaum rentan dan kurang mampu.
BERITA18/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Kaum Rentan: Kursi Roda untuk Ibu Aslami, Wujud Nyata Kepedulian Terhadap Mustahiq
BAZNAS Sidoarjo Kaum Rentan: Kursi Roda untuk Ibu Aslami, Wujud Nyata Kepedulian Terhadap Mustahiq
SIDOARJO - Di sebuah rumah sederhana di Desa Kedungcangkring, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, terlihat senyum tulus terpancar dari wajah Ibu Aslami (90). Nenek yang telah mengalami kelumpuhan ini menerima bantuan kursi roda dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo pada Rabu, 17 September 2025. Kunjungan yang dipimpin langsung oleh H.M. Naim selaku staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, bersama Dani P dan Abdul Ghoni, menjadi momen yang sangat berarti bagi keluarga penerima manfaat. Bantuan kursi roda ini bukan sekadar alat bantu mobilitas, namun merupakan wujud konkret dari misi BAZNAS dalam menghadirkan keadilan sosial bagi kaum rentan. Kondisi Ibu Aslami yang telah lumpuh membuatnya sangat memerlukan bantuan untuk beraktivitas sehari-hari. Sebelumnya, keluarga harus menggendong atau memindahkan beliau dengan cara yang tidak mudah, terutama mengingat usia senja yang telah mencapai 90 tahun. Kehadiran kursi roda ini diharapkan dapat meringankan beban keluarga sekaligus memberikan sedikit kenyamanan bagi sang nenek. "Alhamdulillah, hari ini kita dapat menyalurkan bantuan kursi roda untuk Ibu Aslami. Ini adalah bagian dari komitmen BAZNAS Sidoarjo untuk terus peduli kepada mustahiq, khususnya kaum rentan yang membutuhkan perhatian khusus. Semoga bantuan ini dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi beliau dalam menjalani aktivitas sehari-hari," ungkap H.M. Naim saat menyerahkan bantuan di kediaman Ibu Aslami. Program distribusi kursi roda ini merupakan salah satu bentuk penyaluran zakat dalam kategori bantuan kesehatan dan sosial. BAZNAS Sidoarjo secara konsisten mengidentifikasi kebutuhan masyarakat yang paling mendesak, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, penyandang disabilitas, dan mereka yang mengalami keterbatasan ekonomi. Penyerahan bantuan dilakukan langsung di rumah penerima manfaat untuk memastikan tepat sasaran sekaligus memberikan sentuhan personal dalam pelayanan. Tim BAZNAS tidak hanya menyerahkan bantuan, tetapi juga melakukan pendekatan humanis dengan berkomunikasi langsung dengan keluarga untuk memahami kondisi dan kebutuhan yang ada. Keluarga Ibu Aslami menyambut kedatangan tim BAZNAS dengan penuh rasa syukur. Mereka mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini, mengingat kondisi ekonomi keluarga yang terbatas untuk membeli alat bantu seperti kursi roda. Program ini menjadi bukti nyata bahwa zakat yang telah diamanahkan masyarakat kepada BAZNAS Sidoarjo benar-benar disalurkan untuk kemaslahatan umat. Dengan pendekatan yang terstruktur dan tepat sasaran, BAZNAS terus berupaya menghadirkan solusi bagi berbagai permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat. Melalui program-program seperti ini, BAZNAS Sidoarjo membuktikan komitmennya sebagai lembaga pengelola zakat yang amanah dalam mengoptimalkan potensi zakat untuk pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang berada dalam kategori mustahiq dan kaum rentan.
BERITA18/09/2025 | sudrab
Kolaborasi BAZNAS-JNE Sidoarjo Berpotensi Jadi Model Kemitraan Lembaga Zakat dengan Korporat
Kolaborasi BAZNAS-JNE Sidoarjo Berpotensi Jadi Model Kemitraan Lembaga Zakat dengan Korporat
SIDOARJO - Kolaborasi BAZNAS-JNE Sidoarjo berpotensi menjadi model kemitraan antara lembaga zakat dengan korporat dalam pengelolaan Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (ZIS-DSKL). Hal ini terungkap dalam kunjungan silaturahmi pimpinan baru Kantor Cabang JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Express Sidoarjo ke BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, Senin (16/9/2025). Pertemuan yang berlangsung di kantor BAZNAS Sidoarjo, Jalan Pahlawan I No. 10, dipimpin langsung oleh Pimpinan Baru JNE Sidoarjo, Ibu Ninil Indrasari. Kunjungan ini menandai komitmen berkelanjutan kolaborasi filantropi antara kedua lembaga yang telah terjalin solid selama dua tahun terakhir. Pencapaian yang patut diapresiasi terlihat dari peningkatan signifikan kontribusi ZIS karyawan JNE cabang Sidoarjo yang disalurkan melalui BAZNAS. Data menunjukkan lonjakan kontribusi yang mengesankan dari 25 juta rupiah pada tahun 2024 menjadi 70 juta rupiah pada tahun 2025, atau meningkat 180 persen. "Dana yang terkumpul sebagian besar dialokasikan untuk program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) BAZNAS Sidoarjo," ungkap Ketua BAZNAS Sidoarjo. Ibu Ninil menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya atas kolaborasi yang telah terjalin harmonis. "Kami sangat menghargai kemitraan yang telah dibangun bersama BAZNAS Sidoarjo. Ke depan, kami bertekad untuk terus meningkatkan kolaborasi dan nilai manfaat yang dapat kami berikan kepada masyarakat," tegas Ninil. Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Azis Salju atau yang akrab disapa Gus Jazuk, menyambut gembira kehadiran rombongan pimpinan baru JNE. Ia memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi dan kepercayaan yang telah diberikan JNE selama ini. Gus Jazuk mengungkapkan harapan besar untuk pengembangan kolaborasi di masa mendatang. "Ke depan, kami berharap dapat membangun kolaborasi berkelanjutan yang tidak hanya melanjutkan program yang sudah berjalan, tetapi juga berkembang sesuai dengan keunggulan dan core business JNE," papar Gus Jazuk. Yang menarik, Ketua BAZNAS Sidoarjo berharap model kolaborasi ini dapat menjadi rujukan bagi korporat lain. "Kami berharap apa yang dilakukan JNE bersama BAZNAS Sidoarjo dapat menjadi model kolaborasi BAZNAS dengan korporat lainnya dalam lingkup pengelolaan ZIS-DSKL," tambahnya optimis. Kolaborasi strategis ini menunjukkan komitmen serius dunia usaha dalam mendukung program-program sosial keumatan. Dengan peningkatan kontribusi yang signifikan dan komitmen keberlanjutan yang kuat, kemitraan BAZNAS-JNE Sidoarjo diharapkan dapat memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat. Model kemitraan ini dinilai efektif karena menggabungkan kekuatan jaringan distribusi JNE dengan program pemberdayaan masyarakat BAZNAS, khususnya dalam pengentasan kemiskinan melalui rehabilitasi rumah tidak layak huni.
BERITA17/09/2025 | sudrab
Program RTLH BAZNAS Sidoarjo Ubah Nasib Ibu Sudarmi di Blurukidul
Program RTLH BAZNAS Sidoarjo Ubah Nasib Ibu Sudarmi di Blurukidul
SIDOARJO — Dulu, setiap kali hujan turun, Ibu Sudarmi hanya bisa pasrah. Air menggenang masuk ke dalam rumahnya di Desa Blurukidul, Kecamatan Kota, Sidoarjo. Lantai tanah yang rendah membuat ruang tamu dan kamar tidurnya jadi kolam kecil. “Tidur pun gelisah. Takut barang-barang basah, takut anak-anak sakit,” ujarnya lirih. Kini? “Sekarang saya tidur nyenyak. Hujan deras pun, tenang saja.” Transformasi dramatis itu terjadi berkat Program Rumah Tidak Layak Huni yang dijalankan BAZNAS Sidoarjo periode bulan Agustus 2025. Rumah yang dulu jadi sumber kecemasan kini berubah jadi benteng kenyamanan — kokoh, bersih, dan bermartabat. Dinding retak diganti plester rapi berwarna hijau segar. Lantai tanah yang becek kini naik level — ditinggikan dan dilapisi keramik putih anti-lumpur. Teras yang dulu miring kini rata, kuat, dan siap jadi tempat anak-anak bermain tanpa khawatir terpeleset. Namun, perubahan paling mengharukan ada di sudut belakang rumah: sebuah kamar mandi pribadi, lengkap dengan toilet jongkok. Kini, privasi dan kebersihan ada di genggamannya. “Ini bukan cuma kamar mandi. Ini kehormatan,” Ungkap Ibu Sudarmi, dan mata berkaca-kaca. Program RTLH BAZNAS Sidoarjo bukan sekadar proyek fisik. Ia adalah intervensi kemanusiaan yang menyentuh akar kemiskinan: tempat tinggal yang tak layak. Dan dalam kasus Ibu Sudarmi, intervensi itu datang tepat waktu — bahkan menarik perhatian langsung sang Bupati. Pada 1 Agustus 2025, Bupati Sidoarjo, Subandi SH, M.Kn., melakukan sidak mendadak ke lokasi sesaat setelah menerima laporan kondisi rumah Ibu Sudarmi. Tanpa protokol berlebihan, ia menyapa langsung, melihat kondisi awal rumah, dan memastikan proses rehab RTLH bisa berjalan. “Zakat masyarakat harus sampai ke yang benar-benar membutuhkan — dan dirasakan manfaatnya,” tegas Bupati di lokasi, disambut haru warga sekitar. Achmad Saleh, Wakil Ketua III BAZNAS Sidoarjo, yang memimpin tim monitoring pada 16 September 2025, menyebut hasil renovasi “sangat memuaskan”. “Dinding halus, cat tahan cuaca, lantai keramik, sanitasi berfungsi sempurna — semua sesuai standar,” ujarnya. Tim teknis BAZNAS bahkan mengecek detail terkecil: kerataan plester, kebocoran atap, hingga aliran air kotor. Bagi Ibu Sudarmi, rumah barunya adalah simbol kebangkitan. “Saya bisa bernapas lega. Anak-anak bisa belajar tenang. Tidak malu lagi kalau ada tamu datang.” Ia bahkan kini berani bercita-cita: “Mau buka warung kecil di teras. Siapa tahu bisa nambah penghasilan.” Program RTLH Agustus 2025 bukan hanya merenovasi bangunan — ia merenovasi harapan. Dengan rumah layak, kesehatan membaik. Dengan privasi terjaga, martabat pulih. Dengan keamanan terjamin, produktivitas tumbuh. Dari Blurukidul, Sidoarjo, Ibu Sudarmi membuktikan: rumah yang layak bukan kemewahan — ia adalah hak dasar. Dan ketika hak itu dipulihkan, hidup pun berubah — dari ketakutan, menjadi ketenangan. Dari kegelisahan, menjadi senyuman. Dari lantai basah, menjadi tidur nyenyak.
BERITA16/09/2025 | sudrab
Lansia Renta Usia Seabad, Saksi Bisu Perjuangan Hidup di Ujung Senja
Lansia Renta Usia Seabad, Saksi Bisu Perjuangan Hidup di Ujung Senja
SIDOARJO - Di sebuah rumah sederhana yang dinding-dindingnya mulai mengelupas, bertemulah berbagai dimensi kemanusiaan dalam satu atap yang rapuh. Desa Wonokarang, Kecamatan Balongbendo, menjadi saksi kisah yang paling menyentuh dalam rangkaian kunjungan BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, Senin (15/9/2025). Di sinilah tim bertemu dengan dua generasi lansia yang menjalani senja kehidupan dalam keterbatasan yang mencengkeram. Ibu Sarik, 95 tahun, duduk dengan tenang di teras rumahnya yang retak. Wajah berkerut menunjukkan jejak perjalanan panjang kehidupan yang penuh lika-liku. Namun mata tuanya masih memancarkan ketabahan luar biasa, seolah telah berdamai dengan segala keterbatasan yang menghadang. Rumah kecil yang ditinggalinya menceritakan kisah kemiskinan yang telah lama bersarang, namun juga kegigihan yang tak pernah padam. Kondisi yang lebih memprihatinkan terlihat ketika tim memasuki ruangan dalam rumah. Seorang wanita lansia terbaring lemah di atas pembaringan sederhana—sang ibu Ibu Sarik yang berusia sekitar 100 tahun. Ruangan yang pengap dengan fasilitas seadanya menjadi tempat di mana dua generasi lansia ini menjalani masa tuanya dengan penuh keterbatasan. Ironi kehidupan menunjukkan wajahnya ketika sang anak yang seharusnya menjadi perawat juga sedang sakit dan tidak mampu merawat ibunya secara optimal. Percakapan yang terjadi di teras rumah sederhana itu begitu menyentuh hati. Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, M. Mahbub, mendengarkan dengan seksama penjelasan tentang kondisi kedua lansia tersebut. Kebutuhan sehari-hari mereka sebagian besar ditanggung oleh anak-anak yang juga hidup dalam keterbatasan ekonomi. Meski ada iuran dari lingkungan sekitar yang menunjukkan kepedulian tetangga, jumlahnya terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang. "Kondisi ini sangat membutuhkan perhatian khusus. Kami akan melaporkan kepada pimpinan agar dapat memberikan bantuan yang lebih memadai dan berkelanjutan," kata M. Mahbub dengan suara yang penuh empati. Bantuan dari pihak desa memang ada, namun masih jauh dari kata mencukupi untuk mengatasi permasalahan yang begitu kompleks ini. Situasi finansial dan kesehatan yang memprihatinkan ini membuat tim BAZNAS menyadari betapa besar tanggung jawab yang mereka pikul. Kemanusiaan tidak boleh terjebak dalam birokrasi yang kaku, dan setiap bantuan harus dapat menyentuh mereka yang benar-benar membutuhkan. Kisah Ibu Sarik dan ibunya menjadi cermin realitas sosial yang masih banyak tersembunyi di berbagai sudut desa. Tim BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan biaya hidup, namun juga komitmen untuk melakukan pendampingan lebih intensif. Kondisi dua lansia ini memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak, mulai dari aspek kesehatan, sosial, hingga kebutuhan dasar sehari-hari. Kerjasama dengan perangkat desa, tokoh masyarakat, dan lembaga sosial lainnya menjadi kunci untuk memastikan mereka dapat menjalani sisa hidup dengan bermartabat. Ketika sore mulai menjelang, tim BAZNAS meninggalkan rumah sederhana itu dengan hati yang penuh refleksi. Pertemuan dengan dua lansia renta ini menjadi pengingat bahwa di balik gemerlap pembangunan, masih ada saudara-saudara yang membutuhkan uluran tangan. Kisah mereka adalah panggilan kemanusiaan bagi semua pihak untuk tidak melupakan mereka yang telah memberikan kontribusi pada masa mudanya, kini memerlukan kepedulian di penghujung hidup mereka.
BERITA15/09/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Menyalakan Cahaya Harapan di Tiga Lokasi Kecamatan Balongbendo
BAZNAS Sidoarjo Menyalakan Cahaya Harapan di Tiga Lokasi Kecamatan Balongbendo
SIDOARJO - Di tengah derasnya hujan tantangan ekonomi yang melanda masyarakat, BAZNAS Kabupaten Sidoarjo hadir sebagai payung kasih yang melindungi mereka yang membutuhkan. Senin (15/9/2025), tim yang dipimpin Wakil Ketua II M. Mahbub bersama M. Sofwan dan Kholid Musyadad melakukan distribusi bantuan di tiga lokasi strategis Kecamatan Balongbendo, menyentuh berbagai dimensi kehidupan masyarakat. Perjalanan dimulai dari SDN 1 Singkalang, tempat masa depan bangsa sedang dibentuk. Di sekolah sederhana namun penuh semangat ini, dua siswa berprestasi, Citra Oktavia dan Keysa Amelia Putri, menerima bantuan biaya pendidikan yang akan memastikan kelanjutan studi mereka. Kedua anak ini berdiri dengan mata berbinar meski seragam sekolah mereka tampak memudar, mencerminkan perjuangan keluarga dalam mempertahankan pendidikan berkualitas di tengah keterbatasan ekonomi. "Pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan. Kami berkomitmen memastikan tidak ada anak yang putus sekolah karena keterbatasan biaya," ungkap M. Mahbub saat menyerahkan bantuan kepada kedua siswa. Guru-guru menyambut kedatangan tim dengan penuh syukur, memahami betapa berartinya bantuan ini bagi keberlangsungan pendidikan anak-anak didik mereka. Perjalanan berlanjut ke Desa Penambangan, di mana kisah inspiratif Ibu Rumani menanti. Seorang penyandang disabilitas yang gigih menjalankan usaha jahit dari rumahnya yang sederhana. Meski tim tidak bertemu langsung dengan beliau karena sedang tidak di rumah, perangkat desa yang menyambat menceritakan perjuangan luar biasa wanita tangguh ini. Dengan keterbatasan fisik yang dimiliki, Ibu Rumani terus berusaha mandiri melalui keterampilan menjahit yang telah ditekuninya bertahun-tahun. Rumah kecil Ibu Rumani penuh dengan kain-kain bekas dan mesin jahit tua yang masih setia menemani hari-harinya. Setiap helai kain yang dijahit bukan sekadar pekerjaan, melainkan simbol ketangguhan dalam menghadapi hidup. Bantuan modal usaha yang diserahkan diharapkan dapat memperkuat usaha jahit dan meningkatkan pendapatan keluarga. Destinasi ketiga membawa tim ke Desa Jabaran untuk bertemu dengan Muhammad Muhdor, pedagang nasi goreng keliling yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat. Pak Muhdor tidak berada di rumah saat kedatangan tim, namun sang istri menyambut dengan ramah dan menceritakan dedikasi suami tercinta. Setiap malam, Pak Muhdor mendorong gerobak nasi gorengnya menyusuri jalan-jalan kampung, melayani pelanggan dengan senyum tulus meski keuntungan yang didapat pas-pasan. Gerobak tua yang sudah berkarat menjadi saksi bisu perjuangan seorang ayah yang rela bekerja keras demi menafkahi keluarga. Hujan atau panas, Pak Muhdor tetap konsisten mengayuh pedal gerobaknya, membawa cita rasa nasi goreng yang telah menjadi favorit warga setempat. Bantuan modal usaha yang diberikan diharapkan dapat membantu memperbaiki peralatan dan meningkatkan kualitas dagangan, sehingga usaha kecil ini dapat berkembang lebih baik. Ketiga kunjungan ini menggambarkan spektrum lengkap misi BAZNAS dalam memberdayakan masyarakat. Dari pendidikan yang membangun masa depan, wirausaha difabel yang menginspirasi kemandirian, hingga pedagang kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Setiap bantuan yang disalurkan bukan sekadar transfer finansial, melainkan investasi untuk kehidupan yang lebih bermartabat dan masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat Sidoarjo.
BERITA15/09/2025 | sudrab
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat