Berita Terbaru
Operasi Air Drop: BAZNAS RI Kirim 80 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Bertepatan HUT RI Ke-80
Sidoarjo - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia berhasil melaksanakan operasi bantuan kemanusiaan dengan menerjunkan 80 ton paket bantuan langsung ke wilayah Gaza melalui mekanisme airdrop pada Minggu (17/8/2025). Operasi yang bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80 ini menandai tahap awal dari total 800 ton bantuan logistik yang disiapkan masyarakat Indonesia untuk meringankan krisis kemanusiaan di Palestina.
Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menyampaikan bahwa operasi airdrop tersebut merupakan wujud nyata solidaritas bangsa Indonesia terhadap penderitaan saudara-saudara di Gaza. "Alhamdulillah, pada 17 Agustus 2025 waktu setempat bantuan dari masyarakat Indonesia untuk saudara-saudara kita di Palestina telah berhasil diterjunkan di Jalur Gaza melalui airdrop," ungkap Kiai Noor dalam keterangan pers yang diterima Senin (18/8/2025).
Dalam melaksanakan misi kemanusiaan ini, BAZNAS RI menerapkan protokol keamanan berlapis untuk memastikan bantuan tiba dengan selamat di tangan penerima. Setiap paket bantuan dilengkapi dengan sistem pengamanan khusus, termasuk parasut yang dirancang khusus untuk menjamin keselamatan selama proses penjatuhan dari udara.
"Bantuan berupa bahan makanan seberat 80 ton ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat Gaza yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan," jelas Kiai Noor. Bantuan yang disalurkan meliputi berbagai kebutuhan pokok berupa bahan pangan yang telah disesuaikan dengan kondisi darurat di wilayah Gaza.
Keberhasilan operasi airdrop ini tidak lepas dari kolaborasi strategis antara BAZNAS RI dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sinergi kedua institusi ini memungkinkan terlaksananya misi kemanusiaan yang kompleks dan memerlukan koordinasi tingkat tinggi, mulai dari persiapan logistik, pengamanan paket bantuan, hingga eksekusi operasi udara.
Operasi ini juga menunjukkan kapabilitas Indonesia dalam menjalankan misi kemanusiaan internasional yang memerlukan dukungan teknologi dan logistik canggih. Mekanisme airdrop dipilih sebagai solusi optimal mengingat kondisi geografis dan situasi keamanan di wilayah Gaza yang tidak memungkinkan distribusi bantuan melalui jalur darat atau laut.
Timing pelaksanaan operasi bantuan yang bertepatan dengan HUT RI ke-80 memberikan makna simbolis yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Kiai Noor menekankan bahwa misi kemanusiaan ini merupakan refleksi nilai-nilai kemerdekaan Indonesia yang tidak hanya berdimensi nasional, tetapi juga universal.
"Pelaksanaan bantuan atas kerja sama BAZNAS RI dan TNI ini merupakan wujud kepedulian masyarakat Indonesia yang tengah merayakan 80 tahun kemerdekaan, sebagai simbol persaudaraan tanpa batas," tegas Kiai Noor.
Bantuan 80 ton yang berhasil disalurkan merupakan tahap awal dari komitmen jangka panjang BAZNAS RI dalam membantu penanganan krisis kemanusiaan di Gaza. Dari total 800 ton bantuan yang telah terkumpul dari donasi masyarakat Indonesia, BAZNAS RI berencana melanjutkan tahap-tahap berikutnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan.
Operasi ini juga menegaskan peran strategis lembaga zakat nasional dalam diplomasi kemanusiaan Indonesia di kancah internasional. BAZNAS RI terus berkomitmen untuk menyalurkan amanah masyarakat Indonesia guna meringankan penderitaan sesama, khususnya dalam situasi krisis kemanusiaan yang memerlukan respons cepat dan terkoordinasi.
Masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam misi kemanusiaan lanjutan dapat menyalurkan donasinya melalui kanal-kanal resmi BAZNAS , Termasuk BAZNAS Sidoarjo .
18/08/2025 | sudrab
BAZNAS RI Perkuat Komitmen Persatuan Bangsa di HUT Ke-80 Kemerdekaan
Upacara peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di halaman Gedung BAZNAS RI, Jakarta, Minggu (17/8/2025) menjadi momentum penegasan komitmen Badan Amil Zakat Nasional untuk terus memperkuat persatuan dan kedaulatan bangsa. Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, yang bertindak sebagai Inspektur Upacara, menekankan tanggung jawab besar lembaga dalam mensejahterakan umat bersama pemerintah.
Upacara yang berlangsung khidmat ini dihadiri jajaran Pimpinan BAZNAS RI, Deputi BAZNAS RI, Sestama BAZNAS RI, jajaran Persatuan Istri Amil (PIA) BAZNAS RI, serta seluruh amilin amilat keluarga besar BAZNAS RI. Kehadiran lengkap jajaran pimpinan menunjukkan soliditas internal organisasi dalam menghadapi tantangan filantropi nasional.
Kiai Noor menegaskan bahwa BAZNAS memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga persatuan dan kedaulatan bangsa bersama pemerintah. "Mari kita maknai peringatan ini sebagai kekuatan bersama mengambil tema yang dicanangkan pemerintah yaitu Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera Indonesia Maju," katanya dengan penuh keyakinan.
Melalui tema resmi pemerintah tersebut, BAZNAS berkomitmen menjadi perekat bangsa dengan program-program strategis yang dilaksanakan. Kiai Noor menjelaskan bahwa tema ini harus dijadikan kekuatan untuk memperkuat BAZNAS dan seluruh keluarga BAZNAS di Indonesia, sekaligus menjadikan BAZNAS sebagai lembaga yang berdaulat dan berkekuatan.
"Dengan tema tersebut, mari kita jadikan sebagai kekuatan bagi kita sendiri bagaimana memperkuat BAZNAS dan seluruh keluarga BAZNAS di seluruh Indonesia sekaligus menjadikan BAZNAS yang berdaulat, menjadikan BAZNAS yang kuat menjadikan BAZNAS sebagai lembaga pemerintahan non struktural yang mempunyai kekuatan untuk berkiprah di negeri ini," ujar Kiai Noor dengan tegas.
Ketua BAZNAS RI juga menyampaikan harapan besar terhadap peran lembaga dalam kemajuan Indonesia. Dia berharap apabila Indonesia berhasil menjadi bagian dari negara-negara maju di dunia, hal tersebut merupakan kontribusi nyata dari peran BAZNAS dalam membangun bangsa melalui pendayagunaan zakat, infaq, dan sedekah.
Namun, Kiai Noor juga memberikan peringatan keras kepada seluruh jajaran BAZNAS untuk tidak terpengaruh dengan pihak-pihak yang mencoba melemahkan institusi zakat nasional. Menurutnya, hal ini menjadi tanggung jawab bersama agar BAZNAS seluruh Indonesia dapat tetap bersatu dan berdaulat dalam menjalankan misinya.
"Maka dari itu, selalu saya tegaskan jangan sampai kita terpengaruh oleh orang-orang yang ingin melemahkan BAZNAS," jelas Kiai Noor dengan nada tegas. "Kita harus menjaga persatuan dan kedaulatan BAZNAS maka kita harus terus berkarya dalam rangka untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia."
Komitmen BAZNAS dalam menjalankan prinsip 3A - Aman Syari, Aman Regulasi, dan Aman NKRI - menjadi fondasi kuat dalam mewujudkan filantropi Islam yang berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
17/08/2025 | sudrab
Bareng Pemkab: Baznas Sidoarjo Salurkan Bantuan untuk 18 Mantan Napiter di HUT RI ke-80
Momentum peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI dimanfaatkan Pemkab Sidoarjo untuk memberikan perhatian kepada mantan narapidana teroris (napiter). Sebanyak 18 mantan napiter menerima bantuan uang tunai dari Baznas Sidoarjo yang diserahkan secara simbolis oleh Bupati Sidoarjo, H. Subandi, usai memimpin upacara bendera di Mal Pelayanan Publik (MPP) Sidoarjo, Minggu pagi (17/8).
Program santunan ini menjadi terobosan penting dalam upaya reintegrasi sosial bagi individu yang telah menyelesaikan masa rehabilitasinya. Baznas Sidoarjo memahami bahwa proses kembali ke masyarakat membutuhkan dukungan nyata, bukan hanya moral tetapi juga ekonomi. Bantuan uang tunai tersebut diharapkan dapat membantu mereka memulai kehidupan produktif sebagai bagian dari masyarakat Sidoarjo.
Upacara peringatan HUT RI ke-80 tahun ini berlangsung khidmat meski tidak digelar di Alun-Alun Sidoarjo seperti biasanya. Seluruh jajaran Forkopimda hadir, termasuk Wakil Bupati Hj. Mimik Idayana yang datang bersama suami. Pemilihan lokasi MPP sebagai tempat upacara justru memberikan nuansa yang lebih intim dan bermakna dalam konteks pelayanan publik.
Dalam amanatnya, Bupati Subandi mengucapkan selamat ulang tahun ke-80 Republik Indonesia. Ia menegaskan bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika masyarakat memiliki kedaulatan penuh untuk menentukan nasibnya. "Arti merdeka adalah berkedaulatan masyarakat. Kita harus berusaha semaksimal mungkin memperjuangkan agar semua masyarakat merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya, tanpa ada rasa dibeda-bedakan," tegasnya.
Pernyataan Subandi ini langsung terwujud dalam tindakan nyata melalui program santunan mantan napiter. Bupati menekankan bahwa tidak ada diskriminasi dalam pelayanan publik dan setiap warga negara berhak mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang, termasuk mereka yang telah menyelesaikan proses hukum.
Subandi berharap momentum HUT RI ke-80 menjadi semangat baru untuk membawa Kabupaten Sidoarjo lebih maju. Ia menekankan pentingnya gotong royong masyarakat dan partisipasi generasi muda dalam pembangunan. "Kami sebagai pimpinan daerah terus menjalankan roda pembangunan di Kabupaten Sidoarjo. Namun, partisipasi anak muda untuk ikut membangun dan menjaga Sidoarjo juga sangat kita harapkan," ujarnya.
Pelaksanaan upacara di MPP tetap berlangsung lancar dan meriah. Seusai pengibaran bendera, acara dimeriahkan dengan penampilan penyanyi cilik dan pertunjukan drumband dari SMK Hangtuah Sidoarjo. Namun momen paling berkesan adalah penyerahan bantuan kepada mantan napiter yang menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan Sidoarjo yang inklusif.
Program santunan Baznas Sidoarjo ini diharapkan menjadi model bagi daerah lain dalam mengembangkan filantropi yang berani dan inklusif. Keberanian memberikan kesempatan kedua kepada mantan napiter menunjukkan kematangan masyarakat Sidoarjo dalam memahami makna kemerdekaan yang sesungguhnya. Di usianya yang ke-80, Indonesia melalui Sidoarjo membuktikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih baik.
17/08/2025 | sudrab
Dari Zakat Menuju Sehat: Kisah RSB Al Chusnaini Mengubah Wajah Kesehatan Anak Sidoarjo
Rumah Sehat BAZNAS Al Chusnaini Sidoarjo membuktikan bahwa transformasi kesehatan masyarakat dimulai dari ruang kelas sederhana di MI Darun Najah Kwangsan Sedati.
SIDOARJO - Di balik dinding hijau ruang kelas MI Darun Najah Kwangsan Sedati, puluhan pasang mata berbinar menatap layar proyektor. Hari itu, Kamis (14/8/2025), mereka tidak sedang belajar matematika atau bahasa Indonesia. Mereka sedang mendengarkan sesuatu yang jauh lebih fundamental: bagaimana menjaga tubuh mereka tetap sehat.
"Siapa yang tadi pagi gosok gigi?" tanya dokter dari Rumah Sehat BAZNAS (RSB) Al Chusnaini Sidoarjo. Tangan-tangan kecil langsung terangkat antusias. Namun ketika ditanya tentang cara mencuci tangan yang benar, hanya segelintir yang bisa menjawab dengan tepat.
Inilah realitas yang dihadapi RSB Al Chusnaini - sebuah unit kesehatan yang lahir dari dana zakat, infaq, dan shadaqah masyarakat. Saidah Sakwan, MA, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, melihat fenomena ini sebagai panggilan moral.
"Kami menyaksikan bagaimana anak-anak memiliki akses terbatas terhadap edukasi kesehatan dasar. Padahal, kesehatan mereka adalah investasi masa depan bangsa," ujarnya dengan nada penuh keyakinan.
Program Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang digulirkan RSB Al Chusnaini bukan sekadar ceramah kesehatan biasa. Ini adalah misi transformasi sosial yang dimulai dari hal terkecil: mengajarkan anak-anak cara mencuci tangan dengan sabun.
Kepala MI Darun Najah mengaku terkejut dengan antusiasme siswa-siswinya. "Biasanya mereka susah diatur kalau ada acara. Tapi hari ini berbeda. Mereka benar-benar mendengarkan," katanya sambil tersenyum bangga.
Yang membuat program ini istimewa bukan hanya materinya, tetapi pendekatannya. Setiap siswa mendapat pemeriksaan kesehatan gratis - mulai dari pengecekan tinggi badan, berat badan, hingga kondisi mata dan telinga. Hasil pemeriksaan kemudian didiskusikan dengan orang tua untuk tindak lanjut yang tepat.
"Kami menemukan beberapa anak dengan gangguan penglihatan ringan yang belum terdeteksi," ungkap dokter RSB. "Ini membuktikan pentingnya deteksi dini."
Puncak kegiatan adalah pembagian paket PHBS berupa sabun cuci tangan. Sederhana, namun simbolis. Setiap siswa menerima sabun sambil mengucapkan janji untuk rajin mencuci tangan.
Salah seorang siswa kelas V menggenggam sabunnya erat-erat. "Sekarang saya tahu kenapa harus cuci tangan pakai sabun. Biar kuman-kuman jahat tidak masuk ke perut," katanya polos.
Saidah Sakwan menegaskan, program ini bukan yang pertama dan terakhir. "Kami tidak ingin berhenti di satu titik. Harapannya, RSB bisa hadir di setiap sekolah yang membutuhkan."
Ketika sore tiba dan kegiatan berakhir, anak-anak pulang dengan bekal pengetahuan baru. Mereka tidak hanya membawa sabun, tetapi juga pemahaman bahwa kesehatan adalah tanggung jawab bersama.
RSB Al Chusnaini Sidoarjo telah membuktikan: dari dana zakat yang terkumpul, bisa lahir harapan baru untuk generasi yang lebih sehat. Satu sabun, satu edukasi, satu langkah menuju Indonesia yang lebih sehat.
15/08/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo: Satu Hari, Empat Harapan Terwujud di Kecamatan Taman
Ketika fajar menyingsing di Kecamatan Taman, Sidoarjo, Kamis (14/8/2025), ACh. Saleh sudah bersiap memulai misinya. Sebagai Wakil Ketua III BAZNAS Sidoarjo, hari ini ia akan mengemban amanah istimewa: mewujudkan harapan empat lembaga yang telah lama menanti uluran tangan.
Pukul 09.00 WIB, langkah pertama menuju Dusun Bendo, Desa Bringinbendo. Di sana, TK Aisyiyah dengan 140 siswa kecil yang ceria menanti kedatangan yang sudah lama dinantikan. Gedung sekolah yang mulai menunjukkan tanda-tanda usia tampak kontras dengan semangat para guru yang tak pernah pudar.
"Anak-anak ini adalah masa depan bangsa. Mereka berhak mendapat tempat belajar yang layak," ujar ACh. Saleh sambil meninjau kondisi bangunan yang memerlukan renovasi. Kepala sekolah dengan mata berkaca-kaca menyambut kedatangan tim BAZNAS, berbagi cerita perjuangan mempertahankan kualitas pendidikan di tengah keterbatasan fasilitas.
Perjalanan berlanjut ke Masjid Al Mujahidin di lokasi yang sama. Para takmir dengan wajah penuh harap menyambut kedatangan rombongan. Dani Prabowo, staf pelaksana BAZNAS yang mendampingi, dengan cermat mencatat setiap kebutuhan renovasi yang disampaikan. Masjid yang menjadi pusat kegiatan keagamaan warga ini membutuhkan sentuhan pembaruan agar dapat melayani jamaah dengan lebih baik.
Pukul 10.00 WIB, rombongan tiba di Bebekan Selatan untuk mengunjungi Masjid Al Fatah. Suasana hangat langsung terasa ketika para pengurus masjid menyambut dengan senyuman lebar. Mereka telah mempersiapkan presentasi sederhana tentang kondisi masjid dan rencana pengembangan yang diimpikan. "Kami sudah lama berharap dapat memperbaiki fasilitas ibadah untuk kenyamanan jamaah," kata salah satu takmir dengan suara bergetar.
Namun, cerita paling menyentuh terjadi di pemberhentian terakhir. Musholla Istiqomah di Ketegan RT 08 RW 2 menyimpan kisah perjuangan melawan "musuh tak kasat mata" - rayap yang telah menggerogoti kusen-kusen bangunan. Takmir musholla dengan penuh semangat menunjukkan kerusakan yang dialami, sambil bercerita tentang upaya-upaya sederhana yang telah mereka lakukan untuk mempertahankan tempat ibadah.
"Setiap kali hujan, kami khawatir kondisi akan semakin memburuk. Tapi jamaah tetap setia datang untuk beribadah," tutur salah seorang takmir dengan mata yang memancarkan keteguhan.
ACh. Saleh mendengarkan setiap cerita dengan penuh perhatian. Pengalaman bertahun-tahun di BAZNAS mengajarkannya bahwa di balik setiap permohonan bantuan, tersimpan perjuangan dan harapan yang tak ternilai. "Inilah mengapa kami ada. Untuk menjadi jembatan antara mereka yang mampu berbagi dengan mereka yang membutuhkan," katanya.
Ketika matahari mulai condong ke barat, jejak kebaikan telah tertoreh di empat titik di Kecamatan Taman. Empat lembaga, empat harapan, dan satu komitmen BAZNAS Sidoarjo untuk terus menghadirkan perubahan nyata bagi masyarakat. Hari ini, bukan hanya dokumen bantuan yang diserahkan, tetapi juga harapan baru yang ditanamkan.
14/08/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Serahkan Bantuan Musholla dan Tingkatkan Kapasitas UPZ SMPN 3 Porong
Sidoarjo - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menyerahkan bantuan pembangunan musholla kepada SMPN 3 Porong dalam kegiatan yang digelar di ruang rapat sekolah, Kamis (14/8/2025). Penyerahan bantuan ini sekaligus menandai penguatan kerjasama antara BAZNAS dengan satuan pendidikan dalam mengoptimalkan pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS).
Wakil Ketua 4 BAZNAS Sidoarjo, Drs. H. Ilhamuddin, yang memimpin langsung kegiatan tersebut menyatakan bahwa bantuan musholla merupakan bagian dari program strategis BAZNAS dalam meningkatkan sarana ibadah di lingkungan pendidikan. "Kami sangat memandang perlu adanya sosialisasi ke sekolah-sekolah, khususnya SMPN, sebagai bagian peningkatan kapasitas BAZNAS Sidoarjo," ujar Ilhamuddin saat menyerahkan dokumen bantuan kepada pihak sekolah.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Sekolah SMPN 3 Porong beserta seluruh dewan guru. Selain penyerahan bantuan, BAZNAS juga menggelar sosialisasi komprehensif mengenai regulasi, program kegiatan, dan manfaat menjadi Unit Pengelola Zakat (UPZ) bagi satuan pendidikan.
Ilhamuddin menjelaskan bahwa setiap SMPN di Sidoarjo merupakan UPZ yang dapat berkontribusi signifikan dalam penghimpunan dan penyaluran ZIS. "Satuan pendidikan SMPN Sidoarjo merupakan Unit Pengelola Zakat per sekolahnya. Sosialisasi ini mencakup regulasi, program kegiatan, dan manfaat bagian dari UPZ BAZNAS Sidoarjo," terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, BAZNAS juga menyampaikan pentingnya peran aktif dunia pendidikan dalam mengembangkan kesadaran berzakat di kalangan siswa dan guru. Program UPZ di sekolah diharapkan dapat menjadi sarana edukasi praktis tentang pengelolaan zakat yang profesional dan transparan.
Achmad Richi, yang turut mendampingi kegiatan ini, menekankan bahwa bantuan musholla bukan sekadar pemberian fisik, tetapi juga investasi jangka panjang untuk memperkuat nilai-nilai spiritual di lingkungan sekolah. "Musholla akan menjadi pusat kegiatan keagamaan yang dapat meningkatkan kualitas ibadah warga sekolah," katanya.
Kepala Sekolah SMPN 3 Porong menyambut positif program BAZNAS ini dan menyatakan kesiapan sekolah untuk menjadi bagian aktif dalam jaringan UPZ BAZNAS Sidoarjo. Menurutnya, bantuan musholla sangat dibutuhkan untuk mendukung aktivitas keagamaan siswa dan guru.
Para guru yang hadir dalam sosialisasi menunjukkan antusiasme tinggi dengan mengajukan berbagai pertanyaan terkait implementasi program UPZ di sekolah mereka. Diskusi interaktif ini menunjukkan keseriusan civitas akademika dalam memahami mekanisme pengelolaan ZIS yang modern dan akuntabel.
BAZNAS Sidoarjo berharap kegiatan serupa dapat diperluas ke sekolah-sekolah lain di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun jaringan UPZ yang solid dan berkelanjutan di sektor pendidikan.
Program bantuan musholla dan sosialisasi UPZ ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi pengembangan kesadaran berzakat di kalangan generasi muda, sekaligus memperkuat infrastruktur keagamaan di lingkungan pendidikan formal.
14/08/2025 | sudrab
Program Sedekah Botol Bekas Rp 250 Juta Salurkan 224.000 Liter Air Bersih untuk Warga Gaza
SIDOARJO - Gerakan solidaritas kemanusiaan Indonesia kembali menunjukkan kekuatannya. Program sedekah botol bekas yang diinisiasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bersama Le Minerale berhasil menghimpun dana Rp 250 juta, yang kemudian diwujudkan menjadi bantuan 224.000 liter air bersih untuk masyarakat Gaza, Palestina.
Bantuan vital ini telah didistribusikan kepada 14.000 jiwa atau 2.800 kepala keluarga di empat titik strategis wilayah Distrik Syeikh Radwan, Jabaliya City, Gaza Utara. Volume air sebesar 224.000 liter atau setara 28 tangki air ini menjadi secercah harapan di tengah krisis kemanusiaan yang masih berlangsung.
"Air bersih bukan hanya kebutuhan dasar, tetapi hak hidup yang harus dipenuhi," tegas Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., Ketua BAZNAS RI, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (12/8/2025). "Program ini membuktikan bahwa kepedulian masyarakat Indonesia terhadap saudara-saudara di Palestina tidak pernah surut."
Kondisi Gaza yang terus memburuk membuat akses terhadap air bersih menjadi tantangan besar. Kerusakan infrastruktur pipa air, keterbatasan pasokan, dan blokade yang menghambat masuknya bantuan menjadikan setiap tetes air sebagai komoditas berharga. Warga Gaza kini menghadapi ancaman nyata kekurangan air bersih yang dapat memicu krisis kesehatan lebih luas.
Kiai Noor menegaskan bahwa pemilihan mitra dalam misi kemanusiaan ini tidak dilakukan sembarangan. BAZNAS dengan sengaja menggandeng Le Minerale karena statusnya sebagai merek air mineral asli Indonesia yang tidak memiliki afiliasi asing.
"Ini adalah perjuangan murni. Kami memilih Le Minerale karena konsistensinya mendukung perjuangan rakyat Palestina dan tidak terafiliasi dengan pihak asing," ujar Kiai Noor dengan penuh keyakinan.
Febri Satria Hutama, Marketing Director Le Minerale, menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina bukan sekadar aksi sesaat. "Le Minerale adalah brand pertama yang secara terbuka mendukung pernyataan pemerintah untuk bersama Palestina pada 2023. Membantu Palestina adalah komitmen berkelanjutan kami," katanya dengan tegas.
Program sedekah botol bekas ini menunjukkan inovasi dalam penggalangan dana kemanusiaan. Masyarakat dapat berpartisipasi dengan cara sederhana namun bermakna, yaitu mengumpulkan botol bekas yang kemudian dikonversi menjadi dana bantuan. Pendekatan ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memudahkan partisipasi masyarakat luas.
"Setiap botol bekas yang dikumpulkan masyarakat telah berubah menjadi harapan bagi warga Gaza," ungkap Febri. "Kepercayaan BAZNAS kepada kami untuk berpartisipasi dalam misi mulia ini adalah kehormatan tersendiri."
Distribusi air bersih ini dilakukan dengan perhitungan matang di tengah kondisi keamanan yang dinamis. BAZNAS bekerja sama dengan lembaga-lembaga profesional di lapangan untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan aman.
Melalui kolaborasi strategis antara BAZNAS dan Le Minerale, distribusi 224.000 liter air bersih ini diharapkan dapat mengurangi penderitaan dan membantu pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Gaza. Program ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa solidaritas kemanusiaan Indonesia tidak mengenal batas geografis dan politik.
14/08/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Survey Dua Rumah Tak Layak Huni di Desa Karangpuri dan Janti
SIDOARJO - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo melakukan survei lapangan terhadap dua unit Rumah Tak Layak Huni (RTLH) di Desa Karangpuri, Wonoayu dan Desa Janti pada Rabu (13/08/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya identifikasi penerima manfaat program RTLH yang akan dilaksanakan pada semester kedua 2025.
Tim survei yang dipimpin langsung oleh M. Ilhamuddin, Wakil Ketua IV BAZNAS Sidoarjo, melakukan kunjungan pertama ke kediaman Ibu Tumilasning di Desa Karangpuri, Wonoayu. Perempuan lajang yang bekerja serabutan ini tinggal sendirian dalam kondisi rumah yang memprihatinkan.
"Kondisi rumah Ibu Tumilasning sudah sangat reot di seluruh bagian. Ini adalah prioritas yang harus segera kami tangani," ungkap Ilhamuddin saat meninjau langsung kondisi bangunan yang tampak rapuh dengan atap yang sebagian ambruk dan dinding yang mulai roboh.
Survei kedua dilakukan di kediaman Ibu Kanti Sri Rahayu, seorang janda yang tinggal bersama anaknya di Desa Janti. Kondisi rumah tidak kalah memprihatinkan dengan sebagian besar atap yang telah ambruk, meninggalkan penghuni dalam kondisi yang tidak aman terutama saat musim hujan.
Tim BAZNAS yang terdiri dari beberapa pengurus dan relawan melakukan dokumentasi lengkap kondisi kedua rumah tersebut. Mereka juga melakukan wawancara mendalam dengan pemilik rumah untuk memahami kondisi sosial ekonomi dan kebutuhan spesifik yang diperlukan dalam proses rehabilitasi.
Program RTLH BAZNAS Sidoarjo telah menunjukkan dampak signifikan pada semester pertama 2025 dengan berhasil menyelesaikan 109 unit rumah layak huni. Pencapaian ini menjadikan BAZNAS Sidoarjo sebagai salah satu lembaga zakat terdepan dalam penanganan masalah perumahan bagi masyarakat kurang mampu di Jawa Timur.
"Setiap rumah yang kami survei hari ini akan menjadi bagian dari komitmen BAZNAS untuk memastikan tidak ada lagi warga Sidoarjo yang tinggal dalam kondisi tidak layak huni," tegas Ilhamuddin sambil menunjukkan dokumentasi kerusakan yang akan menjadi dasar perencanaan renovasi.
Kedua lokasi survei menunjukkan urgensi tinggi mengingat kondisi struktural bangunan yang sudah tidak aman untuk dihuni. Tim teknis BAZNAS akan melakukan kalkulasi biaya dan desain renovasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing keluarga.
BAZNAS Sidoarjo menargetkan dapat menyelesaikan lebih banyak unit RTLH pada semester kedua 2025, didukung oleh dana zakat, infaq, dan sedekah yang terus mengalir dari masyarakat Sidoarjo. Program ini juga melibatkan pembangunan fasilitas sanitasi sehat sebagai bagian integral dari konsep rumah layak huni.
Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Aziz Salju Sodar, sebelumnya menegaskan bahwa program RTLH bukan sekadar renovasi fisik bangunan, tetapi upaya komprehensif menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan bermartabat bagi seluruh warga Sidoarjo.
13/08/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Mimpi Pendidikan Anak Melalui Komitmen Keadilan Sosial
SIDOARJO - Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, masih ada secercah harapan yang memancar dari kepedulian sesama. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo kembali membuktikan komitmennya dalam mewujudkan pemerataan akses pendidikan berkualitas melalui serangkaian program bantuan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Selasa (12/8) , tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin Ach. Saleh, SE selaku Wakil Ketua III melakukan kunjungan langsung ke tiga institusi pendidikan yang membutuhkan perhatian khusus. Perjalanan dimulai dari TPQ Griya Ngaji Ar Rayyan di Jalan Mangga Gang Mangga Mandu, Desa Sruni Gedangan, yang menaungi 48 santri dengan semangat belajar menggebu-gebu.
"Kami melihat antusiasme luar biasa dari anak-anak di sini. Mereka belajar dengan penuh semangat meski fasilitas masih terbatas," ungkap Ach. Saleh saat menyaksikan aktivitas belajar mengajar di TPQ tersebut.
Tidak berhenti di satu lokasi, tim BAZNAS melanjutkan misi kemanusiaannya ke PAUD Aisyiyah di Jalan KH Mukmin 73B, Sidokare. Di sini, mereka menyaksikan perjuangan para pendidik dalam membangun fondasi pendidikan anak usia dini dengan segala keterbatasan infrastruktur yang ada. Kondisi bangunan yang memerlukan perbaikan tidak menyurutkan semangat para guru untuk terus memberikan yang terbaik.
Momen paling menyentuh terjadi di TK ABA 2 Jalan Diponegoro Jetis II, tempat bersekolahnya Ainaya Nuha Zahira. Gadis kecil yang tinggal di Pandean Gang 2 No. 362 RT 2 RW 1 Pekauman ini menjadi representasi ribuan anak Indonesia yang berpotensi tinggi namun terhambat masalah ekonomi keluarga.
Kepala sekolah TK ABA 2 menjelaskan bahwa Ainaya adalah siswa berprestasi yang selalu bersemangat mengikuti pembelajaran. "Dia anak yang cerdas dan rajin, sayang sekali jika harus berhenti sekolah karena masalah biaya," tutur sang kepala sekolah dengan mata berkaca-kaca.
Program bantuan pendidikan BAZNAS Sidoarjo ini bukan sekadar pemberian dana sesaat, melainkan investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Setiap rupiah yang disalurkan melalui dana zakat, infaq, dan sedekah masyarakat akan dikelola secara profesional dan transparan untuk memastikan tepat sasaran.
"Kami berkomitmen untuk terus mendampingi perjalanan pendidikan anak-anak kurang mampu. Ini adalah amanah dari masyarakat yang harus kami jalankan dengan penuh tanggung jawab," tegas Ach. Saleh.
Kehadiran BAZNAS di berbagai lembaga pendidikan tersebut mencerminkan semangat gotong royong dalam membangun peradaban. Ketika institusi pemerintah, lembaga zakat, dan masyarakat bersinergi, tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk diraih anak-anak Indonesia.
Program ini diharapkan menjadi katalisator bagi lahirnya generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter mulia untuk melanjutkan estafet kebaikan di masa depan.
12/08/2025 | sudrab
Amil BAZNAS Sidoarjo Jemput Bola, Salurkan Bantuan Door to Door untuk Lansia Kurang Mampu di Waru
WARU - Minan Abdul Haq, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo, bersama tim turun langsung ke lapangan pada Senin (11/8/2025) untuk menyalurkan bantuan biaya hidup kepada dua lansia kurang mampu di Jalan Wadungasri 2/2, Waru. Kegiatan door to door ini menunjukkan komitmen BAZNAS dalam menjangkau mustahik yang membutuhkan bantuan namun sulit mengakses layanan secara langsung.
Ibu Maisyaroh, janda berusia 72 tahun, menjadi salah satu penerima bantuan hari ini. Kondisinya yang sudah lanjut usia diperparah dengan penyakit lipoma yang dideritanya sejak lama. Tinggal bersama anaknya yang juga tergolong keluarga kurang mampu, membuat beban hidup semakin berat. Ketika tim BAZNAS datang ke rumahnya yang sederhana, air mata hampir menetes dari mata Ibu Maisyaroh yang tak menyangka akan mendapat bantuan.
"Kami memang sengaja datang langsung ke rumah-rumah mustahik, terutama untuk lansia seperti Ibu Maisyaroh dan Ibu Binti Sunnah yang sulit untuk datang ke kantor," ungkap Minan Abdul Haq saat menyerahkan bantuan. "Mereka adalah amanah yang harus kita jaga, dan Allah SWT telah memberikan rezeki melalui tangan-tangan dermawan untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan."
Tidak jauh dari rumah Ibu Maisyaroh, tim juga mengunjungi Ibu Binti Sunnah yang tinggal di area yang sama. Kondisi ekonomi yang serba terbatas membuat lansia ini juga masuk dalam daftar mustahik yang berhak menerima bantuan zakat. Rumahnya yang sederhana dengan warung kecil di depan menjadi saksi bisu perjuangan hidup seorang perempuan tua yang masih berusaha mandiri meski dalam keterbatasan.
Metode penyaluran door to door yang dipilih tim BAZNAS Sidoarjo ini bukan tanpa alasan. Selain memudahkan akses bagi mustahik yang memiliki keterbatasan mobilitas, pendekatan ini juga memungkinkan petugas untuk melihat secara langsung kondisi riil penerima bantuan. Tim dapat melakukan assessment yang lebih akurat dan memastikan bantuan benar-benar tepat sasaran.
"Ketika kita datang langsung ke rumah mereka, kita bisa merasakan bagaimana kondisi sebenarnya. Ini bukan sekadar memberikan bantuan, tapi juga menunjukkan kepedulian dan empati kita kepada sesama," lanjut Minan sambil memandang kedua nenek yang telah menerima bantuan dengan wajah penuh syukur.
Program bantuan biaya hidup ini merupakan salah satu bentuk pendayagunaan zakat produktif yang dikelola BAZNAS Sidoarjo. Melalui dana zakat, infak, dan sedekah yang terkumpul dari masyarakat, lembaga ini berusaha menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan, terutama mereka yang rentan secara ekonomi dan sosial.
Kehadiran tim BAZNAS di tengah-tengah masyarakat ini menjadi bukti nyata bahwa zakat bukan sekadar kewajiban ritual, melainkan instrumen sosial ekonomi yang dapat mengangkat harkat dan martabat kaum dhuafa. Senyuman dan doa dari kedua nenek yang menerima bantuan hari ini menjadi energi positif bagi tim untuk terus melayani masyarakat dengan sepenuh hati.
11/08/2025 | sudrab
Dari Pedagang Es Krim Keliling Menuju Kampus Kerajaan Maroko: BAZNAS Sidoarjo Buka Jalan Masa Depan Santri Berprestasi
SIDOARJO - Di ruang kantor BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, Senin (11/8/2025), terlihat seorang pemuda berusia 18 tahun mengenakan peci putih berdiri dengan wajah penuh harap. Ersya Fikri Reihan Syakputra, santri asal Desa Sukorejo, Kecamatan Buduran, baru saja menerima bantuan biaya tiket dari Baznas Sidoarjo untuk mewujudkan mimpinya menuntut ilmu di Kerajaan Maroko.
Perjalanan Ersya menuju kampus Universitas Sidi Mohamed Ben Abdellah di Kota Fez, Maroko, bukanlah jalan yang mudah. Anak pertama dari dua bersaudara ini harus berjuang keras melawan keterbatasan ekonomi keluarga. Ayahnya, Syaiful Rahman, hanya seorang pedagang es krim keliling, sementara ibunya, Ernawati, bekerja sebagai buruh lepas di pabrik kayu.
"Sebagai pedagang es krim keliling yang untuk kebutuhan sehari-hari dirasa agak berat, saya awalnya bingung tentang cara memperoleh dana untuk pengurusan ini," ungkap Syaiful dengan nada penuh syukur.
Namun prestasi gemilang Ersya berbicara lebih keras dari kondisi ekonomi keluarganya. Lulusan MA Nurul Qornain Jember ini menorehkan sederet prestasi membanggakan dalam ajang Musabaqah Qiroatul Kutub (MQK) tingkat regional hingga provinsi. Mulai dari Juara 2 MQK se-Jawa Timur, Juara 3 tingkat provinsi, hingga berbagai juara pertama di tingkat kabupaten. Bahkan, ia juga hafal 2 juz Al-Quran dengan lancar.
Perjuangan terberat justru dimulai ketika Ersya berhasil lolos seleksi beasiswa Kerajaan Maroko. Dari 1.088 peserta, hanya 44 siswa yang terpilih, termasuk Ersya. Namun, serangkaian persyaratan administrasi mulai dari rekomendasi pesantren, SKCK, surat kesehatan, hingga pembuatan paspor membutuhkan dana yang tidak sedikit bagi keluarga sederhana ini.
"Pembuatan paspor ternyata ada kendala. Saat daftar di Sidoarjo kuota sudah penuh, kemudian mencoba di Jember yang terlihat online ada jatah satu, namun setelah didatangi sudah habis," kenang Syaiful.
Dalam kebingungan, akhirnya keluarga ini harus ke Kediri untuk mengurus paspor, yang tentu saja menguras dana lebih besar. Syaiful pun memberanikan diri meminjam kepada kerabat dan tetangga, serta menyebarkan proposal bantuan ke berbagai pihak.
Melihat perjuangan dan prestasi luar biasa ini, Hari ini, BAZNAS Sidoarjo melalui Salah satu Pimpinannya, EM Luqman (Gus Luqman) memberikan apresiasi dengan bantuan biaya tiket keberangkatan ke Maroko.
"Ini adalah bentuk kepedulian BAZNAS terhadap generasi muda berprestasi yang memiliki keterbatasan ekonomi," ujar perwakilan Baznas saat penyerahan bantuan yang disaksikan langsung oleh Ersya dan ayahnya.
Kini, dengan mimpi menjadi hakim atau dosen, Ersya siap melangkah ke negeri Maghreb untuk mendalami Dirosat Islamiyah di Fakultas Al Adab wal Ulum Al Insaniyyah. Kisahnya membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi tidak pernah menjadi penghalang bagi mereka yang bercita-cita tinggi dan didukung oleh filantropi yang tepat sasaran.
11/08/2025 | sudrab
Berdiri Lagi Setelah Harapan Patah: BAZNAS Sidoarjo Beri Kaki Palsu, Kembalikan Kemandirian
Sidoarjo, 8 Agustus 2025 — Di tengah terik matahari pagi yang menyinari halaman MINU Pucang, seorang pria paruh baya berdiri tegak untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun. Matanya berkaca-kaca. Tangannya gemetar. Tapi senyumnya lebar—penuh syukur. Namanya Pak Aminuddin (53), seorang satpam setia yang selama ini mengabdi dengan satu kaki, kini bisa kembali berdiri dengan kaki palsu yang diberikan oleh BAZNAS Kabupaten Sidoarjo.
Di hari yang sama, di sebuah rumah sederhana di Desa Dukuh Tengah, Ibu Munirotus Sholichah perlahan bangkit dari kursi roda. Suaminya memegang erat tangannya, tak kuasa menahan air mata. Setelah kehilangan kaki kanannya akibat komplikasi diabetes, hari itu ia merasakan kembali sensasi berdiri, melangkah, dan punya harapan.
Dari Impian ke Kenyataan: Filantropi yang Mengembalikan Dignitas
Kedua kisah ini bukan sekadar tentang pemberian alat bantu. Ini adalah kisah tentang pemulihan martabat, kemandirian, dan semangat hidup. Melalui program Rehabilitasi Sosial dan Bantuan Alat Bantu Medis, BAZNAS Sidoarjo kembali membuktikan bahwa zakat, infak, dan sedekah bisa menjadi jembatan antara patah hati dan kebangkitan.
“Alhamdulillah… saya bisa berdiri lagi. Bisa bekerja dengan lebih mantap. Ini anugerah yang tak tergantikan,” ujar Pak Aminuddin, suaranya bergetar. Ia telah mengabdi sebagai satpam selama puluhan tahun, bahkan setelah kaki kanannya diamputasi akibat komplikasi diabetes. Kini, dengan kaki palsu ini, ia tak lagi merasa terbatas.
Ibu Munirotus: Perjuangan yang Hampir Berakhir di Kursi Roda
Untuk Ibu Munirotus, perjuangannya lebih panjang. Kadar gula darahnya pernah mencapai 450 mg/dL—hampir lima kali lipat dari batas normal. Infeksi menyebar hingga ke paha, dan akhirnya, dokter tak punya pilihan selain melakukan amputasi. Sejak itu, hidupnya terkurung dalam keterbatasan.
“Saya merasa seperti beban bagi keluarga,” katanya pelan. “Tapi hari ini… saya bisa kembali berdiri. Terima kasih, BAZNAS. Terima kasih untuk semua dermawan yang peduli.”
Proses fitting kaki palsu dilakukan langsung di rumahnya, didampingi suami setia dan tim medis dari BAZNAS. Tangis haru pecah saat ia pertama kali melangkah—meski hanya beberapa sentimeter. Tapi bagi mereka yang menyaksikan, itu adalah langkah raksasa.
Proses yang Penuh Perhatian: Dari Assessment hingga Fitting
BAZNAS Sidoarjo tidak memberi bantuan secara asal. Sejak 8 Juli 2025, tim bersama Ketua BAZNAS Sidoarjo M. Chasbil Azis Salju Sodar (gus jazuk) melakukan assessment mendalam terhadap kedua penerima. Untuk Pak Aminuddin, tim bahkan harus datang ke rumah mertuanya di Desa Tulangan karena sang istri sedang mendampingi siswa study tour.
“Kami ingin memastikan bantuan benar-benar tepat sasaran,” jelas Hamdani, koordinator tim BAZNAS, didampingi Minan, Sofwan, Mulyono, dan beberapa anak magang yang turut hadir menyaksikan momen haru ini. “Ini bukan sekadar memberi, tapi membangun kembali kehidupan.”
Diabetes: Silent Killer yang Tak Boleh Diabaikan
Kisah Pak Aminuddin dan Ibu Munirotus mengingatkan kita pada ancaman diabetes, yang sering disebut “silent killer”. Tanpa pengelolaan yang baik, komplikasi bisa merenggut nyawa—atau, seperti dalam kasus ini, merenggut kaki, mobilitas, dan harapan.
Namun, dengan dukungan medis dan bantuan sosial yang tepat, penderita diabetes tetap bisa hidup produktif. Kaki palsu bukan akhir dari perjuangan—tapi awal dari babak baru.
Filantropi yang Memberi Lebih dari Sekadar Bantuan
Program bantuan kaki palsu ini adalah bagian dari komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam rehabilitasi sosial dan pemberdayaan mustahik. Bukan hanya membantu yang sakit, tapi mengembalikan mereka ke masyarakat sebagai pribadi yang mandiri dan bermartabat.
“Ini bukan akhir. Ini awal,” tegas tim BAZNAS. “Kami percaya, setiap orang berhak merasakan hidup yang utuh—meski tubuhnya tak lagi sempurna.”
???? Jadilah Bagian dari Harapan: Donasi Anda Berarti
Masih ada ratusan saudara kita di Sidoarjo yang hidup dalam keterbatasan fisik, menunggu bantuan seperti ini. Mereka bukan meminta belas kasihan—tapi kesempatan untuk bangkit.
Anda bisa menjadi bagian dari kisah harapan ini.
Zakat, infak, dan sedekah Anda hari ini bisa menjadi kaki bagi yang tak mampu melangkah, tangan bagi yang ingin bekerja, dan hati bagi yang ingin kembali percaya.
???? #BerikanKakiBerikanHarapan
Karena di balik setiap donasi, ada seseorang yang akhirnya bisa berdiri tegak lagi.
BAZNAS Sidoarjo — Mewujudkan Keadilan, Menghidupkan Harapan.
08/08/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo dan Bupati Turun Langsung Sidak RTLH, Dua Rumah Warga Simogirang Segera Direnovasi
Air mata haru mengalir dari mata Sundusin saat Bupati Subandi memastikan rumahnya yang ambruk sejak 2017 akan segera diperbaiki
SIDOARJO - Momentum bersejarah terjadi di Desa Simogirang, Kecamatan Prambon, ketika BAZNAS Kabupaten Sidoarjo bersama Bupati H. Subandi SH, M.Kn melakukan inspeksi mendadak (sidak) program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) pada Kamis (7/8/2025). Kehadiran langsung pemimpin daerah ini menandai komitmen serius pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan struktural yang masih mengakar di tengah masyarakat.
Tim solid yang terdiri dari Dinas Sosial, M Chasbiz Salju Sodar (Gus Jazuk) selaku Ketua BAZNAS Sidoarjo, Gus Mahbub, Dani Prabowo, Achmad Richi, Minan, Camat Prambon, Bintang Sri Wahyuni (TKSK Prambon), dan Kepala Desa Simogirang Chusnul Chuluq turun langsung menyaksikan kondisi memprihatinkan dua rumah warga yang menjadi sasaran program RTLH.
Kunjungan pertama ke kediaman Bapak Sundusin (65) menghadirkan pemandangan yang memilukan. Penjual es tebu yang telah mengungsi di rumah saudaranya sejak rumahnya ambruk pada tahun 2017 ini menunjukkan ketangguhan luar biasa dalam menghadapi cobaan hidup. "Rumah saya rusak sejak tahun 2017. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Bapak Subandi karena akhirnya rumah ini akan diperbaiki. Ini seperti mimpi bagi saya," tuturnya sambil menitikkan air mata.
Kondisi tidak kalah memprihatinkan ditemukan di rumah Mas Mufid (52), seorang kuli bangunan yang tinggal bersama orangtua dan istri. Atap yang bocor di seluruh bagian rumah, kayu-kayu yang sudah lapuk, dan ketiadaan fasilitas sanitasi dasar seperti jamban menggambarkan ironi profesi yang membangun rumah orang lain namun tidak mampu memperbaiki rumah sendiri.
"Melihat langsung kondisi di lapangan, kami bersama BAZNAS akan segera merenovasi rumah Pak Mufid dan Pak Sundusin bulan ini. Prioritas utama adalah perbaikan atap dan pembangunan jamban sehat. Kami ingin mereka segera tinggal di rumah yang lebih layak dan aman," tegas Abah Subandi, sapaan akrab Bupati Sidoarjo.
Ketua BAZNAS Sidoarjo, Gus Jazuk, menegaskan komitmen lembaga filantropi dalam program transformasi sosial ini. "BAZNAS tidak hanya fokus pada distribusi zakat, tetapi juga menjadi agen perubahan yang bekerja dengan hati nurani. Sidak hari ini membuktikan bahwa kita hadir bukan hanya memberi, tetapi memberikan kehadiran yang bermakna dan transformatif bagi masyarakat yang membutuhkan," ungkapnya.
Program RTLH melalui BAZNAS Sidoarjo ini menjadi bagian integral dari strategi Pemkab dalam mempercepat pengentasan kemiskinan, khususnya di wilayah pedesaan. Pendekatan holistik yang tidak hanya memperbaiki fisik bangunan tetapi juga memulihkan martabat dan harapan para penerima manfaat menjadi ciri khas program ini.
Renovasi kedua rumah akan segera dimulai bulan ini dengan fokus utama perbaikan atap dan pembangunan fasilitas sanitasi yang layak. Langkah cepat tanggap ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas instansi dalam memastikan setiap warga miskin mendapatkan hak atas tempat tinggal yang layak dan bermartabat.
07/08/2025 | sudrab
Rumah Baru, Harapan Baru: Kolaborasi BAZNAS Sidoarjo Pulihkan Hunian Penyintas TBC Kompleks
SIDOARJO – Sebuah rumah yang hangat dan aman. Itulah hadiah terbaik bagi keluarga Putut Darmono di Desa Gelang, Tulangan, yang selama ini berjuang di tengah keprihatinan. Kisah mereka menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi tulus mampu mengubah hidup, terutama bagi Chaela (19), sang putri yang berjuang melawan tiga jenis tuberkulosis sekaligus.
Saat Keprihatinan Menyentuh Hati
Masih segar dalam ingatan, Jumat (11/7/2025) itu. Kabar warga yang sakit parah membuat Bupati Subandi langsung menyambangi rumah kecil keluarga Putut. Yang ia temukan menyentuh hati: Chaela terbaring lemah melawan peritonitis TB, meningitis TB, dan TB paru – sementara rumah mereka sendiri memperparah kondisinya. Dinding yang bolong, atap bocor, dan udara pengap membuat setiap napas terasa berat.
"Kondisi ini sungguh tak mendukung kesembuhannya," ujar dr. Lakshmi Herawati dari Dinas Kesehatan, suara lirih penuh kepedulian. Tak hanya obat, ia menekankan pentingnya dukungan menyeluruh: "Kami juga memastikan nutrisi Chaela terpenuhi dan keluarganya mendapat pendampingan. Mereka perlu kuat secara fisik dan mental untuk merawatnya di rumah."
"Rumah ini harus segera diperbaiki," tekadnya menguat.
Tangan-Tangan Kebaikan yang Bergerak
Desakan itu menjadi panggilan bagi BAZNAS Sidoarjo. Dengan cermat, mereka mengubah rekomendasi medis menjadi tindakan nyata. Dinding yang berlubang ditutup rapat, atap yang bocor diganti baru, dan jendela-jendela dibuka agar cahaya dan udara segar mengalir bebas – menciptakan ruang penyembuhan yang layak untuk Chaela.
Selasa (5/8/2025) pun menjadi hari yang berbeda. Achmad Richi dari BAZNAS datang dengan senyum lebar, menggendong Berita Acara Serah Terima (BAST) sekaligus harapan baru. "Lihatlah perubahan ini," ujarnya sapa menunjuk ruang yang terang benderang. "Udara bersih dan sinar matahari kini menjadi sahabat Chaela. Ini bukan sekadar rumah, tapi tempat dimana harapan kesembuhannya disemai."
Air Mata Syukur di Ambang Pintu
Pak Putut dan istrinya tak kuasa menahan haru. Jari-jarinya menyentuh dinding yang kini kokoh, matanya menatap atap yang tak lagi mengancam bocor. "Alhamdulillah..." bisiknya parau, air mata menetes. "Tak ada lagi rembesan saat hujan, tak ada banjir yang menggenangi lantai. Kini, kami bisa fokus merawat Chaela dengan tenang."
"Terima kasih sudah mengembalikan kehangatan untuk anak kami," ucapnya, suara bergetar penuh makna.
Jejak Kolaborasi yang Menyentuh Hati
Kisah keluarga kecil di Tulangan ini menyimpan pelajaran berharga: ketika kepedulian pemerintah, kompetensi tenaga kesehatan, dan keikhlasan filantropi bersatu, yang lahir bukan sekadar bangunan fisik. Tapi ruang hidup yang memulihkan harga diri, menguatkan semangat juang, dan merajut kembali harapan yang sempat pudar.
"Rumah ini kini menjadi simbol perjuangan bersama," pungkas Achmad Richi, matanya juga berkaca. "Setiap jendela yang terbuka, setiap sinar yang masuk, adalah doa kami untuk kesembuhan Chaela."
Di sudut rumah yang baru, cahaya matahari menyentuh lantai bersih – menghangatkan ruangan, sekaligus menghangatkan hati yang tak pernah menyerah.
06/08/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Temukan Kondisi Memprihatinkan Dalam Assesment RTLH Bulan Agustus
SIDOARJO – Kondisi rumah tidak layak huni (RTLH) di Kabupaten Sidoarjo masih menunjukkan realitas yang memprihatinkan. Assesment yang dilaksanakan BAZNAS Kabupaten Sidoarjo pada Selasa (5/8/2025) mengungkap fakta mengejutkan tentang kondisi hunian mustahik yang jauh dari standar kelayakan.
"Kami menemukan kondisi yang sangat memprihatinkan di lapangan. Rumah-rumah yang kami survei mayoritas mengalami kerusakan struktural parah, terutama pada bagian atap yang hampir ambruk," ungkap Achmad Richi, penanggung jawab Assesment BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, saat ditemui di lokasi salah satu sasaran.
Assesment yang melibatkan tim gabungan BAZNAS, vendor, dan perangkat desa ini mengunjungi delapan lokasi yang tersebar di berbagai kecamatan. Temuan paling mengejutkan diperoleh dari rumah mendiang Ibu Sumiasih di Desa Kupang, Kecamatan Jabon, yang kini ditempati anaknya berusia 35 tahun.
"Kondisi rumah ini benar-benar tidak layak huni. Atap hampir ambruk, kayu sudah lapuk, lantai masih tanah, bahkan tidak memiliki fasilitas sanitasi sama sekali," lanjut Richi dengan nada prihatin.
Kasus serupa ditemukan pada rumah Bapak Sunardi, seorang duda berusia 72 tahun di Desa Waruberon, Kecamatan Balongbendo. Sebagai petani yang hidup sendiri, ia terpaksa menempati rumah bambu dengan lantai tanah dan tanpa kamar mandi.
Kerusakan atap menjadi masalah dominan yang ditemukan di hampir semua lokasi survey. Bapak Royani (65) di Desa Jabaran, Kecamatan Balongbendo, bahkan terpaksa melapisi seluruh atap rumahnya dengan terpal dan plastik untuk menghindari kebocoran saat hujan.
"Situasi ini sangat memilukan. Bapak Royani adalah mantan pasukan kuning yang kini sudah tidak bisa bekerja lagi. Faktor ekonomi membuatnya tidak mampu memperbaiki rumah yang sudah reot," jelas Richi sambil menunjukkan dokumentasi kondisi rumah.
Di Desa Candipari Porong, tim menemukan rumah Bapak Suprapto yang tidak memiliki pintu dan jendela sama sekali. Sebagai tukang bangunan yang sudah tujuh bulan tidak bisa bekerja karena sakit lambung dan diabetes, keluarga ini hidup dalam ketidakpastian dengan ancaman banjir setiap kali hujan turun.
Kondisi paling miris ditemukan pada rumah Ibu Laila di desa yang sama. "Rumahnya hanya berupa ruangan persegi tanpa sekat, berdekatan dengan kamar mandi, dan tidak memiliki jamban. Bayangkan, lima orang tinggal dalam satu ruangan seperti itu," ujar Richi dengan suara bergetar.
Assesment ini juga mengungkap profil sosial ekonomi penerima manfaat yang mayoritas bekerja di sektor informal dengan penghasilan tidak tetap. Mulai dari buruh tani, juru parkir, pekerja serabutan, hingga buruh pembersih usus ayam seperti Bapak Priyanto di Desa Gelang Tulangan.
"Data yang kami kumpulkan akan menjadi dasar prioritas program renovasi dan pembangunan ulang. Rumah-rumah dengan kondisi kritis seperti milik mendiang Ibu Sumiasih dan Bapak Sunardi akan mendapat penanganan segera," tegas Richi.
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo berkomitmen melakukan monitoring berkelanjutan untuk memastikan program bantuan tepat sasaran dan memberikan dampak nyata bagi peningkatan kualitas hidup mustahik.
06/08/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Perkuat Tiga Pilar Optimalisasi melalui Rakorda 2025
Sidoarjo, 6 Agustus 2025 – Ballroom Flamboyan Fave Hotel Sidoarjo menjadi saksi komitmen ratusan Unit Pengelola Zakat (UPZ) dalam mengoptimalkan pengelolaan dana filantropi di Kabupaten Sidoarjo. Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo 2025 resmi dibuka oleh Asisten 1 Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Mohammad Ainur Rahman, AP., M.Si., dengan pesan mendalam tentang hakikat syukur dan berbagi.
Dalam sambutannya yang penuh makna, Mohammad Ainur Rahman membuka suasana dengan pertanyaan sederhana namun filosofis kepada peserta yang mayoritas merupakan bendahara gaji dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan kecamatan se-Kabupaten Sidoarjo: "Apakah hari ini sudah menerima TPP?" Ketika peserta serempak menjawab belum, beliau menggunakan momen tersebut sebagai "pancingan" untuk menyadarkan nilai nikmat yang sesungguhnya.
"Nikmat yang kita peroleh sejatinya jauh lebih besar dari sekadar pencairan TPP. Bisa bangun malam untuk sholat tahajud, atau dapat menunaikan sholat subuh berjamaah, adalah karunia luar biasa dari Allah SWT yang harus disyukuri," tegas Mohammad Ainur Rahman. Beliau menekankan bahwa salah satu wujud syukur tersebut adalah melalui amalan Zakat, Infak, dan Sedekah.
Apresiasi khusus diberikan kepada BAZNAS Kabupaten Sidoarjo yang telah menjadi fasilitator amal jariyah bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN), sehingga semangat berbagi dan kepedulian sosial dapat terjaga berkelanjutan serta membawa keberkahan bagi masyarakat Sidoarjo.
Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Azis Salju Sodar yang akrab disapa Gus Jazuk, dalam prakata acara menegaskan visi strategis organisasi melalui tiga pilar fundamental. "Misi BAZNAS Sidoarjo bertumpu pada tiga pilar utama: pertama Optimalisasi Pengelolaan, kedua Optimalisasi Pelayanan, dan ketiga Optimalisasi Pendayagunaan," ungkap Gus Jazuk dengan tegas.
Rakorda yang dihadiri ratusan UPZ dari berbagai lini ini mencakup satuan pendidikan SMP, OPD kewilayahan tingkat kecamatan, hingga instansi kedinasan. Antusiasme peserta terlihat jelas saat sesi diskusi panel berlangsung, di mana seluruh pimpinan BAZNAS Sidoarjo terlibat aktif dalam dialog konstruktif dengan peserta.
Momentum ini menjadi penting mengingat peran strategis UPZ sebagai ujung tombak pengelolaan dana filantropi di tingkat grassroot. Melalui optimalisasi pengelolaan, BAZNAS Sidoarjo berkomitmen meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengumpulan dana ZIS-DSKL (Zakat, Infak, Sedekah, Dana Sosial Keagamaan Lainnya).
Aspek pelayanan menjadi fokus kedua, di mana BAZNAS Sidoarjo terus berinovasi dalam memberikan kemudahan akses bagi muzakki maupun mustahik. Sementara pendayagunaan dana difokuskan pada program-program strategis yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Sidoarjo.
Tekad kolektif yang terpancar dari rakorda ini menegaskan komitmen bersama untuk mewujudkan BAZNAS Sidoarjo yang semakin optimal dalam menjalankan amanah pengelolaan dana filantropi. Dengan sinergi yang solid antara pimpinan BAZNAS dan para UPZ, diharapkan ekosistem zakat di Sidoarjo dapat memberikan kontribusi maksimal bagi pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
06/08/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Terobosan Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan Krian
SIDOARJO - Dalam langkah revolusioner menuju kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan, BAZNAS Kabupaten Sidoarjo berhasil melaksanakan program distribusi bantuan komprehensif yang memukau di Kecamatan Krian, Rabu (30/7/2025). Program ambisius ini tidak sekadar menyalurkan bantuan, melainkan menciptakan ekosistem pemberdayaan yang memadukan kekuatan spiritual dan ekonomi kerakyatan.
Sinergi Revolusioner: Dari Musholla hingga UMKM
Tim distribusi unggulan yang dipimpin Herex Syaifuddin dan Rita Defani, bersama mahasiswa magang Mar'a dan Raisa, menunjukkan dedikasi luar biasa dalam mengeksekusi misi mulia ini. Perjalanan dimulai dari Balai Desa Tambak Kemerakan, di mana bantuan renovasi musholla diserahkan dalam suasana khidmat yang melibatkan Kepala Desa Bambang, seluruh perangkat desa, dan takmir setempat.
"Ini bukan sekadar renovasi bangunan, tetapi investasi spiritual yang akan memberikan dampak mendalam bagi kehidupan masyarakat," tegas anggota tim distribusi dengan penuh keyakinan.
Transformasi Ekonomi Keluarga melalui Pemberdayaan UMKM
Momentum pemberdayaan ekonomi menjadi sorotan utama ketika tim melanjutkan kunjungan ke Desa Ponokawan. Pak Sandi, pengusaha pentol bakar keliling yang penuh semangat, menerima bantuan modal UMKM setelah melewati proses assessment ketat yang mempertimbangkan potensi pengembangan usaha dan komitmen jangka panjang.
Perjalanan berlanjut ke rumah Ibu Sartini di Desa Barengkrajan, sosok inspiratif yang menjalankan usaha toko kelontong dan otak-otak ikan dengan tekad membaja. "Bantuan ini seperti angin segar yang memberikan harapan baru bagi keluarga kami. Kami berkomitmen penuh untuk mengembangkan usaha ini demi masa depan yang lebih cerah," ungkap Ibu Sartini dengan mata berkaca-kaca penuh syukur.
Gelombang Apresiasi dan Komitmen Berkelanjutan
Antusiasme luar biasa terpancar dari seluruh penerima bantuan yang menyampaikan apresiasi mendalam atas terobosan program BAZNAS Sidoarjo. Mereka tidak hanya berterima kasih, tetapi juga memberikan komitmen bulat untuk memanfaatkan bantuan sesuai peruntukan dan mengembangkan usaha secara berkelanjutan.
Koordinasi impresif antara tim BAZNAS dengan perangkat desa menciptakan sinergi yang memastikan ketepatan sasaran dan transparansi total dalam penyaluran bantuan. Hal ini menjadi bukti nyata penerapan prinsip amanah dalam pengelolaan dana zakat, infaq, dan sedekah masyarakat.
Sistem Monitoring Canggih untuk Keberlanjutan Optimal
BAZNAS Sidoarjo telah menyiapkan sistem monitoring berkelanjutan yang revolusioner untuk menjamin efektivitas maksimal bantuan yang disalurkan. Tim melakukan dokumentasi komprehensif dan pencatatan koordinat lokasi dengan presisi tinggi untuk keperluan evaluasi mendalam dan tindak lanjut program yang sistematis.
"Program ini merupakan manifestasi komitmen jangka panjang BAZNAS Sidoarjo dalam memberdayakan masyarakat secara holistik. Kami akan melakukan monitoring intensif untuk memastikan setiap rupiah bantuan memberikan dampak positif yang berkelanjutan dan bermakna," tegaskan tim distribusi dengan penuh determinasi.
Program distribusi bantuan di Kecamatan Krian ini berhasil menciptakan model pengembangan masyarakat yang revolusioner, memadukan dimensi spiritual dan ekonomi untuk melahirkan kesejahteraan hakiki yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan dampak transformatif yang luar biasa.
01/08/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Berikan Bantuan Sosial untuk Keluarga Wahyu: Wujud Nyata Keadilan Restoratif
SIDOARJO - Partisipasi BAZNAS Sidoarjo berikan bantuan sosial menjadi pelengkap sempurna dari penerapan keadilan restoratif yang menggema di Kejaksaan Negeri Sidoarjo. Dalam momentum bersejarah yang melibatkan Moch. Wahyu Febri Ardiansyah dan korbannya Zainal Arifin, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo melalui Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memberikan bantuan sosial berupa biaya hidup serta bantuan permakanan bagi 4 orang keluarga selama 6 bulan ke depan.
Bantuan BAZNAS Sidoarjo ini secara simbolis diserahkan Bupati Sidoarjo H. Subandi, SH. M.Kn., menandakan komitmen serius pemerintah daerah dalam mengimplementasikan program keadilan yang tidak hanya berhenti pada pengampunan hukum, tetapi berlanjut pada pemulihan sosial-ekonomi berkelanjutan. "Ini adalah bentuk keadilan yang menyentuh hati," tegas Bupati Subandi.Kamis(31/7).
Wahyu, karyawan toko stiker di Desa Wage yang menjual motor majikan untuk biaya pengobatan ibunya dan melunasi kos, kini mendapat dukungan komprehensif dari berbagai institusi. Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara dengan tanggung jawab merawat ibu sakit dan dua adik berkebutuhan khusus, bantuan ini sangat berarti bagi stabilitas keluarganya.
Bantuan BAZNAS tidak hanya berupa dukungan finansial, tetapi juga paket nutrisi yang akan membantu keluarga Wahyu menjalani kehidupan lebih layak selama masa pemulihan. Program bantuan 6 bulan ini dirancang memberikan stabilitas ekonomi sementara Wahyu menjalankan tugas barunya sebagai petugas kebersihan di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo.
Kolaborasi antara Kejaksaan Negeri Sidoarjo, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, DLHK Sidoarjo, dan BAZNAS Sidoarjo menciptakan ekosistem dukungan komprehensif. Sinergi ini menjadi model ideal bagaimana berbagai institusi dapat bekerja sama mengatasi akar permasalahan kejahatan berlatar belakang kemiskinan.
Dr. Kuntadi, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, menekankan bahwa "Penegakan hukum harus memberikan makna dan manfaat bagi masyarakat." Bantuan BAZNAS menjadi manifestasi nyata filosofi ini, di mana keadilan tidak hanya diartikan sebagai penghukuman, tetapi sebagai upaya rehabilitasi dan pemberdayaan.
Partisipasi aktif BAZNAS dalam kasus ini membuktikan lembaga zakat dapat berperan vital dalam program keadilan restoratif. Dengan mengintegrasikan dana zakat untuk kepentingan sosial lebih luas, BAZNAS berkontribusi dalam program pembangunan karakter dan rehabilitasi sosial.
Zainal Arifin, korban yang memaafkan Wahyu, sebelumnya menyatakan: "Setelah tahu beban hidup Wahyu, saya merasa tidak pantas menghancurkan masa depannya." Pengampunan ini kini diperkuat dengan dukungan sistemik dari berbagai lembaga.
Partisipasi BAZNAS menyampaikan pesan kuat bahwa setiap individu yang khilaf masih memiliki hak mendapatkan kesempatan kedua dengan dukungan sistem yang tepat. Model pendekatan ini diharapkan dapat menjadi rujukan kasus serupa di masa mendatang, membuktikan keadilan sejati adalah keadilan yang memulihkan, bukan menghancurkan.
01/08/2025 | sudrab
Dari Pematang Tambak ke Kursi Roda: Misi Kemanusiaan BAZNAS Sidoarjo untuk Pak Ngatemo
SIDOARJO - Dalam rentang waktu satu minggu, BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa jarak dan medan sulit bukan penghalang untuk menjangkau mereka yang membutuhkan. Sebuah perjalanan kemanusiaan yang dimulai dari assessment di lokasi terpencil, kini berujung pada penyaluran bantuan komprehensif bagi Pak Ngatemo, penderita stroke yang terisolasi di Dusun Kedungsari, Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi.
Rabu, 23 Juli 2025, Ketua BAZNAS Sidoarjo M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk) bersama tim menerobos jalur sempit pematang tambak menggunakan sepeda motor. Perjalanan 9 kilometer dari balai desa menuju rumah Pak Ngatemo menjadi saksi komitmen lembaga dalam menjangkau mustahik di area terpencil yang hanya bisa diakses kendaraan roda dua.
"Dia hanya bisa menelan susu dan sereal lewat selang," ujar Gus Jazuk saat menemukan kondisi pria 68 tahun yang terbaring tak berdaya akibat stroke sejak 8 bulan lalu. Di balik dinding bambu yang reyot, tim menyaksikan realita pilu keluarga yang bergantian merawat tanpa alat medis memadai. Meski telah menerima bantuan PKH, kebutuhan dasar seperti pampers dan nutrisi khusus masih jauh dari cukup.
Tantangan berlipat ketika tim menemukan kondisi tanah irigasi yang tidak memungkinkan rumah untuk direhab melalui program BAZNAS Sidoarjo. Namun hal ini tidak menyurutkan tekad. "Kami tak bisa biarkan martabatnya terkikis hanya karena lokasi terpencil," tegas Gus Jazuk setelah berdialog intensif dengan keluarga.
Dari dinding rumah yang lapuk, lahir rencana aksi konkret yang terealisasi tepat seminggu kemudian. Rabu, 30 Juli 2025, pukul 09:00-10:30 WIB, tim BAZNAS Sidoarjo kembali melakukan perjalanan ke lokasi yang sama untuk menyalurkan bantuan hasil assessment.
Kegiatan distribusi melibatkan koordinasi solid antara M. Sofwan, Hamdani, dan Syukron Inam dari BAZNAS, bersama dengan Pak Masduqi (Kesra Desa), Pak Kasun, Bu RT, serta keluarga penerima manfaat. Bantuan yang disalurkan berupa biaya kesehatan dan satu unit kursi roda untuk membantu mobilitas Pak Ngatemo, sesuai dengan hasil pemeriksaan Puskesmas yang telah memberikan tambahan asupan susu dan obat-obatan.
Sebagai bentuk kepedulian tambahan, Mas Sulaeman dari BAZNAS Jatim turut berkontribusi dengan menyumbangkan 4 pcs Cereal Quackers untuk melengkapi kebutuhan nutrisi keluarga. Penyerahan bantuan ini menjadi wujud nyata dari semangat solidaritas sosial dan komitmen lembaga dalam menghadirkan solusi komprehensif.
Aksi nyata BAZNAS Sidoarjo ini membuktikan bahwa pelayanan terhadap mustahik tidak mengenal batas geografis. Dari assessment hingga penyaluran bantuan, setiap langkah dilakukan dengan pendekatan yang terstruktur dan berkelanjutan, memastikan setiap mustahik mendapat hak dan martabat yang layak, di manapun mereka berada.
31/07/2025 | sudrab
Jejak Hati Amil BAZNAS Sidoarjo: Ketika Kursi Roda Menjadi Jembatan Harapan
Sidoarjo - "Ada momen ketika hati berbicara lebih keras dari segala protokol," kenang Rita Defani, amil BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, saat menceritakan perjalanannya yang tak terlupakan pada Selasa, 29 Juli 2025. Bersama Hafidz Syaifuddin dan dua mahasiswa magang, Raisa serta Gea, ia memulai hari dengan misi yang sederhana namun penuh makna: menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
Tetesan Keikhlasan di Desa Wage
Pukul 10.05 WIB, langkah pertama Rita membawanya ke sebuah rumah sederhana di Desa Wage, Kecamatan Taman. Di sana, ia bertemu dengan Bu Mustiah, seorang perempuan berusia 69 tahun yang memancarkan ketabahan meski didera berbagai cobaan hidup.
"Ketika saya melihat Bu Mustiah merawat Deny Pramono, putranya yang mengalami disabilitas sejak kecelakaan 2010, hati saya tersentuh mendalam," ungkap Rita dengan mata berkaca-kaca. "Bagaimana tidak, sang istri telah pergi, namun kasih ibu tak pernah surut."
Yang paling mengharukan bagi Rita adalah menyaksikan bagaimana tetangga sekitar dengan tulus membantu kebutuhan makan sehari-hari keluarga kecil ini. "Inilah wajah Indonesia yang sesungguhnya," katanya. "Di tengah kesulitan, masih ada tangan-tangan yang terulur dengan ikhlas."
Rita menyerahkan kursi roda yang sangat dibutuhkan oleh Deny Pramono. "Bukan sekadar alat bantu," refleksinya, "tapi simbol harapan untuk kembali merasakan dignitas dan kemandirian."
Inspirasi dari Desa Waru
Perjalanan kedua membawa Rita ke Desa Waru pukul 10.51 WIB, tempat ia bertemu dengan sosok yang mengubah perspektifnya tentang keterbatasan. Bapak Mujiadi, penyandang disabilitas pada kedua kaki, telah menjalankan usaha jahit sejak 2010 dengan omset bulanan mencapai satu juta rupiah.
"Subhanallah, saya yang normal saja kadang mengeluh, tapi beliau dengan keterbatasan fisik justru menginspirasi," cerita Rita sambil mengagumi semangat Pak Mujiadi. "Tangan-tangannya yang terampil menjahit tidak hanya kain, tapi juga harapan untuk keluarganya."
Kehadiran Pak Slamet selaku Sekdes turut memperkuat momen bersejarah ini, menunjukkan sinergi antara BAZNAS dan pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.
Refleksi Seorang Amil
Sepulang dari perjalanan yang menguras emosi, Rita merenungkan makna di balik setiap langkah yang dilaluinya. "Hari ini saya belajar bahwa memberikan bantuan bukan hanya tentang menyerahkan materi," katanya. "Tapi tentang menyalurkan harapan, mengakui perjuangan, dan membangun jembatan kemanusiaan."
Bagi Rita, melibatkan mahasiswa magang seperti Raisa dan Gea dalam kegiatan ini memiliki nilai edukatif yang luar biasa. "Mereka bisa belajar langsung tentang realitas kehidupan dan pentingnya kepedulian sosial," jelasnya.
Dua kontras yang ia temui hari itu - keluarga Bu Mustiah yang membutuhkan dukungan penuh, dan Pak Mujiadi yang menunjukkan kemandirian luar biasa - memberikan pembelajaran berharga bahwa setiap bantuan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi masing-masing penerima.
"BAZNAS bukan hanya penyalur bantuan," tutup Rita dengan penuh keyakinan, "tapi mitra dalam membangun kehidupan yang bermartabat bagi seluruh masyarakat."
29/07/2025 | sudrab

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
Info Rekening Zakat