WhatsApp Icon
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan di Krian dan Prambon, Sentuh Anak Sekolah hingga Lansia Tak Mampu

SIDOARJO — Dalam satu hari penuh kepedulian, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menyalurkan bantuan sosial di dua lokasi berbeda: SDN Ponokawan, Kecamatan Krian, dan Desa Bendotretek, Kecamatan Prambon. Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 17 November 2025, menjadi bukti nyata komitmen lembaga amil zakat dalam menjangkau kelompok rentan—mulai dari anak-anak usia sekolah hingga lansia yang hidup dalam keterbatasan.

 

Di SDN Ponokawan, tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin oleh Ahmad Hamdani, M. Haffidz, dan Rita Defani, bersama kepala sekolah, menyerahkan bantuan pendidikan kepada sepuluh siswa yang berprestasi namun berasal dari keluarga kurang mampu. Para siswa tampak antusias menerima bantuan yang dirancang untuk mendukung kebutuhan belajar mereka. Kepala sekolah menyampaikan apresiasi atas kehadiran BAZNAS, mengingat banyak siswa di sekolah tersebut yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, baik untuk dirinya maupun keluarganya yang terbatas. “Ini bukan sekadar bantuan materi, tapi juga dorongan semangat agar anak-anak terus percaya pada pendidikan sebagai jalan keluar,” ujar kepala sekolah.

 

Sementara itu, di Desa Bendotretek, Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, M. Mahbub—yang akrab disapa Gus Mahbub—bersama staf pelaksana Sofwan dan Syukron, menyalurkan bantuan biaya hidup kepada sembilan warga lanjut usia dan keluarga tidak mampu. Salah satu penerima adalah Pak Kasban, seorang lansia berusia 87 tahun yang tinggal sendirian dan sangat bergantung pada bantuan anaknya. Kunjungan tim BAZNAS tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga mendengarkan cerita hidup mereka dan memberikan dukungan moral. “Kami ingin memastikan bahwa lansia yang hidup sebatang kara tetap merasa dihargai, bukan hanya diperhatikan secara fisik, tapi juga secara emosional,” kata Gus Mahbub.

 

Kedua kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin BAZNAS Sidoarjo dalam optimalisasi penyaluran zakat, infak, dan sedekah secara tepat sasaran. Penyaluran dilakukan berdasarkan hasil asesmen lapangan yang cermat, serta koordinasi erat dengan pihak sekolah dan perangkat desa untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi.

 

Dari dua lokasi ini, terlihat jelas bahwa kebutuhan masyarakat sangat beragam—mulai dari akses pendidikan hingga pemenuhan kebutuhan pokok bagi lansia. Namun, benang merahnya sama: kepedulian yang tulus. Di Ponokawan, senyum anak-anak berbaris rapi dengan seragam putih-merah menjadi simbol harapan masa depan. Di Bendotretek, tatapan tenang para lansia yang memegang bantuan menjadi pengingat bahwa martabat manusia tak pernah pudar, bahkan di usia senja.

 

BAZNAS Sidoarjo berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan programnya, tidak hanya melalui penyaluran langsung, tetapi juga dengan pendampingan dan pemberdayaan berkelanjutan. Rencana tindak lanjut mencakup monitoring dampak bantuan, serta pengembangan program seperti beasiswa berkelanjutan untuk siswa berprestasi dan layanan kesehatan dasar untuk lansia.

 

Dengan langkah-langkah konkret ini, BAZNAS Sidoarjo menegaskan perannya sebagai mitra strategis dalam mewujudkan kesejahteraan sosial di kabupaten yang dikenal sebagai pusat industri dan pertanian. Karena di balik setiap bantuan yang diserahkan, ada cerita, ada harapan—dan ada janji: bahwa tidak ada yang ditinggalkan. Setiap nyawa, sekecil apa pun, berhak atas kehidupan yang layak.

18/11/2025 | Kontributor: sudrab
Afizah dan Harapan yang Tak Pernah Padam

Kisah Keluarga Hariadi dan Intervensi BAZNAS Sidoarjo di Balik Perjuangan Melawan Penyakit

SIDOARJO – Di balik tembok rumah sederhana di Desa Pejangkungan, Kecamatan Prambon, tersimpan kisah perjuangan yang melelahkan sekaligus mengharukan. Afizah Al Maira Putri, bocah mungil yang belum genap tiga tahun, harus menanggung beban yang terlalu berat untuk usianya: kelainan jantung, gangguan paru-paru, kelainan kulit, dan penumpukan cairan di kepala. Setiap dua minggu sekali, keluarga Hariadi harus menempuh perjalanan ke RS Dr. Soetomo Surabaya—perjalanan yang menguras fisik, mental, dan kantong mereka yang sudah tipis.

 

"Kami tidak pernah menyangka cobaan ini akan datang," ujar Hariadi, sang ayah, dengan suara yang hampir berbisik. Sebagai kepala keluarga dengan tiga anak, ia bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasilannya yang tak menentu kini harus berbagi dengan kebutuhan medis Afizah yang terus membengkak. Istrinya, yang seharusnya bisa membantu mencari nafkah, kini harus stay di rumah untuk merawat putri bungsunya yang membutuhkan perhatian 24 jam.

 

Kondisi inilah yang menarik perhatian BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Senin pagi, 17 November 2025, pukul 10.00 WIB, tim yang dipimpin langsung oleh M. Mahbub (Gus Mahbub), Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, bersama Sofwan dan Syukron, staf pelaksana, datang membawa bantuan kesehatan. Kunjungan ini bukan sekadar seremonial penyerahan bantuan, melainkan hasil dari asesmen mendalam yang telah dilakukan sebelumnya.

 

"Kami melihat keluarga Pak Hariadi bukan hanya butuh bantuan finansial, tapi juga dukungan moral bahwa mereka tidak berjuang sendirian," jelas Gus Mahbub. Dalam asesmen yang dilakukan, tim BAZNAS menemukan bahwa keluarga ini tergolong sangat rentan. Dengan tiga anak dan kondisi Afizah yang memerlukan perawatan intensif berkelanjutan, keluarga Hariadi berada di ujung tanduk kemiskinan struktural yang kronis.

 

Data dari BAZNAS Sidoarjo mencatat bahwa kasus seperti Afizah bukanlah fenomena tunggal. Di Kabupaten Sidoarjo, masih banyak keluarga yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan akibat biaya kesehatan katastropik. Program bantuan kesehatan BAZNAS hadir sebagai safety net, jaring pengaman sosial yang menangkap mereka yang jatuh dari sistem kesehatan formal.

 

Yang membuat program ini berbeda adalah pendekatan humanistiknya. Bukan sekadar menyerahkan amplop bantuan, tim BAZNAS memastikan keluarga penerima memahami bahwa ini adalah hak mereka sebagai mustahik, bukan belas kasihan. "Zakat adalah sistem redistribusi kekayaan yang telah Allah atur. Afizah dan keluarganya berhak mendapat bagian dari harta orang-orang yang berkecukupan," tegas Gus Mahbub.

 

Saat bantuan diserahkan, air mata Ibu Afizah menetes. Bukan karena jumlah nominalnya, tapi karena pengakuan bahwa perjuangan mereka dilihat dan dihargai. Di tengah sistem yang kerap mengabaikan wong cilik, kehadiran BAZNAS menjadi oase di padang tandus.

 

Program seperti ini membuktikan bahwa filantropi Islam, khususnya melalui lembaga zakat, bukan hanya tentang charity, melainkan tentang restorasi martabat manusia. Afizah mungkin masih harus bergulat dengan penyakitnya, tapi setidaknya kini keluarganya tak lagi berjuang sendirian. Dan itu, dalam banyak hal, adalah kemenangan terbesar.

17/11/2025 | Kontributor: sudrab
Puluhan Keluarga Gizi Buruk Terima Daging DAM Baznas 2025: Satu Paket, Satu Harapan

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang semakin berat, di balik dinding-dinding rumah sederhana di Sidoarjo, ada kisah-kisah kecil yang menyimpan beban besar. Beban gizi buruk. Beban kelaparan tersembunyi. Dan di sinilah, BAZNAS RI, melalui Program Daging Kambing DAM Haji 2025, hadir bukan hanya sebagai pemberi, tapi sebagai penjaga harapan.

 

Dalam dua hari pelacakan intensif (5-6 November 2025), Tim Pembina dan Pengawasan Program Kesehatan Keluarga dan Gizi (TP3 Kesga & Gizi) Kabupaten Sidoarjo, Dinas kesehatan , dinas sosial, tim  Penggerak PKK dan BAZNAS Sidoarjo, menjumpai puluhan anak yang tumbuh kembangnya  terindikasi  kekurangan nutrisi. Mereka bukan sekadar angka statistik.

Seperti, mereka adalah Ananda Dewi Sekar Arum, usia 24 bulan, berat badannya hanya 6,8 kg—jauh di bawah standar. Bayangkan, seorang bayi yang setiap hari rewel karena perutnya yang lapar, ibunya yang lelah, dan ayahnya yang mencari nafkah dengan tangan yang gemetar, sambil menghisap rokok yang justru memperparah kondisi keluarga.

 

Atau Ananda Muhammad Syahrul, 4 tahun 2 bulan, berat badannya 10,1 kg. Ia tinggal bersama lima saudara kandung di rumah yang statusnya sudah dijual. Ayahnya bekerja di warung soto, ibunya mengupas bawang—dua pekerjaan yang berat untuk memenuhi kebutuhan dasar, apalagi nutrisi berkualitas. Di Prambon, Ananda Mohamad Rasya Alfarizqi dan Azfer Rafeyfa Endaru juga menanti. Azfer, putra pertama, berat badannya hanya 9 kg—padahal idealnya harus 13,5 kg. Ibu Yeny Dwi Lestari, sang ibu, hanya bisa menatap anaknya dengan mata berkaca-kaca, sementara suaminya, seorang supir pengiriman, berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Namun, di tengah keprihatinan itu, datanglah cahaya. BAZNAS RI, melalui 225 paket siap saji berkualitas yang dialokasikan khusus untuk BAZNAS Sidoarjo, membawa solusi nyata. Setiap paket daging kambing DAM, diproses secara higienis dalam kemasan pouch, bukan sekadar makanan. Ini adalah obat. Ini adalah investasi masa depan. Ini adalah bentuk zakat yang hidup, yang bernafas, yang menyentuh kulit dan jiwa.

 

Staf pelaksana BAZNAS, Ahmad Hamdani dengan wajah serius namun penuh empati, mendatangi rumah-rumah tersebut bersama Tim. Mereka tidak hanya menyerahkan paket Dam dan sembako serta nutrisi lainnya, tapi juga berdialog, memberi edukasi, dan menenangkan hati para ibu. Di Balongdowo, di Kedungsolo, di Prambon—senyum mulai terbit. Bukan senyum biasa. Senyum yang lahir dari rasa lega, dari harapan yang kembali menyala.

 

Zakat bukan lagi soal ritual. Ini adalah instrumen pemberdayaan. Satu paket daging, satu senyum, satu harapan. Untuk Ananda Dewi, untuk Syahrul, untuk Rasya, untuk Azfer—dan untuk puluhan anak lainnya di Sidoarjo. Karena di balik setiap kilogram daging, ada mimpi yang sedang dibangun. Mimpi untuk tumbuh lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih cerdas. Mimpi untuk masa depan yang lebih baik.

 

Dan inilah esensi filantropi: bukan hanya memberi, tapi mengubah. Satu paket, satu kehidupan. Satu harapan, satu masa depan.

17/11/2025 | Kontributor: sudrab
BAZNAS Sidoarjo Turun Tangan Renovasi Rumah Modin yang Tak Layak Huni

Kepedulian terhadap kondisi tokoh agama yang mengabdi puluhan tahun kini berbuah nyata melalui aksi cepat lembaga filantropi

 

SIDOARJO – Air mata haru mengalir di pipi Siti Sholimah (75) saat kediamannya di Dusun Alang-Alang, Desa Kureksari, Kecamatan Waru, dikunjungi Bupati Sidoarjo Subandi bersama jajaran BAZNAS Sidoarjo, Sabtu (15/11/2025). Nenek yang selama ini mendampingi suaminya, Imam Ghozali, seorang modin desa, tak henti melantunkan doa syukur. Harapan untuk memiliki rumah yang layak akhirnya tampak nyata di depan mata.

 

Kondisi hunian keluarga modin ini sungguh memprihatinkan. Rumah yang telah mereka tempati berpuluh tahun bersama seorang anak itu rusak parah. Bagaikan bangunan terbengkalai, siapa pun yang melintas pasti menyangka rumah itu telah lama kosong. Atap bocor di mana-mana, dinding mengelupas, bahkan tidak ada kamar mandi yang layak. Inilah kenyataan pahit seorang pelayan agama yang selama ini mengabdikan diri untuk masyarakat.

 

"Setiap kali hujan turun, kami harus bersiap dengan ember dan wadah untuk menampung air yang bocor dari atap. Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun," ungkap Imam Ghozali dengan nada pasrah namun penuh ketabahan.

 

Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Aziz Salju Sodar yang akrab disapa Gus Jazuk, langsung mengambil inisiatif. Lembaga amil zakat yang dipimpinnya segera menyusun rencana renovasi komprehensif. Bukan sekadar tambal sulam, tetapi perbaikan menyeluruh yang menyentuh aspek kenyamanan dan keamanan penghuni.

 

"Kami tidak bisa membiarkan seorang pelayan umat tinggal dalam kondisi seperti ini. BAZNAS Sidoarjo berkomitmen penuh untuk merenovasi rumah Pak Modin hingga layak huni," tegas Gus Jazuk .

 

Program renovasi yang dirancang BAZNAS mencakup penggantian total atap rumah, pembangunan kamar mandi baru, pengecatan dinding, pemasangan keramik lantai, hingga perbaikan ruang kamar tidur. Target penyelesaian ditetapkan dalam waktu dua minggu, menunjukkan keseriusan lembaga filantropi ini dalam menghadirkan solusi nyata.

 

Bupati Subandi yang turut hadir dalam kunjungan tersebut menyatakan apresiasinya terhadap respons cepat BAZNAS. Ia meminta seluruh perangkat desa untuk bergotong royong membersihkan rumah sebagai tahap awal renovasi. Selama proses perbaikan, keluarga Imam Ghozali akan ditempatkan di tempat tinggal sementara yang layak.

 

"Ini adalah bentuk penghargaan kita kepada tokoh agama yang telah mengabdi. Mari bersama-sama mewujudkan kehidupan yang bermartabat bagi mereka," ujar Bupati Subandi.

 

Imam Ghozali mengaku sebelumnya sempat mendapat bantuan material galvalum dari Pemerintah Desa Kureksari. Namun, material tersebut hanya cukup untuk sebagian kecil atap, sementara biaya pemasangan harus ditanggung sendiri dengan bantuan anak-anaknya yang kini juga sudah kehabisan kemampuan.

 

Kehadiran BAZNAS Sidoarjo dalam kasus ini menjadi bukti nyata peran strategis lembaga filantropi dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Melalui dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola dengan amanah, organisasi ini mampu menghadirkan perubahan konkret bagi kehidupan kaum dhuafa dan tokoh masyarakat yang membutuhkan.

 

Tim BAZNAS dijadwalkan turun langsung setelah proses kerja bakti pembersihan rumah selesai. Renovasi menyeluruh akan segera dimulai, membawa harapan baru bagi keluarga yang selama ini hidup dalam keterbatasan namun tetap tegar dalam pengabdian.

16/11/2025 | Kontributor: sudrab
BAZNAS Sidoarjo Turun Langsung Asesmen RTLH: Dua Keluarga di Ambang Harapan

SIDOARJO – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo kembali menunjukkan komitmennya dalam program pengentasan kemiskinan melalui asesmen Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang dilaksanakan pada Kamis (13/11/2025). Tim yang terdiri dari Ach Richie dan M. Sofwan, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, melakukan survei langsung ke dua lokasi berbeda untuk memetakan kondisi riil keluarga penerima manfaat.

 

Lokasi pertama yang dikunjungi adalah kediaman Ibu Memet di Desa Sigogalih, Kecamatan Tarik. Seorang janda tangguh yang harus menghidupi tiga generasi sekaligus—dirinya sendiri, sang anak, dan ibunya yang mengalami gangguan jiwa. Kondisi ekonomi keluarga ini sangat memprihatinkan. Ibu Memet bekerja sebagai buruh pabrik kerupuk dengan penghasilan Rp50.000 per hari, itupun tidak menentu. "Kadang ada kerja, kadang tidak, Pak," ungkap Ibu Memet dengan wajah lelah namun tetap tegar.

 

Yang lebih mengkhawatirkan adalah kondisi fisik bangunan tempat tinggal mereka. Dari hasil observasi tim BAZNAS, kerusakan paling parah terjadi pada struktur atap. Kayu-kayu penyangga atap sudah rapuh dan lapuk dimakan usia, sebagian genteng bahkan sudah jebol dan bolong. Ketika hujan turun, air tidak hanya membasahi halaman, tetapi juga masuk ke dalam rumah, memaksa keluarga ini berjibaku dengan genangan air di malam hari.

 

Perjalanan asesmen dilanjutkan ke Kelurahan Juwet Kenongo, Kecamatan Porong, menuju rumah Saudara Muchamat Andi Pranoto. Pria yang berprofesi sebagai penyanyi jalanan ini menggantungkan hidup dari satu panggung ke panggung lainnya, mengamen dari kafe ke kafe. "Kalau ada job baru ada penghasilan, kalau tidak ya puasa," tutur Andi dengan jujur. Dia tinggal bersama istri dan seorang anak dalam kondisi rumah yang tidak jauh berbeda dengan rumah Ibu Memet—atap yang ditopang oleh kayu-kayu lapuk yang sewaktu-waktu bisa runtuh.

 

Ach Richie, salah satu petugas asesmen, menjelaskan bahwa kedatangan mereka bukan sekadar mengumpulkan data administratif. "Kami tidak hanya mencatat kerusakan fisik bangunan, tapi juga mendengarkan langsung kisah perjuangan mereka. Ini penting agar program RTLH BAZNAS tepat sasaran dan benar-benar menyentuh akar permasalahan," ujarnya.

 

M. Sofwan menambahkan bahwa hasil asesmen ini akan segera diproses lebih lanjut oleh tim teknis BAZNAS Sidoarjo. "Kami berharap dalam waktu dekat, kedua keluarga ini bisa mendapatkan bantuan renovasi yang mereka butuhkan. Prioritas utama adalah perbaikan struktur atap agar mereka tidak lagi khawatir ketika musim hujan tiba," jelasnya.

 

Program RTLH merupakan salah satu program unggulan BAZNAS Sidoarjo dalam menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui program ini, BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan fisik berupa renovasi rumah, tetapi juga memberikan dampak psikologis berupa rasa aman dan martabat bagi keluarga penerima manfaat.

 

"Rumah adalah tempat berlindung. Ketika rumah sudah tidak layak, maka martabat kemanusiaan juga terancam. Inilah mengapa BAZNAS Sidoarjo sangat serius menangani program RTLH," tegas Ach Richie menutup keterangan.

 

BAZNAS Sidoarjo mengajak masyarakat yang mampu untuk terus menyalurkan zakat, infak, dan sedekah melalui lembaga resmi agar penyalurannya tepat sasaran. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui kantor BAZNAS Sidoarjo atau media sosial resmi.

14/11/2025 | Kontributor: sudrab

Berita Terbaru

Salurkan Via Transfer Bank, BAZNAS Sidoarjo Pastikan Bantuan Tepat Sasaran dan Bermartabat
Salurkan Via Transfer Bank, BAZNAS Sidoarjo Pastikan Bantuan Tepat Sasaran dan Bermartabat
SIDOARJO— Inovasi penyaluran bantuan zakat kini menghadirkan wajah baru filantropi yang lebih efisien dan bermartabat. BAZNAS Kabupaten Sidoarjo membuktikan bahwa teknologi digital dapat menjadi jembatan kemanusiaan yang efektif melalui program bantuan biaya hidup untuk fakir miskin via transfer bank. Selasa (28/10/2025), tim lapangan BAZNAS Sidoarjo kembali menjalankan misinya mengunjungi 10 penerima manfaat di wilayah Jabon dan Krembung, memastikan setiap rupiah zakat mengalir tepat ke tangan yang membutuhkan. Ahmad Hamdani, M. Sofwan, Syukron In'am, dan Rita Defani—empat staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo—memulai perjalanan mereka pagi itu dengan didampingi Ibu Miftah dari Bank Jatim Syariah. Berbeda dengan pola penyaluran konvensional, bantuan kali ini ditransfer langsung ke rekening para mustahik, mengurangi risiko kehilangan sekaligus memberikan fleksibilitas bagi penerima dalam mengelola dana sesuai kebutuhan mendesak mereka. "Sistem transfer bank ini bukan hanya soal efisiensi administratif, tetapi juga tentang menjaga martabat penerima. Mereka tidak perlu mengantre panjang atau menerima bantuan di hadapan banyak orang. Cukup dengan notifikasi di ponsel, bantuan langsung masuk ke rekening mereka," jelas salah satu staf pelaksana saat mendampingi Bu Ngatimah di Desa Semambung, Kecamatan Jabon. Dari total 49 penerima manfaat rutin program bantuan biaya hidup fakir miskin, 10 di antaranya dikunjungi hari itu. Daftar penerima meliputi Much Chamim (Desa Sekardangan), Bu Ngatimah (Semambung), Bu Kujaimah dan Bu Fatemah (Jemirahan), Bu Musalmah dan Bapak Ahmad Jainuri (Kedungcangkring)—semua di Kecamatan Jabon. Sementara di Kecamatan Krembung, bantuan mengalir ke Bu Matpuah (Lemujut), Bu Emi Sulasih (Krembung), Bu Saminah (Tambakrejo), dan Bapak Suyatno (Cangkring). Yang membuat program ini berbeda adalah proses seleksi ketatnya. Setiap penerima manfaat melewati asesmen berjenjang yang komprehensif, memastikan bantuan benar-benar sampai kepada mereka yang paling membutuhkan. Tim surveyor BAZNAS Sidoarjo melakukan verifikasi lapangan, memeriksa kondisi ekonomi, sosial, dan kesehatan calon penerima sebelum nama mereka masuk dalam daftar penerima tetap. Di rumah sederhana Bu Kujaimah yang berdinding retak, terlihat jelas bagaimana bantuan ini menjadi nafas kehidupan. Perempuan paruh baya itu menyambut tim BAZNAS dengan senyum lega. "Alhamdulillah, bantuan ini sangat membantu untuk beli kebutuhan sehari-hari. Saya tidak perlu keluar rumah, uangnya langsung masuk rekening," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca. Kehadiran Ibu Miftah dari Bank Jatim Syariah dalam setiap kunjungan juga memastikan aspek teknis perbankan berjalan lancar. Jika ada penerima manfaat yang mengalami kendala akses rekening atau lupa PIN, petugas bank siap memberikan solusi di tempat. Program bantuan rutin via transfer bank ini menjadi bukti nyata bahwa lembaga zakat dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan sentuhan kemanusiaan. Transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi menjadi tiga pilar yang memperkuat kepercayaan publik terhadap pengelolaan zakat. "Ke depan, kami terus berkomitmen memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas layanan. Setiap mustahik berhak mendapatkan bantuan yang tidak hanya cukup secara nominal, tetapi juga nyaman dan bermartabat dalam prosesnya," tandas tim BAZNAS Sidoarjo mengakhiri kunjungan lapangan hari itu. Dengan 39 penerima manfaat lainnya yang akan dikunjungi sesuai jadwal terstruktur, BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban ritual, melainkan instrumen pemberdayaan ekonomi yang sistematis dan berdampak nyata bagi masyarakat.
BERITA29/10/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Mulai Salurkan Daging DAM 2025
BAZNAS Sidoarjo Mulai Salurkan Daging DAM 2025
225 Paket Daging Higienis siap saji Disalurkan untuk Keluarga Ekonomi Ekstrem dan Kelompok Rentan SIDOARJO – BAZNAS Kabupaten Sidoarjo resmi memulai program penyaluran daging DAM (Denda Haji) tahun 2025 kepada masyarakat kurang mampu. Sebanyak 225 paket daging berkualitas yang telah diproses secara higienis dan siap saji diterima dari alokasi BAZNAS RI untuk didistribusikan kepada kelompok ekonomi ekstrem dan kategori rentan lainnya di wilayah Sidoarjo. Program yang dipimpin langsung oleh M. Sofwan sebagai PIC (Person In Charge) penyaluran ini menargetkan 49 penerima manfaat dari kategori ekonomi ekstrem sebagai prioritas utama. "Kami memastikan distribusi tepat sasaran kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Setiap paket yang kami salurkan telah melalui proses seleksi yang ketat untuk memastikan bantuan ini benar-benar menjadi solusi nyata bagi permasalahan gizi dan ekonomi keluarga penerima," ujar Sofwan saat memimpin tim penyaluran di Kecamatan Jabon, Selasa (28/10/2025). Penyaluran perdana dilakukan di Desa Jemirahan, Kecamatan Jabon, di mana Bu Kujaimah dan Bu Fatemah menjadi penerima manfaat pertama. Keduanya, yang tergolong dalam kategori ekonomi ekstrem, menerima masing-masing satu paket berisi 5 pouch daging yang telah diolah secara higienis dan siap untuk dikonsumsi. "Alhamdulillah, ini sangat membantu kami. Sudah lama kami tidak bisa membeli daging," ungkap Bu Kujaimah dengan penuh syukur. Tim BAZNAS Sidoarjo yang terdiri dari Ahmad Hamdani, M. Sofwan, Syukron In'am, dan Rita Defani melanjutkan distribusi ke Kedungcangkring, masih di Kecamatan Jabon. Di lokasi tersebut, Bu Musalmah dan Bapak Ahmad Jainuri menerima bantuan serupa. Kondisi rumah yang sederhana dan keterbatasan ekonomi yang mereka hadapi menjadi indikator tepat bahwa program ini benar-benar menyasar kelompok yang paling membutuhkan. "Setiap paket yang kami salurkan telah melalui proses seleksi yang ketat. Kami tidak hanya menyerahkan bantuan, tetapi juga memastikan bahwa ini adalah solusi nyata untuk permasalahan gizi dan ekonomi keluarga penerima," jelas Ahmad Hamdani, salah satu staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo. Program daging DAM tahun ini mengalokasikan distribusi yang lebih luas dan beragam. Selain 49 keluarga ekonomi ekstrem, BAZNAS Sidoarjo juga merencanakan penyaluran kepada pekerja rentan seperti pengendara ojek online (OJOL) yang terdampak ekonomi, santri di beberapa pondok pesantren, serta ibu hamil sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting di Kabupaten Sidoarjo. "Kami memiliki visi komprehensif dalam program ini. Bukan hanya membantu ekonomi ekstrem, tetapi juga menyentuh berbagai lapisan masyarakat yang rentan. Ibu hamil misalnya, mendapat perhatian khusus karena asupan protein hewani sangat penting untuk mencegah stunting pada generasi mendatang," tambah Rita Defani, staf pelaksana yang fokus pada pendampingan ibu hamil. Setiap paket daging DAM yang disalurkan merupakan hasil dari denda haji yang dikumpulkan oleh BAZNAS RI dan didistribusikan ke BAZNAS daerah. Daging tersebut telah melalui proses pengolahan yang memenuhi standar kesehatan dan dikemas dalam bentuk pouch siap saji, sehingga memudahkan penerima manfaat untuk mengkonsumsinya. Syukron In'am menegaskan komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam menjalankan amanah ini. "Ini adalah tanggung jawab besar yang kami emban. Setiap paket harus sampai ke tangan yang tepat, dan kami memastikan transparansi serta akuntabilitas dalam setiap tahap distribusi," katanya. Program penyaluran daging DAM ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang, tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan sesaat, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya pencegahan stunting dan pemberdayaan ekonomi kelompok rentan di Kabupaten Sidoarjo. BAZNAS Sidoarjo mengajak seluruh masyarakat untuk terus mendukung program-program filantropi yang bermanfaat bagi sesama. Informasi lebih lanjut mengenai program ini dapat diakses melalui kantor BAZNAS Kabupaten Sidoarjo.
BERITA28/10/2025 | sudrab
Di Hari Sumpah Pemuda 2025, BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Pendidikan untuk 20 Siswa SD di Jabon
Di Hari Sumpah Pemuda 2025, BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Pendidikan untuk 20 Siswa SD di Jabon
SIDOARJO – Tepat usai upacara peringatan Sumpah Pemuda 2025, BAZNAS Sidoarjo mewujudkan komitmen nyata dalam membangun generasi masa depan bangsa. Selasa (28/10/2025), sebanyak 20 siswa dari dua sekolah dasar di Kecamatan Jabon, yakni SDN Keboguyang dan SDN Trompoasri 1, menerima bantuan biaya pendidikan yang menjadi secercah harapan bagi keluarga kurang mampu untuk tetap menyekolahkan anak-anak mereka. Program distribusi bantuan ini dipimpin langsung oleh Dani Prabowo, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo, yang menyerahkan amplop bantuan kepada para siswa dengan penuh kehangatan. "Semangat Sumpah Pemuda mengajarkan kita untuk bersatu membangun bangsa. Hari ini, kami hadir untuk memastikan bahwa tidak ada anak Indonesia yang kehilangan kesempatan menuntut ilmu hanya karena keterbatasan ekonomi," ujar Dani Prabowo saat menyerahkan bantuan di halaman SDN Keboguyang. Di SDN Keboguyang, sepuluh siswa tampak antusias saat nama mereka dipanggil satu per satu. Mereka berdiri rapi mengenakan seragam putih-merah, dengan wajah yang memancarkan kegembiraan dan rasa syukur. Para orang tua yang mendampingi tak kuasa menahan haru, tampak terharu menyaksikan anak-anak mereka menerima bantuan yang sangat berarti bagi keberlangsungan pendidikan mereka. Kepala SDN Keboguyang menyambut baik kehadiran BAZNAS Sidoarjo. Menurutnya, bantuan ini sangat membantu meringankan beban keluarga siswa, terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih sulit. "Kami sangat berterima kasih kepada BAZNAS Sidoarjo. Banyak anak di sini yang orang tuanya berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Dengan bantuan ini, mereka bisa lebih fokus belajar tanpa terbebani masalah biaya," katanya. Setelah distribusi di SDN Keboguyang, rombongan BAZNAS Sidoarjo melanjutkan perjalanan ke SDN Trompoasri 1 yang berjarak sekitar 3 kilometer. Di lokasi kedua ini, sepuluh siswa lainnya telah menunggu dengan penuh harap di halaman sekolah yang dihiasi spanduk peringatan Hari Santri Nasional. Suasana semakin meriah ketika Dani Prabowo dan tim tiba. Para siswa berbaris rapi, siap menerima bantuan yang telah lama mereka nantikan. "Anak-anak ini adalah aset bangsa yang harus kita jaga dan kita dukung. Pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan. Kami berharap, dengan bantuan ini, mereka bisa terus bersekolah dan suatu hari nanti menjadi generasi yang bermanfaat bagi keluarga dan bangsa," tambah Dani Prabowo saat berada di SDN Trompoasri 1. Kepala SDN Trompoasri 1 mengapresiasi kepedulian BAZNAS Sidoarjo terhadap dunia pendidikan. "Program seperti ini sangat kami butuhkan. Mayoritas siswa kami berasal dari keluarga petani dan buruh dengan penghasilan terbatas. Bantuan biaya pendidikan ini meringankan beban mereka dan memotivasi anak-anak untuk terus belajar," jelasnya. Momen paling berkesan terjadi ketika dua puluh siswa dari kedua sekolah tersebut berpose bersama dengan Dani Prabowo dan tim BAZNAS Sidoarjo. Dengan senyum lebar dan penuh semangat, mereka serempak mengucapkan, "Terima kasih BAZNAS Sidoarjo!" Suara riuh rendah itu bergema di halaman sekolah, menciptakan suasana penuh kebahagiaan yang menyentuh hati semua yang hadir. Program bantuan biaya pendidikan ini merupakan bagian dari program unggulan BAZNAS Sidoarjo dalam bidang pendidikan. Dana yang disalurkan berasal dari zakat, infak, dan sedekah yang diamanahkan oleh masyarakat Sidoarjo. Bantuan ini diharapkan dapat membantu meringankan beban keluarga kurang mampu dan memastikan anak-anak tetap mendapatkan haknya untuk mengenyam pendidikan. Dani Prabowo menegaskan bahwa BAZNAS Sidoarjo akan terus berkomitmen dalam mendukung program pendidikan, terutama bagi keluarga yang membutuhkan. "Ini bukan hanya tentang memberi uang, tapi tentang memberi harapan. Kami ingin memastikan bahwa setiap anak di Sidoarjo memiliki kesempatan yang sama untuk meraih mimpi mereka melalui pendidikan," pungkasnya. Bagi keluarga penerima manfaat, bantuan ini bukan sekadar materi, melainkan bentuk kepedulian dan dukungan moral yang sangat berarti. Mereka berharap, dengan adanya program seperti ini, anak-anak mereka dapat terus bersekolah dan kelak menjadi generasi yang berpendidikan, mandiri, dan mampu mengangkat derajat keluarga serta berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Program distribusi bantuan biaya pendidikan di dua sekolah dasar di Jabon ini menjadi bukti nyata bahwa semangat gotong royong dan kepedulian sosial masih hidup di tengah masyarakat Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai pihak, harapan untuk menciptakan generasi emas Indonesia yang cerdas dan berkarakter semakin terbuka lebar.
BERITA28/10/2025 | sudrab
Dari Reruntuhan Menuju Harapan: Transformasi Rumah Ibu Tumilasning yang Menginspirasi
Dari Reruntuhan Menuju Harapan: Transformasi Rumah Ibu Tumilasning yang Menginspirasi
SIDOARJO – Dua bulan lalu, rumahnya nyaris roboh. Atap berlobang, dinding retak, dan setiap malam Ibu Tumilasning tidur dengan was-was, takut tertimpa reruntuhan. Kini, Senin (27/10/2025), di lokasi yang sama, berdiri sebuah rumah baru berwarna hijau cerah dengan pintu cokelat yang kokoh. Transformasi luar biasa ini menjadi bukti nyata bahwa zakat yang diamanahkan kepada BAZNAS Sidoarjo benar-benar mengubah kehidupan. Pagi itu, tim monitoring BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin Achmad Richie, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo, tiba di Desa Karangpuri, Wonoayu. Ini adalah kunjungan monitoring rutin untuk memastikan kualitas renovasi Rumah Tak Layak Huni (RTLH) yang telah dikerjakan pada bulan September lalu. Namun yang mereka saksikan bukan sekadar bangunan baru, melainkan kebangkitan martabat seorang perempuan yang selama ini hidup dalam ketakutan. "Saya masih tidak percaya ini rumah saya. Dulu saya malu kalau ada tamu, sekarang saya malah bangga undang tetangga," kata Ibu Tumilasning dengan tawa lepas sambil menyambut tim di teras rumah barunya yang bersih dan rapi. Perempuan lajang yang bekerja serabutan ini masih mengingat dengan jelas bagaimana kondisi rumahnya dua bulan lalu saat pertama kali didatangi tim survei BAZNAS. Pada Rabu (13/08/2025), M. Ilhamuddin, Wakil Ketua IV BAZNAS Sidoarjo, langsung prihatin melihat kondisi rumahnya yang sangat memprihatinkan. "Kondisi rumah Ibu Tumilasning sudah sangat reot di seluruh bagian. Ini adalah prioritas yang harus segera kami tangani," ungkap Ilhamuddin saat itu, sambil mendokumentasikan setiap sudut rumah yang tampak rapuh dengan atap sebagian ambruk dan dinding yang mulai roboh. Kini, dua bulan kemudian, transformasi yang terjadi sungguh menakjubkan. Rumah yang dulunya gelap, pengap, dan berbahaya, kini terang benderang dengan ventilasi yang baik. Atap genteng baru terpasang kokoh, dinding diplester dan dicat hijau cerah yang memberikan kesan segar. Pintu dan jendela baru dengan frame putih bersih terpasang sempurna, memberikan sirkulasi udara dan cahaya yang memadai. Lantai yang dulunya tanah becek, kini telah dicor rapi dan bersih. Yang membuat hati hangat, rumah ini juga dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi yang layak, sesuatu yang selama bertahun-tahun tidak pernah dimiliki Ibu Tumilasning. Ia tidak perlu lagi meminjam fasilitas tetangga atau mandi seadanya. "Sekarang saya bisa tidur nyenyak tanpa takut atap jebol atau dinding roboh. Ini seperti mimpi yang jadi kenyataan," ungkap Ibu Tumilasning sambil menunjukkan setiap sudut rumah barunya dengan penuh kebanggaan. Air matanya menggenang, tapi kali ini bukan air mata kesedihan, melainkan air mata syukur dan bahagia. Achmad Richie yang memimpin monitoring hari ini mencatat dengan teliti setiap detail pengerjaan. "Alhamdulillah, pengerjaan RTLH Ibu Tumilasning sangat memuaskan. Kontraktor bekerja sesuai spesifikasi dan timeline. Yang terpenting, penerima manfaat sangat puas dan kehidupannya benar-benar berubah," jelasnya sambil mendokumentasikan foto "before-after" yang kontrasnya sangat mencolok. Rumah Ibu Tumilasning menjadi salah satu dari delapan unit RTLH yang dimonitor pada hari itu. Tim BAZNAS Sidoarjo berkeliling dari Tanggulangin, Tulangan, Tarik, Krian, hingga Wonoayu, memastikan setiap bantuan yang disalurkan benar-benar mengubah kehidupan masyarakat. Namun, dari delapan rumah yang dikunjungi, transformasi rumah Ibu Tumilasning paling mencuri perhatian. Mungkin karena kondisi awalnya yang sangat memprihatinkan, atau mungkin karena perjuangan hidup perempuan lajang yang bekerja serabutan ini begitu menginspirasi. Bagaimana ia bertahan hidup sendirian dalam kondisi yang sangat sulit, tanpa keluarga yang membantu, hanya mengandalkan kekuatan doa dan ikhtiar. "Saya hanya bisa berdoa, dan Allah mengirimkan BAZNAS untuk membantu saya. Ini bukan sekadar rumah, ini martabat saya yang dipulihkan," kata Ibu Tumilasning dengan penuh haru. Program RTLH BAZNAS Sidoarjo yang dilaksanakan pada semester kedua 2025 ini memang dirancang bukan hanya untuk membangun fisik bangunan, tetapi juga untuk memulihkan martabat kemanusiaan. Dana zakat, infak, dan sedekah yang diamanahkan masyarakat disalurkan secara tepat sasaran kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Kini, Ibu Tumilasning bisa menjalani hari-harinya dengan lebih tenang dan bermartabat. Rumah yang dulunya menjadi beban dan sumber ketakutan, kini menjadi tempat berlindung yang aman dan nyaman. Sebuah hunian yang layak untuk seorang perempuan yang telah berjuang keras menjalani kehidupan. Foto transformasi rumah Ibu Tumilasning kini menjadi bukti visual yang kuat tentang dampak nyata program BAZNAS Sidoarjo. Dari atap ambruk dan dinding roboh, menjadi rumah hijau cerah yang berdiri kokoh dengan penuh harapan. "Ini bukan akhir, ini adalah awal dari kehidupan baru saya," ucap Ibu Tumilasning menutup perbincangan. Senyumnya yang tulus menjadi hadiah terindah bagi tim BAZNAS yang bekerja keras mewujudkan program ini.
BERITA27/10/2025 | sudrab
Pasangan Lansia Penderita Stroke Terima Bantuan Kursi Roda dari BAZNAS Sidoarjo
Pasangan Lansia Penderita Stroke Terima Bantuan Kursi Roda dari BAZNAS Sidoarjo
SIDOARJO – Kisah pilu menimpa pasangan suami istri lansia di Desa Lambangan, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Bapak Satiman (76) dan Ibu Juwariyah (73) sama-sama terbaring lemah akibat stroke yang diderita bertahun-tahun. Kondisi ini membuat mobilitas mereka sangat terbatas, bahkan untuk sekadar keluar kamar tidur. Kamis (23/10/2025), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo mengulurkan tangan dengan mendistribusikan bantuan kursi roda kepada Bapak Satiman. Kunjungan yang berlangsung dari pukul 09.45 hingga 10.15 WIB ini dipimpin langsung oleh M. Shofwan, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, bersama Dani P. "Ketika kami tiba di rumah Bapak Satiman, kondisi yang kami temukan sangat memprihatinkan. Beliau sudah enam tahun menderita stroke dan hanya bisa berbaring di kamar tidur. Yang lebih berat lagi, istrinya, Ibu Juwariyah, juga mengalami hal serupa sejak tiga tahun lalu," ungkap M. Shofwan saat ditemui di lokasi. Rumah sederhana dengan pintu kayu berukir khas Jawa itu menjadi saksi perjuangan keluarga ini bertahan di tengah keterbatasan. Anak-anak mereka harus merawat kedua orang tua yang sama-sama membutuhkan perhatian khusus, sementara beban ekonomi keluarga terus berjalan. M. Shofwan menjelaskan, bantuan kursi roda ini berasal dari dana Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang telah diamanahkan masyarakat kepada BAZNAS Sidoarjo. "Kursi roda ini bukan hanya alat bantu mobilitas, tetapi juga harapan bagi Bapak Satiman untuk bisa kembali merasakan udara segar di luar kamarnya. Kami berharap ini bisa sedikit meringankan beban keluarga," tambahnya. Proses serah terima berlangsung khidmat di teras rumah. Bapak Satiman yang didampingi keluarganya tampak terharu menerima bantuan tersebut. Tangan keriputnya yang gemetar menyentuh pegangan kursi roda, seolah tak percaya ia kini memiliki kesempatan untuk kembali bergerak. "Alhamdulillah, terima kasih BAZNAS. Saya sudah lama ingin bisa keluar rumah lagi. Sudah enam tahun saya hanya di kamar saja," ujar Bapak Satiman dengan suara parau penuh haru. Di sampingnya, Ibu Juwariyah yang juga duduk di kursi turut mengangguk, senyumnya menjadi bukti betapa bermaknanya bantuan ini bagi keluarga mereka. "Inilah wujud nyata dari kepercayaan masyarakat yang telah menyalurkan zakat, infak, dan sedekahnya melalui BAZNAS. Kami memastikan setiap bantuan tersalurkan tepat sasaran kepada mereka yang benar-benar membutuhkan," tegas M. Shofwan. Program distribusi bantuan sosial ini merupakan bagian dari komitmen BAZNAS Kabupaten Sidoarjo untuk hadir dan peduli terhadap kondisi masyarakat yang membutuhkan. Dengan pendekatan langsung ke lapangan, BAZNAS memastikan bahwa setiap bantuan dapat memberikan dampak nyata bagi peningkatan kualitas hidup mustahik. Di Desa Lambangan, harapan baru kini tumbuh. Satu keluarga mendapat kesempatan untuk bangkit, dan satu kursi roda menjadi saksi bahwa solidaritas umat masih hidup dan nyata.
BERITA24/10/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Menyapa yang Rentan
BAZNAS Sidoarjo Menyapa yang Rentan
Kunjungan Langsung ke Rumah Lansia di Tanggulangin Wujud Nyata Kepedulian Lembaga Zakat SIDOARJO – Di balik hiruk-pikuk aktivitas perkotaan, ada kehidupan yang bergerak dalam keheningan. Ibu Hami, lansia berusia 85 tahun yang tinggal di Desa Kalisampurno, Kecamatan Tanggulangin, adalah salah satu dari sekian banyak wajah kerentanan yang sering luput dari perhatian. Namun pada Rabu (22/10/2025), BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa tidak ada satu pun anak bangsa yang boleh terlupakan—bahkan di pelosok kampung sekalipun. Pagi itu, M. Shofwan, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo, memulai perjalanan lapangannya menuju rumah Ibu Hami. Perjalanan yang ditempuh bukan sekadar bagian dari tugas administratif, melainkan bentuk komitmen lembaga zakat untuk menjangkau langsung mereka yang paling membutuhkan. Dengan membawa data mustahik dan paket bantuan, Shofwan mengarungi jalan-jalan desa yang masih basah oleh embun pagi, membawa harapan bagi keluarga yang telah lama menanti uluran tangan. Setibanya di rumah Ibu Hami, gambaran kesederhanaan hidup langsung terlihat. Rumah kayu dengan dinding yang mulai lapuk dan atap genteng yang memudar menjadi saksi bisu perjuangan hidup seorang lansia dan keluarganya. Di dalam ruangan yang redup, Ibu Hami duduk di kursi kayu tua. Kondisi fisiknya yang ringkih, terutama pendengarannya yang kini sangat berkurang, membuat komunikasi menjadi tantangan tersendiri. Namun matanya yang berbinar memancarkan kehangatan dan kesabaran—sebuah ketabahan yang terbentuk dari delapan dekade mengarungi kehidupan. "Ibu Hami adalah sosok yang sangat sabar. Meski kondisi kesehatannya menurun, beliau tidak pernah mengeluh. Pendengaran beliau memang sudah sangat berkurang, sehingga saya harus berbicara lebih keras dan perlahan," ujar Shofwan menjelaskan kondisi mustahik yang dikunjunginya. Dari percakapan dengan anak Ibu Hami, terungkap bahwa sang ibu kini sepenuhnya bergantung pada bantuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari—mulai dari makan, minum, hingga aktivitas sederhana seperti berjalan ke kamar mandi. Kondisi kesehatan yang terus menurun, ditambah keterbatasan ekonomi keluarga, membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan hidup yang layak, apalagi untuk biaya pemeriksaan kesehatan rutin. Setelah melakukan asesmen mendalam terhadap kondisi keluarga, Shofwan menyerahkan bantuan tunai dan bantuan biaya hidup yang diharapkan dapat meringankan beban Ibu Hami dan keluarganya. Selain itu, BAZNAS Sidoarjo juga mencatat kebutuhan jangka panjang seperti bantuan pangan rutin, peralatan bantu dengar, serta dukungan biaya kesehatan untuk pemeriksaan berkala,dan potensi BAZNAS untuk bisa membantunya secara optimal. "Kami tidak hanya memberikan bantuan materiil, tapi juga ingin memastikan bahwa mereka merasakan kepedulian nyata. Setiap kunjungan adalah upaya kami untuk mengembalikan martabat dan memberikan harapan kepada mereka yang terpinggirkan," tambah Shofwan. Momen penyerahan bantuan menjadi sangat emosional. Mata Ibu Hami berkaca-kaca, tangannya yang keriput menggenggam tangan Shofwan dengan gemetar. Tidak banyak kata yang terucap, namun pelukan singkat dan tatapan penuh syukur itu berbicara lebih banyak dari ribuan kalimat. Bagi keluarga ini, bantuan BAZNAS bukan hanya soal materi, tetapi juga pengingat bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi kesulitan hidup. Kunjungan lapangan seperti ini menjadi bagian integral dari program pendistribusian zakat BAZNAS Sidoarjo. Lembaga ini terus berkomitmen untuk menjangkau mustahik di berbagai pelosok daerah, memastikan bahwa dana zakat yang diamanahkan masyarakat tersalurkan tepat sasaran kepada mereka yang paling membutuhkan. Kisah Ibu Hami adalah cerminan dari ribuan lansia dan keluarga rentan lainnya yang hidup dalam keheningan, tanpa sorotan publik, namun dengan perjuangan yang luar biasa. BAZNAS Sidoarjo, melalui program-program kemanusiaannya, berupaya menjembatani kesenjangan antara yang berkecukupan dan yang berkekurangan—mengingatkan kita semua bahwa dalam setiap zakat yang ditunaikan, ada doa yang terkabul dan harapan yang dihidupkan kembali.
BERITA22/10/2025 | sudrab
Atap Rapuh: Tangisan Candipari dan Jatikalang di Bawah Ancaman Derasnya Hujan
Atap Rapuh: Tangisan Candipari dan Jatikalang di Bawah Ancaman Derasnya Hujan
SIDOARJO – Atap. Seharusnya ia adalah simbol perlindungan, pelindung pertama dari terik dan hujan. Namun, bagi Pak Munasik di Candipari, Porong, dan Ibu Niasih di Jatikalang, Prambon, atap justru menjelma menjadi ancaman sunyi yang rapuh. Di bawah kerangka kayu yang telah lapuk dimakan waktu itulah, harapan untuk hidup layak dipertaruhkan setiap hari. Sebuah potret kemiskinan ekstrem yang disingkap oleh tim asesmen Rumah Tak Layak Huni (RTLH) BAZNAS Sidoarjo pada Selasa, 21 Oktober 2025. Dipimpin oleh Wakil Ketua III BAZNAS Sidoarjo, Bapak Ach Saleh, tim menjejakkan kaki di dua titik rawan yang membutuhkan sentuhan segera dari dana zakat. Kunjungan pertama mengarah ke rumah Pak Munasik, seorang penjual tahu campur yang ramah namun menyimpan beban berat di pundaknya. Rumah yang ia tinggali bersama istri dan cucunya di Desa Candipari ini, menurut pengakuannya, telah menjadi saksi bisu kebocoran parah selama bertahun-tahun. "Nggih ngeten niki, bocor kabeh," ujarnya pasrah, menggambarkan kondisi atapnya yang bolong di sana-sini. Saat ditanya sejak kapan kondisi ini terjadi, jawabannya mengiris hati, "Nggih, enten, 5 taun ngoten" (Ya, ada 5 tahun seperti ini). Lima tahun adalah setengah dekade bagi Pak Munasik berjuang mencari nafkah dengan berjualan tahu campur, sembari berharap hujan tidak turun terlalu deras. Selama itu pula, ia harus memastikan dagangannya "Preton" (sudah jualan) setiap pagi, tanpa pernah tahu apakah malamnya ia dan keluarga akan tidur dalam genangan atau tidak. Harapannya sederhana, "Nggih, ben didandani ngoten" (Ya, agar diperbaiki begitu), sebentuk permohonan yang dilampirkan pada setiap desah napas perjuangannya. Dari Porong, tim bergerak ke Prambon untuk menemui Ibu Niasih, seorang janda yang membesarkan tiga anak seorang diri. Kisahnya tak kalah memilukan, bahkan diperparah dengan kondisi ekonomi yang menjepit. Bu Niasih sehari-hari bekerja sebagai buruh kupas bawang, sebuah pekerjaan kasar dengan upah yang sangat minim. "Seminggu nggih satus seket," ungkapnya lirih, merujuk pada upah Rp 150.000 yang ia dapat dalam seminggu. Angka ini, jelas Ach Saleh, tidak pernah mencukupi untuk kebutuhan primer empat jiwa, apalagi untuk memperbaiki rumah. Sambil menunjuk ke arah belakang, Bu Niasih membenarkan bahwa seluruh atap rumahnya bocor. "Nggih, rusak niku. Bocor nggih? Nggih, bocor sedanten," katanya, menegaskan bahwa bagian belakang rumahnya adalah yang "paling parah," mengancam keselamatan anak-anaknya. Ach Saleh menegaskan, dua sasran RTLH ini menjadi prioritas utama. Kerusakan yang dialami Pak Munasik dan Bu Niasih bukan lagi sekadar retak atau bocor ringan, melainkan kerusakan struktural pada atap yang lapuk total, membahayakan penghuni. "Kondisi ini tidak hanya mengancam kesehatan karena lembap, tetapi juga martabat mereka sebagai manusia," tutur Ach Saleh. Kunjungan asesmen ini bukan akhir, melainkan awal. Data vital yang dikumpulkan BAZNAS Sidoarjo kini telah menjadi dasar kuat untuk segera mengimplementasikan program Bedah Rumah. Dana zakat yang dihimpun masyarakat Sidoarjo akan segera dikonversi menjadi material bangunan; kayu, genteng, dan pekerja yang akan merenovasi total atap kedua rumah ini. Targetnya, mengganti total struktur atap rapuh menjadi atap yang kokoh, mengembalikan rumah Pak Munasik dan Bu Niasih menjadi pelindung sejati. BAZNAS Sidoarjo berkomitmen, bahwa tidak ada lagi air mata yang tumpah akibat air hujan yang masuk ke dalam rumah.
BERITA22/10/2025 | sudrab
Serah Terima Hasil Rehab RTLH BAZNAS: Dari Reruntuhan Menjadi Rumah yang Berdinding Harapan
Serah Terima Hasil Rehab RTLH BAZNAS: Dari Reruntuhan Menjadi Rumah yang Berdinding Harapan
Sidoarjo, 21 Oktober 2025 — Di tengah terik siang yang menyengat, sebuah rumah berwarna hijau cerah di Desa Banjarpanji, Kecamatan Sidoarjo, menjadi saksi bisu keajaiban kolaborasi antara zakat dan kepedulian. Selasa (21/10), BAZNAS Kabupaten Sidoarjo secara resmi menyerahkan hasil rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) milik Hasan Busiri (57), penyandang disabilitas polio yang rumahnya ambruk pada September lalu. Acara serah terima ini ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) yang diterima oleh putra Hasan Busiri, mewakili sang ayah yang kini tinggal sementara di rumah anak perempuannya. Penyerahan dipimpin langsung oleh Ach Saleh, SE., Wakil Ketua III BAZNAS Sidoarjo, sebagai wujud nyata komitmen bahwa zakat bukan hanya bantuan sesaat, melainkan transformasi hidup yang berkelanjutan. Rumah Hasan runtuh pada 17 September 2025 akibat keroposnya struktur atap yang tak mampu lagi menahan beban. Kejadian itu menghancurkan bukan hanya tempat tinggal, tapi juga sumber penghidupan keluarga—teras rumah yang biasa digunakan sebagai bengkel cuci motor kini tinggal kenangan di balik tumpukan puing. Sejak itu, Hasan, yang mengalami kelumpuhan akibat polio, terpaksa mengungsi. Kondisi fisiknya membuatnya sulit berpindah, apalagi memantau proses pembangunan. Namun, dari reruntuhan itu, BAZNAS Sidoarjo hadir membawa harapan. Melalui program rehab RTLH yang dibiayai dari dana zakat, tim teknis segera turun ke lokasi, merancang ulang rumah dengan struktur lebih kokoh dan aksesibel bagi disabilitas. Selama sebulan, pembangunan berlangsung intensif di bawah pengawasan ketat tim BAZNAS, dengan Ach Saleh, SE., yang rutin memantau progres. “Kami tidak hanya membangun dinding dan atap. Kami membangun kembali rasa aman dan martabat keluarga ini,” tegasnya saat menyerahkan dokumen BAST kepada putra Hasan. Dalam momen penuh khidmat itu, putra Hasan menerima berkas serah terima dengan raut haru. “Ayah saya tidak bisa datang, tapi dia titip terima kasih. Ini rumah pertama yang benar-benar layak sejak kami tinggal di sini,” ujarnya. Di dinding rumah, terpasang plakat BAZNAS sebagai tanda bahwa rumah ini dibangun dari keikhlasan para muzaki. Seusai acara, Ach Saleh juga memantau progres rehab rumah korban kebakaran, Bapak M. Yakup di Desa Trompoasri, Jabon. Ia menegaskan bahwa BAZNAS Sidoarjo akan terus mendampingi hingga keluarga tersebut benar-benar pulih—baik tempat tinggal maupun ekonominya. Bagi BAZNAS Sidoarjo, setiap rumah yang dibangun adalah bukti nyata bahwa zakat adalah kekuatan hidup. Dan hari ini, di Banjarpanji, harapan itu kembali berdiri—kokoh, hangat, dan penuh berkah.
BERITA21/10/2025 | sudrab
Langkah Amil BAZNAS Sidoarjo: Menyentuh Hati, Membawa Berkah di Tengah Keterbatasan
Langkah Amil BAZNAS Sidoarjo: Menyentuh Hati, Membawa Berkah di Tengah Keterbatasan
Sidoarjo, 21 Oktober 2025— Di tengah teriknya siang yang menyengat, langkah-langkah pasti tim Amil BAZNAS Sidoarjo menapaki jalan-jalan desa, membawa bukan sekadar bantuan, tapi juga kehadiran yang penuh empati. Selasa (21/10), dalam rangka penyaluran dana fakir dari BAZNAS Provinsi Jawa Timur untuk bulan September–Oktober 2025, tim pelaksana dipimpin langsung oleh M. Sofwan, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo, menyambangi enam keluarga penerima manfaat di berbagai kecamatan. Setiap rumah yang dikunjungi menjadi saksi bisu bagaimana zakat berubah menjadi kekuatan penyemangat bagi mereka yang hidup dalam kesederhanaan ekstrem. Perjalanan dimulai dari Sidokepung, Buduran, tempat Ibu Rokayah—seorang lansia yang tinggal seorang diri—menerima bantuan dengan air mata haru. “Saya tidak punya anak, hanya bisa mengandalkan tetangga. Ini pertama kalinya ada yang datang ke rumah saya dengan bantuan seperti ini,” ujarnya sambil memegang amplop bantuan yang diserahkan M. Sofwan dengan salam hormat. Dalam suasana yang penuh kekeluargaan, M. Sofwan tak hanya menyerahkan paket, tapi juga mendengarkan kisah hidup sang ibu, memberi semangat, dan menjanjikan pendampingan berkelanjutan. Tak berhenti di situ, rombongan melanjutkan perjalanan ke Pepe Legi, Waru, untuk menemui Ibu Sutinah, seorang janda yang membesarkan dua cucunya dengan upah serabutan. Rumahnya yang sederhana, tanpa listrik tetap menyala dalam semangat perjuangan. “Saya akan gunakan ini untuk beli susu dan obat untuk cucu-cucu saya,” katanya sambil tersenyum lebar. M. Sofwan, dengan nada tegas namun hangat, menegaskan bahwa BAZNAS hadir bukan hanya sebagai penyalur, tapi sebagai mitra yang akan terus memantau kebutuhan mereka. Di Sawotratap, Gedangan, tiga wajah penuh harapan menyambut kedatangan tim: Ibu Laniska, Ibu Fatonah, dan Ibu Misinem. Ketiganya adalah perempuan tangguh yang hidup dalam keterbatasan fisik dan finansial, namun tak pernah menyerah. M. Sofwan bersimpuh di depan mereka, menyerahkan bantuan sambil berbisik doa. “Kami ingin setiap bantuan ini menjadi benih harapan, bukan sekadar solusi sesaat,” tegasnya. Para penerima tampak terharu, beberapa di antaranya bahkan mencium tangan M. Sofwan sebagai tanda syukur. Penutup perjalanan hari itu dilakukan di Desa Grabakan, Tulangan, menemui Bapak Nyono—seorang pensiunan buruh tani yang kini kesulitan bergerak akibat rematik parah. Ditemani istri dan anaknya, ia menerima bantuan dengan suara bergetar. “Saya tidak bisa bekerja lagi, tapi Allah selalu mengirim pertolongan lewat orang-orang baik seperti kalian,” ucapnya. M. Sofwan menambahkan bahwa kunjungan ini bukan akhir, tapi awal dari sinergi panjang antara BAZNAS dan penerima manfaat. Dengan total enam penerima manfaat dan lebih dari delapan jam perjalanan, M. Sofwan dan timnya menegaskan komitmen BAZNAS Sidoarjo untuk menjadikan zakat sebagai alat transformasi sosial yang nyata. “Setiap langkah kami adalah doa yang berjalan. Setiap senyum yang kami dapatkan adalah amanah yang harus kita jaga,” tutup M. Sofwan. Langkah amil BAZNAS Sidoarjo bukan sekadar distribusi, tapi pengingat bahwa di balik setiap rupiah zakat, ada hati yang berdetak, ada harapan yang menanti, dan ada kebaikan yang tak pernah berhenti mengalir.
BERITA21/10/2025 | sudrab
Tembus Rp300 Juta, Solidaritas Ayo Pulihkan Al-Khoziny Terus Mengalir Deras Melalui BAZNAS Sidoarjo
Tembus Rp300 Juta, Solidaritas Ayo Pulihkan Al-Khoziny Terus Mengalir Deras Melalui BAZNAS Sidoarjo
SIDOARJO – Gelombang kepedulian yang luar biasa untuk pemulihan Pondok Pesantren Al-Khoziiny Buduran Sidoarjo terus mengalir deras. Solidaritas dari berbagai elemen masyarakat yang dikoordinasikan melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo telah mencapai angka yang menembus batas psikologis: sekitar Rp300 juta dalam bentuk bantuan tunai. Angka fantastis ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan sosial dan semangat gotong royong warga Sidoarjo dalam membantu lembaga pendidikan yang sedang diuji. Dua penyerahan donasi terbaru menjadi bukti nyata gelora kepedulian tersebut, tercatat hanya berselang beberapa hari. Yang terbaru, pada tanggal 21 Oktober 2025, Keluarga Besar Yayasan Khazanah Ilmu Desa Wage, Kecamatan Taman, Sidoarjo, menunjukkan komitmennya. Mereka hadir di Kantor BAZNAS Sidoarjo yang berlokasi di Jalan Pahlawan I No. 10 dengan membawa bantuan tunai sebesar Rp14.785.000. Bantuan ini diserahkan langsung oleh perwakilan dari Yayasan Khazanah Ilmu, Bapak Anang Fauzi—salah satu guru SD di yayasan tersebut—kepada Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, Bapak M. Mahbub atau yang akrab disapa Gus Mahbub. Momen penyerahan ini terasa semakin mengharukan dengan didampingi oleh dua perwakilan siswa SD dari Yayasan Khazanah Ilmu, yang membawahi unit sekolah TK, RA, dan SD. Kehadiran mereka menegaskan bahwa semangat berbagi telah tertanam kuat sejak usia dini. Gus Mahbub menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas partisipasi aktif dari Yayasan Khazanah Ilmu. "Ini adalah wujud nyata kepedulian ekosistem pendidikan di Sidoarjo. Kami melihat semangat 'Ayo Pulihkan Al-Khoziny' ini menjadi gerakan kolektif. Setiap rupiah yang terkumpul adalah kepercayaan yang harus kami jaga dan salurkan secepatnya untuk proses rekonstruksi dan pemulihan kegiatan di pondok pesantren," tegas Gus Mahbub. Tak hanya itu, beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada Jumat, 17 Oktober 2025, BAZNAS Sidoarjo juga telah menerima donasi signifikan dari perwakilan Keluarga Besar Yayasan Pendidikan dan Pengajaran (YPP) Darul Fikri. Melalui Bapak Andy Setyawan, YPP Darul Fikri menyerahkan bantuan tunai senilai Rp14.184.020. Donasi ini diterima langsung oleh Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo, Dyah Ayu Rahmawati. Dyah Ayu Rahmawati menambahkan bahwa antusiasme penyaluran donasi untuk Ponpes Al-Khoziny sangat tinggi, baik dari lembaga pendidikan, perusahaan, hingga komunitas perorangan. "Alhamdulillah, kami mencatat bahwa bantuan tunai untuk Ponpes Al-Khoziny yang terkumpul melalui BAZNAS Sidoarjo ini sudah menembus angka sekitar Rp300 juta. Nantinya, Dana ini akan kami salurkan secara bertahap dan transparan, berkoordinasi dengan pihak pondok pesantren untuk memenuhi kebutuhan rehabilitasi yang paling mendesak," jelasnya. Total dana yang terkumpul ini akan difokuskan untuk membantu percepatan pembangunan kembali sarana dan prasarana pondok yang mengalami kerusakan parah. Kampanye "Ayo Pulihkan Al-Khoziiny" yang digaungkan BAZNAS Sidoarjo bersama berbagai mitra terbukti berhasil menjadi wadah yang dipercaya masyarakat untuk menyalurkan shadaqah dan infak kemanusiaan mereka. Capaian Rp300 juta ini diharapkan menjadi pemicu bagi pihak-pihak lain untuk terus berkontribusi, memastikan proses pemulihan Pondok Pesantren Al-Khoziiny dapat segera tuntas, agar aktivitas belajar mengajar para santri kembali normal.
BERITA21/10/2025 | sudrab
Menembus Batas, Salurkan Bantuan Pembangunan Masjid At-Taubah Waru
Menembus Batas, Salurkan Bantuan Pembangunan Masjid At-Taubah Waru
Sidoarjo – Ketika malam mulai menyelimuti Desa Kepuhkiriman, Waru, sebuah misi kemanusiaan tengah berlangsung. Tim BAZNAS Kabupaten Sidoarjo menyalurkan bantuan pembangunan untuk Masjid At-Taubah yang terletak tepat di depan Balai Desa, Senin (20/10/2025) malam. Dua staf pelaksana, A. Hamdani dan Minan Abdul Haq, hadir membawa harapan baru bagi jamaah setempat yang tengah berjuang menyelesaikan rumah ibadah mereka. Masjid At-Taubah saat ini masih dalam tahap pembangunan. Tiang-tiang beton kokoh berdiri, rangka atap mulai terbentuk, namun masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Lantai keramik telah terpasang sebagian, sementara dinding-dinding menanti sentuhan akhir. Kondisi fisik bangunan menunjukkan keseriusan panitia pembangunan, namun keterbatasan dana menjadi tantangan utama untuk melanjutkan ke tahap finishing. "Kami sangat bersyukur bisa hadir malam ini untuk menyaksikan langsung perjuangan masyarakat Kepuhkiriman dalam membangun masjid," ujar Minan Abdul Haq saat ditemui di lokasi. "Ini bukan sekadar bantuan material, tetapi wujud kepedulian umat melalui zakat yang telah diamanahkan kepada BAZNAS. Semoga bantuan ini bisa mempercepat penyelesaian pembangunan." Proses serah terima bantuan berlangsung khidmat di tengah-tengah bangunan masjid yang masih terbuka. Takmir masjid dan beberapa tokoh masyarakat setempat menyambut kedatangan tim BAZNAS dengan penuh kehangatan. Mereka mengenakan pakaian muslim tradisional, mencerminkan identitas keagamaan yang kuat di wilayah ini. Suasana malam yang tenang dipenuhi dengan rasa syukur dan harapan akan terwujudnya masjid yang layak sebagai pusat ibadah dan aktivitas keagamaan masyarakat. Dalam perbincangan dengan panitia pembangunan, terungkap bahwa konstruksi masjid telah dimulai sejak beberapa bulan lalu dengan mengandalkan dana swadaya masyarakat. Namun, biaya untuk pengadaan material atap, pengecatan, dan instalasi listrik menjadi kendala yang cukup serius. Bantuan dari BAZNAS diharapkan menjadi dorongan penting untuk melanjutkan tahapan konstruksi berikutnya. "Pembangunan masjid ini adalah bukti gotong royong masyarakat, dan kehadiran BAZNAS malam ini memberikan energi baru bagi kami," ungkap salah satu anggota takmir yang menerima bantuan dengan penuh haru. "Kami berharap masjid ini segera berdiri sempurna dan menjadi pusat kegiatan umat di Kepuhkiriman." Tim BAZNAS juga melakukan assessment mendalam terhadap kondisi pembangunan dan mendokumentasikan setiap detail melalui foto-foto sebagai bukti pelaksanaan program. Data ini akan digunakan untuk evaluasi internal dan perencanaan tindak lanjut jika diperlukan bantuan tambahan atau pendampingan teknis di masa mendatang. Minan menambahkan, "BAZNAS Kabupaten Sidoarjo berkomitmen untuk terus memantau perkembangan pembangunan masjid ini. Kami tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga memastikan bahwa setiap rupiah zakat yang diamanahkan benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat." Kegiatan malam itu ditutup dengan doa bersama untuk kelancaran pembangunan masjid dan keberkahan bagi semua pihak yang terlibat. Saat tim BAZNAS berpamitan, rasa syukur dan optimisme terpancar dari wajah-wajah jamaah Masjid At-Taubah. Bantuan ini bukan sekadar angka, tetapi simbol solidaritas umat dan bukti bahwa zakat adalah instrumen pemberdayaan sosial yang nyata. Program distribusi bantuan pembangunan masjid merupakan salah satu fokus BAZNAS Kabupaten Sidoarjo dalam mengoptimalkan pemanfaatan dana zakat untuk infrastruktur keagamaan. Dengan pendekatan yang terencana dan berbasis data lapangan, BAZNAS terus berupaya menjangkau berbagai wilayah di Sidoarjo untuk mendukung pembangunan rumah ibadah yang layak dan fungsional bagi masyarakat.
BERITA21/10/2025 | sudrab
Menyusuri Pelosok: BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Fakir ke Enam Keluarga
Menyusuri Pelosok: BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Fakir ke Enam Keluarga
SIDOARJO - BAZNAS Kabupaten Sidoarjo menyalurkan bantuan fakir kepada enam keluarga kurang mampu di dua kecamatan pada Senin (20/10/2025). Program yang merupakan kerjasama dengan BAZNAS Jawa Timur ini menyasar wilayah Tulangan dan Wonoayu, dua kecamatan dengan kantong kemiskinan yang membutuhkan perhatian serius. Distribusi bantuan periode September-Oktober 2025 ini menjangkau Ibu Miatin dan Ibu Rupiati di Desa Grabakan, Tulangan, serta Ibu Rudaiyah di Desa Popoh dan tiga mustahik di Desa Molyodadi, Wonoayu—yakni Ibu Tiami, Bapak Parsa, dan Mbah Gemi. Keenam penerima merupakan warga yang telah terverifikasi memenuhi kriteria fakir menurut ketentuan syariat Islam. "Kami tidak sekadar menyalurkan bantuan, tetapi juga menyaksikan langsung kondisi mereka," ujar M. Sofwan, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo yang memimpin distribusi. "Setiap rumah yang kami kunjungi adalah sekolah kehidupan. Di sana kami belajar tentang ketangguhan dan kesabaran menghadapi ujian hidup." Perjalanan dimulai dari Desa Grabakan yang terletak jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Ibu Miatin, seorang lansia yang hidup sendiri, menyambut tim BAZNAS dengan penuh syukur. Kondisi rumahnya yang sederhana dengan tungku dapur yang jarang menyala menjadi saksi bisu perjuangan hidup sehari-hari. Tidak jauh dari sana, Ibu Rupiati—juga seorang janda—menunjukkan ekspresi serupa saat menerima bantuan. "Saat Ibu Miatin berkata 'Alhamdulillah, ini sangat membantu kami' dengan suara bergetar, kami menyadari betapa berharganya setiap rupiah yang kami salurkan," kenang Sofwan dengan nada empatik. "Itu bukan sekadar uang, tetapi harapan untuk bertahan hidup." Distribusi berlanjut ke Kecamatan Wonoayu. Di Desa Popoh, tim bertemu Ibu Rudaiyah, seorang ibu yang berjuang sendirian mengurus anak-anaknya setelah suaminya sakit keras. Meski wajahnya menampakkan kelelahan, semangatnya tetap membara untuk memastikan anak-anaknya tetap bersekolah. Di Desa Molyodadi, tim mengunjungi tiga keluarga dengan kondisi yang berbeda-beda. Ibu Tiami yang menjadi tulang punggung keluarga, Bapak Parsa dengan tubuh renta yang masih memaksakan diri bekerja serabutan, dan Mbah Gemi—sosok sepuh berusia lebih dari tujuh dekade yang hidup dalam kesederhanaan luar biasa. "Mbah Gemi mengajarkan kami tentang makna syukur yang sesungguhnya," ungkap Sofwan. "Beliau menerima bantuan dengan senyum tulus, tanpa keluhan meski hidupnya jauh dari kata layak. Inilah wajah kemiskinan yang sesungguhnya—bukan angka statistik, tetapi manusia dengan martabat yang harus kita jaga." Program Bantuan Fakir merupakan salah satu penyaluran zakat yang fokus pada kelompok mustahik yang paling membutuhkan. BAZNAS Sidoarjo bertanggung jawab memastikan setiap bantuan sampai tepat sasaran melalui survei mendalam dan verifikasi ketat sesuai kriteria syar'i. M. Sofwan menutup keterangannya dengan ajakan kepada masyarakat Sidoarjo. "Masih banyak Ibu Miatin, Pak Parsa, dan Mbah Gemi lainnya yang membutuhkan bantuan. Program ini berjalan berkat kepercayaan para muzakki yang menyalurkan zakatnya melalui lembaga resmi. Setiap zakat yang dibayarkan adalah investasi kemanusiaan yang mengubah takdir." BAZNAS Sidoarjo mengajak masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam program filantropi untuk menyalurkan zakat, infak, dan sedekah melalui lembaga resmi guna memastikan penyaluran yang akuntabel dan tepat sasaran kepada delapan golongan mustahik.
BERITA20/10/2025 | sudrab
Tebus Ijazah: BAZNAS Sidoarjo Bebaskan Masa Depan Anak Pekerja Serabutan
Tebus Ijazah: BAZNAS Sidoarjo Bebaskan Masa Depan Anak Pekerja Serabutan
SIDOARJO - BAZNAS Kabupaten Sidoarjo kembali menunjukkan kepedulian nyata terhadap pendidikan masyarakat kurang mampu melalui program Tebus Ijazah. Senin (20/10/2025), lembaga filantropi Islam ini menyalurkan bantuan kepada Ananda Fikri Ari, lulusan SMK Muhammadiyah 1 Taman tahun ajaran 2023/2024, yang ijazahnya tertahan karena keterbatasan ekonomi keluarga. Penyerahan bantuan berlangsung di SMK Muhammadiyah 1 Taman dan diterima langsung oleh Ibu Fauriyah, Kepala Tata Usaha sekolah tersebut. Turut hadir mendampingi adalah Bapak Andik, orang tua Fikri yang bekerja serabutan untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya di Desa Medaeng, Waru. "Kami melihat program Tebus Ijazah ini bukan sekadar membebaskan dokumen yang tertahan, tetapi membebaskan masa depan anak-anak dari belenggu kemiskinan," ujar Ahmad Hamdani, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo yang memimpin distribusi bantuan hari itu. "Setiap ijazah yang kami tebus adalah pintu gerbang menuju peluang kerja, pendidikan lanjut, dan kehidupan yang lebih bermartabat." Bagi Pak Andik, bantuan ini datang bagaikan jawaban doa panjang keluarganya. Pria asal Medaeng ini menggantungkan hidup dari pekerjaan serabutan tanpa kepastian penghasilan tetap. Hari ini mengangkut barang, esok membantu di pasar, lusa entah di mana—rutinitas yang telah dijalani bertahun-tahun demi memastikan anak-anaknya tetap bersekolah. "Pak Andik mewakili ribuan orang tua di negeri ini yang berjuang habis-habisan untuk pendidikan anak-anaknya," tambah Ahmad Hamdani dengan nada penuh empati. "Saat ijazah Fikri tertahan, bukan hanya selembar kertas yang terkunci, tetapi juga mimpi-mimpi besar keluarga ini yang terpenjara. Hari ini, Alhamdulillah, kami bisa menjadi bagian dari pembebasan itu." Program Tebus Ijazah merupakan salah satu bentuk penyaluran zakat produktif BAZNAS Sidoarjo yang fokus pada sektor pendidikan. Program ini menyasar siswa-siswi kurang mampu yang telah menyelesaikan pendidikan namun ijazahnya tertahan karena keterbatasan biaya administrasi sekolah. Dokumen ijazah yang tertahan seringkali menjadi penghalang utama bagi lulusan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau melamar pekerjaan. "Setiap nama yang kami catat, setiap bantuan yang kami salurkan, adalah benang-benang harapan yang kami rajut menjadi jaring pengaman sosial," jelas Ahmad Hamdani. "Masih banyak Fikri-Fikri lainnya yang menunggu, masih banyak Pak Andik yang berjuang sendirian di luar sana." Ibu Fauriyah yang menerima bantuan menyampaikan apresiasi tinggi atas program ini. Sebagai Kepala TU yang setiap hari berhadapan dengan deretan nama siswa yang ijazahnya tertahan, ia memahami betul dampak sosial dari program Tebus Ijazah. Ahmad Hamdani menutup keterangannya dengan pesan kepada masyarakat Sidoarjo. "Program ini berjalan berkat kepercayaan para muzakki yang menyalurkan zakatnya melalui BAZNAS. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang menggerakkan roda keadilan sosial. Dengan terus berzakat melalui lembaga resmi, kita bersama-sama bisa membebaskan lebih banyak masa depan anak-anak Indonesia." BAZNAS Sidoarjo mengajak masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam program filantropi serupa untuk menyalurkan zakat, infak, dan sedekah melalui lembaga resmi guna memastikan penyaluran yang tepat sasaran dan akuntabel.
BERITA20/10/2025 | sudrab
Solidaritas Bantu Pemulihan: SMAN 3 Serahkan Bantuan untuk Korban Tragedi Ponpes Al-Khoziny
Solidaritas Bantu Pemulihan: SMAN 3 Serahkan Bantuan untuk Korban Tragedi Ponpes Al-Khoziny
Sidoarjo – Duka mendalam masih menyelimuti Kabupaten Sidoarjo. Tragedi ambruknya musholla Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran pada 29 September lalu menewaskan 63 santri, meninggalkan luka yang sulit terlupakan. Namun di tengah kesedihan itu, secercah cahaya harapan datang dari uluran tangan sesama. Perwakilan keluarga besar SMAN 3 menyerahkan bantuan senilai Rp3.205.000 kepada BAZNAS Sidoarjo, Jumat (17/10), sebagai bentuk solidaritas untuk pemulihan pasca-tragedi. Rombongan yang dipimpin Ibu Sefinda AR, salah satu pengajar SMAN 3, bersama rekan sejawatnya dan tiga peserta didik diterima langsung oleh M. Naim, M.Pd.I, Amil Pelaksana BAZNAS Sidoarjo di kantornya yang beralamat di Jalan Pahlawan I Nomor 10. Penyerahan bantuan berlangsung penuh kehangatan, mencerminkan kepedulian lintas institusi pendidikan di Sidoarjo. "Ini adalah wujud kepedulian kami sebagai bagian dari masyarakat Sidoarjo. Kami tidak bisa tinggal diam melihat saudara-saudara kami mengalami musibah sebesar ini," ujar Ibu Sefinda dengan suara bergetar. "Dana ini dikumpulkan dari seluruh civitas akademika SMAN 3, dari guru, karyawan, hingga siswa-siswi kami yang rela menyisihkan uang saku mereka." Tragedi yang menimpa Ponpes Al-Khoziny tercatat sebagai salah satu bencana paling memilukan dalam sejarah Sidoarjo. Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Timur, Kombes Pol. dr. Mohammad Khusnan Marzuki, mengonfirmasi bahwa seluruh 63 jenazah korban telah teridentifikasi pada Rabu, 15 Oktober 2025. Tim DVI Polda Jatim menyelesaikan identifikasi lima jenazah terakhir yang cocok dengan data ante mortem. "Data ante mortem yang melaporkan orang hilang yaitu 63 korban dan sudah teridentifikasi seluruhnya sebanyak 63 orang," kata Khusnan. Operasi tim DVI pun resmi ditutup setelah seluruh jenazah diserahkan kepada keluarga santri untuk dimakamkan. M. Naim menyampaikan apresiasi mendalam atas bantuan yang diterima. "Ini bukan sekadar bantuan materi, tetapi bukti bahwa solidaritas tidak mengenal sekat. Dari sekolah umum untuk pesantren, dari generasi muda untuk sesama. Dana ini akan kami salurkan untuk membantu proses pemulihan, baik untuk renovasi musholla maupun dukungan bagi keluarga korban yang membutuhkan," jelasnya. Ketiga peserta didik SMAN 3 yang hadir tampak khidmat. Salah satu di antara mereka, seorang siswa berbusana pramuka, mengungkapkan perasaannya. "Kami sedih mendengar kabar ini. Mereka adalah teman-teman sebaya kami yang seharusnya masih bisa mengejar cita-cita. Kami ingin berbuat sesuatu, sekecil apa pun, untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan." Bantuan senilai Rp3.205.000 ini menjadi simbol persaudaraan di tengah duka. Angka tersebut bukan hanya representasi nilai nominal, tetapi cerminan dari ratusan tangan yang terulur, ratusan hati yang berdenyut penuh empati. Di ruang kantor BAZNAS yang dihiasi logo Garuda Pancasila bercahaya, foto bersama diabadikan. Senyum tipis menghiasi wajah mereka—senyum yang lahir bukan dari kegembiraan, tetapi dari kesadaran bahwa mereka telah berbuat sesuatu yang bermakna. Tragedi Ponpes Al-Khoziny meninggalkan luka, namun juga melahirkan kesadaran kolektif tentang pentingnya saling menopang. Bantuan dari SMAN 3 adalah salah satu dari sekian banyak bentuk solidaritas yang terus mengalir, membuktikan bahwa dalam setiap musibah, kemanusiaan selalu menemukan jalannya.
BERITA17/10/2025 | sudrab
Jeda Perang, Harapan Datang: 37 Ribu Paket Bantuan BAZNAS RI Tembus Gaza!
Jeda Perang, Harapan Datang: 37 Ribu Paket Bantuan BAZNAS RI Tembus Gaza!
SIDOARJO - Akhirnya, harapan itu kembali datang! Setelah sekian lama tertahan di perbatasan, konvoi kemanusiaan dari Indonesia berhasil menembus blokade. Momen dimulainya gencatan senjata resmi pada 11 Oktober 2025 menjadi celah emas bagi Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia (BAZNAS RI) untuk mengirimkan bantuan esensial kepada saudara-saudara kita di Gaza. Alhamdulillah! Ribuan paket bantuan dari rakyat Indonesia kini telah berhasil memasuki wilayah Gaza, membawa serta pesan solidaritas yang menghangatkan di tengah dinginnya konflik. Bantuan ini bukan hanya soal logistik dan tumpukan karung; ini tentang rasa kemanusiaan yang mendalam. Ini tentang pesan bahwa mereka tak sendiri. Bahwa dari jauh, bentangan kasih Indonesia tetap ada, mendampingi perjuangan masyarakat Palestina. Dalam momen krusial gencatan senjata ini, BAZNAS RI bergerak cepat. Sebanyak 37.000 paket bantuan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat yang terisolasi. Dalam foto-foto yang dirilis BAZNAS, terlihat antrean truk-truk besar berjejer rapi di perbatasan Rafah, dipenuhi muatan yang dibungkus plastik bening, memperlihatkan label BAZNAS Indonesia, berkolaborasi dengan Bulan Sabit Merah Mesir (Egyptian Red Crescent) yang logonya tampak jelas di badan truk. Muatan ini terdiri dari ribuan ton bantuan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok yang paling dibutuhkan oleh mereka yang berjuang di tengah ujian berat. Langkah ini merupakan implementasi nyata dari komitmen BAZNAS untuk "MEMBASUH LUKA PALESTINA." Bantuan ini adalah hasil konkret dari doa dan dukungan masyarakat Indonesia yang terus mengalir tanpa henti. Setiap karung beras, setiap kotak obat, dan setiap selimut yang diangkut oleh truk-truk tersebut membawa serta keikhlasan dan harapan dari jutaan donatur di Tanah Air. Namun, perjuangan ini belum selesai. Gencatan senjata ini adalah kesempatan, bukan akhir. Ini adalah jendela waktu yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kembali peduli, untuk kembali membantu, dan untuk memastikan bahwa bantuan terus mengalir. Kondisi di Gaza masih sangat rentan, dan kebutuhan akan uluran tangan terus meningkat setiap harinya. Keberhasilan penyaluran 37.000 paket ini adalah permulaan. BAZNAS RI mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak mengendurkan semangat filantropi. Teruslah hadir, teruslah berdonasi, dan teruslah menjadi mercusuar harapan bagi Palestina. Melalui BAZNAS, mari kita pastikan bahwa cinta, doa, dan dukungan Indonesia akan menjadi energi tak terbatas untuk meringankan beban mereka. Perjuangan kemanusiaan masih berlanjut, dan kita harus memastikan bahwa tidak ada satu pun saudara kita di Palestina yang merasa ditinggalkan.
BERITA14/10/2025 | sudrab
PULIHKAN PONPES AL-KHOZINY: DARI DONASI SISWA KEBERKAHAN YANG BERGERAK BERSAMA
PULIHKAN PONPES AL-KHOZINY: DARI DONASI SISWA KEBERKAHAN YANG BERGERAK BERSAMA
SIDOARJO — Di tengah reruntuhan yang masih menyisakan luka, harapan mulai terbangun kembali. Donasi senilai Rp 3.627.900 dari siswa dan civitas akademika SMP Al Falah As Salam, Ds. Tropodo, Kec. Waru, menjadi simbol kepedulian nyata yang mengalir dari generasi muda untuk saudara-saudara mereka di Pondok Pesantren Al-Khoziny yang tertimpa musibah runtuhnya musholla. Penyerahan donasi ini dilakukan secara simbolis oleh Ustad Farkhan, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, bersama perwakilan siswa, langsung kepada staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, Abdulghoni, di kantor BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, Senin (13/10/2025). “Ini bukan sekadar uang. Ini adalah doa, empati, dan komitmen moral dari anak-anak muda yang sudah diajarkan untuk peduli sejak dini,” tegas Ustad Farkhan, menegaskan bahwa aksi ini adalah bagian dari kurikulum karakter sekolahnya. “Kami ingin mereka tumbuh bukan hanya pintar, tapi juga berhati lembut.” Abdulghoni, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, menerima donasi tersebut dengan penuh apresiasi. “Setiap rupiah yang masuk adalah amanah. Kami akan salurkan dengan transparan dan tepat sasaran untuk pulihnya ponpes Alkhoziny,” ujarnya. Selain Donasi dari SMP Al Falah As Salam,Melalui transfer merupakan bagian dari gelombang solidaritas lebih luas digerakkan oleh Keluarga Besar Perguruan Islam (PI) Al-Wahyu Rewwin, Sidoarjo. Sebesar 3.050.000 ditransfer ke Rekening BAZNAS Sidoarjo. Hingga Senin siang, total dana yang telah terkumpul mencapai Rp 270 juta lebih — sebuah angka yang membanggakan, namun tetap dianggap sebagai awal, bukan akhir. “Ini bukan akhir, tapi awal,” kata Abdulghoni dengan nada penuh semangat. “Rekonstruksi fisik butuh waktu. Penyembuhan trauma butuh lebih banyak lagi. Tapi dengan sinergi seperti ini, tidak ada yang mustahil.” BAZNAS Sidoarjo membuka seluas-luasnya pintu bagi siapa pun yang ingin berkontribusi. Baik melalui transfer ke rekening resmi, maupun kunjungan langsung ke kantor di Jl. Pahlawan I No. 10. Informasi lebih lanjut dapat diakses via telepon 085-943-638-999 atau website www.kabsidoarjo.baznas.go.id . Di balik setiap rupiah yang terkumpul, ada doa. Doa untuk para korban, untuk keluarga yang kehilangan, dan untuk Ponpes Al-Khoziny yang akan bangkit lebih kuat. Seperti kata Ustad Farkhan, “Berbagi bukan soal besar kecilnya nominal, tapi seberapa tulus hati kita memberi.” Bagi para donatur, baik individu maupun lembaga, terima kasih tak terhingga. Semoga setiap tetes kebaikan Anda menjadi amal jariyah yang mengalir tanpa henti, dan Allah SWT membalasnya dengan kebaikan berlipat ganda. Karena dalam kemanusiaan, tidak ada donasi yang terlalu kecil. Yang terpenting adalah niat tulus untuk berbagi — dan itulah yang sedang terjadi di Sidoarjo. Bersama, kita pulihkan Ponpes Al-Khoziny. Bersama, kita bangun kembali harapan.
BERITA13/10/2025 | sudrab
Terima Kasih Orang Baik: Ribuan Porsi Nasi dan Donasi Natura Tersalurkan Pasca Runtuhnya Musholla Ponpes AL-Khoziny
Terima Kasih Orang Baik: Ribuan Porsi Nasi dan Donasi Natura Tersalurkan Pasca Runtuhnya Musholla Ponpes AL-Khoziny
SIDOARJO — “Terima kasih, orang-orang baik,” ucap Abdul Ghoni, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, dengan suara bergetar saat menyampaikan data pemanfaatan logistik Posko BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) Jawa timur di Pondok Pesantren Al-Khoziny. Hal itu merupakan ungkapan tulus atas gelombang solidaritas yang mengalir deras selama sembilan hari masa tanggap darurat pasca-runtuhnya musholla ponpes pada 29 September lalu,Senin (13 /10) di kantor BAZNAS Sidoarjo Dalam tempo kurang dari 24 jam sejak insiden, ratusan donasi natura—mulai dari beras, mie instan, nasi bungkus, hingga alat kesehatan—mengalir dari berbagai penjuru. Total tercatat 255 item donasi dengan nilai taksiran mencapai Rp159 juta. “Yang paling mengharukan, ada donatur yang datang sendiri membawa satu kresek roti dan es teh. Tak peduli jumlahnya, niat tulus itulah yang menyelamatkan hari-hari sulit kami,” kata Ghoni. Sejak hari pertama, BAZNAS Tanggap Bencana Jawa Timur mendirikan Pos Dapur Air dan Dapur Umum di lokasi. Selama periode 29 September–7 Oktober, dapur umum berhasil memproduksi 6.000–7.000 porsi nasi bungkus yang disalurkan kepada santri, relawan, keluarga korban, serta warga sekitar. “Kami tak pernah kehabisan stok karena setiap pagi selalu ada saja truk atau motor yang datang membawa beras, telur, sayur, atau gas LPG,” tambahnya. Donasi tidak hanya berupa makanan. Sebanyak 21 kursi roda, 10 soft cervical collar, 12 head immobilizer, dan ratusan obat-obatan juga diterima. Namun, sesuai protokol medis, seluruh alat kesehatan kini disimpan di gudang Rumah Sehat BAZNAS (RSB). “Tiga kursi roda sudah kami salurkan kepada mereka yang membutuhkan selama evakuasi. Sisanya siap digunakan jika ada kebutuhanpemanfaatan sesuai arahan dan ketentuan berlaku,” jelas Ghoni. Pada 7 Oktober, seluruh sisa logistik non-medis diserahkan langsung kepada pengurus Ponpes Al-Khoziny dan sebagian kecil diberikan kepada relawan santri dari Pondok Pesantren Panji. “Mereka yang membantu tanpa pamrih juga layak mendapat apresiasi,” ujarnya. Ghoni menekankan, keberhasilan respons kemanusiaan ini adalah bukti nyata bahwa krisis justru mempertemukan hati-hati yang peduli**. “Dari TNI, Bhayangkari, alumni, masjid, hingga ‘Hamba Allah’ yang tak ingin disebut namanya—semua punya andil. Inilah Indonesia yang sesungguhnya: gotong royong dalam laku nyata.” Di tengah reruntuhan musholla yang masih menunggu rekonstruksi, semangat kebersamaan justru bangkit lebih kokoh. Dan di balik setiap porsi nasi, setiap dus air mineral, dan setiap doa yang menyertainya, ada ribuan “orang baik” yang menjadi pahlawan tanpa jubah.
BERITA13/10/2025 | sudrab
Solidaritas Berlanjut: Donasi Pemulihan Ponpes Al-Khoziny Tembus Rp250 Juta
Solidaritas Berlanjut: Donasi Pemulihan Ponpes Al-Khoziny Tembus Rp250 Juta
Gelombang Kepedulian Tak Kunjung Surut, BAZNAS Sidoarjo Catat Ratusan Juta Rupiah untuk Korban Runtuhnya Musholla SIDOARJO – Sepuluh hari berlalu sejak tragedi runtuhnya musholla Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, pada 29 September 2025. Namun, arus solidaritas justru mengalir semakin deras. Kamis, 9 Oktober 2025, BAZNAS Sidoarjo kembali mencatat lonjakan donasi untuk pemulihan ponpes yang menelan korban jiwa tersebut. Pagi itu, di kantor BAZNAS Sidoarjo Jalan Pahlawan I No. 10, hadir sejumlah donatur dengan hati yang sama: ingin meringankan beban keluarga korban dan membantu pemulihan ponpes yang rata dengan tanah itu. Doa dari Balik Donasi Ibu Khodijah, seorang ibu yang berdonasi dan diwakilkan oleh anak dan menantunya. Anak beliau, pasangan suami-istri Muhammad Muhtashor dan sang istri yang juga owner produsen tas dengan brand MOONZAYA, menyerahkan donasi sebesar Rp5.000.000.di kantor BAZNAS Sidoarjo "Ini bagian dari kirim doa untuk para ahli kubur kami. Semoga bisa bermanfaat untuk pemulihan ponpes dan keluarga korban," ujar sang anak dengan suara bergetar. Donasi itu bukan sekadar angka. Ia adalah doa yang dikirim dari alam baka, melalui tangan-tangan yang masih hidup. Kepedulian yang melintasi batas kematian. Pelajaran Empati dari Sekolah Tak lama berselang, delegasi dari SMPN 1 Sukodono tiba. Dipimpin oleh Ibu Dra. Nunuk Sriasih dan Ika Oktana Amelia, S.Ak, mereka membawa donasi sebesar Rp11.307.000—hasil penggalangan dari seluruh warga sekolah. Yang menarik, dua perwakilan peserta didik turut hadir: Aqila Nafis Aisy Salsabia dan Reyhan Syahmi Fazzagaidha. Dua remaja yang belajar arti empati bukan dari buku, melainkan dari aksi nyata. "Kami ikut merasakan kesedihan teman-teman santri yang kehilangan teman dan tempat belajarnya. Ini sedikit bantuan dari kami," ucap Aqila dengan mata berbinar. Pendidikan sejati bukan hanya soal matematika atau bahasa. Ia juga tentang bagaimana menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama. Dan SMPN 1 Sukodono membuktikannya. Angka yang Terus Bergerak Per Kamis siang, 9 Oktober 2025, total donasi dalam bentuk uang yang masuk ke BAZNAS Sidoarjo telah menembus angka Rp250 juta lebih—dan terus bertambah. Angka dinamis yang mencerminkan kepedulian kolektif masyarakat Sidoarjo. Donasi datang melalui dua jalur: penyerahan langsung di kantor BAZNAS Jalan Pahlawan I No. 10, dan transfer perbankan ke rekening atas nama BAZNAS Sidoarjo. "Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan masyarakat. Dana ini akan kami salurkan secara transparan dan akuntabel untuk pemulihan ponpes serta bantuan bagi keluarga korban," ujar Khamdani, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo. Refleksi di Tengah Duka Tragedi Al-Khoziny mengingatkan kita pada kerapuhan hidup. Dalam sekejap, bangunan runtuh, nyawa melayang, dan masa depan berubah. Namun, di tengah duka yang mencekam, solidaritas justru tumbuh subur. Dari ibu hingga anak-anak sekolah yang baru belajar arti empati, semuanya bersatu dalam satu misi: meringankan beban sesama. Rp250 juta bukan angka kecil. Tapi lebih dari itu, ia adalah bukti bahwa kepedulian masih hidup di tengah masyarakat kita. Bahwa kemanusiaan masih menjadi nilai yang dijunjung tinggi. Bukan Akhir, Tapi Awal Upaya pemulihan ponpes Al-Khoziny masih panjang. Bangunan perlu direkonstruksi, trauma perlu disembuhkan, dan harapan perlu ditumbuhkan kembali. Namun dengan solidaritas seperti ini, tidak ada yang mustahil. BAZNAS Sidoarjo terus membuka pintu bagi siapa saja yang ingin berkontribusi. Karena dalam kemanusiaan, tidak ada donasi yang terlalu kecil. Yang terpenting adalah niat tulus untuk berbagi. Dan di balik setiap rupiah yang terkumpul, ada doa. Doa untuk para korban, untuk keluarga yang ditinggalkan, dan untuk ponpes yang bangkit kembali lebih kuat. Bagi yang ingin menyalurkan donasi: Langsung: Kantor BAZNAS Sidoarjo, Jl. Pahlawan I No. 10 Transfer: Rekening a/n BAZNAS Sidoarjo (nomor rekening dapat dilihat di website resmi) - Informasi: 085-943-638-999 | www.kabsidoarjo.baznas.go.id | Kantor digital Baznas Sidoarjo Karena kebaikan, seperti harapan, tidak pernah mengenal kata terlambat.
BERITA09/10/2025 | sudrab
Anniversary Warung Mimi: Ajak Relawan Tanggap Bencana BAZNAS Sidoarjo Makan Gratis
Anniversary Warung Mimi: Ajak Relawan Tanggap Bencana BAZNAS Sidoarjo Makan Gratis
Ketika Kepedulian Dirayakan dengan Keberkahan Bersama SIDOARJO – Di tengah hiruk-pikuk Jalan Gajah Magersari No. 5, Kelurahan Magersari, sebuah warung sederhana menjadi saksi bisu pertemuan hati-hati yang ikhlas. Kamis, 9 Oktober, Warung Mimi merayakan hari jadinya yang ketiga dengan cara berbeda: mengundang puluhan relawan BAZNAS Sidoarjo untuk makan bersama, tanpa dipungut biaya sepeser pun. Ini bukan sekadar perayaan ulang tahun biasa. Ini adalah ungkapan syukur dan terima kasih atas kolaborasi kemanusiaan yang terjalin selama penanganan bencana runtuhnya musholla Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Bagi para relawan BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) Jawa Timur, Warung Mimi bukan nama asing. Sejak 29 September hingga 7 Oktober lalu. Setiap hari, 150 paket makan beserta es teh segar mengalir dari dapur mungil ini menuju lokasi bencana. Empat hari berturut-turut, tanpa henti, tanpa keluh. "Luar biasa kontribusi Warung Mimi. Semoga partisipasi dan keikhlasannya ini mendapatkan balasan dari Allah SWT, keberkahan selalu berlimpah. Apalagi ini ditambah makan gratis bareng relawan," ujar Khamdani, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, dengan senyum penuh makna. Apresiasi itu bukan bualan. Di tengah kepanikan pasca-runtuhnya musholla yang menewaskan sejumlah santri, kehadiran makanan fresh menjadi penenang. Warung Mimi hadir sebagai perpanjangan tangan dari kepedulian yang lebih besar. Ibu Wiwik, pemilik Warung Mimi, menerima ucapan terima kasih itu dengan rendah hati. Perempuan asli madura ini mengaku hanya menjalankan amanah. "Kami hanya menyalurkan saja dari adik kami yang kebetulan jadi istri Kapolres di salah satu kabupaten Jawa Timur ini," ungkapnya sambil tersenyum. Namun, kesederhanaan pengakuan itu tak mengurangi besarnya peran. Dalam situasi darurat, logistik adalah nyawa. Dan Warung Mimi memastikan para relawan dan korban bencana tak kelaparan di tengah duka. Perayaan ulang tahun ketiga ini menjadi momen refleksi. Bagaimana sebuah warung kecil bisa menjadi bagian dari ekosistem kemanusiaan yang lebih besar. Bagaimana kepedulian tak selalu butuh modal besar, tapi ketulusan yang teguh. Di meja-meja yang penuh tawa dan cerita, para relawan berbagi pengalaman. Ada yang menceritakan malam-malam tanpa tidur di lokasi bencana, ada yang mengenang tangis keluarga korban, ada pula yang bersyukur masih diberi kesempatan berbagi. Warung Mimi berdiri sebagai pengingat: filantropi tak melulu soal angka donasi yang fantastis. Kadang, ia hadir dalam wujud nasi bungkus hangat, es teh manis, dan pelukan tulus dari sesama manusia yang peduli. Saat pelita-pelita kecil seperti Warung Mimi terus menyala, harapan untuk Indonesia yang lebih peduli pun semakin nyata. Dan di ulang tahunnya yang ketiga ini, Warung Mimi membuktikan: berbagi itu tak butuh panggung besar, cukup hati yang lapang dan tangan yang terulur.
BERITA09/10/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Raih Penghargaan Program Kesehatan dan Donasi Palestina Terbaik
BAZNAS Sidoarjo Raih Penghargaan Program Kesehatan dan Donasi Palestina Terbaik
Sidoarjo — Di tengah gelaran Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) BAZNAS Jawa Timur 2025, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menorehkan prestasi membanggakan. Lembaga pengelola zakat ini berhasil meraih BAZNAS Award sebagai institusi terbaik dalam Program Peduli Kesehatan dan Donasi Palestina. Penghargaan bergengsi tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Ketua I BAZNAS Jawa Timur, KH M. Masnuh, kepada Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Azis Salju Sodar—atau akrab disapa Gus Jazuk—dalam acara yang berlangsung di Surabaya, Rabu (8/10/2025). Momen tersebut menjadi salah satu puncak dari rangkaian Rakorda yang mengusung tema "Menguatkan Baznas dengan Mendukung Asta Cita." Gus Jazuk, yang menerima penghargaan bersama seluruh pimpinan BAZNAS Sidoarjo, tak menyembunyikan rasa syukurnya. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa capaian ini bukan semata-mata hasil kerja keras pengurus, melainkan buah dari keikhlasan para muzaki—orang-orang yang mempercayakan sebagian hartanya untuk disalurkan melalui lembaga ini. "Ini adalah buah keikhlasan segenap muzaki yang merelakan untuk menitipkan kewajiban dan kebaikannya melalui BAZNAS Sidoarjo," ungkap Gus Jazuk dengan nada penuh apresiasi. "Penghargaan ini milik mereka, para donatur yang terus percaya kepada kami." Penghargaan ganda yang diraih BAZNAS Sidoarjo mencerminkan komitmen kuat lembaga dalam menjalankan misi kemanusiaan. Program Peduli Kesehatan yang mereka kelola telah menyentuh ribuan mustahik di wilayah Sidoarjo, mulai dari bantuan pengobatan, operasi, hingga penyediaan alat kesehatan bagi keluarga kurang mampu. Sementara itu, program donasi untuk Palestina menunjukkan kepedulian lintas batas terhadap saudara sebangsa yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan. Rakorda BAZNAS Jawa Timur tahun ini digelar dengan fokus pada penguatan tata kelola zakat yang lebih profesional dan berbasis digital. Ketua BAZNAS Jawa Timur, KH Ali Maschan Moesa, menegaskan pentingnya peningkatan kualitas dalam segala aspek—mulai dari pengumpulan, distribusi, pelaporan, hingga transparansi keuangan. "Semua data kami merupakan data provinsi karena kami lembaga pemerintah non-struktural. Maka, kami terus bersinergi dengan pemerintah daerah," jelasnya. Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, yang mewakili Gubernur Khofifah Indar Parawansa, turut memberikan apresiasi. Menurutnya, tata kelola yang baik akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Baznas menghimpun zakat dan infak dari masyarakat dengan pelayanan terbaik dan ikhtiar terbaik untuk umat," ujar Emil. Prestasi BAZNAS Sidoarjo kali ini menjadi bukti nyata bahwa lembaga filantropi Islam dapat berkontribusi signifikan dalam menjawab tantangan sosial. Di tengah kompleksitas persoalan kemanusiaan—baik di dalam negeri maupun di luar—kehadiran lembaga seperti BAZNAS menjadi jembatan penting antara potensi dermawan umat dan kebutuhan riil di lapangan. Dengan penghargaan ini, BAZNAS Sidoarjo diharapkan semakin termotivasi untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan program-program kemanusiaannya. Sebab, di balik setiap rupiah yang terkumpul, ada harapan dan doa dari para muzaki yang ingin kebaikannya sampai kepada mereka yang membutuhkan.
BERITA09/10/2025 | sudrab
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat