Berita Terbaru
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan di Krian dan Prambon, Sentuh Anak Sekolah hingga Lansia Tak Mampu
SIDOARJO — Dalam satu hari penuh kepedulian, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menyalurkan bantuan sosial di dua lokasi berbeda: SDN Ponokawan, Kecamatan Krian, dan Desa Bendotretek, Kecamatan Prambon. Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 17 November 2025, menjadi bukti nyata komitmen lembaga amil zakat dalam menjangkau kelompok rentan—mulai dari anak-anak usia sekolah hingga lansia yang hidup dalam keterbatasan.
Di SDN Ponokawan, tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin oleh Ahmad Hamdani, M. Haffidz, dan Rita Defani, bersama kepala sekolah, menyerahkan bantuan pendidikan kepada sepuluh siswa yang berprestasi namun berasal dari keluarga kurang mampu. Para siswa tampak antusias menerima bantuan yang dirancang untuk mendukung kebutuhan belajar mereka. Kepala sekolah menyampaikan apresiasi atas kehadiran BAZNAS, mengingat banyak siswa di sekolah tersebut yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, baik untuk dirinya maupun keluarganya yang terbatas. “Ini bukan sekadar bantuan materi, tapi juga dorongan semangat agar anak-anak terus percaya pada pendidikan sebagai jalan keluar,” ujar kepala sekolah.
Sementara itu, di Desa Bendotretek, Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, M. Mahbub—yang akrab disapa Gus Mahbub—bersama staf pelaksana Sofwan dan Syukron, menyalurkan bantuan biaya hidup kepada sembilan warga lanjut usia dan keluarga tidak mampu. Salah satu penerima adalah Pak Kasban, seorang lansia berusia 87 tahun yang tinggal sendirian dan sangat bergantung pada bantuan anaknya. Kunjungan tim BAZNAS tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga mendengarkan cerita hidup mereka dan memberikan dukungan moral. “Kami ingin memastikan bahwa lansia yang hidup sebatang kara tetap merasa dihargai, bukan hanya diperhatikan secara fisik, tapi juga secara emosional,” kata Gus Mahbub.
Kedua kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin BAZNAS Sidoarjo dalam optimalisasi penyaluran zakat, infak, dan sedekah secara tepat sasaran. Penyaluran dilakukan berdasarkan hasil asesmen lapangan yang cermat, serta koordinasi erat dengan pihak sekolah dan perangkat desa untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi.
Dari dua lokasi ini, terlihat jelas bahwa kebutuhan masyarakat sangat beragam—mulai dari akses pendidikan hingga pemenuhan kebutuhan pokok bagi lansia. Namun, benang merahnya sama: kepedulian yang tulus. Di Ponokawan, senyum anak-anak berbaris rapi dengan seragam putih-merah menjadi simbol harapan masa depan. Di Bendotretek, tatapan tenang para lansia yang memegang bantuan menjadi pengingat bahwa martabat manusia tak pernah pudar, bahkan di usia senja.
BAZNAS Sidoarjo berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan programnya, tidak hanya melalui penyaluran langsung, tetapi juga dengan pendampingan dan pemberdayaan berkelanjutan. Rencana tindak lanjut mencakup monitoring dampak bantuan, serta pengembangan program seperti beasiswa berkelanjutan untuk siswa berprestasi dan layanan kesehatan dasar untuk lansia.
Dengan langkah-langkah konkret ini, BAZNAS Sidoarjo menegaskan perannya sebagai mitra strategis dalam mewujudkan kesejahteraan sosial di kabupaten yang dikenal sebagai pusat industri dan pertanian. Karena di balik setiap bantuan yang diserahkan, ada cerita, ada harapan—dan ada janji: bahwa tidak ada yang ditinggalkan. Setiap nyawa, sekecil apa pun, berhak atas kehidupan yang layak.
BERITA18/11/2025 | sudrab
Afizah dan Harapan yang Tak Pernah Padam
Kisah Keluarga Hariadi dan Intervensi BAZNAS Sidoarjo di Balik Perjuangan Melawan Penyakit
SIDOARJO – Di balik tembok rumah sederhana di Desa Pejangkungan, Kecamatan Prambon, tersimpan kisah perjuangan yang melelahkan sekaligus mengharukan. Afizah Al Maira Putri, bocah mungil yang belum genap tiga tahun, harus menanggung beban yang terlalu berat untuk usianya: kelainan jantung, gangguan paru-paru, kelainan kulit, dan penumpukan cairan di kepala. Setiap dua minggu sekali, keluarga Hariadi harus menempuh perjalanan ke RS Dr. Soetomo Surabaya—perjalanan yang menguras fisik, mental, dan kantong mereka yang sudah tipis.
"Kami tidak pernah menyangka cobaan ini akan datang," ujar Hariadi, sang ayah, dengan suara yang hampir berbisik. Sebagai kepala keluarga dengan tiga anak, ia bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasilannya yang tak menentu kini harus berbagi dengan kebutuhan medis Afizah yang terus membengkak. Istrinya, yang seharusnya bisa membantu mencari nafkah, kini harus stay di rumah untuk merawat putri bungsunya yang membutuhkan perhatian 24 jam.
Kondisi inilah yang menarik perhatian BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Senin pagi, 17 November 2025, pukul 10.00 WIB, tim yang dipimpin langsung oleh M. Mahbub (Gus Mahbub), Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, bersama Sofwan dan Syukron, staf pelaksana, datang membawa bantuan kesehatan. Kunjungan ini bukan sekadar seremonial penyerahan bantuan, melainkan hasil dari asesmen mendalam yang telah dilakukan sebelumnya.
"Kami melihat keluarga Pak Hariadi bukan hanya butuh bantuan finansial, tapi juga dukungan moral bahwa mereka tidak berjuang sendirian," jelas Gus Mahbub. Dalam asesmen yang dilakukan, tim BAZNAS menemukan bahwa keluarga ini tergolong sangat rentan. Dengan tiga anak dan kondisi Afizah yang memerlukan perawatan intensif berkelanjutan, keluarga Hariadi berada di ujung tanduk kemiskinan struktural yang kronis.
Data dari BAZNAS Sidoarjo mencatat bahwa kasus seperti Afizah bukanlah fenomena tunggal. Di Kabupaten Sidoarjo, masih banyak keluarga yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan akibat biaya kesehatan katastropik. Program bantuan kesehatan BAZNAS hadir sebagai safety net, jaring pengaman sosial yang menangkap mereka yang jatuh dari sistem kesehatan formal.
Yang membuat program ini berbeda adalah pendekatan humanistiknya. Bukan sekadar menyerahkan amplop bantuan, tim BAZNAS memastikan keluarga penerima memahami bahwa ini adalah hak mereka sebagai mustahik, bukan belas kasihan. "Zakat adalah sistem redistribusi kekayaan yang telah Allah atur. Afizah dan keluarganya berhak mendapat bagian dari harta orang-orang yang berkecukupan," tegas Gus Mahbub.
Saat bantuan diserahkan, air mata Ibu Afizah menetes. Bukan karena jumlah nominalnya, tapi karena pengakuan bahwa perjuangan mereka dilihat dan dihargai. Di tengah sistem yang kerap mengabaikan wong cilik, kehadiran BAZNAS menjadi oase di padang tandus.
Program seperti ini membuktikan bahwa filantropi Islam, khususnya melalui lembaga zakat, bukan hanya tentang charity, melainkan tentang restorasi martabat manusia. Afizah mungkin masih harus bergulat dengan penyakitnya, tapi setidaknya kini keluarganya tak lagi berjuang sendirian. Dan itu, dalam banyak hal, adalah kemenangan terbesar.
BERITA17/11/2025 | sudrab
Puluhan Keluarga Gizi Buruk Terima Daging DAM Baznas 2025: Satu Paket, Satu Harapan
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang semakin berat, di balik dinding-dinding rumah sederhana di Sidoarjo, ada kisah-kisah kecil yang menyimpan beban besar. Beban gizi buruk. Beban kelaparan tersembunyi. Dan di sinilah, BAZNAS RI, melalui Program Daging Kambing DAM Haji 2025, hadir bukan hanya sebagai pemberi, tapi sebagai penjaga harapan.
Dalam dua hari pelacakan intensif (5-6 November 2025), Tim Pembina dan Pengawasan Program Kesehatan Keluarga dan Gizi (TP3 Kesga & Gizi) Kabupaten Sidoarjo, Dinas kesehatan , dinas sosial, tim Penggerak PKK dan BAZNAS Sidoarjo, menjumpai puluhan anak yang tumbuh kembangnya terindikasi kekurangan nutrisi. Mereka bukan sekadar angka statistik.
Seperti, mereka adalah Ananda Dewi Sekar Arum, usia 24 bulan, berat badannya hanya 6,8 kg—jauh di bawah standar. Bayangkan, seorang bayi yang setiap hari rewel karena perutnya yang lapar, ibunya yang lelah, dan ayahnya yang mencari nafkah dengan tangan yang gemetar, sambil menghisap rokok yang justru memperparah kondisi keluarga.
Atau Ananda Muhammad Syahrul, 4 tahun 2 bulan, berat badannya 10,1 kg. Ia tinggal bersama lima saudara kandung di rumah yang statusnya sudah dijual. Ayahnya bekerja di warung soto, ibunya mengupas bawang—dua pekerjaan yang berat untuk memenuhi kebutuhan dasar, apalagi nutrisi berkualitas. Di Prambon, Ananda Mohamad Rasya Alfarizqi dan Azfer Rafeyfa Endaru juga menanti. Azfer, putra pertama, berat badannya hanya 9 kg—padahal idealnya harus 13,5 kg. Ibu Yeny Dwi Lestari, sang ibu, hanya bisa menatap anaknya dengan mata berkaca-kaca, sementara suaminya, seorang supir pengiriman, berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun, di tengah keprihatinan itu, datanglah cahaya. BAZNAS RI, melalui 225 paket siap saji berkualitas yang dialokasikan khusus untuk BAZNAS Sidoarjo, membawa solusi nyata. Setiap paket daging kambing DAM, diproses secara higienis dalam kemasan pouch, bukan sekadar makanan. Ini adalah obat. Ini adalah investasi masa depan. Ini adalah bentuk zakat yang hidup, yang bernafas, yang menyentuh kulit dan jiwa.
Staf pelaksana BAZNAS, Ahmad Hamdani dengan wajah serius namun penuh empati, mendatangi rumah-rumah tersebut bersama Tim. Mereka tidak hanya menyerahkan paket Dam dan sembako serta nutrisi lainnya, tapi juga berdialog, memberi edukasi, dan menenangkan hati para ibu. Di Balongdowo, di Kedungsolo, di Prambon—senyum mulai terbit. Bukan senyum biasa. Senyum yang lahir dari rasa lega, dari harapan yang kembali menyala.
Zakat bukan lagi soal ritual. Ini adalah instrumen pemberdayaan. Satu paket daging, satu senyum, satu harapan. Untuk Ananda Dewi, untuk Syahrul, untuk Rasya, untuk Azfer—dan untuk puluhan anak lainnya di Sidoarjo. Karena di balik setiap kilogram daging, ada mimpi yang sedang dibangun. Mimpi untuk tumbuh lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih cerdas. Mimpi untuk masa depan yang lebih baik.
Dan inilah esensi filantropi: bukan hanya memberi, tapi mengubah. Satu paket, satu kehidupan. Satu harapan, satu masa depan.
BERITA17/11/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Turun Tangan Renovasi Rumah Modin yang Tak Layak Huni
Kepedulian terhadap kondisi tokoh agama yang mengabdi puluhan tahun kini berbuah nyata melalui aksi cepat lembaga filantropi
SIDOARJO – Air mata haru mengalir di pipi Siti Sholimah (75) saat kediamannya di Dusun Alang-Alang, Desa Kureksari, Kecamatan Waru, dikunjungi Bupati Sidoarjo Subandi bersama jajaran BAZNAS Sidoarjo, Sabtu (15/11/2025). Nenek yang selama ini mendampingi suaminya, Imam Ghozali, seorang modin desa, tak henti melantunkan doa syukur. Harapan untuk memiliki rumah yang layak akhirnya tampak nyata di depan mata.
Kondisi hunian keluarga modin ini sungguh memprihatinkan. Rumah yang telah mereka tempati berpuluh tahun bersama seorang anak itu rusak parah. Bagaikan bangunan terbengkalai, siapa pun yang melintas pasti menyangka rumah itu telah lama kosong. Atap bocor di mana-mana, dinding mengelupas, bahkan tidak ada kamar mandi yang layak. Inilah kenyataan pahit seorang pelayan agama yang selama ini mengabdikan diri untuk masyarakat.
"Setiap kali hujan turun, kami harus bersiap dengan ember dan wadah untuk menampung air yang bocor dari atap. Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun," ungkap Imam Ghozali dengan nada pasrah namun penuh ketabahan.
Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Aziz Salju Sodar yang akrab disapa Gus Jazuk, langsung mengambil inisiatif. Lembaga amil zakat yang dipimpinnya segera menyusun rencana renovasi komprehensif. Bukan sekadar tambal sulam, tetapi perbaikan menyeluruh yang menyentuh aspek kenyamanan dan keamanan penghuni.
"Kami tidak bisa membiarkan seorang pelayan umat tinggal dalam kondisi seperti ini. BAZNAS Sidoarjo berkomitmen penuh untuk merenovasi rumah Pak Modin hingga layak huni," tegas Gus Jazuk .
Program renovasi yang dirancang BAZNAS mencakup penggantian total atap rumah, pembangunan kamar mandi baru, pengecatan dinding, pemasangan keramik lantai, hingga perbaikan ruang kamar tidur. Target penyelesaian ditetapkan dalam waktu dua minggu, menunjukkan keseriusan lembaga filantropi ini dalam menghadirkan solusi nyata.
Bupati Subandi yang turut hadir dalam kunjungan tersebut menyatakan apresiasinya terhadap respons cepat BAZNAS. Ia meminta seluruh perangkat desa untuk bergotong royong membersihkan rumah sebagai tahap awal renovasi. Selama proses perbaikan, keluarga Imam Ghozali akan ditempatkan di tempat tinggal sementara yang layak.
"Ini adalah bentuk penghargaan kita kepada tokoh agama yang telah mengabdi. Mari bersama-sama mewujudkan kehidupan yang bermartabat bagi mereka," ujar Bupati Subandi.
Imam Ghozali mengaku sebelumnya sempat mendapat bantuan material galvalum dari Pemerintah Desa Kureksari. Namun, material tersebut hanya cukup untuk sebagian kecil atap, sementara biaya pemasangan harus ditanggung sendiri dengan bantuan anak-anaknya yang kini juga sudah kehabisan kemampuan.
Kehadiran BAZNAS Sidoarjo dalam kasus ini menjadi bukti nyata peran strategis lembaga filantropi dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Melalui dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola dengan amanah, organisasi ini mampu menghadirkan perubahan konkret bagi kehidupan kaum dhuafa dan tokoh masyarakat yang membutuhkan.
Tim BAZNAS dijadwalkan turun langsung setelah proses kerja bakti pembersihan rumah selesai. Renovasi menyeluruh akan segera dimulai, membawa harapan baru bagi keluarga yang selama ini hidup dalam keterbatasan namun tetap tegar dalam pengabdian.
BERITA16/11/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Turun Langsung Asesmen RTLH: Dua Keluarga di Ambang Harapan
SIDOARJO – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo kembali menunjukkan komitmennya dalam program pengentasan kemiskinan melalui asesmen Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang dilaksanakan pada Kamis (13/11/2025). Tim yang terdiri dari Ach Richie dan M. Sofwan, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, melakukan survei langsung ke dua lokasi berbeda untuk memetakan kondisi riil keluarga penerima manfaat.
Lokasi pertama yang dikunjungi adalah kediaman Ibu Memet di Desa Sigogalih, Kecamatan Tarik. Seorang janda tangguh yang harus menghidupi tiga generasi sekaligus—dirinya sendiri, sang anak, dan ibunya yang mengalami gangguan jiwa. Kondisi ekonomi keluarga ini sangat memprihatinkan. Ibu Memet bekerja sebagai buruh pabrik kerupuk dengan penghasilan Rp50.000 per hari, itupun tidak menentu. "Kadang ada kerja, kadang tidak, Pak," ungkap Ibu Memet dengan wajah lelah namun tetap tegar.
Yang lebih mengkhawatirkan adalah kondisi fisik bangunan tempat tinggal mereka. Dari hasil observasi tim BAZNAS, kerusakan paling parah terjadi pada struktur atap. Kayu-kayu penyangga atap sudah rapuh dan lapuk dimakan usia, sebagian genteng bahkan sudah jebol dan bolong. Ketika hujan turun, air tidak hanya membasahi halaman, tetapi juga masuk ke dalam rumah, memaksa keluarga ini berjibaku dengan genangan air di malam hari.
Perjalanan asesmen dilanjutkan ke Kelurahan Juwet Kenongo, Kecamatan Porong, menuju rumah Saudara Muchamat Andi Pranoto. Pria yang berprofesi sebagai penyanyi jalanan ini menggantungkan hidup dari satu panggung ke panggung lainnya, mengamen dari kafe ke kafe. "Kalau ada job baru ada penghasilan, kalau tidak ya puasa," tutur Andi dengan jujur. Dia tinggal bersama istri dan seorang anak dalam kondisi rumah yang tidak jauh berbeda dengan rumah Ibu Memet—atap yang ditopang oleh kayu-kayu lapuk yang sewaktu-waktu bisa runtuh.
Ach Richie, salah satu petugas asesmen, menjelaskan bahwa kedatangan mereka bukan sekadar mengumpulkan data administratif. "Kami tidak hanya mencatat kerusakan fisik bangunan, tapi juga mendengarkan langsung kisah perjuangan mereka. Ini penting agar program RTLH BAZNAS tepat sasaran dan benar-benar menyentuh akar permasalahan," ujarnya.
M. Sofwan menambahkan bahwa hasil asesmen ini akan segera diproses lebih lanjut oleh tim teknis BAZNAS Sidoarjo. "Kami berharap dalam waktu dekat, kedua keluarga ini bisa mendapatkan bantuan renovasi yang mereka butuhkan. Prioritas utama adalah perbaikan struktur atap agar mereka tidak lagi khawatir ketika musim hujan tiba," jelasnya.
Program RTLH merupakan salah satu program unggulan BAZNAS Sidoarjo dalam menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui program ini, BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan fisik berupa renovasi rumah, tetapi juga memberikan dampak psikologis berupa rasa aman dan martabat bagi keluarga penerima manfaat.
"Rumah adalah tempat berlindung. Ketika rumah sudah tidak layak, maka martabat kemanusiaan juga terancam. Inilah mengapa BAZNAS Sidoarjo sangat serius menangani program RTLH," tegas Ach Richie menutup keterangan.
BAZNAS Sidoarjo mengajak masyarakat yang mampu untuk terus menyalurkan zakat, infak, dan sedekah melalui lembaga resmi agar penyalurannya tepat sasaran. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui kantor BAZNAS Sidoarjo atau media sosial resmi.
BERITA14/11/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Intensifkan Optimalisasi Penghimpunan Zakat Melalui Penguatan UPZ Desa
Sidoarjo – Dalam upaya mengakselerasi pencapaian target pengumpulan zakat nasional sebesar 20 miliar rupiah sekaligus memperluas jangkauan bantuan kepada masyarakat dhuafa, BAZNAS Sidoarjo menggelar Rapat Koordinasi Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kecamatan dan Desa di Aula Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sidoarjo. Acara yang dihadiri sekitar 60 peserta dari perwakilan kecamatan dan desa se-Kabupaten Sidoarjo ini menjadi momentum strategis dalam menyinergikan seluruh potensi pengelolaan zakat di tingkat grassroot.
M. Chasbil Azis Salju Sodar, akrab disapa Gus Jazuk, Ketua BAZNAS Sidoarjo, membuka rapat dengan menyoroti kondisi kemiskinan yang masih melilit sebagian warga Sidoarjo. "Kondisi masyarakat yang berada dalam garis kemiskinan dan kesulitan ekonomi masih banyak dan harus lebih diperhatikan untuk dibantu," tegas Gus Jazuk. Ia menegaskan bahwa tugas BAZNAS adalah memastikan dana dari para muzakki tersalurkan tepat sasaran. "Jangan sampai dari tingkat desa justru mempersulit mustahik dalam menerima bantuan," lanjutnya dengan penuh penekanan.
Target ambisius pengumpulan zakat senilai 20 miliar rupiah dari BAZNAS RI menjadi fokus utama diskusi. Untuk mencapai angka tersebut, BAZNAS Sidoarjo mengajak seluruh kecamatan dan desa untuk lebih maksimal dalam menambah jumlah UPZ. "Semakin banyak UPZ terbentuk, semakin banyak masyarakat di sekitar kita yang terbantu," ujar Gus Jazuk dengan optimisme tinggi.
Dalam kesempatan yang sama, EM Luqman Hakiem (Gus Luqman), Wakil Ketua I BAZNAS Sidoarjo, memberikan pencerahan penting terkait legalitas pemungutan zakat. "Dari pihak desa, ketika memungut zakat dan infak masyarakat harus sesuai syariat. Tanpa SK UPZ, belum bisa disebut amil, sehingga tanggung jawab muzakki belum selesai sampai tersalurkan ke mustahik," jelasnya tegas. Gus Luqman menekankan urgensi pembentukan UPZ Desa, terutama menjelang bulan Ramadan yang menjadi puncak penghimpunan zakat.
M. Mahbub (Gus Mahbub), Wakil Ketua II, mengingatkan pentingnya verifikasi calon penerima bantuan. "Masyarakat yang ingin mengajukan bantuan tolong dari pihak desa difilter dahulu kelayakannya, meskipun nanti dari BAZNAS tetap akan disurvei," ungkapnya. Sementara itu, Ach. Saleh, Wakil Ketua III, menekankan kewajiban pelaporan bagi UPZ desa, baik yang bersifat off balance sheet maupun on balance sheet, demi transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana.
M. Ilhamuddin, Wakil Ketua IV, memberikan solusi praktis terkait struktur kepengurusan UPZ. "Susunan kepengurusan UPZ Desa sebaiknya dibuat dalam bentuk ex officio saja karena lebih memudahkan ketika ada pergantian struktural," sarannya bijak.
Yang menarik, acara ini juga menghadirkan Bank Jatim Syariah Cabang Sidoarjo yang memperkenalkan produk perbankan syariahnya sebagai alternatif pengelolaan dana zakat yang lebih modern dan efisien.
Rapat berlangsung dalam suasana formal namun hangat, dengan para peserta yang mengenakan batik dan seragam dinas duduk bersila di atas karpet, menyimak dengan saksama paparan dari para pimpinan BAZNAS. Diskusi interaktif pun mencuat, mempertanyakan tugas, hak, dan tanggung jawab petugas UPZ. Merespons hal ini, BAZNAS berkomitmen akan menggelar pertemuan dan pelatihan khusus di masing-masing kecamatan.
Satu hal yang jelas: BAZNAS Sidoarjo serius menggarap optimalisasi penghimpunan zakat dari hulu hingga hilir. Program pendayagunaan di tahun 2026 akan mendapat porsi lebih besar dibanding pendistribusian, dengan harapan ekonomi masyarakat semakin meningkat secara berkelanjutan. Inilah wujud nyata filantropi Islam yang transformatif—dari sekadar memberi ikan, menjadi mengajari cara memancing.
BERITA13/11/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Biaya Hidup untuk Tiga Keluarga di Kecamatan Sukodono
SIDOARJO – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo kembali menunjukkan komitmennya dalam mengentaskan kesulitan ekonomi masyarakat kurang mampu. Pada hari ini, BAZNAS Sidoarjo menyalurkan bantuan biaya hidup kepada tiga kepala keluarga di wilayah Kecamatan Sukodono yang tengah menghadapi kesulitan ekonomi.
Program distribusi bantuan ini dipimpin langsung oleh M Ilhamuddin, Wakil Ketua IV BAZNAS Sidoarjo, yang didampingi oleh Staf Pelaksana Dani Prabowo dan H.M Naim, serta Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK) Sukodono. Kehadiran tim terpadu ini memastikan penyaluran bantuan berjalan tepat sasaran dan menyentuh mereka yang benar-benar membutuhkan.
Tiga penerima bantuan yang menjadi sasaran program kali ini adalah Ibu Supiyah dari Dusun Semambung RT 18 RW 7 Desa Sambungrejo, Bapak Supriadi dari Dusun Semambung RT 17 RW 7 Desa Sambungrejo, dan Ibu Emi Jumiati dari Dusun Dungus RT 19 RW 5 Desa Sukodono. Ketiga keluarga ini telah melalui proses verifikasi dan validasi data oleh TKSK Sukodono untuk memastikan mereka layak menerima bantuan.
"Ini adalah amanah yang harus kita jalankan dengan penuh tanggung jawab. Bantuan biaya hidup yang kami salurkan hari ini bukan sekadar angka, tetapi harapan bagi keluarga-keluarga yang sedang berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka," ujar M Ilhamuddin saat menyerahkan bantuan kepada para penerima.
M Ilhamuddin juga menekankan pentingnya sinergi antara BAZNAS dengan pemerintah daerah dalam mengidentifikasi dan menjangkau masyarakat yang membutuhkan. "Kolaborasi dengan TKSK Sukodono sangat membantu kami dalam memastikan data penerima akurat dan bantuan tepat sasaran. Ini adalah kerja gotong-royong untuk kesejahteraan bersama," tambahnya.
Program bantuan biaya hidup ini merupakan bagian dari upaya BAZNAS Sidoarjo dalam mendistribusikan dana zakat, infak, dan sedekah yang telah diamanahkan oleh masyarakat. Dana tersebut disalurkan melalui berbagai program, termasuk bantuan ekonomi produktif, pendidikan, kesehatan, dan bantuan darurat.
Kehadiran BAZNAS di tengah masyarakat tidak hanya memberikan bantuan material, tetapi juga membawa energi positif dan harapan baru. Para penerima bantuan mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas perhatian yang diberikan. Mereka berharap bantuan ini dapat meringankan beban hidup dan membantu memenuhi kebutuhan keluarga di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
BAZNAS Sidoarjo terus berkomitmen untuk memperluas jangkauan program filantropi dan memastikan tidak ada warga yang tertinggal dalam mendapatkan bantuan. Dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme, lembaga ini terus berupaya menjadi jembatan antara para muzakki (pemberi zakat) dan mustahik (penerima zakat) demi terwujudnya masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan sosial.
Bagi masyarakat yang ingin menyalurkan zakat, infak, atau sedekah, dapat menghubungi kantor BAZNAS Kabupaten Sidoarjo atau melalui kanal digital yang telah disediakan untuk mempermudah proses penyaluran amal.
BERITA13/11/2025 | sudrab
Transformasi Rumah Warga Desa Gampingrowo
Dari Tembok Terbengkalai Menuju Kehidupan Baru: Kisah Ibu Lina dan Kepedulian BAZNAS Sidoarjo
SIDOARJO — Senyum sumringah Lina Agustiningsih (35) tak bisa disembunyikan saat menyambut kedatangan M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk), Ketua BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, pada Selasa, 12 November 2025. Di depan rumah berdinding hijau cerah dengan tiga pintu putih bersih, ibu tiga anak ini berdiri bangga—sebuah pemandangan yang kontras tajam dengan kondisi tiga bulan lalu ketika hanya tumpukan batu bata dan tembok setengah jadi yang menyambut.
Kunjungan Gus Jazuk kali ini bukan untuk survei, melainkan untuk memastikan program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) telah rampung sempurna. "Alhamdulillah, Gus. Sampun dados. Niki rumah impian kulo lan anak-anak," ujar Ibu Lina, matanya berkaca-kaca menunjuk setiap sudut rumah barunya yang kini layak huni.
Perjalanan panjang menuju transformasi ini dimulai sejak 2018, ketika Ibu Lina dan suaminya, seorang tukang bangunan, mulai merintis pembangunan rumah di atas lahan milik sendiri. Namun, keterbatasan ekonomi membuat mimpi itu kandas di tengah jalan. Penghasilan harian yang hanya cukup untuk makan membuat pembangunan terhenti, meninggalkan tembok-tembok berdiri tanpa atap dan kepastian.
Beban Ibu Lina semakin berat karena dua dari tiga anaknya adalah penyandang disabilitas yang membutuhkan perhatian dan biaya ekstra. Keluarga kecil ini terpaksa menumpang di rumah kakeknya, sementara bangunan setengah jadi di Desa Gampingrowo hanya menjadi pengingat akan impian yang tertunda.
Titik balik terjadi pada 25 September 2025, ketika tim BAZNAS Sidoarjo turun langsung melakukan survei RTLH. Gus Jazuk yang saat itu mengenakan kemeja batik dan peci hitam, mendengarkan dengan saksama setiap detail perjuangan Ibu Lina. Di tengah rumput liar dan tumpukan batu bata ringan yang berserakan, ia melihat lebih dari sekadar bangunan terbengkalai—ia melihat keluarga yang membutuhkan uluran tangan nyata.
"Kondisi seperti inilah yang harus kita prioritaskan. Zakat, infaq, dan sedekah dari masyarakat Sidoarjo wajib hukumnya kita salurkan untuk meringankan beban saudara kita, terutama mereka yang memiliki tanggungan anak-anak disabilitas," tegasnya saat itu.
Kini, janji itu telah terwujud. Rumah yang dulunya hanya berupa rangka tembok kini berdiri kokoh dengan cat hijau menyegarkan, atap Spandek,rangka galvalum yang kuat, dan lantai yang rata. Tiga pintu dengan jendela kaca bening membiarkan cahaya masuk, menandai kehidupan baru yang penuh harapan. Sebuah plakat resmi terpasang di dinding, menandakan rumah ini adalah hasil kepedulian kolektif masyarakat Sidoarjo melalui BAZNAS.
"Ini bukan sekadar rumah, tapi simbol kepedulian dan solidaritas," ujar Gus Jazuk sambil berfoto bersama keluarga Ibu Lina di depan rumah baru mereka. Anak-anak Ibu Lina, termasuk yang berkebutuhan khusus, kini memiliki tempat yang aman dan layak untuk tumbuh berkembang.
Program RTLH BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa dana zakat, infaq, dan sedekah yang dikelola dengan amanah mampu mengubah kehidupan secara nyata. Dari tembok terbengkalai menjadi rumah impian—transformasi yang tidak hanya mengubah bangunan fisik, tetapi juga mengembalikan martabat dan harapan sebuah keluarga.
Bagi Ibu Lina, rumah hijau cerah ini adalah awal baru. Mimpi yang sempat tertunda tujuh tahun akhirnya menjadi kenyataan, berkat kepedulian yang datang tepat waktu.
BERITA12/11/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Pendidikan dan Sosial untuk Warga Kurang Mampu
Sidoarjo – Komitmen BAZNAS Kabupaten Sidoarjo dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat kembali terwujud. Pada Selasa (11/11/2025), lembaga amil zakat milik pemerintah ini menyalurkan berbagai program bantuan kepada puluhan penerima manfaat di beberapa kecamatan.
Ach Saleh, Wakil Ketua III BAZNAS Sidoarjo, menyampaikan bahwa penyaluran kali ini mencakup renovasi tempat ibadah, bantuan pendidikan, hingga biaya hidup untuk warga yang membutuhkan. "Kami berkomitmen mendistribusikan zakat, infak, dan sedekah dari masyarakat tepat sasaran. Ini adalah amanah yang harus kita tunaikan dengan penuh tanggung jawab," ujarnya saat ditemui di Kantor BAZNAS Sidoarjo.
Program unggulan hari itu adalah bantuan renovasi Musholah SDN Ketajen 1, Kecamatan Gedangan. Perwakilan sekolah mengambil langsung bantuan tersebut di kantor BAZNAS. Renovasi ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan siswa dalam beribadah dan memperkuat nilai-nilai keagamaan di lingkungan sekolah.
Sementara itu, M Sofwan, petugas lapangan BAZNAS Sidoarjo, memiliki jadwal padat mendistribusikan berbagai bantuan ke beberapa lokasi. Di SDN Klanting Sari, Kecamatan Tarik, puluhan siswa dari keluarga kurang mampu menerima bantuan pendidikan berupa perlengkapan sekolah dan uang tunai. Senyum lebar terpancar dari wajah anak-anak yang menerima bantuan tersebut.
Tidak jauh dari sana, dua bocah di Desa Singkalan, Kecamatan Balongbendo, juga merasakan kebahagiaan. Nur Salim dan Ibrahim Wakid menerima bantuan biaya khitan dari BAZNAS Sidoarjo. Bagi keluarga mereka, bantuan ini sangat berarti karena meringankan beban ekonomi dalam menyelenggarakan sunah yang penting bagi anak laki-laki muslim.
Program bantuan pendidikan juga menyasar SDN Watesari, Balongbendo. Sekolah yang berlokasi di wilayah pedesaan ini menjadi perhatian BAZNAS mengingat banyaknya siswa dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Bantuan yang diberikan diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar dan mengurangi angka putus sekolah.
Yang paling menyentuh adalah distribusi bantuan biaya hidup untuk lima warga Desa Bakungtemengungan, Balongbendo. Mereka adalah Ngadiman, Siti Achladah, Maeni, Muchlisotin, dan keluarga almarhum Abdul Jaelani yang diwakili anaknya. Kelima penerima manfaat ini tergolong fakir miskin yang membutuhkan uluran tangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Alhamdulillah, dengan bantuan ini kami bisa sedikit bernapas lega. Terima kasih BAZNAS Sidoarjo yang tidak pernah melupakan kami," ungkap salah satu penerima bantuan dengan mata berkaca-kaca.
BAZNAS Sidoarjo terus mengoptimalkan peran strategisnya sebagai lembaga pengelola zakat dalam membangun kesejahteraan umat. Melalui program-program yang tepat sasaran, lembaga ini tidak hanya memberikan bantuan sesaat, tetapi juga berupaya mengangkat harkat dan martabat mustahik menuju kehidupan yang lebih baik.
"Kami mengajak seluruh masyarakat Sidoarjo untuk terus berzakat, berinfak, dan bersedekah melalui BAZNAS. Insya Allah, setiap rupiah yang diamanahkan akan tersalurkan kepada yang berhak," pungkas Ach Saleh penuh harap.
Dengan semangat berbagi dan kepedulian bersama, BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa solidaritas sosial masih menjadi kekuatan utama dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.
BERITA12/11/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Ulurkan Tangan, Beri Kekuatan Keluarga Santri Korban Tenggelam
SIDOARJO – Duka mendalam yang menyelimuti keluarga almarhum Ahmad Daffa Anil Haq, santri berusia 17 tahun yang meninggal dunia akibat tenggelam di aliran Sungai Kapasan, mendapatkan respons cepat dan penuh kepedulian dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo. Dalam balutan semangat filantropi, BAZNAS Sidoarjo hadir memberikan bantuan tunai sebagai bentuk dukungan moril dan materiil bagi keluarga korban.
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Badruz Zaman, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo, didampingi Ahmad Hamdani, pada Senin, 10 November 2025. Penyerahan dilakukan secara sederhana dan penuh kehangatan di kediaman korban di Desa Tambakrejo, Kecamatan Waru, Sidoarjo. Momen ini menjadi bukti nyata bahwa dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dihimpun umat Islam benar-benar berfungsi sebagai jaring pengaman sosial saat musibah melanda.
Musibah Tak Terduga di Tengah Hujan
Peristiwa tragis yang merenggut nyawa Daffa, santri kelas XI Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Ikhlas, Sepande, terjadi pada Jumat (7 November 2025). Kala itu, Daffa sedang berenang di Sungai Kapasan saat hujan lebat mengguyur. Arus sungai yang tiba-tiba membesar dan deras tak mampu diatasi, menjadikannya korban keganasan alam.
Upaya pencarian yang melibatkan berbagai pihak membuahkan hasil kurang dari 24 jam. Jasad Daffa ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, berjarak sekitar 500 meter dari lokasi tenggelam. Evakuasi segera dilakukan ke rumah sakit terdekat, sebelum akhirnya jenazah dibawa ke rumah duka di Desa Tambakrejo untuk disemayamkan.
Zakat Memberi Kehangatan di Tengah Kesedihan
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Kami dari BAZNAS Sidoarjo turut berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah yang menimpa ananda Ahmad Daffa Anil Haq," ujar Badruz Zaman saat menyerahkan bantuan. "Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan iman. Bantuan ini mungkin tidak seberapa, namun ini adalah amanah dari para muzaki (pemberi zakat) di Sidoarjo untuk meringankan beban dan menjadi penguat hati keluarga."
Dalam suasana haru, keluarga korban menyambut baik uluran tangan BAZNAS. Ekspresi syukur dan haru tampak jelas pada wajah ayah dan kerabat Daffa, seolah bantuan ini menjadi secercah kehangatan yang menguatkan mereka menghadapi kenyataan pahit.
Kisah almarhum Daffa, yang kini disemayamkan berdampingan dengan makam ibunya yang telah berpulang lebih dahulu, menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kepedulian. Aksi cepat tanggap BAZNAS Sidoarjo dalam menyalurkan bantuan kepada keluarga yang sedang berduka ini menegaskan peran strategis lembaga zakat dalam penanggulangan bencana dan kemanusiaan.
BAZNAS Sidoarjo bertekad untuk terus hadir di tengah masyarakat, memastikan bahwa dana ZIS tersalurkan tepat sasaran dan memberikan manfaat maksimal, terutama bagi mereka yang tertimpa musibah. Kepedulian adalah panglima, dan zakat adalah wujud nyata kasih sayang sesama.
BERITA11/11/2025 | sudrab
Tepat di Hari Pahlawan, BAZNAS Salurkan Bantuan Biaya Pendidikan Puluhan Siswa
SIDOARJO – Tepat di momentum peringatan Hari Pahlawan, semangat kepahlawanan berwujud nyata di Kabupaten Sidoarjo. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo menyalurkan bantuan biaya pendidikan kepada puluhan siswa dhuafa di dua sekolah dasar, Senin (10/11). Aksi nyata ini menjadi bukti bahwa pahlawan sejati adalah mereka yang peduli pada masa depan generasi bangsa.
Distribusi bantuan dilaksanakan di SDN Sidodadi, Kecamatan Candi, dan SDN Janti 1, Kecamatan Tulangan. Wakil Ketua I BAZNAS Sidoarjo, KH. M. Luqman Hakiem atau akrab disapa Gus Lukman, memimpin langsung penyaluran di SDN Sidodadi bersama staf pelaksana N. Hafidz. Sementara di SDN Janti 1, penyaluran dipercayakan kepada M. Shofwan, staf BAZNAS Sidoarjo yang tidak kalah dedikasi.
"Di Hari Pahlawan ini, kami ingin meneruskan semangat kepahlawanan dengan cara yang konkret. Para siswa ini adalah pahlawan kecil yang setiap hari berjuang melawan keterbatasan ekonomi untuk terus bersekolah. Mereka layak mendapat dukungan," ujar Gus Lukman dengan penuh empati saat menyerahkan bantuan kepada sembilan siswa di SDN Sidodadi, pukul 09.00-09.45 WIB.
Momen penyerahan bantuan berlangsung penuh haru. Anak-anak yang mengenakan seragam pahlawan—baju merah putih penuh makna—berdiri dengan mata berbinar. Beberapa dari mereka tampak menahan tangis bahagia ketika menerima amplop bantuan dari tangan Gus Lukman. Bagi mereka, bantuan ini bukan sekadar uang, melainkan wujud kepedulian yang menguatkan semangat untuk terus belajar.
Para siswa penerima bantuan ini berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi sangat terbatas. Sebagian besar orang tua mereka bekerja sebagai buruh, petani, dan pekerja informal dengan penghasilan tidak menentu. Bantuan biaya pendidikan dari BAZNAS akan digunakan untuk membeli seragam, buku pelajaran, alat tulis, serta memenuhi kebutuhan operasional sekolah lainnya yang kerap menjadi beban berat bagi keluarga mereka.
Kepala Sekolah SDN Sidodadi menyampaikan apresiasi mendalam atas kepedulian BAZNAS. "Kami sangat berterima kasih. Banyak siswa kami yang kesulitan membeli perlengkapan sekolah, Bantuan ini sangat membantu meringankan beban mereka dan memotivasi untuk tetap semangat belajar," katanya dengan suara bergetar.
Di SDN Janti 1, antusiasme yang sama tercipta. Para siswa berfoto bersama dengan tangan mengepal tinggi—simbol tekad bulat untuk terus berjuang meraih cita-cita. M. Shofwan yang bertugas di lokasi ini menjelaskan bahwa program bantuan pendidikan merupakan prioritas BAZNAS dalam mengentaskan kemiskinan melalui pendidikan.
"Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Kami yakin, anak-anak yang kami bantu hari ini akan menjadi generasi berkualitas yang kelak dapat membangun daerah dan bangsa," ujar Shofwan dengan optimisme tinggi.
Program bantuan biaya pendidikan ini merupakan bagian dari komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam mendistribusikan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) secara tepat sasaran. Melalui pendekatan yang humanis dan berkelanjutan, BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan material, tetapi juga motivasi dan harapan bagi anak-anak untuk terus mengejar mimpi mereka.
Momentum Hari Pahlawan 10 November kini diterjemahkan dalam aksi nyata—membangun masa depan generasi penerus bangsa melalui pendidikan. Karena pahlawan sejati bukan hanya mereka yang gugur di medan perang, tetapi juga mereka yang berjuang mencerdaskan anak bangsa di tengah keterbatasan.
BERITA11/11/2025 | sudrab
BAZNAS Jajaki Kolaborasi dengan Bank Jatim Syariah untuk Digitalisasi Penyaluran ZIS
SIDOARJO – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menjajaki penguatan kolaborasi dengan Bank Jatim Syariah Cabang Sidoarjo dalam mengoptimalkan pengelolaan dan penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS). Langkah ini ditempuh melalui silaturahmi hangat di kantor sekretariat BAZNAS, Jalan Pahlawan I Nomor 10, Sidokumpul, Kecamatan Sidoarjo, Kamis (6/11).
Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Siti Umi Hanik, Kepala Cabang Bank Jatim Syariah Sidoarjo, yang didampingi sejumlah pejabat bank. Dalam pertemuan tersebut, Umi Hanik menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada BAZNAS Sidoarjo yang telah mempercayai Bank Jatim Syariah sebagai mitra strategis dalam pengelolaan dana ZIS.
"Kami sangat mengapresiasi BAZNAS Sidoarjo yang telah memanfaatkan produk Bank Jatim Syariah, baik dalam rekening penghimpunan ZIS, khususnya zakat, maupun kepercayaan yang diberikan untuk menyalurkan dana kepada mustahik melalui berbagai produk kami," ujar Umi Hanik.
Menurutnya, kerja sama ini bukan sekadar transaksi perbankan biasa, melainkan bagian dari komitmen bersama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui penyaluran dana sosial keagamaan yang tepat sasaran dan akuntabel.
Di sisi lain, Ketua BAZNAS Sidoarjo, M Chasbil Aziz Salju Sodar yang akrab disapa Gus Jazuk, menyambut baik inisiatif Bank Jatim Syariah. Ia menyampaikan terima kasih atas berbagai fasilitasi produk perbankan yang telah memudahkan operasional BAZNAS dalam menjalankan misi filantropi Islam.
"Kami berterima kasih atas dukungan Bank Jatim Syariah yang telah memfasilitasi berbagai produk untuk memudahkan kami dalam mengelola dan menyalurkan dana umat," kata Gus Jazuk.
Lebih jauh, Gus Jazuk menyampaikan harapan besar terhadap pengembangan kolaborasi ke depan. Ia mengusulkan agar berbagai produk bank bisa dikolaborasikan secara lebih luas, terutama dalam aspek digitalisasi penyaluran ZIS kepada mustahik, baik perorangan maupun institusi.
"Ke depan, kami berharap ada kolaborasi yang lebih masif, misalnya dalam digitalisasi penyaluran ZIS ke mustahik perorangan maupun institusi seperti rekening masjid dan lembaga sosial lainnya. Juga kemungkinan digitalisasi pembayaran atau penghimpunan ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf) melalui layanan mobile banking," jelasnya.
Digitalisasi ini dinilai sangat penting untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan jangkauan penyaluran dana sosial keagamaan. Dengan sistem digital, mustahik dapat menerima bantuan secara lebih cepat dan akuntabel, sementara muzaki (pemberi zakat) dapat menyalurkan dana dengan lebih mudah melalui platform perbankan digital.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut M Ilhamuddin dan Ach Saleh, masing-masing Wakil Ketua IV dan Wakil Ketua III BAZNAS Sidoarjo. Kehadiran mereka menunjukkan keseriusan BAZNAS dalam membangun sinergi strategis dengan lembaga keuangan syariah.
Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi kedua lembaga untuk memperkuat komitmen dalam mengoptimalkan pengelolaan dana umat. Dengan memanfaatkan teknologi digital dan produk perbankan syariah yang terus berkembang, diharapkan penghimpunan dan penyaluran ZIS dapat lebih efektif menjangkau masyarakat yang membutuhkan.
Kolaborasi antara BAZNAS Sidoarjo dan Bank Jatim Syariah ini menjadi contoh baik bagaimana lembaga amil zakat dan perbankan syariah dapat bersinergi dalam mewujudkan kesejahteraan sosial berbasis nilai-nilai Islam. Ke depan, kerja sama ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mengoptimalkan potensi filantropi Islam untuk kemajuan umat.
BERITA11/11/2025 | sudrab
Lima Ponpes Program SAJADAH Terima Daging DAM BAZNAS 2025: Wujud Nyata Perhatian terhadap Kesehatan Santri
SIDOARJO – Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan santri di Jawa Timur, lima pondok pesantren yang tergabung dalam program SAJADAH (Santri Jatim Sehat dan Berkah) menerima bantuan daging DAM (Denda Haji) dari BAZNAS Sidoarjo tahun 2025. Program prioritas Gubernur Jawa Timur ini menjadi jawaban konkret atas temuan kesehatan santri yang memerlukan perhatian serius.
Penyaluran dilakukan secara bertahap. BAZNAS Sidoarjo pertama kali menyalurkan bantuan nutrisi kepada PP Al Makky dan PP Darul Mubarok pada Senin, 3 November 2025. Rangkaian penyaluran berlanjut pada Kamis, 6 November 2025, kepada tiga pondok pesantren lainnya: Ponpes Nurur Rohman di Gedangan, Al Huda di Sidomojo Krian, dan Tahfidzul Qur'an Utrujjah di Tarik.
M. Shofwan, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo yang memimpin langsung kegiatan ini, menegaskan bahwa program bukan sekadar distribusi bantuan. "Ini adalah respons terhadap data lapangan. Hasil Survei Mawas Diri menunjukkan anemia dan kekurangan protein hewani menjadi masalah nyata di kalangan santri penghafal Quran," jelasnya dengan tegas.
Dari Data ke Aksi Nyata
Program SAJADAH berangkat dari temuan Survei Mawas Diri yang mengungkap kondisi kesehatan santri yang memprihatinkan. Anemia ditemukan pada 30-45% santri putri, sementara kekurangan gizi dan protein hewani menjadi tantangan yang dihadapi hampir seluruh pondok pesantren yang disurvei.
"Kami tidak bisa tinggal diam melihat data ini. Para santri adalah aset bangsa yang sedang menempuh pendidikan agama. Mereka butuh tubuh yang sehat untuk menghafal Al-Quran dan menimba ilmu," ujar Shofwan menekankan urgensi program.
Tahun 2025, BAZNAS Sidoarjo mengalokasikan 225 paket daging DAM dari BAZNAS RI. Setiap paket berisi daging berkualitas dalam kemasan pouch higienis yang siap konsumsi, memastikan kemudahan dan keamanan bagi penerima manfaat.
Distribusi yang Komprehensif
Keistimewaan program ini terletak pada cakupan distribusinya yang tidak hanya menyasar santri. BAZNAS Sidoarjo merancang penyaluran dengan prinsip keadilan sosial, menjangkau berbagai kelompok rentan:
Santri Pondok Pesantren – Lima pondok dalam program SAJADAH menjadi prioritas utama, memastikan asupan protein untuk mendukung aktivitas belajar dan menghafal Al-Quran.
Keluarga Ekonomi Ekstrem – Keluarga yang berada dalam kondisi ekonomi paling sulit mendapat prioritas untuk meningkatkan kualitas konsumsi harian mereka.
Pekerja Ojek Online – Kelompok pekerja informal yang terdampak kondisi ekonomi mendapat perhatian sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
Ibu Hamil – Langkah strategis pencegahan stunting dimulai dari memastikan ibu hamil mendapat asupan protein hewani yang memadai.
"Protein hewani untuk ibu hamil adalah investasi untuk mencegah stunting pada anak-anak Indonesia di masa depan. Sementara untuk santri, nutrisi berkualitas adalah fondasi kekuatan fisik dan mental dalam menempuh pendidikan," Shofwan menjelaskan filosofi di balik distribusi yang inklusif ini.
Filantropi sebagai Investasi Generasi
Program penyaluran daging DAM ini melampaui makna bantuan sesaat. Ini adalah komitmen jangka panjang membangun generasi unggul yang sehat jasmani dan rohani. Setiap paket yang diserahkan membawa harapan bahwa para santri akan tumbuh dengan kondisi kesehatan optimal, mampu menjalankan proses pembelajaran dengan maksimal, dan pada akhirnya menjadi pemimpin masa depan yang berakhlak mulia.
BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa zakat, infak, dan sedekah bukan hanya ritual keagamaan, tetapi instrumen pembangunan sosial yang terukur dan berdampak nyata. Program SAJADAH menjadi model bagaimana lembaga filantropi Islam dapat menjawab persoalan konkret masyarakat dengan data, perencanaan matang, dan pelaksanaan yang sistematis.
Dengan langkah ini, harapan besar terpancar: santri-santri Indonesia akan tumbuh sehat, kuat, dan siap menjadi generasi penerus yang membawa keberkahan bagi bangsa.
BERITA10/11/2025 | sudrab
Harapan Ibu Paini (88 tahun), Air Mata di Bawah Atap yang Ambruk
SIDOARJO – Kedungsugo, Prambon. Di usianya yang telah memasuki 88 tahun, Ibu Paini seharusnya menikmati hari-hari tua dalam ketenangan dan kenyamanan. Namun, nasib berkata lain. Bagi warga Desa Kedungsugo, Prambon, yang satu ini, hidup adalah pertarungan harian melawan kerentaan tubuh dan kerasnya bangunan tempat tinggal.
Lima bulan terakhir, rumah yang ia tempati sendirian (kecuali perhatian harian dari cucunya) berubah menjadi mimpi buruk yang nyata. Atap rumahnya ambruk, meninggalkan lubang menganga yang tak hanya mengundang dingin dan hujan, tetapi juga mengancam keselamatan jiwanya.
"Kami melihat langsung, Bu Paini tinggal di kondisi yang sangat memprihatinkan. Atapnya rusak parah, membuat rumahnya rentan terhadap cuaca. Ditambah lagi, beliau tidak memiliki fasilitas sanitasi (MCK) yang layak sama sekali," ujar Bapak Ach. Saleh, Wakil Ketua III BAZNAS Sidoarjo, setelah melakukan asesmen di lokasi.
Keikhlasan Cucu Menopang Hidup
Ibu Paini adalah potret nyata dari kelompok yang paling rentan. Sebagai lansia sebatang kara, ia tidak memiliki sumber penghasilan tetap. Untuk kebutuhan makan sehari-hari, ia sepenuhnya mengandalkan keikhlasan dan bantuan dari cucunya. Keterbatasan ekonomi cucu beliau, yang juga berjuang keras, membuat upaya perbaikan rumah mustahil dilakukan tanpa bantuan pihak luar.
Tim Asesmen BAZNAS Sidoarjo, yang juga melibatkan Bapak Achmad Richie (Staf Pelaksana), mencatat bahwa kerusakan ini bukan hanya bersifat kosmetik, tetapi sudah mencapai tahap darurat. Kondisi atap yang ambruk dan ketiadaan sanitasi menjadi dua masalah utama yang harus diselesaikan sesegera mungkin. Ketiadaan fasilitas MCK yang layak, apalagi bagi lansia, adalah masalah martabat dan kesehatan yang tidak bisa ditunda.
"Bayangkan, di usia senja, beliau harus menghadapi risiko infeksi dan ketidaknyamanan hanya untuk kebutuhan dasar. Ini yang membuat kami memutuskan ini adalah RTLH prioritas utama yang harus segera kami tangani," tambah Achmad Richie.
Zakat Umat Menghadirkan Solusi
Setelah melihat kondisi yang memilukan ini, BAZNAS Sidoarjo bertindak cepat. Hasil asesmen menyimpulkan bahwa rumah Ibu Paini dikategorikan sebagai Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan layak menerima bantuan program Bedah Rumah Total.
Program ini dirancang tidak hanya untuk sekadar menambal, tetapi untuk merenovasi total struktur rumah, memastikan rumah itu aman dan kokoh kembali. Yang paling penting, program ini akan mencakup pembangunan fasilitas sanitasi yang layak dan memadai. Ini adalah langkah krusial untuk mengembalikan martabat dan melindungi kesehatan Ibu Paini.
Intervensi filantropis ini didanai sepenuhnya dari dana Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang dihimpun dari masyarakat Sidoarjo. Kisah Ibu Paini menjadi pengingat nyata betapa dana sosial keagamaan ini memiliki peran vital dalam merespon derita kemanusiaan di lingkungan terdekat. Zakat tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga membersihkan air mata dan mendirikan kembali harapan yang roboh.
Kini, di Desa Kedungsugo, harapan yang sempat ambruk bersama atap rumahnya kini perlahan mulai tegak kembali, disokong oleh kepedulian bersama. Bantuan ini adalah janji bahwa di tengah kesulitan, tidak ada seorang pun yang harus berjuang sendirian.
BERITA10/11/2025 | sudrab
Kepedulian untuk Pejuang Jalanan: BAZNAS Sidoarjo Salurkan Daging DAM kepada 50 Pengemudi Ojek Online Perempuan
SIDOARJO – Di balik hiruk-pikuk jalanan Sidoarjo, ada kisah perjuangan sunyi yang jarang terdengar. Perempuan-perempuan tangguh berhelm dan berjaket aplikator, mengayuh motor di bawah terik matahari dan guyuran hujan, demi menghidupi keluarga. Selasa pagi (4/11/2025), perjuangan mereka mendapat apresiasi nyata ketika BAZNAS Kabupaten Sidoarjo menyalurkan 50 paket daging kambing DAM Haji 2025 kepada pengemudi ojek online perempuan yang tergabung dalam Gerakan Sayang Perempuan Ojek Online Sidoarjo (GAS POL).
Acara yang berlangsung di halaman Kantor Sekretariat BAZNAS Sidoarjo, Jl. Pahlawan I No. 10, diwarnai kehangatan dan air mata haru. Lima puluh perempuan berseragam hijau dan oranye—simbol profesi yang mereka tekuni lintas platform—berkumpul untuk menerima paket berkah yang telah lama dinanti. Bagi mereka, kotak kuning berisi daging kambing siap saji bukan sekadar bantuan material, melainkan pengakuan bahwa perjuangan mereka sebagai tulang punggung keluarga dilihat dan dihargai.
Ibu Ani Anggorowati, Ketua GAS POL yang tinggal di Pilang Wonoayu, menceritakan proses seleksi penerima bantuan. Dari total lebih dari 200 anggota komunitas, hanya 50 yang terpilih berdasarkan kriteria khusus. "Karena alokasi terbatas, kami memprioritaskan anggota yang single parent dan berusia 50 tahun ke atas—mereka yang paling membutuhkan dukungan nutrisi untuk tetap kuat menjalani profesi ini," jelasnya dengan mata berkaca-kaca.
Ani memahami betul beratnya beban yang dipikul para perempuan pejuang jalanan ini. Setiap hari mereka mengayuh motor melawan cuaca, melawan lelah, melawan stigma, demi sesuap nasi untuk anak-anak dan keluarga di rumah. Profesi sebagai pengemudi ojek online bukan pilihan mudah, apalagi bagi perempuan yang harus menyeimbangkan peran sebagai pencari nafkah dan ibu rumah tangga.
"Terima kasih, BAZNAS. Semoga mendapatkan keberkahan dan limpahan rezeki untuk semuanya," ucap Ani mewakili seluruh anggota GAS POL. Rasa syukur terpancar dari setiap wajah yang hadir. Paket pouch berisi daging kambing siap saji yang diterima menjadi simbol solidaritas dari masyarakat lebih luas melalui zakat yang diamanahkan kepada BAZNAS.
M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk) yang hadir menyaksikan acara penyerahan, memberikan apresiasi tulus terhadap kekompakan komunitas. "Solidaritas para pengojek online lintas platform ini patut diacungi jempol. Mereka membuktikan bahwa persatuan dalam kebaikan bisa melampaui batas-batas kompetisi," ujarnya.
Gus Jazuk berharap program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga memperkuat semangat gotong royong dalam komunitas. Ia menegaskan bahwa para perempuan pekerja rentan ini layak mendapat perhatian khusus karena mereka berjuang di garda terdepan ekonomi keluarga.
Program daging kambing DAM tahun 2025 merupakan bagian dari 225 paket siap saji berkualitas yang dialokasikan BAZNAS RI untuk BAZNAS Sidoarjo. Distribusi dirancang komprehensif untuk menjangkau berbagai kelompok rentan, termasuk 49 keluarga ekonomi ekstrem, ibu hamil untuk pencegahan stunting, dan santri pondok pesantren.
Setiap paket telah diproses secara higienis dalam kemasan pouch siap saji, memastikan penerima manfaat dapat langsung mengonsumsinya dengan aman. Di tengah tantangan ekonomi yang kian berat, program ini menjadi bukti nyata bahwa zakat bukan hanya kewajiban ritual, tetapi instrumen pemberdayaan yang mengubah kehidupan—satu paket, satu senyum, satu harapan untuk hari esok yang lebih baik bagi para pejuang jalanan Sidoarjo.
BERITA04/11/2025 | sudrab
Asupan Gizi Santri: BAZNAS Sidoarjo Salurkan Daging DAM untuk Santri
SIDOARJO – Pagi yang cerah di Kecamatan Jabon, Minggu (3/11/2025), menjadi saksi kepedulian BAZNAS Kabupaten Sidoarjo terhadap kesehatan santri. Melalui program penyaluran daging DAM (Denda Haji) tahun 2025, BAZNAS Sidoarjo menyalurkan bantuan nutrisi kepada santri di dua pondok pesantren: PP Al Makky dan PP Darul Mubarok.
M. Shofwan, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, memimpin langsung kegiatan penyaluran ini sebagai wujud komitmen lembaga dalam mendukung program SAJADAH (Santri Jatim Sehat dan Berkah), program prioritas Gubernur Jawa Timur untuk meningkatkan kualitas kesehatan santri.
Respons terhadap Temuan Survei
Program ini berangkat dari hasil Survei Mawas Diri (SMD) SAJADAH yang mengungkap permasalahan kesehatan di kalangan santri. Survei menemukan bahwa anemia dan kekurangan protein hewani menjadi tantangan serius yang dihadapi para penghafal Quran di pondok pesantren.
"Temuan ini mendorong kami untuk mengambil langkah nyata. Penyaluran daging DAM ini menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan gizi santri," jelas Shofwan.
Tahun 2025, program SAJADAH menargetkan lima pondok pesantren di Sidoarjo, dengan BAZNAS Sidoarjo sebagai mitra integral dalam pelaksanaannya.
Penyaluran di Dua Pondok Pesantren
Di PP Al Makky, penyerahan dilakukan di ruang tamu yang sederhana namun penuh kehangatan. Shofwan tidak hanya menyerahkan paket bantuan, tetapi juga memberikan edukasi singkat tentang pentingnya protein hewani bagi kesehatan dan konsentrasi dalam menghafal Al-Quran.
"Protein hewani bukan sekadar nutrisi, tetapi investasi untuk kualitas hafalan dan kesehatan jangka panjang santri," ujarnya, sejalan dengan semangat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang menjadi fondasi program SAJADAH.
Penyaluran kemudian dilanjutkan ke PP Darul Mubarok yang lokasinya tidak jauh dari PP Al Makky. Para santri menyambut kedatangan tim dengan antusias. Shofwan memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan makna filantropi dalam Islam, bahwa zakat adalah jembatan kasih sayang antara yang berkelebihan dengan yang membutuhkan.
Distribusi Komprehensif
Program daging DAM tahun ini mencakup 225 paket yang dialokasikan BAZNAS RI untuk BAZNAS Sidoarjo. Setiap paket berisi daging berkualitas yang telah diproses secara higienis dalam kemasan pouch siap saji, memudahkan penerima manfaat dalam mengonsumsinya.
Distribusi tidak hanya menyasar santri pondok pesantren, tetapi juga mencakup berbagai kelompok rentan lainnya:
- 49 keluarga dari kategori ekonomi ekstrem
- Pekerja ojek online yang terdampak kondisi ekonomi
- Ibu hamil sebagai upaya pencegahan stunting
"Untuk ibu hamil, asupan protein hewani sangat penting dalam mencegah stunting pada generasi mendatang. Sementara untuk santri, nutrisi berkualitas menjadi pondasi kekuatan fisik dan mental dalam menempuh pendidikan agama," jelas Shofwan.
Investasi untuk Masa Depan
Program penyaluran daging DAM ini merupakan bukti bahwa filantropi bukan sekadar bantuan sesaat, melainkan komitmen jangka panjang untuk membangun generasi yang unggul, sehat secara jasmani dan rohani.
Setiap paket yang disalurkan membawa harapan besar: bahwa para santri akan tumbuh dengan kondisi kesehatan yang optimal, sehingga dapat menjalankan proses pembelajaran dengan lebih baik dan pada akhirnya menjadi pemimpin masa depan yang berakhlak mulia.
Di tengah kesibukan program penyaluran, terlihat jelas bahwa zakat bukan hanya memenuhi kewajiban, tetapi juga menjadi investasi untuk masa depan yang lebih baik—satu paket, satu langkah menuju Santri Jatim yang sehat dan berkah.
BERITA04/11/2025 | sudrab
Assesment Rumah Tak Layak Huni: Menggapai Asa di Atap yang Lapuk
Sidoarjo, 3 November 2025 – Tim Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo, di bawah koordinasi Achmad Richie, Staf Pelaksana, turun langsung ke lapangan untuk melakukan asesmen dan survei lima unit Rumah Tak Layak Huni (RTLH) di beberapa kecamatan. Kegiatan ini menjadi potret nyata perjuangan berat keluarga dhuafa di Sidoarjo yang setiap harinya harus bertaruh nyawa di bawah atap yang lapuk, bahkan berisiko ambruk. Misi kemanusiaan ini bukan sekadar pendataan, melainkan upaya mendalam untuk mengembalikan martabat dan harapan hidup mereka.
Perjuangan di Bawah Ancaman Kebocoran
Salah satu kisah yang disorot adalah perjuangan M. Hasannudin, seorang driver freelance di Desa Semambung, Wonoayu. Dengan penghasilan yang tidak menentu, Hasannudin harus berbagi rumah bersama anak dan istrinya di bawah ancaman atap yang sudah keropos. "Kayu-kayu sudah lapuk, saat hujan turun kebocoran terjadi di mana-mana," ujar Hasannudin, yang terpaksa merelakan rumahnya menjadi basah demi bertahan hidup. Kondisi serupa, namun dengan tingkat kerusakan struktural yang lebih parah, menimpa Bapak Sholeh Mukarom di Desa Jeruk Legi, Balongbendo.
Bapak Sholeh, meski sudah mendapatkan bantuan sosial seperti KIS dan BPNT, tidak bisa tenang. Dinding belakang rumahnya mengalami retak besar dari atas ke bawah, bahkan batu bata di beberapa bagian sudah terlepas. Kondisi atap depan dan belakang mulai mengkhawatirkan, dengan genteng yang merosot, membuat rembesan dan kebocoran menjadi masalah kronis. Kerusakan ini mengancam keselamatan fisik keluarga, menuntut intervensi cepat sebelum bencana terjadi.
Beban Ganda Kemiskinan dan Sakit
Di Desa Tropodo, Krian, tim BAZNAS menyaksikan langsung keprihatinan yang didokumentasikan dalam video, yaitu kondisi rumah Ibu Masriyah. Rumah yang hanya berdinding gedek dan papan serta beratapkan terpal itu dihuni bersama suaminya yang telah menderita stroke selama 3,5 tahun Suami Ibu Masriyah tidak bisa bekerja, menjadikan sang istri sebagai penopang tunggal keluarga. RTLH ini menjadi simbol ganda kerentanan: kemiskinan struktural yang diperburuk oleh beban biaya dan kebutuhan perawatan medis jangka panjang.
Di Desa Jeruk Legi, Balongbendo, Bapak Subarjo berjuang menafkahi keluarga sebagai penjaga wahana permainan hiburan dengan sistem upah yang sangat kecil: hanya Rp20.000 dari setiap Rp100.000 setoran. Sementara istrinya, Ibu Sutrani, adalah ibu rumah tangga tanpa penghasilan. Beban ekonomi ini diperparah oleh kondisi kesehatan Bapak Subarjo yang menurun; tangannya sering gemetar, namun ketakutan mental dan ketiadaan biaya menghalanginya untuk memeriksakan diri ke rumah sakit.
Lansia Sendiri di Bawah Atap yang Siap Roboh
Kisah paling memilukan mungkin datang dari Desa Kalimati, Tarik, tempat Bapak Supanji (66 tahun) tinggal sendirian. Bapak Supanji sudah tidak bekerja karena sakit-sakitan, hidup dari bantuan permakanan. Atap rumahnya berada dalam kondisi reot dan siap roboh, sebuah ancaman nyata bagi keselamatan fisik beliau. BAZNAS Sidoarjo menggarisbawahi bahwa penanganan kasus Bapak Supanji harus komprehensif, tidak hanya perbaikan fisik rumah, tetapi juga pendampingan sosial bagi lansia yang hidup sebatang kara.
Asesmen oleh tim BAZNAS Sidoarjo memastikan bahwa RTLH bukan hanya masalah genteng bocor, tetapi masalah martabat kemanusiaan. "Setiap rumah yang kami datangi adalah kisah perjuangan, dan mereka berhak mendapatkan tempat tinggal yang layak dan aman," tegas Achmad Richie. Hasil survei ini akan menjadi dasar penyaluran dana zakat dan infak untuk program rehabilitasi RTLH. Diharapkan, melalui program ini, kelima keluarga ini dapat menyambut hari-hari mereka dengan fondasi rumah yang kokoh, menggapai asa baru dari bawah atap yang sebelumnya lapuk. BAZNAS Sidoarjo mengajak masyarakat untuk terus mendukung program-program filantropi ini demi terciptanya kesejahteraan merata di Sidoarjo.
BERITA03/11/2025 | sudrab
Kolaborasi TKSK-BAZNAS: Harapan Baru bagi Pejuang Kanker di Krian
SIDOARJO – Di balik lorong-lorong sempit pemukiman Gresikan, Krian, tersimpan kisah perjuangan seorang ibu yang tak pernah menyerah. Ibu Siti Khadijah, 58 tahun, warga Desa Seketi, Balongbendo, kini menjalani hari-harinya berbaring di sebuah kamar kos sederhana. Diagnosis kanker payudara yang diterimanya dua tahun lalu bukan hanya mengubah hidupnya, tetapi juga menguji setiap inci kekuatan yang tersisa.
Kamis, 30 Oktober 2025, pintu harapan itu terbuka. Tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin langsung oleh M. Ilhammuddin, Wakil Ketua IV BAZNAS Sidoarjo, mendatangi kediaman Ibu Siti untuk menyalurkan bantuan biaya kesehatan. Kunjungan ini bukanlah program insidental, melainkan buah dari kolaborasi strategis antara BAZNAS dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Krian yang dikoordinir oleh Saudara Rizal.
"Kolaborasi dengan TKSK memungkinkan kami menjangkau mustahik yang benar-benar membutuhkan secara tepat sasaran," ujar M. Ilhammuddin saat menyerahkan paket bantuan kepada Ibu Siti. "Asesmen yang dilakukan oleh TKSK sangat membantu kami memahami kondisi riil di lapangan, sehingga bantuan yang diberikan benar-benar sesuai kebutuhan."
Kondisi Ibu Siti memang memprihatinkan. Setelah suaminya meninggal lima tahun lalu, ia hidup dari kiriman seadanya dari anak-anaknya yang bekerja di luar kota. Biaya sewa kos Rp 400 ribu per bulan, ditambah kebutuhan pampers dewasa yang harus diganti 3-4 kali sehari, obat-obatan, dan biaya transportasi untuk kontrol rutin ke rumah sakit, membuat kehidupan sehari-harinya menjadi perhitungan yang sangat ketat. Seringkali, Ibu Siti harus menunda kontrol kesehatan karena tidak memiliki biaya transportasi.
"Saya sudah pasrah, Pak. Kadang saya berpikir lebih baik saya tidak merepotkan anak-anak," tutur Ibu Siti dengan suara bergetar. Namun, kehadiran tim BAZNAS Sidoarjo pagi itu membawa angin segar. Paket bantuan berisi perlengkapan pampers untuk kebutuhan satu bulan, ditambah uang tunai untuk biaya perawatan dan kontrol kesehatan rutin, diterima Ibu Siti dengan mata berkaca-kaca.
Yang membuat program ini istimewa adalah pendekatan kolaboratif yang dibangun. TKSK Kecamatan Krian, sebagai garda terdepan dalam identifikasi warga yang membutuhkan bantuan sosial, melakukan asesmen mendalam terhadap kondisi Ibu Siti. Hasilnya kemudian direkomendasikan kepada BAZNAS Sidoarjo untuk mendapatkan intervensi program yang sesuai. "Ini adalah model kolaborasi yang efektif," jelas Rizal, TKSK Kecamatan Krian. "Kami bekerja di tingkat akar rumput, mengidentifikasi kebutuhan, sementara BAZNAS memiliki sumber daya untuk merealisasikan bantuan."
M. Ilhammuddin menegaskan bahwa program bantuan kesehatan untuk Ibu Siti tidak berhenti di sini. "Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan perawatan secara berkala. Ibu Siti akan terus kami dampingi, memastikan beliau dapat menjalani pengobatan dengan lebih tenang tanpa harus mengkhawatirkan biaya pendukung," tegasnya.
Model kolaborasi TKSK-BAZNAS ini menjadi prototype yang layak dikembangkan lebih luas. Dengan memanfaatkan jaringan TKSK di 18 kecamatan se-Kabupaten Sidoarjo, BAZNAS dapat memetakan kebutuhan mustahik secara lebih akurat dan komprehensif. Hasilnya, penyaluran bantuan menjadi lebih tepat sasaran, efektif, dan berkelanjutan.
Saat tim BAZNAS berpamitan, Ibu Siti menggenggam erat tangan M. Ilhammuddin. "Semoga Allah membalas kebaikan Bapak semua. Hari ini saya merasa tidak sendirian lagi," doanya tulus. Kalimat sederhana itu merangkum esensi sejati dari filantrophi—bukan sekadar menyalurkan bantuan materi, tetapi memulihkan harapan dan mengembalikan martabat kemanusiaan.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang sering melupakan sesama, kolaborasi TKSK-BAZNAS menjadi pengingat bahwa kepedulian sosial masih hidup dan bernapas. Dan bagi Ibu Siti Khadijah, Kamis pagi itu bukan sekadar hari biasa—ia adalah hari ketika harapan datang mengetuk pintu, membawa pesan bahwa takdir masih menyimpan kebaikan untuk mereka yang gigih bertahan.
BERITA31/10/2025 | sudrab
Daging dari Langit – Kisah Puluhan Lansia Sebatang Kara yang Kembali Merasakan Protein di Meja Makan
SIDOARJO, 31 Oktober 2025– Di balik hiruk-pikuk kota industri, tersembunyi 49 cerita tentang kelaparan yang tak terucap. Mereka adalah wajah miskin ekstrem BAZNAS Sidoarjo 2025: lansia sebatang kara, tubuh rapuh oleh usia dan penyakit, yang lama tak lagi tahu rasa daging. Hingga akhir Oktober ini, 225 paket Daging DAM (Denda Haji) higienis siap saji—alokasi BAZNAS RI—tiba seperti hujan rahmat di 18 kecamatan. Ini bukan sekadar bantuan. Ini adalah nyawa yang diselamatkan.
“Setiap pouch ini adalah janji kami: tak ada lagi lansia yang tidur dengan perut kosong karena tak mampu beli protein,” tegas Ahmad Hamdani, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, saat memimpin distribusi perdana di Desa Jemirahan, Jabon. “Kami verifikasi satu per satu: sebatang kara, di atas 70 tahun, sakit kronis, tak punya pendapatan. Bu Kujaimah di Jemirahan jadi penerima pertama. Rumahnya cuma 3x4 meter, atap bocor, lantai tanah. Sudah lama tak makan daging.”
Di Gagangpanjang, Tangulangin, Ibu Kasih (76) menyambut tim dengan tangan gemetar rematik. “Alhamdulillah, ini pertama kali sejak suami meninggal 12 tahun lalu,” katanya, mata berkaca saat meraba pouch berlabel “Daging Kambing Olahan Higienis”. Di Grogol, Tulangan, Bapak Hartadi Wibowo (78)—diabetes, kursi roda, hidup sendirian—tersenyum tipis: “Besok saya masak rendang kecil-kecilan.”
Ahmad Hamdani tak berhenti di situ. “Kami tak cuma serahkan paket. Kami duduk, dengar cerita mereka. **Ibu Suwaseh di Kere, Krembung, buta katarak, tak punya siapa-siapa. Bapak Lisnanto di Klantingsari, Tarik, gangguan pencernaan kronis. Ibu Maslikah di Mergobener, asma parah. Semua masuk daftar 49 prioritas.” Prosesnya ketat: RT/RW verifikasi, kader desa konfirmasi, BAZNAS cross-check. “Transparansi adalah nyawa program ini,” tambah Hamdani.
Distribusi berlanjut ke Segodohbancang (Bapak Kartiman & Ibu Muah), Balongbendo (Bapak Ngadiman), hingga Buduran (Ibu Muslikah). Puji Astutik di Kalijaten, Taman—penerima ke-44—berbisik: “Anakku merantau, tak ada kabar. Paket ini seperti anakku pulang.” Total 49 keluarga ekstrem dari 225 paket telah tersalurkan per 31 Oktober. Sisanya? Menanti OJOL terdampak, santri pondok, dan ibu hamil anti-stunting.
“Ini baru awal,” tandas Hamdani sambil menutup catatan lapangan. “DAM 2025 bukan tentang angka, tapi tentang martabat. Lansia yang tak lagi harus memilih antara obat atau nasi. Yang tak lagi menahan lapar demi hemat uang. Mereka adalah ibu kita, bapak kita.”
Di bawah langit Sidoarjo yang kini terasa lebih cerah, Puluhan nama itu kini punya cerita baru: dari kelaparan menjadi syukur, dari terlupakan menjadi terlindungi. Daging DAM bukan sekadar protein. Ia adalah cinta yang dikemas rapi, disalurkan tepat waktu.
BERITA31/10/2025 | sudrab
Memugar Martabat: Ketika Zakat Mengubah Remah Menjadi Harapan Baru di Gedangan
SIDOARJO – Dinding-dinding yang lapuk, atap berkarat yang menganga, Atap rendah dan lantai yang selalu lembap. Itulah pemandangan suram yang selama bertahun-tahun menjadi latar belakang hidup Bapak Supriyono, warga Gedangan, Sidoarjo. Rumahnya, dalam istilah program pemerintah, adalah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)—sebuah simbol nyata perjuangan melawan kemiskinan dan kerentanan.
Namun, kisah kelam itu kini telah berakhir. Berkat tangan dingin dan komitmen BAZNAS Sidoarjo, di bawah kepemimpinan M. Chasbil Aziz Salju Sodar, atau yang akrab disapa Gus Jazuk, rumah Bapak Supriyono telah mengalami metamorfosis yang menggetarkan jiwa. Ini bukan sekadar perbaikan fisik, ini adalah restorasi martabat.
Kontras yang Menghujam Jantung
Dokumen before menunjukkan betapa mendesaknya intervensi ini. Cat tembok yang mengupas seperti kulit yang sakit, serta bagian belakang rumah yang hanya beratapkan seng lapuk, membuat hunian itu rentan terhadap cuaca dan penyakit. Setiap hari di sana adalah pertarungan untuk bertahan hidup.
Namun, saksikanlah kontrasnya!
Dalam seremoni serah terima yang hangat, Gus Jazuk berdiri di depan rumah yang kini berwarna hijau cerah, segar, dan kokoh. Atap genteng metal yang aman telah menggantikan seng berkarat. Jendela dan pintu kayu yang baru tidak hanya menjamin keamanan, tetapi juga membawa cahaya alami yang melimpah—mengusir kegelapan yang selama ini menyelimuti keluarga tersebut.
“Ini bukan hanya bangunan,” ujar Gus Jazuk dengan nada penuh penekanan, “Ini adalah amanah dari zakat, infak, dan sedekah masyarakat Sidoarjo. Tugas kami memastikan dana ini berbuah ketenangan dan martabat bagi umat.”
Dampak Lebih Dalam: Restorasi Kemanusiaan
Pada perspektif pemberdayaan masyarakat hal ini lebih dari sekadar semen dan baja ringan. Rehabilitasi RTLH ini adalah titik balik psikososial.
Bayangkan, rasa malu karena memiliki rumah yang runtuh, kini berganti menjadi rasa bangga dan syukur. Dalam video serah terima, terlihat jelas raut wajah Bapak Supriyono dan istrinya yang memancarkan kebahagiaan sejati. "Alhamdulillah," adalah satu kata penuh makna yang terucap, mewakili pemulihan harga diri yang sempat terenggut oleh kemiskinan dan keterbatasan.
Program ini membuktikan bahwa bantuan yang tepat sasaran mampu menjadi katalisator pemberdayaan. Dengan fondasi hidup yang stabil dan aman, keluarga Bapak Supriyono kini memiliki energi dan fokus yang utuh untuk meningkatkan aspek kehidupan lainnya, seperti pekerjaan dan pendidikan anak. Ancaman kesehatan yang sering timbul dari lingkungan lembap dan tidak sehat pun tereliminasi.
Zakat Sebagai Solusi Struktural
Kepemimpinan Gus Jazuk dalam mengawal program RTLH ini memberikan pelajaran penting: Zakat adalah instrumen filantropi Islam yang harus digunakan secara strategis untuk mengatasi masalah struktural kemiskinan.
Plakat BAZNAS Sidoarjo yang kini terpasang di dinding rumah baru Bapak Supriyono adalah simbol: kesadaran kolektif masyarakat Sidoarjo telah menciptakan keajaiban nyata. Transformasi dari "remah" (puing) menjadi "rumah" (hunian layak) ini menegaskan peran BAZNAS sebagai jembatan kemanusiaan yang efektif.
Kisah Bapak Supriyono adalah undangan terbuka bagi kita semua. Ini adalah bukti bahwa melalui sinergi dan ketulusan, kita bisa mengubah rumah kumuh menjadi istana kecil harapan, mengembalikan senyum, dan menegakkan kembali martabat setiap warga negara.
BERITA30/10/2025 | sudrab

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
Info Rekening Zakat
