Motor Kemanusiaan Gus Jazuk: 9 Km Menembus Tambak Demi Senyum Pak Ngatemo
23/07/2025 | Penulis: sudrab
Usai sampaikan Bantuan
Sidoarjo, 23 Juli 2025, Dengan sepeda motor berboncengan menyusuri pematang tambak sempit di Dusun Kedungsari desa Kedungpeluk kecamatan Candi, Ketua BAZNAS Sidoarjo M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk) dan timnya bergerak bak pelari estafet kemanusiaan. Rabu pagi (23/7/2025), mereka menembus jalur terpencil—hanya bisa diakses roda dua—menuju rumah Pak Ngatemo.
Di balik dinding bambu reyot, pria 68 tahun itu terbaring tak berdaya akibat stroke sejak 8 bulan lalu.
"Dia hanya bisa menelan susu dan sereal lewat selang," ujar Gus Jazuk.
Intervensi di Ujung Tambak
Di lokasi yang terpencil—9 km dari balai desa Kedungpeluk—tim menemukan realita pilu: tanah irigasi yang ditinggal membuat rumah tak mungkin direhab melalui program BAZNAS Sidoarjo, sementara dua anak, menantu, dan cucu Pak Ngatemo bergantian merawatnya tanpa alat medis memadai. Meski sudah mendapat bantuan PKH, kebutuhan dasar seperti pampers dan nutrisi khusus masih jauh dari cukup.
"Kami tak bisa biarkan martabatnya terkikis hanya karena lokasi terpencil," tegas Gus Jazuk setelah berdialog intensif dengan keluarga. Dari dinding rumah yang lapuk, lahir rencana aksi konkret: perlunya bantuan bulanan (pampers + susu Entrasol) dan kursi roda untuk memulihkan mobilitas.
Respons Kilat untuk Darurat Kemanusiaan
Berikutnya, Pukul 13:00,an WIB, tim sudah bergerak ke Desa Grogol, Kecamatan Tulangan. Di sini, Pak Sudarno (52)—mantan penderita stroke yang kehilangan mata pencaharian—menunggu dengan harap-harap cemas. Pendekatan door-to-door yang dipimpin Gus Jazuk memastikan Bantuan Tunai diserahkan langsung ke tangan istri Pak Sudarno, Muslimah, yang tak kuasa menahan air mata.
"Ini semoga bisa membantu," ujar Ahmad Hamdani, staf pelaksana BAZNAS.
Bantuan ini bukan sekadar angka—tapi oksigen untuk keluarga yang bertahan tanpa jaring pengaman ekonomi.
Filosofi Aksi: Data yang Berubah Jadi Kehangatan
Dua intervensi dalam sehari ini mencerminkan DNA BAZNAS Sidoarjo: presisi data bertemu kecepatan empati. Survei penilaian kondisi (assessment) Pak Ngatemo melahirkan program berkelanjutan (sustainability), sementara bantuan untuk Pak Sudarno adalah respons darurat (urgency).
"Kami tak hanya mencatat penderitaan, tapi mengubahnya jadi peta jalan harapan," tegas Gus Jazuk di sela perjalanan pulang. Di balik terik Juli yang menyengat, tim membawa pulang pelajaran abadi: filantropi sejati lahir ketika kebijakan dibuat bukan di balik meja, tapi dari mendengar denyut nadi mustahik.
Berita Lainnya
Kepedulian untuk Pejuang Jalanan: BAZNAS Sidoarjo Salurkan Daging DAM kepada 50 Pengemudi Ojek Online Perempuan
Lima Ponpes Program SAJADAH Terima Daging DAM BAZNAS 2025: Wujud Nyata Perhatian terhadap Kesehatan Santri
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Pendidikan dan Sosial untuk Warga Kurang Mampu
Transformasi Rumah Warga Desa Gampingrowo
Memugar Martabat: Ketika Zakat Mengubah Remah Menjadi Harapan Baru di Gedangan
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan di Krian dan Prambon, Sentuh Anak Sekolah hingga Lansia Tak Mampu

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
