Santri Sehat : Jejak Langkah Pesantren Menuju PHBS Mandiri
25/11/2024 | Penulis: admin
Gus Abdullah Ahmad, Pengasuh PP Al-Muayyad Paparkan Hasil Program Sajadah di pondoknya
Dalam sinergi membangun Provinsi yang sehat dan penuh berkah, program unggulan “Sajadah” (Santri Jatim Sehat dan Berkah) terus mencetak hasil nyata di berbagai pelosok kabupaten, salah satunya di Sidoarjo. Hari ini, di aula Puskesmas Buduran, Kabupaten Sidoarjo, suasana terasa hangat ketika pertemuan evaluasi program Pesantren Sehat dibuka oleh Kabid Kesmas Dinkes Sidoarjo, dr. Inensa Khoirul Harap. Sebuah langkah nyata yang tidak hanya menggugah tetapi juga menguatkan pondasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan pesantren, Senin 25 November 2024.
“Saya mengapresiasi peran semua pihak, terutama santri dan pesantren, yang telah menjaga spirit kesehatan sebagai bagian dari ibadah,” ungkap dr. Inensa dalam sambutan pembukaannya. Hadir pula Achmad Muzayyin, S.Sos.I., anggota DPRD Sidoarjo, yang memberikan dukungan moral dan politik terhadap keberlanjutan program ini. "Pesantren memiliki potensi luar biasa untuk menyebarkan pesan PHBS secara masif," katanya.
Salah satu momen puncak dari acara ini adalah paparan perwakilan Pondok Pesantren Al-Amanah Junwangi, Kecamatan Krian. Pesantren ini, yang telah menjadi juara pertama dalam lomba Pesantren Sehat tingkat Jawa Timur, berbagi perjalanan mereka dalam mengimplementasikan “IKI PESAT JATIM” (Inisiatif, Kolaborasi, dan Inovasi Pesantren Sehat). “Komitmen kami adalah menjadikan kesehatan sebagai bagian dari tradisi pesantren, bukan sekadar program sesaat,” ujar perwakilan Al-Amanah penuh keyakinan.
Sesi berikutnya menampilkan evaluasi dari tiga pesantren yang menjadi sasaran program Sajadah tahun 2024, yakni PP Al-Adliyah Candi, PP Al-Muayyad Tanggulangin, dan PP An-Nafi'iyah Tulangan. Perwakilan Baznas Sidoarjo, Badrus Zaman, turut hadir memberikan jaminan pendampingan berkelanjutan. “Kami akan terus mendukung program ini, agar pesantren tidak hanya mandiri secara spiritual tetapi juga kesehatan,” tegas Badrus.
Keberhasilan program Sajadah bukan hanya soal angka dan penghargaan, tetapi perubahan nyata yang dirasakan oleh masyarakat pesantren. Nurhidayati Ningsih, S.KM., penanggung jawab program Promosi Kesehatan Dinkes Sidoarjo, menyampaikan rasa syukurnya atas progres ini. “Saya percaya semakin banyak pesantren yang menjadikan PHBS sebagai budaya, akan semakin besar dampak kesehatan di masyarakat. Kita ingin Poskestren dan Santri Husada benar-benar menjadi ikon kemandirian kesehatan pesantren,” ucapnya penuh optimisme.
Dalam acara ini, semangat kolaborasi begitu terasa. Mulai dari pemerintah, pesantren, hingga organisasi seperti Baznas dan lainnya, semua bergerak dalam visi yang sama. Hal ini menjadi cerminan dari filosofi gotong royong yang terus mengakar di Jawa Timur. Evaluasi ini bukan sekadar menilai, tetapi juga merumuskan langkah yang lebih strategis untuk masa depan.
Saat acara mendekati akhir, pesan optimis dari Nurhidayati Ningsih, S.KM .menjadi penutup yang kuat. “Santri sehat adalah Sidoarjo yang kuat. Jika pesantren bisa menjadi pelopor PHBS, maka masyarakat di sekitarnya akan ikut sehat. Ini bukan hanya mimpi, tetapi misi kita bersama.” Tepuk tangan riuh dari para peserta mengiringi akhir acara, menyiratkan semangat yang kian menyala untuk melanjutkan perjuangan menuju pesantren sehat yang mandiri.
Berita Lainnya
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan di Krian dan Prambon, Sentuh Anak Sekolah hingga Lansia Tak Mampu
BAZNAS Jajaki Kolaborasi dengan Bank Jatim Syariah untuk Digitalisasi Penyaluran ZIS
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Pendidikan dan Sosial untuk Warga Kurang Mampu
Afizah dan Harapan yang Tak Pernah Padam
Daging dari Langit – Kisah Puluhan Lansia Sebatang Kara yang Kembali Merasakan Protein di Meja Makan
Asupan Gizi Santri: BAZNAS Sidoarjo Salurkan Daging DAM untuk Santri

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
