WhatsApp Icon

BAZNAS Sidoarjo : Tiga Keluarga Lansia Temukan Secercah Harapan di Tengah Keterbatasan

BAZNAS-Sidoarjo--Tiga-Keluarga-Lansia-Temukan-Secercah-Harapan-di-Tengah-Keterbatasan

03/09/2025  |  Penulis: sudrab

Bagikan:URL telah tercopy
BAZNAS Sidoarjo : Tiga Keluarga Lansia Temukan Secercah Harapan di Tengah Keterbatasan

Penyaluran Bantuan

SIDOARJO - Air mata hampir mengalir dari mata Ibu Tunik (60) ketika tim BAZNAS Sidoarjo mengetuk pintu rumahnya yang sederhana di Desa Candi, Kecamatan Sumokali. Perempuan paruh baya itu sudah bertahun-tahun berjuang melawan penyakit jantung koroner akut sambil menahan beban ekonomi keluarga yang semakin berat.

Tim yang dipimpin M. Naim selaku Kepala Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo berkeliling Desa Candi sejak pukul 09.00 WIB, Rabu (3/9/2025). Mereka datang dengan misi mulia menyalurkan bantuan biaya hidup kepada tiga keluarga lansia yang kondisinya memprihatinkan.

"Melihat kondisi ketiga keluarga ini, hati kami sangat terpanggil untuk membantu. Mereka adalah representasi dari ribuan lansia di Sidoarjo yang membutuhkan uluran tangan kita," ungkap M. Naim dengan penuh empati.

Rumah pertama yang dikunjungi adalah kediaman Ibu Semiati (60), seorang janda yang gigih berjualan gorengan kecil-kecilan di rumah tetangganya. Kondisi rumahnya yang berada di belakang membuatnya harus berjalan agak jauh untuk mencari pembeli. Meski usia tidak lagi muda, semangat berdagang Ibu Semiati masih menggebu-gebu.

"Saya jualan gorengan ini sudah bertahun-tahun, Pak. Setiap hari saya buat 10-15 bungkus, tapi hasilnya ya pas-pasan. Kadang untuk makan aja harus ngutang dulu," cerita Ibu Semiati sambil menyeka keringat di dahinya.

Kasun setempat yang mendampingi kunjungan menjelaskan bahwa Ibu Semiati memang termasuk keluarga yang membutuhkan bantuan. Penghasilannya dari berjualan gorengan hanya cukup untuk makan sehari-hari, belum lagi kebutuhan lain seperti listrik, air, dan keperluan mendesak lainnya.

Kunjungan kedua menuju rumah Bapak Sony Mustofa yang sayangnya sedang tidak berada di tempat. Istrinya menerima kedatangan tim dengan perasaan campur aduk antara malu dan bahagia. Kondisi ekonomi keluarga ini memang sangat terbatas, dengan penghasilan suami yang tidak menentu sebagai buruh serabutan.

"Suami saya kerja apa saja yang penting halal, Pak. Kadang jadi buruh bangunan, kadang angkut barang. Tapi ya namanya kerja kasar begini, tidak setiap hari dapat," tutur istri Pak Sony sambil menundukkan kepala.

Tim kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah Ibu Tunik, yang kondisinya paling memprihatinkan di antara ketiganya. Perempuan 60 tahun itu menderita penyakit jantung koroner akut yang membuatnya tidak bisa bekerja berat. Suaminya bekerja seadanya dengan penghasilan yang sangat pas-pasan, sementara biaya pengobatan terus menguras kantong keluarga.

"Sejak sakit jantung ini, saya tidak bisa apa-apa. Suami saya juga sudah tua, tapi masih harus kerja keras buat biaya makan dan obat-obatan saya," kata Ibu Tunik dengan suara bergetar.

M. Naim yang didampingi M. Sofwan sebagai Staf Pelaksana BAZNAS tidak bisa menyembunyikan keharuan melihat kondisi ketiga keluarga tersebut. Mereka adalah gambaran nyata dari kelompok masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan, tidak hanya secara materi tetapi juga dukungan moral.

"Inilah wajah nyata kemiskinan di tengah masyarakat kita. Ketiga keluarga ini bukan malas bekerja, tetapi kondisi usia dan kesehatan yang membatasi mereka untuk mencari nafkah," refleksi M. Naim.

Bantuan yang disalurkan diharapkan dapat meringankan beban hidup mereka, setidaknya untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam beberapa waktu ke depan. Tim BAZNAS juga berkomitmen untuk terus memantau perkembangan kondisi ketiga keluarga ini di masa mendatang.

Bagikan:URL telah tercopy
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat