Di Sudimoro, Harapan Ibu Tuni Menatap Langit yang Tidak Lagi Bocor
09/09/2024 | Penulis: admin
Kelengkapan Administrasi rehab RTLH Rumah bu Tuni
Sidoarjo, 9 September 2024 — Pagi ini, mentari bersinar redup di Desa Sudimoro, Kecamatan Tulangan. Di balik sinar yang lembut itu, ada sebuah rumah yang berdiri dengan genteng yang nyaris runtuh. Di dalamnya, seorang perempuan berusia 58 tahun bernama Tuni tinggal bersama keponakannya, hidup dengan penghasilan seadanya sebagai buruh pabrik kerupuk. Pekerjaan yang tidak menentu, kadang ada, sering kali tidak.
Penghasilan Tuni hanya sekitar Rp60 ribu per hari, itupun kalau ada bahan baku. Jika tidak, maka dapur di rumahnya ikut berhenti mengepul. Bagi Tuni, Rp60 ribu adalah harga bagi sekotak nasi yang harus dibagi dengan cita-citanya untuk membetulkan atap rumah yang nyaris runtuh. “Saya cuma ingin atap yang tidak bocor, dan WC yang punya dinding,” katanya sambil tersenyum tipis, seolah ingin menyembunyikan kekhawatirannya.
Rumah Tuni sudah lama tak layak huni. Atap yang berlubang membuat air hujan kerap masuk tanpa diundang, menjadikan lantai tanah berubah menjadi kubangan becek. WC tanpa dinding menambah ketidaknyamanan, menandai bagaimana kehidupan sederhana ini berlangsung dalam keadaan serba terbatas. Tetapi di balik semua itu, Tuni tetap sabar dan tegar.
Pemeriksaan dan survei RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) dari Baznas Kabupaten Sidoarjo yang berlangsung hari ini menemukan kenyataan yang menyentuh. Staf pelaksana Baznas, M. Alfin, hadir dan melakukan asesmen baik dari sisi administrasi maupun kondisi fisik rumah Tuni. "Kami harus bergerak cepat," kata Alfin dengan nada tegas, "Kondisi rumah ini sudah terlalu memprihatinkan dan tidak layak bagi siapapun untuk tinggal."
Keputusan pun dibuat, rehabilitasi rumah Bu Tuni akan segera dilakukan. Langkah cepat dari Baznas Sidoarjo ini diharapkan mampu membawa perubahan berarti dalam hidup Tuni dan keponakannya. Tidak hanya atap yang akan dibenahi, tapi juga fasilitas WC yang kini akan memiliki dinding, sehingga layak untuk digunakan.
Namun bagi Tuni, perbaikan rumah bukan sekadar masalah atap yang bocor atau WC tanpa dinding. Ia ingin sebuah rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyaman setelah lelah bekerja di pabrik kerupuk, rumah yang tidak membuatnya khawatir akan terjaga tengah malam saat hujan datang. “Saya hanya ingin hidup tenang,” ujarnya dengan lirih, matanya berbinar penuh harapan.
Kini, desa Sudimoro sedang menunggu. Menunggu ketika atap rumah Tuni tidak lagi bocor, menunggu dinding WC yang segera berdiri, dan menunggu momen ketika perempuan 58 tahun ini bisa tersenyum lebar, tanpa khawatir dengan rumah yang dihuninya. Inilah potret perjuangan seorang Tuni di tengah keterbatasan, namun tetap menyimpan harapan besar pada sebuah atap yang kokoh.
Berita Lainnya
Daging dari Langit – Kisah Puluhan Lansia Sebatang Kara yang Kembali Merasakan Protein di Meja Makan
Transformasi Rumah Warga Desa Gampingrowo
BAZNAS Sidoarjo Turun Langsung Asesmen RTLH: Dua Keluarga di Ambang Harapan
Kepedulian untuk Pejuang Jalanan: BAZNAS Sidoarjo Salurkan Daging DAM kepada 50 Pengemudi Ojek Online Perempuan
BAZNAS Sidoarjo Turun Tangan Renovasi Rumah Modin yang Tak Layak Huni
Lima Ponpes Program SAJADAH Terima Daging DAM BAZNAS 2025: Wujud Nyata Perhatian terhadap Kesehatan Santri

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
