WhatsApp Icon

Dua Sertifikat ISO Kembali ke BAZNAS: Transparansi Zakat Makin Kental

baznas ri

13/02/2025  |  Penulis: admin

Bagikan:URL telah tercopy
Dua Sertifikat ISO Kembali ke BAZNAS: Transparansi Zakat Makin Kental

Penyerahan sertifikat ISO

Sidoarjo, 13 feb 2025 — Gedung BAZNAS RI di Jakarta pagi itu tampak berseri. Di tangan Ketua BAZNAS, Prof. Dr. KH. Noor Achmad MA., dua sertifikat ISO kembali dikukuhkan: ISO 9001:2015 untuk Sistem Manajemen Mutu dan ISO 37001:2016 untuk Sistem Anti Penyuapan. Penyerahan simbolis oleh PT Garuda Sertifikasi Indonesia ini bukan sekadar ritual tahunan. Tapi bukti: lembaga zakat negara ini konsisten menjaga mutu dan integritas layanannya.

“Alhamdulillah, ini bukan kali pertama. Tapi justru makin berat: menjaga kepercayaan publik harus dibarengi sistem yang terus diperkuat,” ujar Kiai Noor, sapaan akrabnya, dengan nada tegas.

Prestasi yang Tak Sekadar Sertifikat

Bagi BAZNAS, dua sertifikat ini ibarat “garansi” bahwa tata kelola Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) dijamin transparan. ISO 9001:2015 menjamin layanan BAZNAS memenuhi standar mutu tertinggi. Sementara ISO 37001:2016 menjadi tameng anti korupsi dan suap. “Ini bukan soal kertas. Ini soal komitmen agar setiap rupiah zakat sampai ke mustahik tanpa kebocoran,” tambah Kiai Noor.

Proses auditnya pun tak main-main. PT Garuda Sertifikasi Indonesia mengulik seluruh proses BAZNAS: mulai pengumpulan, distribusi, hingga sistem pendukung. Hasilnya? Nihil temuan penyimpangan. “BAZNAS layak jadi contoh lembaga amil zakat di Indonesia,” puji Eko Sutrisno, perwakilan auditor.

Komitmen pada 3A

Kiai Noor menegaskan, kunci keberhasilan BAZNAS adalah prinsip 3A: Aman Syar’i (sesuai syariat), Aman Regulasi (taat hukum), dan Aman NKRI (berkontribusi bagi keutuhan negara). Prinsip ini dijalankan sejak zakat masuk ke kas BAZNAS hingga didistribusikan.

“Zakat itu amanah. Kalau tidak dikelola dengan sistem ketat, bisa jadi malapetaka,” ujarnya. Tak heran, BAZNAS bahkan membentuk tim khusus pemantau internal. Setiap bulan, laporan keuangan dipublikasikan secara terbuka.

Dari Masa ke Masa

Jejak BAZNAS dengan ISO bukan cerita baru. Sejak 2018, mereka meraih ISO 9001:2008. Kini, versi terbarunya (2015) tetap dipertahankan. Begitu pula ISO 37001:2016 yang pertama diraih pada 2019. “Ini evolusi. Setiap tahun, standar kami naik,” ujar Prof. Zainulbahar Noor, Pimpinan Bidang Perencanaan BAZNAS.

Menurutnya, inovasi terus dilakukan. Misalnya, sistem digitalisasi pendistribusian zakat yang memangkas biaya operasional. Atau kerja sama dengan fintech syariah untuk memudahkan muzaki berdonasi.

Harapan untuk BAZNAS Daerah

Eko Sutrisno berharap, keberhasilan BAZNAS pusat bisa menular ke daerah. “Kami mendorong sertifikasi ini diperluas ke BAZNAS provinsi dan kabupaten. Transparansi harus merata,” ujarnya.

Tantangannya? Masih ada BAZNAS daerah yang minim SDM dan teknologi. Tapi Kiai Noor optimistis. “Kami sudah menyiapkan pelatihan dan pendampingan. Targetnya, 2026 semua BAZNAS daerah tersertifikasi,” tegasnya.

Bagi BAZNAS, dua sertifikat ini bukan akhir. Justru awal untuk membangun ekosistem zakat yang lebih masif. Data terakhir, total zakat nasional 2024 mencapai Rp32 triliun. Angka itu diprediksi naik 20% tahun ini.

“Zakat bukan sekadar sedekah. Tapi instrumen pengentasan kemiskinan yang powerful,” kata Kiai Noor. Dengan tata kelola prima, ia yakin zakat bisa jadi solusi bagi 27,5 juta penduduk miskin Indonesia.

Kini, BAZNAS tak hanya berbangga. Tapi makin terbebani: menjaga nama baik, sekaligus memastikan zakat benar-benar mengalir ke yang membutuhkan. Seperti kata Kiai Noor: “Kami tak ingin ada istilah zakatnya sampai, tapi kepercayaan hilang.

Bagikan:URL telah tercopy
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat