WhatsApp Icon

Mengalirkan Harapan: Kisah Solidaritas Baznas Sidoarjo di Desa Anggaswangi

biayahidup

02/10/2024  |  Penulis: admin

Bagikan:URL telah tercopy
Mengalirkan Harapan: Kisah Solidaritas Baznas Sidoarjo di Desa Anggaswangi

Salah satu penerima bantuan biaya hidup desa anggaswangi

Sidoarjo, 02 Oktober 2024 – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, masih ada tangan-tangan yang terulur untuk mereka yang berada di tepian nasib. Hari ini, Balai Desa Anggaswangi di Kecamatan Sukodono menjadi saksi pertemuan antara yang berdaya dan yang membutuhkan uluran tangan. Sebanyak 12 penerima bantuan biaya hidup dari Baznas Sidoarjo mengarungi siang yang terasa lengang dengan penuh harap. Di dalam ruang sederhana itu, hadir nama-nama yang akrab dalam perjuangan sehari-hari: Imron, Jarwati, Endang Sulastri, Khulimah, Rintis Suhita, Jayadi, Sriatun, Suryaningsih, Kasiati, Praptini, Alimah, dan Sunanik.

Kepedulian itu tidak lahir dari ruang kosong. Di antara lembaran-lembaran uang bantuan yang disalurkan, ada harapan yang tertanam di hati penerima. Bantuan kali ini, walaupun sederhana, diharapkan mampu meringankan beban hidup yang semakin berat di tengah tekanan ekonomi dan kondisi sosial yang makin terjepit. Di ruangan balai desa yang penuh kesederhanaan, mereka duduk dengan tangan gemetar, menantikan giliran. Seperti perahu yang lelah diombang-ambingkan ombak, wajah-wajah mereka mencerminkan lelahnya hidup yang penuh perjuangan.

Petugas staf pelaksana Baznas Sidoarjo, Kholid Musyaddad, berdiri di depan sambil menyampaikan sepatah dua kata sebelum prosesi penyaluran bantuan. Dalam sambutannya, ia berbicara bukan sekadar sebagai petugas, tetapi sebagai sesama manusia yang turut merasakan duka dan pahitnya hidup mereka yang tertinggal di tepian masyarakat. “Kita semua hanya bisa berjalan seiring waktu, namun di dalam setiap langkah, kita harus saling menguatkan. Bantuan ini mungkin tidak banyak, tapi kami harap bisa memberi sedikit ketenangan bagi Bapak dan Ibu dalam menjalani hari-hari ke depan,” ujar Kholid dengan nada penuh kesahajaan.

Dalam pengakuannya, Kholid menyadari bahwa bantuan tersebut hanya seperti setetes air di tengah gurun kehidupan yang kian sulit. “Tugas kami di Baznas adalah untuk terus menjaga agar setetes demi setetes itu dapat selalu sampai ke tangan yang membutuhkan. Kami tidak bisa menyelesaikan seluruh masalah, tapi kita bisa mencoba untuk terus hadir dan tidak membiarkan mereka berjuang sendirian,” tambahnya dengan sorot mata yang berbicara lebih banyak daripada kata-katanya.

Para penerima, yang sebagian besar adalah warga lanjut usia dan tidak berpenghasilan tetap, menyampaikan rasa syukur yang tak terkatakan. Imron, seorang petani yang kini harus berhenti bekerja karena sakit, tampak berusaha keras menahan air mata saat namanya dipanggil untuk menerima bantuan. "Saya tidak bisa bekerja lagi. Bantuan ini berarti sekali, meskipun hanya untuk makan sehari-hari. Saya hanya bisa berdoa agar yang memberi mendapatkan kebaikan yang berlipat," ucapnya pelan, hampir tak terdengar.

Hari itu, suasana sederhana di Balai Desa Anggaswangi tidak melulu tentang jumlah uang yang disalurkan. Lebih dari itu, ini adalah tentang solidaritas yang terjalin di tengah kondisi yang semakin sulit. Seperti pepatah lama, bahwa hidup adalah tentang siapa yang masih berdiri ketika badai datang. Dan hari ini, Baznas Sidoarjo mencoba menjadi bagian dari mereka yang berdiri bersama, meskipun dalam langkah yang kecil.

Dengan penyaluran bantuan ini, Kholid menegaskan bahwa Baznas akan terus hadir di tengah masyarakat, memastikan bahwa setidaknya mereka yang terlewatkan oleh arus besar ekonomi tidak sepenuhnya tenggelam. Satu demi satu penerima bantuan meninggalkan balai desa dengan mata yang lebih tenang, membawa harapan bahwa esok hari, walau mungkin tidak lebih mudah, akan tetap bisa dilalui.

Bagikan:URL telah tercopy
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat