WhatsApp Icon

Transformasi Rumah Warga Desa Gampingrowo

12/11/2025  |  Penulis: sudrab

Bagikan:URL telah tercopy
Transformasi Rumah Warga Desa Gampingrowo

Before -After

Dari Tembok Terbengkalai Menuju Kehidupan Baru: Kisah Ibu Lina dan Kepedulian BAZNAS Sidoarjo

SIDOARJO — Senyum sumringah Lina Agustiningsih (35) tak bisa disembunyikan saat menyambut kedatangan M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk), Ketua BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, pada Selasa, 12 November 2025. Di depan rumah berdinding hijau cerah dengan tiga pintu putih bersih, ibu tiga anak ini berdiri bangga—sebuah pemandangan yang kontras tajam dengan kondisi tiga bulan lalu ketika hanya tumpukan batu bata dan tembok setengah jadi yang menyambut.

Kunjungan Gus Jazuk kali ini bukan untuk survei, melainkan untuk memastikan program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) telah rampung sempurna. "Alhamdulillah, Gus. Sampun dados. Niki rumah impian kulo lan anak-anak," ujar Ibu Lina, matanya berkaca-kaca menunjuk setiap sudut rumah barunya yang kini layak huni.

Perjalanan panjang menuju transformasi ini dimulai sejak 2018, ketika Ibu Lina dan suaminya, seorang tukang bangunan, mulai merintis pembangunan rumah di atas lahan milik sendiri. Namun, keterbatasan ekonomi membuat mimpi itu kandas di tengah jalan. Penghasilan harian yang hanya cukup untuk makan membuat pembangunan terhenti, meninggalkan tembok-tembok berdiri tanpa atap dan kepastian.

Beban Ibu Lina semakin berat karena dua dari tiga anaknya adalah penyandang disabilitas yang membutuhkan perhatian dan biaya ekstra. Keluarga kecil ini terpaksa menumpang di rumah kakeknya, sementara bangunan setengah jadi di Desa Gampingrowo hanya menjadi pengingat akan impian yang tertunda.

Titik balik terjadi pada 25 September 2025, ketika tim BAZNAS Sidoarjo turun langsung melakukan survei RTLH. Gus Jazuk yang saat itu mengenakan kemeja batik dan peci hitam, mendengarkan dengan saksama setiap detail perjuangan Ibu Lina. Di tengah rumput liar dan tumpukan batu bata ringan yang berserakan, ia melihat lebih dari sekadar bangunan terbengkalai—ia melihat keluarga yang membutuhkan uluran tangan nyata.

"Kondisi seperti inilah yang harus kita prioritaskan. Zakat, infaq, dan sedekah dari masyarakat Sidoarjo wajib hukumnya kita salurkan untuk meringankan beban saudara kita, terutama mereka yang memiliki tanggungan anak-anak disabilitas," tegasnya saat itu.

Kini, janji itu telah terwujud. Rumah yang dulunya hanya berupa rangka tembok kini berdiri kokoh dengan cat hijau menyegarkan, atap Spandek,rangka galvalum yang kuat, dan lantai yang rata. Tiga pintu dengan jendela kaca bening membiarkan cahaya masuk, menandai kehidupan baru yang penuh harapan. Sebuah plakat resmi terpasang di dinding, menandakan rumah ini adalah hasil kepedulian kolektif masyarakat Sidoarjo melalui BAZNAS.

"Ini bukan sekadar rumah, tapi simbol kepedulian dan solidaritas," ujar Gus Jazuk sambil berfoto bersama keluarga Ibu Lina di depan rumah baru mereka. Anak-anak Ibu Lina, termasuk yang berkebutuhan khusus, kini memiliki tempat yang aman dan layak untuk tumbuh berkembang.

Program RTLH BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa dana zakat, infaq, dan sedekah yang dikelola dengan amanah mampu mengubah kehidupan secara nyata. Dari tembok terbengkalai menjadi rumah impian—transformasi yang tidak hanya mengubah bangunan fisik, tetapi juga mengembalikan martabat dan harapan sebuah keluarga.

Bagi Ibu Lina, rumah hijau cerah ini adalah awal baru. Mimpi yang sempat tertunda tujuh tahun akhirnya menjadi kenyataan, berkat kepedulian yang datang tepat waktu.

Bagikan:URL telah tercopy
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat