Kursi Roda untuk Tiga Perempuan Tangguh di Porong
24/12/2024 | Penulis: admin
Staf Pelaksana Baznas Cium Tangaan Usai Serahkan Kursi Roda
Sidoarjo, 24 Desember 2024 - Langkah mereka tertatih di pagi yang masih remang. Para relawan itu membawa harapan berupa kursi roda untuk tiga perempuan tangguh di Porong. Mereka yang selama ini hanya bisa menatap dunia dari balik jendela rumah, kini akan mendapat sayap baru untuk bergerak.
Di rumah pertama, seorang ibu bernama Fauziyah menyambut dengan mata berkaca-kaca. Di usianya yang ke-66, hipertensi telah merampas kemampuannya untuk berjalan tegak. Sebuah insiden jatuh di rumahnya membuat kakinya seolah enggan menopang tubuh. Setiap langkah harus bertumpu pada bahu keluarga yang setia mendampingi.
Perjalanan berlanjut ke kediaman Sri Kusmiyati. Empat dekade adalah waktu yang sangat panjang untuk bertahan tanpa bisa melangkah bebas. Di usianya yang ke-86, ia masih memancarkan ketabahan luar biasa. Kursi roda ini akan menjadi kawan setianya menembus kesunyian yang telah berlangsung hampir setengah abad.
Ngansri memiliki cerita berbeda namun sama getirnya. Lima belas tahun lalu, sebuah kecelakaan sepeda motor mengubah hidupnya. Operasi saraf terjepit seakan belum cukup. Dua minggu lalu, penyakitnya kambuh dan memaksanya kembali ke titik awal - terbaring dengan kaki yang enggan berkompromi.
Tiga perempuan, tiga kisah perjuangan, namun satu harapan yang sama: kebebasan untuk bergerak. Kursi roda ini bukan sekadar alat bantu mobilitas. Ia adalah tiket untuk kembali merasakan angin semilir di wajah, untuk bisa mengunjungi tetangga, atau sekadar menikmati matahari pagi di teras rumah.
Melihat senyum mereka saat mencoba kursi roda baru, kita seolah menyaksikan lepasnya seekor burung dari sangkar. Ada getaran halus kebahagiaan yang terpancar dari mata mereka yang berbinar. Keluarga yang mendampingi pun tak kuasa menahan haru - akhirnya ada secercah kemudahan dalam merawat orang tercinta.
Di Porong hari itu, tiga kursi roda telah mengubah tiga kehidupan. Bukan sekadar benda, tapi pembawa harapan baru. Kisah mereka mengingatkan kita bahwa kemanusiaan sejati terletak pada kepedulian untuk saling membantu, saling menguatkan, dan saling memberi harapan. Karena pada akhirnya, kita semua adalah satu keluarga besar yang saling membutuhkan.
Berita Lainnya
Harapan Ibu Paini (88 tahun), Air Mata di Bawah Atap yang Ambruk
BAZNAS Sidoarjo Turun Langsung Asesmen RTLH: Dua Keluarga di Ambang Harapan
Tepat di Hari Pahlawan, BAZNAS Salurkan Bantuan Biaya Pendidikan Puluhan Siswa
Daging dari Langit – Kisah Puluhan Lansia Sebatang Kara yang Kembali Merasakan Protein di Meja Makan
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan di Krian dan Prambon, Sentuh Anak Sekolah hingga Lansia Tak Mampu
Asupan Gizi Santri: BAZNAS Sidoarjo Salurkan Daging DAM untuk Santri

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
