WhatsApp Icon
Langkah Kecil, Harapan Besar: BAZNAS Sidoarjo Beri Harapan Baru untuk Pak Ismail

Rabu 13 November 2024,  di Desa Wonokalang, Kecamatan Wonoayu, menjadi saksi pertemuan penuh haru antara BAZNAS Kabupaten Sidoarjo dan Pak Ismail, seorang bapak yang tak kenal lelah berjuang. Di dalam rumah sederhana, Pak Ismail berdiri dengan dukungan kaki palsu yang baru saja diserahterimakan oleh tim BAZNAS. Senyum tipis menghiasi wajahnya, penuh syukur dan harapan.

 

Pak Ismail bukanlah sosok yang asing di lingkungannya. Sejak 2002, ia menanggung cobaan hidup yang tak mudah. Kecelakaan kerja sebagai sopir truk di daerah Porong membuatnya kehilangan telapak kaki. Sejak saat itu, ia harus menyesuaikan diri dengan kehidupan baru, menjalani keseharian tanpa telapak kaki kiri. Tak lama berselang, pandemi Covid-19 datang, dan musibah lain menghampiri: istrinya meninggal, meninggalkan Pak Ismail dengan beban kesepian yang bertambah.

 

"Bantuan ini sangat berarti bagi saya. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa berjalan dengan lebih nyaman lagi," ucap Pak Ismail terbata-bata sambil menahan air mata. Baginya, kaki palsu dari BAZNAS ini bukan hanya sebuah alat bantu, tetapi juga pemberian yang menumbuhkan semangat baru. Tak perlu lagi terpincang-pincang saat bekerja atau bergerak. Kini, ia bisa melanjutkan hari-harinya dengan langkah yang lebih percaya diri.

 

BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, melalui program bantuan sosialnya, terus hadir untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Wakil Ketua IV, M. Ilhaminuddin, menyampaikan bahwa bantuan kaki palsu ini merupakan bagian dari komitmen BAZNAS dalam mendampingi masyarakat yang rentan. “Kami di BAZNAS merasa berkewajiban untuk hadir di tengah-tengah masyarakat, terutama bagi mereka yang mengalami keterbatasan fisik akibat kecelakaan atau penyakit,” ujarnya.

 

Penyerahan kaki palsu ini pun dihadiri oleh Achmad Saleh, Wakil Ketua III BAZNAS Sidoarjo, yang secara langsung turut menyerahkan kaki palsu tersebut kepada Pak Ismail. "Ini adalah bukti bahwa BAZNAS selalu berusaha mendampingi masyarakat hingga ke tingkat akar rumput. Kami berharap bantuan ini bisa mempermudah Pak Ismail dalam beraktivitas," ujar Achmad, penuh semangat.

 

Bantuan kaki palsu ini tak hanya sekadar pemberian fisik, tetapi juga lambang kepedulian sosial dari BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Ilhaminuddin dan Achmad Saleh, dengan senyuman penuh harapan, tampak meyakinkan bahwa BAZNAS akan selalu menjadi garda terdepan dalam pelayanan sosial. Mereka berharap, langkah kecil ini dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan Pak Ismail.

 

Pak Ismail kini tak lagi merasa sendiri. Dengan langkah baru, ia siap menjalani hari-hari ke depan dengan penuh semangat. Baginya, bantuan kaki palsu ini adalah simbol kehidupan baru, simbol bahwa meski badai telah menghantam, harapan selalu hadir di akhir. BAZNAS Sidoarjo hadir sebagai pengingat bahwa tak ada yang sendiri dalam kesulitan, selalu ada uluran tangan yang siap membantu.

13/11/2024 | Kontributor: admin
Harapan Baru di Tengah Keterbatasan untuk Ibu Anik dan Keluarga

Hari ini, Selasa, 12 November 2024, Baznas Sidoarjo menyalurkan bantuan biaya hidup untuk Ibu Anik Farida (50), warga Tawangsari RT 01/RW 02 Kecamatan Taman. Ibu Anik adalah seorang kepala rumah tangga yang menjalani kehidupan penuh perjuangan sebagai ibu tunggal dari lima anak setelah suaminya meninggal beberapa waktu lalu. Di usia senja, ia menghidupi keluarganya dengan pekerjaan serabutan, berjuang sendirian di tengah himpitan ekonomi.

 

Selama ini, Ibu Anik tinggal di sebuah rumah yang berdiri di atas tanah milik PT KAI, tepat di desa Tawangsari. Secara fisik, rumah tersebut sangat jauh dari layak huni, namun di situlah ia berteduh bersama anak-anaknya. Sayangnya, karena status tanah yang ditempati bukan miliknya, Baznas Sidoarjo tidak bisa memberikan bantuan bedah rumah kepada beliau, meskipun pengajuan sudah diajukan beberapa waktu lalu. "Kondisi rumah beliau memang memprihatinkan, tapi aturan dan keterbatasan administrasi membuat kami tidak bisa melakukan bedah rumah,” kata M. Shofwan, salah satu staf Baznas Sidoarjo yang menangani langsung kasus ini.

 

Namun, Baznas Sidoarjo tidak tinggal diam. Menyadari kondisi Ibu Anik yang semakin sulit, pimpinan Baznas memutuskan untuk memberikan bantuan biaya hidup sebagai bentuk dukungan dan keprihatinan. Bantuan ini diserahkan langsung oleh M. Shofwan pada hari ini. Dalam penyerahan bantuan, tampak wajah Ibu Anik yang penuh syukur. Bagi Baznas, ini adalah langkah kecil namun penuh makna bagi mereka yang membutuhkan.

 

“Kadang, keputusan seperti ini berat juga,” ujar Shofwan, “Kita dihadapkan dengan realitas bahwa bantuan bedah rumah tidak bisa diberikan. Jadi, kami ambil jalan tengah dengan memberikan bantuan biaya hidup. Harapannya, ini bisa meringankan beban hidup Ibu Anik dan anak-anaknya, walaupun hanya sementara.”

 

Anak pertama Ibu Anik memang sudah bekerja, namun dengan tanggungan empat adik yang masih membutuhkan perhatian, bantuan dari Baznas menjadi berkah yang tak ternilai. Anak-anak lainnya masih mengenyam pendidikan, dan di tengah keterbatasan ekonomi, Ibu Anik tetap berharap bisa memberikan masa depan yang lebih baik bagi mereka. "Saya sangat berterima kasih, ini benar-benar membantu kami," ujar Ibu Anik dengan mata yang berkaca-kaca.

 

Kehidupan keras yang dijalani oleh Ibu Anik adalah potret realita sebagian masyarakat yang tinggal di lahan bukan milik mereka. Situasi ini menghambat akses terhadap bantuan fasilitas yang mereka butuhkan. Baznas memahami betul kondisi ini, sehingga di tengah keterbatasan tersebut, mereka mencari solusi lain agar tetap bisa membantu Ibu Anik dan keluarga.

 

Baznas Sidoarjo berharap bantuan ini dapat sedikit meringankan beban hidup Ibu Anik, meskipun tidak dalam bentuk yang diinginkannya. "Semoga bantuan ini bisa menjadi penyemangat buat beliau," tambah Shofwan. Sebuah harapan kecil dari sebuah lembaga, agar hari-hari Ibu Anik dan keluarganya bisa sedikit lebih ringan di tengah hidup yang penuh perjuangan.

12/11/2024 | Kontributor: admin
Langkah Baru untuk Bapak Tamaji

Selasa siang 12 november 2024,  di Desa Sawocangkring, Kecamatan Wonoayu, menjadi hari bersejarah bagi Bapak Tamaji. Sudah lima tahun berlalu sejak kecelakaan yang merenggut kaki kanannya. Ketika itu, roda tiga yang biasa ia gunakan untuk berjualan buah tergelincir, kecelakaan tunggal, mengubah hidupnya dalam sekejap. Sejak saat itu, kesehariannya menjadi tantangan yang tidak pernah ia bayangkan. Namun, di bawah cahaya lembut matahari siangi, langkah baru menyapanya melalui bantuan kaki palsu dari Baznas Sidoarjo.

 

Hari itu, Wakil Ketua III Baznas, Achmad Saleh, dan Wakil Ketua IV, M. Ilhaminuddin, datang langsung untuk menyerahkan kaki palsu tersebut. Bukan sekadar sebuah alat, kaki palsu ini adalah harapan baru bagi Bapak Tamaji untuk kembali menjalani hidupnya dengan lebih mandiri. “Baznas hadir untuk memberikan bantuan nyata yang bisa mengubah kehidupan. Kami berharap, kaki palsu ini dapat membawa manfaat yang besar bagi Bapak Tamaji,” ujar Achmad Saleh penuh kehangatan.

 

Dengan wajah yang penuh rasa syukur, Bapak Tamaji mengangguk. Ia bercerita tentang betapa sulitnya lima tahun terakhir ini. "Setiap hari saya harus bergantung pada tongkat. Saya tahu harus kuat, tapi di dalam hati, saya selalu rindu berjalan dengan dua kaki, seperti dulu," katanya dengan mata berkaca-kaca. Bantuan ini memberinya kesempatan untuk menata ulang kehidupannya, untuk kembali berdiri tegak tanpa perlu bantuan tongkat.

 

Hari ini, di hadapan keluarga dan warga sekitar, Bapak Tamaji mencoba langkah pertamanya dengan kaki barunya. Semua yang hadir turut menyaksikan momen ini dengan haru. “Saya merasa seolah mendapatkan kembali sebagian dari hidup saya yang hilang. Terima kasih, Baznas, telah memberi saya kesempatan untuk berjalan lagi,” ujarnya penuh emosi. Setiap langkahnya mengalirkan semangat baru, mengingatkan bahwa usia atau keadaan tak akan membatasi seseorang untuk berjuang.

 

Achmad Saleh menambahkan, “Ini adalah salah satu upaya Baznas dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang membutuhkan. Kami di sini bukan sekadar memberi bantuan, tetapi juga menyampaikan pesan bahwa setiap orang berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik.” Kehadiran Baznas hari ini menandakan bahwa masyarakat tak pernah benar-benar dibiarkan sendirian menghadapi kesulitan mereka.

 

M. Ilhaminuddin, Wakil Ketua IV Baznas Sidoarjo, juga mengungkapkan harapannya agar bantuan ini menjadi awal yang baik bagi Bapak Tamaji. “Kami ingin setiap bantuan yang kami berikan memiliki dampak yang nyata, mengembalikan semangat hidup bagi mereka yang menerimanya. Semoga kaki palsu ini menjadi sarana bagi Pak Tamaji untuk meraih kembali mimpinya,” kata Ilhaminuddin dengan senyum penuh doa.

 

Dengan bantuan ini, Bapak Tamaji tak hanya mendapat kaki palsu, tetapi juga sebuah dukungan tak terlihat dari komunitasnya. Bagi Bapak Tamaji, bantuan ini adalah anugerah yang tak ternilai, mengembalikan sebagian dari dirinya yang hilang, dan memberinya semangat baru untuk melangkah ke depan.

12/11/2024 | Kontributor: admin
Menggapai Asa di Rumah Pak Sugiman

Di bawah langit Wadungasih yang cukup terik namun penuh optimisme harapan, Baznas Sidoarjo memulai langkah mulia mereka. Selasa, 12 November 2024, menjadi saksi dimulainya perbaikan rumah Bapak Sugiman, warga Desa Wadungasih, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Di rumah yang sudah puluhan tahun bertahan tanpa tembok, hanya berdindingkan kayu dan anyaman bambu, Pak Sugiman, pria berusia 73 tahun, bersama istrinya, terus bertahan hidup, mengandalkan warung kecil di sudut rumah mereka. Kehidupan sederhana di atas pondasi yang renta, seperti memberi pesan tentang ketabahan manusia pada alam semesta.

 

Baznas Sidoarjo datang tak hanya sebagai tamu, tetapi sebagai harapan. Wakil Ketua III, Achmad Saleh, dan Wakil Ketua IV, M. Ilhaminuddin, hadir dengan janji yang bukan sekadar kata-kata. Dengan simbolis, mereka memulai pembangunan kembali rumah Pak Sugiman, menghadirkan asa baru dalam hidupnya. Setiap kali palu diketuk, setiap kali kayu berdiri, adalah doa agar rumah ini kelak menjadi tempat berteduh yang layak dan aman bagi Pak Sugiman dan istrinya.

 

Ilhaminuddin menyampaikan harapannya dengan penuh ketulusan, "Rumah ini bukan sekadar bangunan fisik, tetapi tempat di mana doa-doa dipanjatkan, cinta dirajut, dan keluarga berlindung dari kerasnya kehidupan. Baznas berkomitmen untuk mewujudkan hunian yang layak bagi masyarakat yang membutuhkan." Kata-katanya bukan hanya penghibur, melainkan dorongan bagi kita semua untuk turut serta dalam setiap langkah kecil yang mereka tempuh.

 

Pak Sugiman, dengan mata berbinar namun tetap tenang, menerima niat baik ini dengan kerendahan hati. Ia tak banyak berkata, namun senyumnya tak bisa menyembunyikan rasa terima kasih yang mendalam. Selama ini, bersama istrinya, ia hanya mampu bergantung pada warung kecil untuk menyambung hidup. Siang itu, ia berdiri, memandang kayu-kayu baru yang akan menjadi tembok rumahnya, berharap mereka bisa bertahan kuat menghadapi waktu.

 

Program Rumah Layak Huni Baznas tahun ini mengalokasikan empat rumah untuk direhabilitasi, dan rumah Pak Sugiman adalah salah satunya. Tiga rumah lainnya berada di Kecamatan Tarik, tepatnya di Desa Segodo, Bacang, dan Klantingsari. Program ini hadir bukan sekadar renovasi, tetapi sebagai pemugaran harapan. Setiap rumah yang direhab, setiap keluarga yang terbantu, adalah kisah tentang kebersamaan dan gotong royong yang tertanam dalam budaya bangsa.

 

Acara yang dihadiri PLT Kepala Desa Wadungasih, Gelar Agung Baginda, membawa suasana penuh apresiasi. Ia dengan bangga menyampaikan rasa terima kasih kepada Baznas atas kepeduliannya terhadap masyarakat kecil di desanya. “Bantuan ini menunjukkan bahwa kita semua, pihak pemerintah maupun organisasi masyarakat, dapat saling bahu-membahu. Semoga ini menjadi awal dari lebih banyak perubahan positif di desa kita,” ujarnya dengan semangat yang menular.

 

Ketika sore menjelang, bayang-bayang rumah baru Pak Sugiman semakin nyata. Di sana, di bawah atap yang mulai dibangun, tersimpan harapan besar untuk kehidupan yang lebih baik. Baznas Sidoarjo telah menabur kebaikan, dan semoga ia bertumbuh menjadi inspirasi bagi kita semua, untuk selalu hadir dalam kehidupan mereka yang membutuhkan.

12/11/2024 | Kontributor: admin
Rumah Layak Huni Baznas: Kebaikan yang Menghujani Bapak Hasyim dan Bapak Amirrudin

Sidoarjo, 11 November 2024 - BAZNAS Kabupaten Sidoarjo kembali turun tangan di lapangan, memastikan program bedah rumah yang dicanangkan mencapai sasaran yang tepat dan memberi dampak nyata. Senin pagi itu, Pak Ilham dan Pak Saleh, Wakil Ketua BAZNAS Sidoarjo, berjalan dari rumah ke rumah. Mereka ingin melihat langsung perubahan yang terjadi di dua rumah penerima manfaat: Bapak Hasyim dari Desa Tambak Oso, dan Bapak Amirrudin dari Desa Damarsi, Kecamatan Waru.

 

Bapak Hasyim, seorang lelaki renta yang dulu bekerja sebagai satpam, kini tinggal bersama istrinya di sebuah rumah berdinding bata yang baru saja dibangun. “Alhamdulillah, sekarang rumah kami sudah kuat, nggak takut roboh kalau ada angin kencang,” katanya sembari tersenyum. Dulu, mereka tinggal di rumah gedeg yang sering bocor dan berisiko. Di usianya yang senja, Bapak Hasyim mengaku bahwa bantuan ini adalah berkah tak terhingga bagi dia dan istrinya yang kini tidak bekerja.

 

Pak Ilham waki ketua IV BAZNAS Sidoarjo menyampaikan bahwa program ini ditujukan untuk memberi kepastian tempat tinggal layak bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan. “Kami ingin rumah ini tidak hanya jadi tempat berlindung dari hujan dan panas, tapi juga tempat yang nyaman untuk hidup,” ungkap Pak Ilham. Perubahan rumah Bapak Hasyim kini menjadi bukti nyata dari kepedulian masyarakat melalui zakat dan sedekah yang diamanahkan kepada BAZNAS.

 

Sementara itu, di Desa Damarsi, Bapak Amirrudin menyambut para tamu di rumahnya yang dulu atapnya hampir roboh dan selalu kebanjiran saat hujan. Pedagang pentol keliling ini tak kuasa menahan haru ketika menceritakan kondisi rumah lamanya. "Dulu kalau hujan deras, rumah ini bocor di mana-mana, lantainya banjir, anak-anak sering demam," ujarnya sambil mengusap mata.

 

Program bedah rumah ini tak hanya membangun ulang, tetapi juga memperbaiki kondisi mental keluarga penerima manfaat. Bapak Amirrudin kini bisa tenang, tak perlu khawatir anak-anaknya terkena penyakit karena tinggal di rumah yang tidak sehat. “Terima kasih kepada semua yang sudah membantu kami,” katanya dengan nada yang bergetar.

 

Pak Saleh,wakil ketua III Baznas Sidoarjo  yang turut mendampingi, menegaskan bahwa program ini adalah salah satu bentuk nyata dari distribusi zakat yang efektif. “Kami berharap, apa yang kita lakukan hari ini bisa menjadi inspirasi dan bukti bahwa zakat benar-benar bisa mengubah hidup seseorang. Bukan sekadar bantuan materi, tapi juga memberi harapan,” kata Pak Saleh.

 

Kepala Desa Damarsi juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada BAZNAS atas kepeduliannya yang nyata bagi warganya. Monitoring ini tidak hanya sekadar kunjungan, tapi bukti bahwa setiap rupiah dari masyarakat dikelola dan disalurkan dengan penuh tanggung jawab

11/11/2024 | Kontributor: admin

Berita Terbaru

Langkah Kecil, Harapan Besar: BAZNAS Sidoarjo Beri Harapan Baru untuk Pak Ismail
Langkah Kecil, Harapan Besar: BAZNAS Sidoarjo Beri Harapan Baru untuk Pak Ismail
Rabu 13 November 2024, di Desa Wonokalang, Kecamatan Wonoayu, menjadi saksi pertemuan penuh haru antara BAZNAS Kabupaten Sidoarjo dan Pak Ismail, seorang bapak yang tak kenal lelah berjuang. Di dalam rumah sederhana, Pak Ismail berdiri dengan dukungan kaki palsu yang baru saja diserahterimakan oleh tim BAZNAS. Senyum tipis menghiasi wajahnya, penuh syukur dan harapan. Pak Ismail bukanlah sosok yang asing di lingkungannya. Sejak 2002, ia menanggung cobaan hidup yang tak mudah. Kecelakaan kerja sebagai sopir truk di daerah Porong membuatnya kehilangan telapak kaki. Sejak saat itu, ia harus menyesuaikan diri dengan kehidupan baru, menjalani keseharian tanpa telapak kaki kiri. Tak lama berselang, pandemi Covid-19 datang, dan musibah lain menghampiri: istrinya meninggal, meninggalkan Pak Ismail dengan beban kesepian yang bertambah. "Bantuan ini sangat berarti bagi saya. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa berjalan dengan lebih nyaman lagi," ucap Pak Ismail terbata-bata sambil menahan air mata. Baginya, kaki palsu dari BAZNAS ini bukan hanya sebuah alat bantu, tetapi juga pemberian yang menumbuhkan semangat baru. Tak perlu lagi terpincang-pincang saat bekerja atau bergerak. Kini, ia bisa melanjutkan hari-harinya dengan langkah yang lebih percaya diri. BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, melalui program bantuan sosialnya, terus hadir untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Wakil Ketua IV, M. Ilhaminuddin, menyampaikan bahwa bantuan kaki palsu ini merupakan bagian dari komitmen BAZNAS dalam mendampingi masyarakat yang rentan. “Kami di BAZNAS merasa berkewajiban untuk hadir di tengah-tengah masyarakat, terutama bagi mereka yang mengalami keterbatasan fisik akibat kecelakaan atau penyakit,” ujarnya. Penyerahan kaki palsu ini pun dihadiri oleh Achmad Saleh, Wakil Ketua III BAZNAS Sidoarjo, yang secara langsung turut menyerahkan kaki palsu tersebut kepada Pak Ismail. "Ini adalah bukti bahwa BAZNAS selalu berusaha mendampingi masyarakat hingga ke tingkat akar rumput. Kami berharap bantuan ini bisa mempermudah Pak Ismail dalam beraktivitas," ujar Achmad, penuh semangat. Bantuan kaki palsu ini tak hanya sekadar pemberian fisik, tetapi juga lambang kepedulian sosial dari BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Ilhaminuddin dan Achmad Saleh, dengan senyuman penuh harapan, tampak meyakinkan bahwa BAZNAS akan selalu menjadi garda terdepan dalam pelayanan sosial. Mereka berharap, langkah kecil ini dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan Pak Ismail. Pak Ismail kini tak lagi merasa sendiri. Dengan langkah baru, ia siap menjalani hari-hari ke depan dengan penuh semangat. Baginya, bantuan kaki palsu ini adalah simbol kehidupan baru, simbol bahwa meski badai telah menghantam, harapan selalu hadir di akhir. BAZNAS Sidoarjo hadir sebagai pengingat bahwa tak ada yang sendiri dalam kesulitan, selalu ada uluran tangan yang siap membantu.

13/11/2024 | admin

Harapan Baru di Tengah Keterbatasan untuk Ibu Anik dan Keluarga
Harapan Baru di Tengah Keterbatasan untuk Ibu Anik dan Keluarga
Hari ini, Selasa, 12 November 2024, Baznas Sidoarjo menyalurkan bantuan biaya hidup untuk Ibu Anik Farida (50), warga Tawangsari RT 01/RW 02 Kecamatan Taman. Ibu Anik adalah seorang kepala rumah tangga yang menjalani kehidupan penuh perjuangan sebagai ibu tunggal dari lima anak setelah suaminya meninggal beberapa waktu lalu. Di usia senja, ia menghidupi keluarganya dengan pekerjaan serabutan, berjuang sendirian di tengah himpitan ekonomi. Selama ini, Ibu Anik tinggal di sebuah rumah yang berdiri di atas tanah milik PT KAI, tepat di desa Tawangsari. Secara fisik, rumah tersebut sangat jauh dari layak huni, namun di situlah ia berteduh bersama anak-anaknya. Sayangnya, karena status tanah yang ditempati bukan miliknya, Baznas Sidoarjo tidak bisa memberikan bantuan bedah rumah kepada beliau, meskipun pengajuan sudah diajukan beberapa waktu lalu. "Kondisi rumah beliau memang memprihatinkan, tapi aturan dan keterbatasan administrasi membuat kami tidak bisa melakukan bedah rumah,” kata M. Shofwan, salah satu staf Baznas Sidoarjo yang menangani langsung kasus ini. Namun, Baznas Sidoarjo tidak tinggal diam. Menyadari kondisi Ibu Anik yang semakin sulit, pimpinan Baznas memutuskan untuk memberikan bantuan biaya hidup sebagai bentuk dukungan dan keprihatinan. Bantuan ini diserahkan langsung oleh M. Shofwan pada hari ini. Dalam penyerahan bantuan, tampak wajah Ibu Anik yang penuh syukur. Bagi Baznas, ini adalah langkah kecil namun penuh makna bagi mereka yang membutuhkan. “Kadang, keputusan seperti ini berat juga,” ujar Shofwan, “Kita dihadapkan dengan realitas bahwa bantuan bedah rumah tidak bisa diberikan. Jadi, kami ambil jalan tengah dengan memberikan bantuan biaya hidup. Harapannya, ini bisa meringankan beban hidup Ibu Anik dan anak-anaknya, walaupun hanya sementara.” Anak pertama Ibu Anik memang sudah bekerja, namun dengan tanggungan empat adik yang masih membutuhkan perhatian, bantuan dari Baznas menjadi berkah yang tak ternilai. Anak-anak lainnya masih mengenyam pendidikan, dan di tengah keterbatasan ekonomi, Ibu Anik tetap berharap bisa memberikan masa depan yang lebih baik bagi mereka. "Saya sangat berterima kasih, ini benar-benar membantu kami," ujar Ibu Anik dengan mata yang berkaca-kaca. Kehidupan keras yang dijalani oleh Ibu Anik adalah potret realita sebagian masyarakat yang tinggal di lahan bukan milik mereka. Situasi ini menghambat akses terhadap bantuan fasilitas yang mereka butuhkan. Baznas memahami betul kondisi ini, sehingga di tengah keterbatasan tersebut, mereka mencari solusi lain agar tetap bisa membantu Ibu Anik dan keluarga. Baznas Sidoarjo berharap bantuan ini dapat sedikit meringankan beban hidup Ibu Anik, meskipun tidak dalam bentuk yang diinginkannya. "Semoga bantuan ini bisa menjadi penyemangat buat beliau," tambah Shofwan. Sebuah harapan kecil dari sebuah lembaga, agar hari-hari Ibu Anik dan keluarganya bisa sedikit lebih ringan di tengah hidup yang penuh perjuangan.

12/11/2024 | admin

Langkah Baru untuk Bapak Tamaji
Langkah Baru untuk Bapak Tamaji
Selasa siang 12 november 2024, di Desa Sawocangkring, Kecamatan Wonoayu, menjadi hari bersejarah bagi Bapak Tamaji. Sudah lima tahun berlalu sejak kecelakaan yang merenggut kaki kanannya. Ketika itu, roda tiga yang biasa ia gunakan untuk berjualan buah tergelincir, kecelakaan tunggal, mengubah hidupnya dalam sekejap. Sejak saat itu, kesehariannya menjadi tantangan yang tidak pernah ia bayangkan. Namun, di bawah cahaya lembut matahari siangi, langkah baru menyapanya melalui bantuan kaki palsu dari Baznas Sidoarjo. Hari itu, Wakil Ketua III Baznas, Achmad Saleh, dan Wakil Ketua IV, M. Ilhaminuddin, datang langsung untuk menyerahkan kaki palsu tersebut. Bukan sekadar sebuah alat, kaki palsu ini adalah harapan baru bagi Bapak Tamaji untuk kembali menjalani hidupnya dengan lebih mandiri. “Baznas hadir untuk memberikan bantuan nyata yang bisa mengubah kehidupan. Kami berharap, kaki palsu ini dapat membawa manfaat yang besar bagi Bapak Tamaji,” ujar Achmad Saleh penuh kehangatan. Dengan wajah yang penuh rasa syukur, Bapak Tamaji mengangguk. Ia bercerita tentang betapa sulitnya lima tahun terakhir ini. "Setiap hari saya harus bergantung pada tongkat. Saya tahu harus kuat, tapi di dalam hati, saya selalu rindu berjalan dengan dua kaki, seperti dulu," katanya dengan mata berkaca-kaca. Bantuan ini memberinya kesempatan untuk menata ulang kehidupannya, untuk kembali berdiri tegak tanpa perlu bantuan tongkat. Hari ini, di hadapan keluarga dan warga sekitar, Bapak Tamaji mencoba langkah pertamanya dengan kaki barunya. Semua yang hadir turut menyaksikan momen ini dengan haru. “Saya merasa seolah mendapatkan kembali sebagian dari hidup saya yang hilang. Terima kasih, Baznas, telah memberi saya kesempatan untuk berjalan lagi,” ujarnya penuh emosi. Setiap langkahnya mengalirkan semangat baru, mengingatkan bahwa usia atau keadaan tak akan membatasi seseorang untuk berjuang. Achmad Saleh menambahkan, “Ini adalah salah satu upaya Baznas dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang membutuhkan. Kami di sini bukan sekadar memberi bantuan, tetapi juga menyampaikan pesan bahwa setiap orang berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik.” Kehadiran Baznas hari ini menandakan bahwa masyarakat tak pernah benar-benar dibiarkan sendirian menghadapi kesulitan mereka. M. Ilhaminuddin, Wakil Ketua IV Baznas Sidoarjo, juga mengungkapkan harapannya agar bantuan ini menjadi awal yang baik bagi Bapak Tamaji. “Kami ingin setiap bantuan yang kami berikan memiliki dampak yang nyata, mengembalikan semangat hidup bagi mereka yang menerimanya. Semoga kaki palsu ini menjadi sarana bagi Pak Tamaji untuk meraih kembali mimpinya,” kata Ilhaminuddin dengan senyum penuh doa. Dengan bantuan ini, Bapak Tamaji tak hanya mendapat kaki palsu, tetapi juga sebuah dukungan tak terlihat dari komunitasnya. Bagi Bapak Tamaji, bantuan ini adalah anugerah yang tak ternilai, mengembalikan sebagian dari dirinya yang hilang, dan memberinya semangat baru untuk melangkah ke depan.

12/11/2024 | admin

Menggapai Asa di Rumah Pak Sugiman
Menggapai Asa di Rumah Pak Sugiman
Di bawah langit Wadungasih yang cukup terik namun penuh optimisme harapan, Baznas Sidoarjo memulai langkah mulia mereka. Selasa, 12 November 2024, menjadi saksi dimulainya perbaikan rumah Bapak Sugiman, warga Desa Wadungasih, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Di rumah yang sudah puluhan tahun bertahan tanpa tembok, hanya berdindingkan kayu dan anyaman bambu, Pak Sugiman, pria berusia 73 tahun, bersama istrinya, terus bertahan hidup, mengandalkan warung kecil di sudut rumah mereka. Kehidupan sederhana di atas pondasi yang renta, seperti memberi pesan tentang ketabahan manusia pada alam semesta. Baznas Sidoarjo datang tak hanya sebagai tamu, tetapi sebagai harapan. Wakil Ketua III, Achmad Saleh, dan Wakil Ketua IV, M. Ilhaminuddin, hadir dengan janji yang bukan sekadar kata-kata. Dengan simbolis, mereka memulai pembangunan kembali rumah Pak Sugiman, menghadirkan asa baru dalam hidupnya. Setiap kali palu diketuk, setiap kali kayu berdiri, adalah doa agar rumah ini kelak menjadi tempat berteduh yang layak dan aman bagi Pak Sugiman dan istrinya. Ilhaminuddin menyampaikan harapannya dengan penuh ketulusan, "Rumah ini bukan sekadar bangunan fisik, tetapi tempat di mana doa-doa dipanjatkan, cinta dirajut, dan keluarga berlindung dari kerasnya kehidupan. Baznas berkomitmen untuk mewujudkan hunian yang layak bagi masyarakat yang membutuhkan." Kata-katanya bukan hanya penghibur, melainkan dorongan bagi kita semua untuk turut serta dalam setiap langkah kecil yang mereka tempuh. Pak Sugiman, dengan mata berbinar namun tetap tenang, menerima niat baik ini dengan kerendahan hati. Ia tak banyak berkata, namun senyumnya tak bisa menyembunyikan rasa terima kasih yang mendalam. Selama ini, bersama istrinya, ia hanya mampu bergantung pada warung kecil untuk menyambung hidup. Siang itu, ia berdiri, memandang kayu-kayu baru yang akan menjadi tembok rumahnya, berharap mereka bisa bertahan kuat menghadapi waktu. Program Rumah Layak Huni Baznas tahun ini mengalokasikan empat rumah untuk direhabilitasi, dan rumah Pak Sugiman adalah salah satunya. Tiga rumah lainnya berada di Kecamatan Tarik, tepatnya di Desa Segodo, Bacang, dan Klantingsari. Program ini hadir bukan sekadar renovasi, tetapi sebagai pemugaran harapan. Setiap rumah yang direhab, setiap keluarga yang terbantu, adalah kisah tentang kebersamaan dan gotong royong yang tertanam dalam budaya bangsa. Acara yang dihadiri PLT Kepala Desa Wadungasih, Gelar Agung Baginda, membawa suasana penuh apresiasi. Ia dengan bangga menyampaikan rasa terima kasih kepada Baznas atas kepeduliannya terhadap masyarakat kecil di desanya. “Bantuan ini menunjukkan bahwa kita semua, pihak pemerintah maupun organisasi masyarakat, dapat saling bahu-membahu. Semoga ini menjadi awal dari lebih banyak perubahan positif di desa kita,” ujarnya dengan semangat yang menular. Ketika sore menjelang, bayang-bayang rumah baru Pak Sugiman semakin nyata. Di sana, di bawah atap yang mulai dibangun, tersimpan harapan besar untuk kehidupan yang lebih baik. Baznas Sidoarjo telah menabur kebaikan, dan semoga ia bertumbuh menjadi inspirasi bagi kita semua, untuk selalu hadir dalam kehidupan mereka yang membutuhkan.

12/11/2024 | admin

Rumah Layak Huni Baznas: Kebaikan yang Menghujani Bapak Hasyim dan Bapak Amirrudin
Rumah Layak Huni Baznas: Kebaikan yang Menghujani Bapak Hasyim dan Bapak Amirrudin
Sidoarjo, 11 November 2024 - BAZNAS Kabupaten Sidoarjo kembali turun tangan di lapangan, memastikan program bedah rumah yang dicanangkan mencapai sasaran yang tepat dan memberi dampak nyata. Senin pagi itu, Pak Ilham dan Pak Saleh, Wakil Ketua BAZNAS Sidoarjo, berjalan dari rumah ke rumah. Mereka ingin melihat langsung perubahan yang terjadi di dua rumah penerima manfaat: Bapak Hasyim dari Desa Tambak Oso, dan Bapak Amirrudin dari Desa Damarsi, Kecamatan Waru. Bapak Hasyim, seorang lelaki renta yang dulu bekerja sebagai satpam, kini tinggal bersama istrinya di sebuah rumah berdinding bata yang baru saja dibangun. “Alhamdulillah, sekarang rumah kami sudah kuat, nggak takut roboh kalau ada angin kencang,” katanya sembari tersenyum. Dulu, mereka tinggal di rumah gedeg yang sering bocor dan berisiko. Di usianya yang senja, Bapak Hasyim mengaku bahwa bantuan ini adalah berkah tak terhingga bagi dia dan istrinya yang kini tidak bekerja. Pak Ilham waki ketua IV BAZNAS Sidoarjo menyampaikan bahwa program ini ditujukan untuk memberi kepastian tempat tinggal layak bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan. “Kami ingin rumah ini tidak hanya jadi tempat berlindung dari hujan dan panas, tapi juga tempat yang nyaman untuk hidup,” ungkap Pak Ilham. Perubahan rumah Bapak Hasyim kini menjadi bukti nyata dari kepedulian masyarakat melalui zakat dan sedekah yang diamanahkan kepada BAZNAS. Sementara itu, di Desa Damarsi, Bapak Amirrudin menyambut para tamu di rumahnya yang dulu atapnya hampir roboh dan selalu kebanjiran saat hujan. Pedagang pentol keliling ini tak kuasa menahan haru ketika menceritakan kondisi rumah lamanya. "Dulu kalau hujan deras, rumah ini bocor di mana-mana, lantainya banjir, anak-anak sering demam," ujarnya sambil mengusap mata. Program bedah rumah ini tak hanya membangun ulang, tetapi juga memperbaiki kondisi mental keluarga penerima manfaat. Bapak Amirrudin kini bisa tenang, tak perlu khawatir anak-anaknya terkena penyakit karena tinggal di rumah yang tidak sehat. “Terima kasih kepada semua yang sudah membantu kami,” katanya dengan nada yang bergetar. Pak Saleh,wakil ketua III Baznas Sidoarjo yang turut mendampingi, menegaskan bahwa program ini adalah salah satu bentuk nyata dari distribusi zakat yang efektif. “Kami berharap, apa yang kita lakukan hari ini bisa menjadi inspirasi dan bukti bahwa zakat benar-benar bisa mengubah hidup seseorang. Bukan sekadar bantuan materi, tapi juga memberi harapan,” kata Pak Saleh. Kepala Desa Damarsi juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada BAZNAS atas kepeduliannya yang nyata bagi warganya. Monitoring ini tidak hanya sekadar kunjungan, tapi bukti bahwa setiap rupiah dari masyarakat dikelola dan disalurkan dengan penuh tanggung jawab

11/11/2024 | admin

Menjaga Amanah, Membangun Harapan
Menjaga Amanah, Membangun Harapan
Pagi yang cerah di Desa Mojoruntut, Kecamatan Krembung, Sidoarjo, pada 8 November 2024. Rumah sederhana milik Pak Erwin Setyawan, yang dulunya reyot dan tak layak huni, kini berdiri dengan tampilan baru. Hari itu, BAZNAS Sidoarjo hadir dalam acara monitoring program “Bedah Rumah Layak Huni.” Rumah Pak Erwin kini telah selesai direnovasi, dilengkapi dengan fasilitas jamban dan septic tank, memberikan kehidupan yang lebih layak bagi keluarga kecilnya. Achmad Saleh, Wakil Pimpinan III BAZNAS Sidoarjo, memimpin langsung kegiatan monitoring ini. Ia melihat dengan seksama setiap sudut rumah, memastikan bahwa dana zakat yang dihimpun dari JNE Sidoarjo telah dimanfaatkan dengan optimal. Dalam bincang hangat di teras rumah Pak Erwin, Achmad Saleh menegaskan makna penting dari program ini. "Kami di BAZNAS bukan hanya menyalurkan zakat, tapi juga menjaga amanah ini agar benar-benar sampai pada mereka yang membutuhkan. Bedah rumah ini bukan sekadar memperbaiki bangunan, tapi juga membangun harapan baru bagi penerima manfaat," ujarnya. Pak Erwin, sang penerima manfaat, menyampaikan rasa syukurnya dengan penuh haru. Baginya, rumah ini adalah berkah besar yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. "Dulu rumah ini hampir roboh, bahkan kalau hujan kami takut karena atapnya bocor di mana-mana. Tapi sekarang, kami bisa tidur dengan tenang. Terima kasih kepada BAZNAS dan JNE atas bantuan ini. Ini bukan hanya rumah baru, tapi juga kehidupan baru bagi kami," ucap Pak Erwin dengan mata berkaca-kaca. Achmad Saleh melanjutkan inspeksi di area belakang rumah, tempat jamban dan septic tank baru dibangun. Baginya, fasilitas ini adalah bagian esensial dari program bedah rumah, yang tidak hanya memperhatikan kelayakan tempat tinggal tapi juga aspek kesehatan. “Kita ingin setiap penerima manfaat punya kehidupan yang lebih baik, tidak hanya tempat berlindung tapi juga sanitasi yang memadai. Zakat yang disalurkan JNE ini memberikan kesempatan bagi keluarga seperti Pak Erwin untuk hidup lebih layak dan sehat,” jelas Achmad Saleh sambil tersenyum bangga. Masyarakat sekitar pun turut menyaksikan kegiatan monitoring tersebut. Bagi mereka, rumah Pak Erwin yang kini berdiri kokoh adalah inspirasi tersendiri. Salah seorang tetangga mengatakan, “Melihat rumah Pak Erwin yang sudah diperbaiki, kami merasa bahagia. Ini bukti bahwa di desa kami, masih ada perhatian dari lembaga yang peduli seperti BAZNAS dan JNE.” Kehadiran BAZNAS dan JNE seolah menjadi pengingat bahwa kepedulian bisa hadir di mana saja, bahkan di pelosok desa. Sebagai bagian dari program sosial perusahaan, JNE Sidoarjo melalui zakatnya berharap bahwa bantuan ini tidak berhenti di sini. Mereka ingin memastikan bahwa dampak positif bisa dirasakan lebih luas. "Kami di JNE percaya, zakat adalah wujud kepedulian perusahaan terhadap masyarakat. Melalui BAZNAS, kami bisa memastikan zakat ini benar-benar membawa manfaat bagi yang membutuhkan," kata perwakilan JNE yang turut hadir dalam monitoring. Di penghujung acara, Achmad Saleh menutup dengan pesan haru. "Program ini bukan hanya untuk saat ini, tapi untuk masa depan mereka. Kita tidak tahu seberapa besar arti rumah ini bagi Pak Erwin dan keluarganya, tapi kita berharap, harapan yang sudah kita bangun bersama ini bisa terus terjaga. Terima kasih kepada JNE atas kepercayaan dan kerja samanya. Semoga langkah kecil ini bisa terus menjadi bagian dari langkah besar kita untuk membangun kebaikan di mana pun."

09/11/2024 | admin

Dari Kripik ke Kitab: Jejak Usaha dan Dakwah H. Zaini di Wilayut
Dari Kripik ke Kitab: Jejak Usaha dan Dakwah H. Zaini di Wilayut
Sinar matahari pagi menyusup perlahan di Desa Wilayut, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo. Pagi itu, 30 Oktober 2024, H. Zaini duduk santai di teras Langgar Wakaf miliknya. Di sela aktivitas produksi keripik gadung. Tak ada yang lebih berharga baginya selain berbagi ilmu dan membuka jalan bagi rezeki halal. Hari itu berbeda, ia tak hanya menyambut para santri kecilnya, tetapi juga rombongan dari BAZNAS Sidoarjo yang hadir untuk melakukan monitoring bantuan usahanya. Para tamu yang hadir pagi itu terlihat akrab dengan suasana pedesaan yang tenang. Achmad Saleh dan M. Ilhaminudin, Wakil Ketua III dan IV BAZNAS Sidoarjo, datang dengan didampingi tim pelaksana BAZNAS serta beberapa dosen dari LPPM Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA). Mereka duduk santai, berbincang akrab dengan H. Zaini yang mengenakan baju sederhana namun penuh wibawa. Di depannya, produk-produk keripik gadung dengan merek “Karapan Sapi” tertata rapi, siap untuk dipasarkan ke berbagai warung kopi di sekitar Sukodono. H. Zaini bukan sekadar pengusaha kripik biasa. Pria asal Madura ini memiliki dua peran utama dalam hidupnya—sebagai ustadz dan pengusaha. Ia berhasil membawa produk keripik gadungnya masuk ke lebih dari 40 warung kopi (warkop) di wilayah Sukodono. Awalnya, ia hanya memproduksi kripik gadung ketika ada bahan baku. Namun, sejak mengikuti pelatihan yang diadakan UMSIDA beberapa waktu lalu, ia mulai belajar strategi baru: tidak menggantungkan produksi hanya pada satu jenis bahan baku. Kini, emping melinjo juga mulai menghiasi produknya. Pagi itu, H. Zaini bercerita kepada rombongan BAZNAS dan LPPM UMSIDA tentang perjalanannya merintis usaha. “Dulu, saya hanya produksi saat bahan gadung tersedia. Tapi sekarang, saya lebih siap dengan berbagai opsi bahan baku. Ini hasil dari pelatihan kemarin. Kalau satu bahan bermasalah, kita punya alternatif lain,” ujarnya sembari menunjukkan tumpukan emping melinjo di sudut langgar. Pembicaraan terus mengalir, mencampur aduk kisah usaha dan dakwah dalam satu cerita penuh inspirasi. Para tamu terlihat antusias mendengarkan kisahnya. Mereka tak hanya datang untuk meninjau perkembangan usaha, tetapi juga memberi dukungan moral dan bimbingan. Achmad Saleh, salah satu perwakilan BAZNAS, mengungkapkan bahwa mereka ingin memastikan bantuan yang diberikan benar-benar mampu memberdayakan penerima. “Kami ingin mendampingi, bukan hanya sekadar memberikan modal. Harapannya, usaha seperti milik Pak Zaini ini bisa menginspirasi yang lain untuk berdikari,” ujarnya dengan penuh keyakinan. Tak lama kemudian, tim BAZNAS dan LPPM UMSIDA melanjutkan sesi monitoring mereka, mencatat perkembangan yang sudah dicapai H. Zaini dan mendiskusikan beberapa strategi pemasaran ke depan. Bagi H. Zaini, usaha ini bukan sekadar mencari keuntungan, tetapi lebih pada keberkahan. Setiap helai keripik gadung yang ia goreng dan bungkus, setiap emping melinjo yang ia siapkan, adalah doa yang ia titipkan. Doa agar usahanya bisa terus berkembang, dan berkahnya mengalir kepada banyak orang. Ketika siang menjelang, rombongan pun pamit. H. Zaini kembali ke rutinitasnya, menyiapkan bahan-bahan untuk produksi sore hari. Namun, baginya, kehadiran tamu-tamu dari BAZNAS dan UMSIDA meninggalkan jejak yang mendalam. Ia tersenyum dalam hati, merasa semakin kuat dan yakin akan langkahnya. Karena baginya, usaha dan dakwah tak pernah bisa dipisahkan. Mereka adalah jalan menuju berkah, diiringi doa yang mengalir dalam setiap aktivitas sehari-harinya.

09/11/2024 | admin

Harapan yang Terwujud: Ibu Sulipah , Kepala Rumah Tangga Perempuan Memiliki Rumah Layak Huni
Harapan yang Terwujud: Ibu Sulipah , Kepala Rumah Tangga Perempuan Memiliki Rumah Layak Huni
Di sebuah sudut kecil di Desa Kajeksan, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, berdiri rumah dengan dinding bambu yang tampak lapuk. Rumah ini milik Ibu Sulipah, seorang perempuan tangguh yang telah melewati berbagai ujian hidup. Ibu Sulipah adalah kepala rumah tangga yang membesarkan cucunya seorang diri setelah kepergian suaminya. Dengan pendapatan minim sebagai buruh tani, ia harus berjibaku demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tak jarang, keterbatasan ini memaksanya tinggal di tempat yang nyaris tidak layak disebut rumah. Sebelum rumahnya direnovasi, Ibu Sulipah menempati ruangan yang sempit. Dindingnya berlubang, lantainya beralaskan tanah, dan setiap malam ia harus berjuang melawan tikus-tikus yang kerap mengganggu tidurnya. “Kadang, saya tidak bisa tidur nyenyak. Tikus-tikus menggigit dan mengganggu setiap malam. Itu masa-masa yang sangat berat,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca. Namun, di tengah himpitan masalah ini, Ibu Sulipah menyimpan sebuah harapan sederhana: rumah yang layak, tempat ia dan cucunya bisa tidur dengan tenang. Pada hari Jumat, 8 November 2024, sebuah momen yang tak pernah terbayangkan oleh Ibu Sulipah terjadi. Tim dari Baznas Kabupaten Sidoarjo datang untuk melakukan monitoring rumah hasil program bedah rumah. Dalam kunjungan ini, suasana penuh kehangatan tampak jelas di wajah-wajah yang hadir, baik dari tim Baznas yang menyaksikan perubahan besar dalam hidup Ibu Sulipah. Tak terbayangkan kondisi rumah sebelum renovasi, ketika Ibu Sulipah masih bertahan di rumah sempit dengan dinding seadanya. Program bedah rumah yang dikelola Baznas Sidoarjo ini menjadi bukti nyata bahwa impian yang mungkin tampak mustahil bisa terwujud dengan sinergi dan kepedulian bersama. Setelah proses renovasi selesai, rumah Ibu Sulipah kini berubah menjadi tempat tinggal yang lebih layak dan nyaman. Rumah dengan dinding kokoh dan lantai yang bersih menjadi simbol perjuangan panjang serta harapan yang akhirnya terwujud. “Saya tidak tahu harus berkata apa. Terima kasih banyak untuk semuanya. Dulu saya hanya bisa bermimpi punya rumah seperti ini, sekarang benar-benar terjadi,” ungkap Ibu Sulipah dengan rasa syukur yang mendalam. Air matanya mengalir ketika ia menyaksikan rumah yang kini menjadi tempat tinggalnya bersama sang cucu. Tak ada lagi ketakutan akan serangan tikus di malam hari, tak ada lagi atap bocor saat hujan turun. Ia bisa memulai babak baru dalam hidupnya dengan rasa aman dan nyaman. Ibu Sulipah mengingat bagaimana perjuangan hidupnya selama bertahun-tahun. Menjadi buruh tani dengan penghasilan yang tidak seberapa, ia kerap harus mengorbankan banyak hal demi cucunya. Tetapi hari itu, kehadiran tim Baznas menjadi jawaban atas doanya selama ini. Ia tidak lagi merasa sendiri dalam menghadapi kerasnya hidup. Ada tangan-tangan yang bersedia membantu, memberikan secercah harapan yang nyata. Perubahan ini bukan hanya sekadar fisik. Lebih dari itu, ini adalah perubahan besar dalam semangat dan motivasi Ibu Sulipah. Kini, ia memiliki tempat yang layak untuk beristirahat, tempat untuk berjuang kembali esok hari dengan semangat baru. Bagi tim Baznas Sidoarjo, kisah Ibu Sulipah adalah pengingat akan pentingnya kepedulian terhadap sesama. Setiap senyum yang terukir adalah hasil dari gotong royong dan cinta kasih yang tulus.

09/11/2024 | admin

Menembus Sungai, Menyapa Dusun Tersembunyi: Kiprah Baznas Sidoarjo di Kepetingan
Menembus Sungai, Menyapa Dusun Tersembunyi: Kiprah Baznas Sidoarjo di Kepetingan
Jumat, 8 November 2024, menjadi hari yang bermakna bagi masyarakat Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Baznas Sidoarjo melalui program "Sidoarjo Taqwa" kembali mengirimkan seorang khatib ke dusun terpencil ini. Misi ini bukan sekadar melaksanakan salat Jumat, tetapi juga menjadi penghubung spiritual bagi masyarakat Kepetingan yang harus ditempuh melalui perjalanan sungai selama sekitar 45 menit. Perjalanan berliku yang ditempuh setiap dua minggu ini membawa kehadiran sosok-sosok berilmu untuk menyebarkan kebaikan dan pesan moral bagi warga di wilayah yang penuh dengan tantangan aksesibilitas ini. Hari ini,KH Agus Tanzilul Furqon atau yang akrab disapa Gus Tanzil, naik ke atas mimbar kayu yang sederhana di masjid kecil dusun itu. Beliau menyampaikan khotbahnya dengan penuh hikmat, mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik.” Ia juga mengingatkan tentang pentingnya perkataan yang benar dengan mengutip ayat Al-Qur’an, agar umat selalu berada dalam bimbingan kebaikan. Kehadirannya bukan sekadar khotib, namun juga simbol kehadiran agama dan nilai-nilai mulia dalam kehidupan masyarakat terpencil ini. Gus Tanzil bukanlah sosok asing bagi masyarakat Sidoarjo. Sebagai cucu dari KH Romli Syarif, ulama kharismatik yang pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Roudhotul Ulum, Candi, beliau melanjutkan estafet kepemimpinan yang diwariskan oleh ayahnya, KH Firdaus Romli. Saat ini, Gus Tanzil tak hanya memimpin pondok pesantren Adil Makmur, namun juga aktif sebagai Sekretaris MUI Kabupaten Sidoarjo. Kehadirannya di Kepetingan menambah makna bagi program Baznas Sidoarjo, menghubungkan masyarakat dengan tokoh yang memahami tradisi keagamaan dan dekat dengan hati mereka. Dusun Kepetingan memang memiliki pesona tersendiri. Lokasinya yang terisolasi menjadikan perjalanan ke sana penuh tantangan. Jalur darat hanya bisa diakses dengan sepeda motor saat musim kemarau karena sempitnya pematang tambak yang lebarnya hanya 30 cm. Namun, perjalanan melalui jalur sungai menjadi pilihan utama. Sungai selebar 20 meter yang dilewati menuju dusun ini dipenuhi pohon rindang di kanan-kiri yang daunnya menjuntai ke permukaan air, menghadirkan pemandangan hijau yang eksotis. Suasana alami ini sekilas mengingatkan pada keindahan sungai-sungai di pedalaman Kalimantan. Kepetingan juga memiliki daya tarik lain yang jarang diketahui banyak orang, yakni Makam Dewi Sekardadu. Sebagai salah satu tempat wisata religi, makam ini menyimpan kisah sejarah tentang Dewi Sekardadu, putri Raja Blambangan pada abad ke-14. Sayangnya, keterbatasan akses membuat makam ini jarang dikunjungi, hanya ramai pada momen-momen tertentu. Padahal, tempat ini sangat cocok bagi para peziarah yang ingin menikmati wisata dengan nuansa religi dan sejarah. Keberadaan program Sidoarjo Taqwa yang digagas Baznas Sidoarjo adalah angin segar bagi masyarakat Kepetingan. Dengan adanya khatib yang dikirim secara rutin, warga merasa lebih terhubung dengan ajaran agama dan nilai-nilai moral. Tidak hanya menjadi bagian dari ibadah rutin, kegiatan ini juga menjadi momentum bagi warga untuk mendapatkan pembinaan spiritual yang biasanya sulit mereka akses. Program ini tidak hanya menghidupkan suasana spiritual di Kepetingan, tetapi juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa agama dan nilai-nilai kebaikan dapat hadir bahkan di tempat-tempat yang terpencil. Dusun Kepetingan, dengan segala keterbatasannya, mengajarkan kita arti ketekunan dan kepedulian. Masyarakat di sana tetap menjalankan ibadah dengan penuh semangat, meski untuk mendapatkan pembinaan agama harus menunggu dua minggu sekali. Keberadaan Baznas dan para khatib yang berdedikasi seperti Gus Tanzil menjadi inspirasi bahwa setiap langkah kecil dalam menyebarkan kebaikan mampu menerangi hati, bahkan di pelosok-pelosok yang jarang dijamah.

08/11/2024 | admin

Komitmen wujudkan Kemandirian Lewat Data Terpadu
Komitmen wujudkan Kemandirian Lewat Data Terpadu
Surabaya, November 07 - Bagi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo saat berpartisipasi hadir dalam acara Rapat Koordinasi (Rakor) Kementerian Agama (Kemenag) dengan berbagai baznas kabupaten/kota dan LAZ Jawa Timur di hotel movenpick, merupakan momen yang sangat penting. Pertemuan ini membahas pemanfaatan data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) untuk meningkatkan efektivitas penyaluran Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) bagi masyarakat yang membutuhkan. Ahmad Karim, Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), menekankan pentingnya pemanfaatan data Regsosek dalam perencanaan dan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan. "Akurasi penyaluran bantuan sosial dalam empat tahun terakhir hanya mencapai 41,5%, jauh di bawah target 57%," ungkapnya saat memberikan pemaparan di acara tersebut. Hal serupa disampaikan oleh Kukuh Tri Sandi, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur. Menurutnya, data Regsosek dapat membantu mengatasi permasalahan penanganan kemiskinan, seperti inclusion dan exclusion error. "Dengan data yang akurat, kami dapat merencanakan program yang lebih tepat sasaran," terangnya. Provinsi Jawa Timur sendiri masih menjadi salah satu provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Indonesia, yaitu 3,98 juta jiwa atau 9,79% dari total penduduk. Di Sidoarjo sendiri , yang merupakan kabupaten dengan persentase kemiskinan cukup rendah di Jawa Timur, no 35 dari 38 kab/kota , masih tercatat 109.390 orang miskin atau 4,7 % dari total penduduk. Namun, di tengah angka kemiskinan yang masih tinggi, Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat donor terbesar di dunia, sesuai dengan World Giving Index. Hal ini menjadi potensi besar bagi lembaga filantropi seperti BAZNAS untuk mengoptimalkan penyaluran dana ZIS kepada masyarakat yang membutuhkan. Melalui pemanfaatan data Regsosek, BAZNAS Sidoarjo berharap dapat meningkatkan akurasi penyaluran bantuan dan mendorong kemandirian masyarakat. Konvergensi program yang menyasar penurunan beban pengeluaran dan peningkatan pendapatan diharapkan dapat membantu mengentaskan kemiskinan di Sidoarjo secara berkelanjutan. "Data adalah kunci untuk meningkatkan efektivitas program bantuan sosial. Dengan kerja sama yang erat antara pemerintah, filantropi, dan masyarakat, kita yakin dapat mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan bagi semua," pungkas Badrus, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo pada sela sela acara.

07/11/2024 | admin

Baznas sidoarjo, Uluran Kasih Untuk Keluarga Dhuafa
Baznas sidoarjo, Uluran Kasih Untuk Keluarga Dhuafa
Diiringi sinar mentari yang molai merayap di kawasan Wadungasri. Di sebuah rumah sederhana bercat hijau mint, Ibu Faricha (54) duduk dengan tenang, jilbab pink mudanya melambai pelan tertiup angin. Di tangan tergenggam sebuah amplop - bantuan biaya hidup dari BAZNAS Sidoarjo. “Alhamdulillah, rezeki ini sangat membantu untuk kebutuhan sehari-hari. Sebagai janda dengan dua anak, terkadang hidup terasa berat. Tapi saya selalu percaya Allah tidak pernah tidur,” tutur Faricha, matanya berkaca-kaca. Setiap hari, ia berjualan kecil-kecilan sambil aktif mengikuti pengajian di berbagai majelis, Kamis 7 November 2024 Tidak jauh dari sana, di Desa Janti, sosok Pak Paeran yang sudah sepuh menyandarkan tubuhnya di becak yang setia menemani mencari nafkah. Meski usia tak lagi muda, semangatnya mengayuh becak dan merawat kebun desa tak pernah surut. Kini ia tinggal bersama anak, menantu dan cucu di rumah yang telah dibedah oleh program desa. “BAZNAS Sidoarjo berkomitmen membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan. Hari ini kami menyalurkan bantuan biaya hidup kepada empat warga Wadungasri dan seorang warga Janti. Semoga bantuan ini membawa keberkahan,” jelas Ahmad Hamdani, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo. Program bantuan biaya hidup ini menyasar lima penerima: Abdul Muchris, Faricha, Erwin Muzamro'ah, dan Muhammad Badrus Salam dari Wadungasri, serta Paeran dari Desa Janti. Masing-masing memiliki kisah perjuangan yang berbeda, namun diikat oleh semangat yang sama - tekad untuk terus berjuang demi kehidupan yang lebih baik. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern Sidoarjo, masih banyak kisah-kisah seperti Ibu Faricha dan Pak Paeran yang menanti uluran tangan. BAZNAS hadir sebagai jembatan antara para muzakki dan mustahik, mengubah setiap rupiah zakat menjadi harapan baru bagi mereka yang membutuhkan.

07/11/2024 | admin

Program Kolaboratif ZIS-DSKL Berbasis Regsosek untuk Indonesia Emas 2045 di Provinsi Jawa Timur
Program Kolaboratif ZIS-DSKL Berbasis Regsosek untuk Indonesia Emas 2045 di Provinsi Jawa Timur
Rapat koordinasi bertajuk Akselerasi Akuntabilitas Kemanfaatan Zakat, Infak, Sedekah, dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya untuk Mustahik Berbasis Data Kemiskinan, ini juga membahas Program Kolaboratif ZIS-DSKL Berbasis Regsosek (Data Registrasi Sosial Ekonomi) untuk Indonesia Emas 2045 di Provinsi Jawa Timur. Menurut Prof. Waryono, program ini merupakan upaya strategis dalam mengoptimalkan peran zakat untuk penanggulangan kemiskinan.Rapat koordinasi yang digelar di Movenpick Hotel Surabaya ini rencananya berlangsung hingga jum'at mendatang. "Dengan memanfaatkan data kemiskinan terpadu melalui Regsosek, kami dapat memastikan penyaluran zakat tepat sasaran dan memberikan dampak optimal bagi mustahik. Sinergi antara pemerintah, BAZNAS, dan lembaga-lembaga amil zakat akan menjadi kunci keberhasilan program ini," tegas Prof. Waryono,6 November 2024 Dr. Syauqi menambahkan, program kolaboratif ini juga akan didukung dengan peningkatan akreditasi dan audit lembaga zakat. "Akuntabilitas lembaga zakat menjadi hal mutlak untuk menjamin transparansi dan efektivitas penyaluran dana ZIS-DSKL. Kami akan terus mendorong peningkatan kualitas kelembagaan dalam rangka mewujudkan program yang berdampak nyata bagi masyarakat," ujar Dr. Syauqi. Rapat koordinasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang efektif dalam mengakselerasi peran zakat sebagai salah satu instrumen penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat pencapaian visi Indonesia Emas 2045, khususnya di Provinsi Jawa Timur.

06/11/2024 | admin

Zakat Dipercaya Jadi Instrumen Penting Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat
Zakat Dipercaya Jadi Instrumen Penting Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat
Surabaya, 6 November 2024 - Pemerintah terus berupaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, salah satunya melalui optimalisasi peran zakat. Dalam Rapat Koordinasi Akselerasi Akuntabilitas Kemanfaatan Zakat, Infak, Sedekah, dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (ZIS-DSKL) untuk Mustahik Berbasis Data Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Irjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, Prof. Waryono Abdul Ghofur, menegaskan komitmen pemerintah dalam mendayagunakan zakat sebagai instrumen penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Zakat memiliki potensi besar sebagai salah satu instrumen untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Dengan koordinasi dan sinergi yang baik antara pemerintah, BAZNAS, dan lembaga-lembaga amil zakat, dana zakat dapat didistribusikan secara optimal dan tepat sasaran untuk membantu mengentaskan kemiskinan," ujar Prof. Waryono. Sependapat dengan Prof. Waryono, Ketua BAZNAS Jawa Timur, Prof. Dr. Ali Maschan, menyatakan bahwa akselerasi akuntabilitas kemanfaatan ZIS-DSKL melalui sinkronisasi data mustahik dengan data kemiskinan menjadi langkah penting untuk memastikan zakat dapat berkontribusi secara maksimal terhadap penanggulangan kemiskinan. "Pada tahun 2023, dana ZIS-DSKL di Jawa Timur sebesar Rp405 miliar hanya mampu berkontribusi 2,21% terhadap pengentasan kemiskinan nasional. Melalui program ini, kami berharap dapat meningkatkan kontribusi zakat dalam menurunkan angka kemiskinan di Jawa Timur dengan memastikan pendistribusian yang tepat sasaran berdasarkan data kemiskinan yang akurat," jelas Prof. Ali Maschan. Rapat koordinasi yang digelar di Movenpick Hotel Surabaya ini merupakan salah satu upaya Kementerian Agama RI, BAZNAS, dan pemerintah daerah Jawa Timur untuk mengakselerasi akuntabilitas dan kemanfaatan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya bagi penanggulangan kemiskinan di wilayah tersebut. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mendayagunakan zakat secara lebih efektif dan membawa dampak nyata bagi masyarakat. Dalam kesempatan yang sama, Kasubdit Akreditasi dan Audit Lembaga Zakat Kementerian Agama RI, Dr. Ahmad Syauqi, S.H., M. Hum., CLA., C.Med., menekankan pentingnya akuntabilitas dalam pengelolaan ZIS-DSKL. "Akuntabilitas menjadi kunci bagi pengelolaan zakat yang amanah dan berdampak. Melalui program kolaboratif ZIS-DSKL berbasis data kemiskinan, kami berharap dapat meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pengelolaan zakat sehingga tepat sasaran dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat yang membutuhkan," ujar Dr. Syauqi.

06/11/2024 | admin

Warung Berkah Yang Tak Pernah Sepi
Warung Berkah Yang Tak Pernah Sepi
Di bawah rindangnya pohon-pohon yang menaungi Alun-alun Sidoarjo, Warung Berkah Sedekah (WBS) kembali menggelar sajian hangatnya. Hari Selasa ini, 5 November 2024, bukan sekadar tentang mengisi perut, tapi juga mengobati raga dan menghidupkan harapan."WBS ini bukan sekadar tempat makan gratis. Ini adalah ruang di mana kemanusiaan bertemu dengan keikhlasan, di mana setiap suapan adalah doa," ujar Em Luqman, Wakil Ketua 1 BAZNAS Sidoarjo, sambil memandangi antrean yang mulai memanjang.Tiga ratus paket makanan yang disiapkan seolah menjadi magnet bagi beragam lapisan masyarakat. Di antara mereka, sekelompok santri dari Pondok Pesantren Sabilur Rosyad turut mewarnai suasana. Ahmad, salah satu santri dengan senyum mengembang, berbagi, "Alhamdulillah, bukan hanya dapat makan gratis, tapi juga belajar tentang berbagi dan bersyukur."Di sisi lain lokasi, sebuah tenda putih dengan logo BAZNAS menjadi tempat bernaung para dokter dari Rumah Sehat BAZNAS Sukodono. Mereka dengan telaten memeriksa setiap pasien yang datang, memberikan tidak hanya obat, tapi juga sentuhan kepedulian yang terkadang lebih menyembuhkan dari resep mana pun.Jelang peringatan Hari Pahlawan 10 November, kegiatan ini seakan menjadi pengingat bahwa pahlawan masa kini tidak selalu berjuang dengan senjata. Terkadang, mereka hadir dalam wujud tangan-tangan yang memberi tanpa pamrih, dalam senyum para dokter yang merelakan waktunya, atau dalam kesabaran para relawan yang melayani.Matahari siang yang terik tak menyurutkan semangat warga yang mengantre. Mereka datang bukan hanya untuk makan atau berobat, tapi juga untuk merasakan kehangatan kebersamaan. Di tengah hiruk pikuk kota yang semakin individual, WBS menjadi oase yang menyegarkan jiwa-jiwa yang haus akan kepedulian.Saat senja mulai merambat, kegiatan pun usai. Namun, jejak-jejak kebaikan yang tertinggal tak akan mudah terhapus. Seperti kata pepatah, "Sedekah tak pernah membuat miskin." Dan di Alun-alun Sidoarjo hari ini, pepatah itu kembali menemukan kebenarannya dalam setiap senyum yang terbit dan setiap hati yang tersentuh.

05/11/2024 | admin

Kacamata untuk Santri: Dukungan Penuh untuk Penglihatan Lebih Baik
Kacamata untuk Santri: Dukungan Penuh untuk Penglihatan Lebih Baik
Sidoarjo – Siang jelang sore, suasana Pondok Pesantren Al-Muayyad di Tanggulangin tampak lebih ramai dari biasanya. Para santri duduk berbaris menanti giliran pemeriksaan mata dalam lanjutan program SAJADAH yang diinisiasi oleh Baznas Sidoarjo. Senin, 4 November 2024, menjadi momentum penting di mana delapan santri mendapat pemeriksaan mata untuk mendapatkan kacamata yang mereka butuhkan agar dapat belajar lebih fokus. “Program ini tidak hanya sekadar membagikan kacamata, tetapi juga wujud kepedulian Baznas untuk membantu santri agar lebih bersemangat dalam belajar,” ujar M. Shofwan, staf pelaksana Baznas yang hadir memantau jalannya pemeriksaan. Dengan kacamata yang tepat, santri diharapkan dapat mengikuti kegiatan belajar dengan lebih baik dan nyaman. Salah satu santri, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. Ia tersenyum lebar saat mencoba kacamata barunya, merasa lebih percaya diri saat membaca dan menghafal kitab. “Sekarang, saya bisa melihat huruf-huruf dengan lebih jelas. Terima kasih banyak untuk bantuannya,” katanya sambil tersenyum bahagia. Pondok Pesantren Al-Muayyad merupakan salah satu dari beberapa pondok yang mendapat manfaat program SAJADAH, yang merupakan akronim dari Santri Jatim Sehat dan Berkah. Program ini bertujuan mewujudkan lingkungan belajar yang sehat dengan memperkenalkan perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan santri. Selain memberikan kacamata, program ini juga menghadirkan tenaga optik profesional untuk memastikan kesehatan mata santri terjaga. “Kami ingin memastikan santri dapat belajar dengan nyaman dan penuh semangat tanpa terhambat masalah penglihatan,” tambah Shofwan. Program ini diharapkan menjadi titik awal dari upaya peningkatan kesehatan para santri di banyak pondok pesantren lainnya di Sidoarjo. Harapan besar tersemat, bahwa bantuan kecil ini dapat memberi dampak besar pada perjalanan belajar para generasi penerus bangsa.

04/11/2024 | admin

Rumah Baru, Asa Baru: Serah Terima Rumah untuk Korban Kebakaran di Sidokare
Rumah Baru, Asa Baru: Serah Terima Rumah untuk Korban Kebakaran di Sidokare
Sidoarjo, 04 November 2024 – Gemuruh langkah maju membahana di RT 44 RW 12, Dusun Kuthuk, Kelurahan Sidokare, Kecamatan Kota, ketika Baznas Sidoarjo meresmikan serah terima rumah untuk Tomi, seorang pekerja kontrak cleaning service yang kehilangan tempat tinggalnya dalam kebakaran pada 25 September 2024 lalu. Rumah seluas 72 meter persegi itu ludes dilahap api akibat korsleting listrik, mengubah kenangan bertahun-tahun menjadi abu. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, sebagaimana dilaporkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Kolaborasi tanpa pamrih dari berbagai pihak mewarnai penanganan pasca bencana ini. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui BPBD, Palang Merah Indonesia (PMI), dan Yayasan Baitul Mal (YBM) PLN bahu-membahu mengembalikan harapan Tomi dan keluarganya. Istri Tomi, Syifa'ul Ummah (42), yang sebelumnya berdagang kue dan minuman ke sekolah-sekolah sekitar, mendapatkan bantuan rombong dan modal usaha untuk melanjutkan usahanya yang terhenti akibat musibah itu. "Saya tidak menyangka akan menerima bantuan sebesar ini. Perhatian yang diberikan oleh semua pihak membuat saya merasa kuat dan optimis kembali," kata Syifa'ul Ummah, dengan mata berkaca-kaca. Dengan rombong baru dari YBM PLN, ia siap memulai kembali usaha kecilnya, yang menjadi tulang punggung keluarga. Acara serah terima ini ditandai dengan pengguntingan pita oleh Ketua Baznas Sidoarjo, M. Chasbil Azis, yang akrab disapa Gus Jazuk. Di depan deretan tamu undangan dan tetangga yang berkumpul, Gus Jazuk menekankan pentingnya gotong royong dalam menghadapi musibah. "Kita harus terus mengedepankan kebersamaan. Membantu sesama bukan sekadar tanggung jawab sosial, tapi panggilan hati," ujarnya, dengan senyum hangat yang menenangkan suasana. Kebersamaan dan dukungan moril yang diberikan bukan sekadar menjadi penanda selesainya rehabilitasi rumah, tetapi awal baru bagi Tomi dan keluarga. Kini, rumah yang dulu berdiri kokoh di atas tanah seluas 72 meter persegi telah kembali, membawa serta semangat baru yang membara. YBM PLN, melalui program UPZ (Unit Pengumpul Zakat) di lingkungan perusahaan listrik negara, memainkan peran krusial dalam mendukung pemulihan ekonomi keluarga ini. Penyerahan rombong usaha dilaksanakan seusai pemotongan pita, dilanjutkan dengan penyerahan simbolis dokumen bantuan usaha. "Dengan modal dan rombong ini, saya berdoa semoga usaha kami berjalan lancar dan bisa kembali memberikan kehidupan yang layak bagi keluarga," tutur Syifa'ul Ummah. Di ujung acara, Gus Jazuk menutup dengan pesan inspiratif, "Harapan selalu ada bagi mereka yang berani bertahan. Dan di sini, di Sidokare, kita melihat bukti nyatanya." Kegiatan ini bukan hanya tentang serah terima rumah, tetapi tentang menyemai kembali asa yang hampir padam.

04/11/2024 | admin

Menguatkan Tali Kasih Melalui Zakat: BAZNAS RI Perkuat Kolaborasi Global di WZWF 2024
Menguatkan Tali Kasih Melalui Zakat: BAZNAS RI Perkuat Kolaborasi Global di WZWF 2024
Kemiskinan masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Namun, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI terus berupaya mengatasinya dengan mengajak berbagai pihak untuk memperkuat komitmen dalam pengelolaan zakat. Hal ini disampaikan oleh Ketua BAZNAS RI, KH. Noor Achmad MA., dalam acara World Zakat and Waqf Forum (WZWF) 2024 di Jakarta Convention Center.Forum yang dihadiri oleh Sekjen WZWF Dr. Mohd Ghazali Md Noor dan para pejabat tinggi lainnya ini menjadi ajang strategis untuk membangun kolaborasi antar negara. KH. Noor Achmad menekankan pentingnya pertukaran ide dan kerjasama untuk memperkuat ekosistem zakat dan wakaf global.Indonesia sendiri sudah memiliki landasan kuat dalam pengelolaan zakat melalui UU No. 23 Tahun 2011. Regulasi ini memberikan kerangka kerja yang jelas bagi BAZNAS untuk menjalankan program-program yang akuntabel dan sesuai kebutuhan masyarakat.Yang menarik, sistem zakat di Indonesia menerapkan pendekatan unik. BAZNAS bekerjasama dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk masyarakat sipil. Model kerjasama ini menciptakan sistem yang tersentralisasi untuk efisiensi, sekaligus terdesentralisasi untuk memastikan program tepat sasaran di tingkat lokal.Hasilnya sudah terlihat nyata. BAZNAS telah meluncurkan berbagai program pemberdayaan untuk para mustahik, mulai dari bantuan pangan hingga pemberdayaan ekonomi. Program-program ini dirancang untuk memberikan dampak jangka panjang bagi penerima manfaat.KH. Noor Achmad menegaskan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban finansial. Lebih dari itu, zakat adalah wujud komitmen untuk menegakkan keadilan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dengan kesenjangan minimal.Forum WZWF 2024 ini menjadi momentum penting bagi BAZNAS untuk terus memperkuat perannya sebagai ujung tombak pengentasan kemiskinan di Indonesia. Melalui kolaborasi global dan inovasi berkelanjutan, BAZNAS optimis dapat mengoptimalkan potensi zakat untuk kesejahteraan umat.

03/11/2024 | humas

Potensi Zakat untuk Indonesia Emas: BAZNAS Targetkan Rp327 Triliun per Tahun
Potensi Zakat untuk Indonesia Emas: BAZNAS Targetkan Rp327 Triliun per Tahun
Di tengah perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, BAZNAS RI mengambil langkah strategis untuk mengoptimalkan potensi zakat sebagai solusi pengentasan kemiskinan. Wakil Ketua BAZNAS RI, Mokhamad Mahdum, memaparkan visi ini dalam acara Sharia Future Network di Jakarta Convention Center, Jumat (1/11/2024).Angka yang mengejutkan disampaikan Mo Mahdum - potensi zakat Indonesia mencapai Rp327 triliun per tahun. Namun realitanya, penghimpunan ZIS saat ini baru menyentuh Rp41 triliun. Kesenjangan ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi BAZNAS untuk terus berinovasi.Rendahnya literasi zakat menjadi salah satu kendala utama. Banyak masyarakat belum memahami bahwa zakat bukan sekadar ritual ibadah, tetapi juga instrumen kesejahteraan bersama. Ditambah lagi, dengan lebih dari 500 lembaga zakat di Indonesia, koordinasi yang baik menjadi kunci untuk penyaluran yang efektif.Meski menghadapi berbagai tantangan, BAZNAS melihat dukungan pemerintah sebagai angin segar. Regulasi yang ada memberikan fondasi kuat bagi BAZNAS untuk menjalankan tugasnya dengan lebih akuntabel, meningkatkan kepercayaan publik.Mo Mahdum menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperluas dampak program berbasis zakat. BAZNAS juga fokus pada peningkatan kualitas SDM dan digitalisasi untuk pengelolaan yang lebih efisien.Transformasi digital menjadi salah satu strategi utama BAZNAS. Dengan sistem yang modern dan transparan, BAZNAS optimis dapat mewujudkan pengelolaan zakat yang lebih profesional dan tepat sasaran."Zakat bukan sekadar kewajiban agama, tapi juga penggerak perubahan sosial," demikian pesan Mo Mahdum mengajak masyarakat untuk berzakat melalui BAZNAS. Dengan pengelolaan yang inovatif dan berkelanjutan, zakat diharapkan dapat menjadi pilar penting dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

03/11/2024 | humas

Inspirasi untuk Masa Depan: Bantuan Pendidikan untuk Santri PP Al Hamdaniyah
Inspirasi untuk Masa Depan: Bantuan Pendidikan untuk Santri PP Al Hamdaniyah
Dalam upaya memajukan pendidikan generasi muda, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sidoarjo melalui program "Sidoarjo Cerdas" menyalurkan bantuan biaya pendidikan kepada lima santri Pondok Pesantren Al Hamdaniyah yang bersekolah di MTs Faqih Hasyim. Bantuan ini diterima secara langsung oleh pengurus pondok pesantren dan diserahkan oleh staf pelaksana Baznas Sidoarjo, M Shofwan, di lingkungan pesantren yang sederhana namun penuh semangat. Program ini merupakan wujud komitmen Baznas Sidoarjo untuk membantu generasi muda, khususnya para santri yang memiliki keterbatasan ekonomi, agar mereka tetap bisa mengenyam pendidikan yang layak. “Kami ingin anak-anak ini bisa meraih masa depan yang lebih baik melalui pendidikan. Harapan kami, bantuan ini tidak hanya meringankan beban ekonomi, tetapi juga menjadi motivasi bagi para santri untuk semakin giat belajar,” ungkap M Shofwan saat penyerahan bantuan, 1 November 2024. Kehadiran Baznas Sidoarjo di tengah para santri ini tidak hanya membawa bantuan materi, tetapi juga pesan harapan dan semangat. Dalam setiap amplop yang diterima santri, terkandung doa dan dukungan dari masyarakat yang telah menyalurkan zakat melalui Baznas. “Kami di Baznas percaya bahwa pendidikan adalah jembatan menuju perubahan, dan santri-santri ini adalah calon pemimpin yang akan mengubah wajah bangsa,” ujar Shofwan penuh keyakinan. Pengurus Pondok Pesantren Al Hamdaniyah menyambut baik bantuan yang diberikan oleh Baznas Sidoarjo. Mereka merasa sangat terbantu, mengingat biaya pendidikan yang seringkali menjadi kendala bagi sebagian besar santri yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. “Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Semoga Baznas Sidoarjo selalu dimudahkan dalam menjalankan amanahnya,” tutur salah satu pengurus pondok. Para santri penerima bantuan, yang sebagian besar masih duduk di kelas 7 dan kelas 9 MTs Faqih Hasyim, menunjukkan wajah-wajah yang penuh semangat dan harapan. Mereka tampak bahagia menerima bantuan pendidikan yang disalurkan. Bagi mereka, bantuan ini adalah bentuk perhatian yang tidak ternilai dari pihak Baznas, yang tidak hanya mengulurkan tangan tetapi juga memberi dukungan moral untuk terus berjuang dalam pendidikan. Baznas Sidoarjo berharap agar inisiatif "Sidoarjo Cerdas" ini dapat menginspirasi banyak pihak untuk turut serta dalam mendukung pendidikan, terutama di kalangan santri dan pelajar dari keluarga kurang mampu. “Semoga bantuan ini bisa menginspirasi banyak pihak untuk ikut serta dalam memajukan pendidikan, khususnya bagi mereka yang berada di pesantren dan memiliki keterbatasan ekonomi. Karena dengan pendidikan, kita sedang menyiapkan masa depan yang lebih baik,” pungkas Shofwan.

01/11/2024 | admin

Dari Hati yang Tak Pernah Menyerah: Ibu Nurul dan Asa di Tengah Rintik Hujan Porong
Dari Hati yang Tak Pernah Menyerah: Ibu Nurul dan Asa di Tengah Rintik Hujan Porong
Porong, 1 November 2024, rintik hujan membasahi Porong, Sidoarjo, seakan turut meresapi harapan dan syukur yang mengalir di dada Nurul Hidayah, seorang ibu berusia 42 tahun yang kini sendirian membesarkan tiga anaknya. Di depan warung sederhananya yang diberi nama “Warung Makan Ibu Idah,” ia berdiri bersama para tamu dari Baznas Sidoarjo. Di tangan kanannya, sebuah amplop dengan logo Baznas menggenggam bantuan yang ia terima dari program “Sidoarjo Makmur”—sebuah pendayagunaan ZIS untuk kegiatan ekonomi produktif. Nurul Hidayah, warga kelurahan Porong, adalah penerima manfaat program ini. Sebagai single parent, setiap harinya ia mengayuh hidup dengan berjualan nasi dan lontong untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Alhamdulillah, saya sangat bahagia sekali. Tidak menyangka bisa menerima bantuan ini. Dengan adanya bantuan ini, mudah-mudahan dagangan saya bisa lebih lengkap dan semakin ramai pembeli,” tuturnya sambil menahan haru. Achmad Richie, salah satu staf pelaksana dari Baznas Sidoarjo, hadir langsung untuk menyerahkan bantuan tersebut. Ia ditemani oleh Ibu Lurah dari Kelurahan Porong yang ikut menyaksikan momen penuh harapan ini. Dalam sambutannya, Achmad Richie mengatakan, “Kami berharap bantuan ini bisa menjadi jalan pembuka bagi Ibu Nurul agar usahanya semakin berkembang. Baznas juga siap untuk mendampingi usaha beliau agar semakin mandiri dan berkah.” Bantuan ini tidak hanya berupa uang tunai, tetapi juga berupa dukungan moral dan pendampingan agar usaha Nurul dapat bertumbuh. Menurut Nurul, ia berencana menggunakan bantuan ini untuk membeli bahan-bahan dagang lebih banyak, biar warungnya semakin lengkap. “Saya berharap bisa terus mendapat pendampingan dan bimbingan dari Baznas. Saya ingin usaha ini berkembang, tidak hanya untuk saya, tetapi juga untuk masa depan anak-anak saya,” lanjut Nurul dengan mata yang bersinar penuh harap. Program “Sidoarjo Makmur” ini adalah bagian dari upaya Baznas Sidoarjo untuk memanfaatkan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) secara produktif di bidang ekonomi. Tujuannya adalah membantu masyarakat agar tidak sekadar menjadi penerima bantuan, tetapi juga mampu mandiri dan membangun kemandirian ekonomi di lingkungannya. Achmad Richie menjelaskan bahwa Nurul dipilih karena ketekunannya dalam berusaha meski dengan segala keterbatasan yang ada. “Ibu Nurul adalah salah satu contoh ketangguhan yang jarang kita temui. Ia tidak pernah mengeluh, bahkan dalam keterbatasan, ia terus berusaha dan berdoa untuk anak-anaknya. Kami di Baznas sangat terinspirasi oleh semangat beliau. Harapan kami, bantuan ini bukan hanya untuk hari ini, tetapi menjadi langkah awal untuk masa depan yang lebih baik bagi beliau dan keluarganya,” kata Achmad Richie. Hari itu, hujan mungkin akan reda, tapi tidak dengan harapan yang tumbuh di hati Nurul Hidayah. Di bawah langit Porong yang kembali cerah, ia tahu, masih banyak perjuangan yang harus ia tempuh. Namun, dengan dukungan Baznas dan doa-doa yang terus ia panjatkan, langkah demi langkah di jalan ini akan lebih ringan. Sebab baginya, tak ada kata menyerah, hanya ada upaya untuk menghidupi dan mendidik anak-anaknya dengan segala daya

01/11/2024 | admin

Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat