WhatsApp Icon
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan di Krian dan Prambon, Sentuh Anak Sekolah hingga Lansia Tak Mampu

SIDOARJO — Dalam satu hari penuh kepedulian, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menyalurkan bantuan sosial di dua lokasi berbeda: SDN Ponokawan, Kecamatan Krian, dan Desa Bendotretek, Kecamatan Prambon. Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 17 November 2025, menjadi bukti nyata komitmen lembaga amil zakat dalam menjangkau kelompok rentan—mulai dari anak-anak usia sekolah hingga lansia yang hidup dalam keterbatasan.

 

Di SDN Ponokawan, tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin oleh Ahmad Hamdani, M. Haffidz, dan Rita Defani, bersama kepala sekolah, menyerahkan bantuan pendidikan kepada sepuluh siswa yang berprestasi namun berasal dari keluarga kurang mampu. Para siswa tampak antusias menerima bantuan yang dirancang untuk mendukung kebutuhan belajar mereka. Kepala sekolah menyampaikan apresiasi atas kehadiran BAZNAS, mengingat banyak siswa di sekolah tersebut yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, baik untuk dirinya maupun keluarganya yang terbatas. “Ini bukan sekadar bantuan materi, tapi juga dorongan semangat agar anak-anak terus percaya pada pendidikan sebagai jalan keluar,” ujar kepala sekolah.

 

Sementara itu, di Desa Bendotretek, Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, M. Mahbub—yang akrab disapa Gus Mahbub—bersama staf pelaksana Sofwan dan Syukron, menyalurkan bantuan biaya hidup kepada sembilan warga lanjut usia dan keluarga tidak mampu. Salah satu penerima adalah Pak Kasban, seorang lansia berusia 87 tahun yang tinggal sendirian dan sangat bergantung pada bantuan anaknya. Kunjungan tim BAZNAS tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga mendengarkan cerita hidup mereka dan memberikan dukungan moral. “Kami ingin memastikan bahwa lansia yang hidup sebatang kara tetap merasa dihargai, bukan hanya diperhatikan secara fisik, tapi juga secara emosional,” kata Gus Mahbub.

 

Kedua kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin BAZNAS Sidoarjo dalam optimalisasi penyaluran zakat, infak, dan sedekah secara tepat sasaran. Penyaluran dilakukan berdasarkan hasil asesmen lapangan yang cermat, serta koordinasi erat dengan pihak sekolah dan perangkat desa untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi.

 

Dari dua lokasi ini, terlihat jelas bahwa kebutuhan masyarakat sangat beragam—mulai dari akses pendidikan hingga pemenuhan kebutuhan pokok bagi lansia. Namun, benang merahnya sama: kepedulian yang tulus. Di Ponokawan, senyum anak-anak berbaris rapi dengan seragam putih-merah menjadi simbol harapan masa depan. Di Bendotretek, tatapan tenang para lansia yang memegang bantuan menjadi pengingat bahwa martabat manusia tak pernah pudar, bahkan di usia senja.

 

BAZNAS Sidoarjo berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan programnya, tidak hanya melalui penyaluran langsung, tetapi juga dengan pendampingan dan pemberdayaan berkelanjutan. Rencana tindak lanjut mencakup monitoring dampak bantuan, serta pengembangan program seperti beasiswa berkelanjutan untuk siswa berprestasi dan layanan kesehatan dasar untuk lansia.

 

Dengan langkah-langkah konkret ini, BAZNAS Sidoarjo menegaskan perannya sebagai mitra strategis dalam mewujudkan kesejahteraan sosial di kabupaten yang dikenal sebagai pusat industri dan pertanian. Karena di balik setiap bantuan yang diserahkan, ada cerita, ada harapan—dan ada janji: bahwa tidak ada yang ditinggalkan. Setiap nyawa, sekecil apa pun, berhak atas kehidupan yang layak.

18/11/2025 | Kontributor: sudrab
Afizah dan Harapan yang Tak Pernah Padam

Kisah Keluarga Hariadi dan Intervensi BAZNAS Sidoarjo di Balik Perjuangan Melawan Penyakit

SIDOARJO – Di balik tembok rumah sederhana di Desa Pejangkungan, Kecamatan Prambon, tersimpan kisah perjuangan yang melelahkan sekaligus mengharukan. Afizah Al Maira Putri, bocah mungil yang belum genap tiga tahun, harus menanggung beban yang terlalu berat untuk usianya: kelainan jantung, gangguan paru-paru, kelainan kulit, dan penumpukan cairan di kepala. Setiap dua minggu sekali, keluarga Hariadi harus menempuh perjalanan ke RS Dr. Soetomo Surabaya—perjalanan yang menguras fisik, mental, dan kantong mereka yang sudah tipis.

 

"Kami tidak pernah menyangka cobaan ini akan datang," ujar Hariadi, sang ayah, dengan suara yang hampir berbisik. Sebagai kepala keluarga dengan tiga anak, ia bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasilannya yang tak menentu kini harus berbagi dengan kebutuhan medis Afizah yang terus membengkak. Istrinya, yang seharusnya bisa membantu mencari nafkah, kini harus stay di rumah untuk merawat putri bungsunya yang membutuhkan perhatian 24 jam.

 

Kondisi inilah yang menarik perhatian BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Senin pagi, 17 November 2025, pukul 10.00 WIB, tim yang dipimpin langsung oleh M. Mahbub (Gus Mahbub), Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, bersama Sofwan dan Syukron, staf pelaksana, datang membawa bantuan kesehatan. Kunjungan ini bukan sekadar seremonial penyerahan bantuan, melainkan hasil dari asesmen mendalam yang telah dilakukan sebelumnya.

 

"Kami melihat keluarga Pak Hariadi bukan hanya butuh bantuan finansial, tapi juga dukungan moral bahwa mereka tidak berjuang sendirian," jelas Gus Mahbub. Dalam asesmen yang dilakukan, tim BAZNAS menemukan bahwa keluarga ini tergolong sangat rentan. Dengan tiga anak dan kondisi Afizah yang memerlukan perawatan intensif berkelanjutan, keluarga Hariadi berada di ujung tanduk kemiskinan struktural yang kronis.

 

Data dari BAZNAS Sidoarjo mencatat bahwa kasus seperti Afizah bukanlah fenomena tunggal. Di Kabupaten Sidoarjo, masih banyak keluarga yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan akibat biaya kesehatan katastropik. Program bantuan kesehatan BAZNAS hadir sebagai safety net, jaring pengaman sosial yang menangkap mereka yang jatuh dari sistem kesehatan formal.

 

Yang membuat program ini berbeda adalah pendekatan humanistiknya. Bukan sekadar menyerahkan amplop bantuan, tim BAZNAS memastikan keluarga penerima memahami bahwa ini adalah hak mereka sebagai mustahik, bukan belas kasihan. "Zakat adalah sistem redistribusi kekayaan yang telah Allah atur. Afizah dan keluarganya berhak mendapat bagian dari harta orang-orang yang berkecukupan," tegas Gus Mahbub.

 

Saat bantuan diserahkan, air mata Ibu Afizah menetes. Bukan karena jumlah nominalnya, tapi karena pengakuan bahwa perjuangan mereka dilihat dan dihargai. Di tengah sistem yang kerap mengabaikan wong cilik, kehadiran BAZNAS menjadi oase di padang tandus.

 

Program seperti ini membuktikan bahwa filantropi Islam, khususnya melalui lembaga zakat, bukan hanya tentang charity, melainkan tentang restorasi martabat manusia. Afizah mungkin masih harus bergulat dengan penyakitnya, tapi setidaknya kini keluarganya tak lagi berjuang sendirian. Dan itu, dalam banyak hal, adalah kemenangan terbesar.

17/11/2025 | Kontributor: sudrab
Puluhan Keluarga Gizi Buruk Terima Daging DAM Baznas 2025: Satu Paket, Satu Harapan

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang semakin berat, di balik dinding-dinding rumah sederhana di Sidoarjo, ada kisah-kisah kecil yang menyimpan beban besar. Beban gizi buruk. Beban kelaparan tersembunyi. Dan di sinilah, BAZNAS RI, melalui Program Daging Kambing DAM Haji 2025, hadir bukan hanya sebagai pemberi, tapi sebagai penjaga harapan.

 

Dalam dua hari pelacakan intensif (5-6 November 2025), Tim Pembina dan Pengawasan Program Kesehatan Keluarga dan Gizi (TP3 Kesga & Gizi) Kabupaten Sidoarjo, Dinas kesehatan , dinas sosial, tim  Penggerak PKK dan BAZNAS Sidoarjo, menjumpai puluhan anak yang tumbuh kembangnya  terindikasi  kekurangan nutrisi. Mereka bukan sekadar angka statistik.

Seperti, mereka adalah Ananda Dewi Sekar Arum, usia 24 bulan, berat badannya hanya 6,8 kg—jauh di bawah standar. Bayangkan, seorang bayi yang setiap hari rewel karena perutnya yang lapar, ibunya yang lelah, dan ayahnya yang mencari nafkah dengan tangan yang gemetar, sambil menghisap rokok yang justru memperparah kondisi keluarga.

 

Atau Ananda Muhammad Syahrul, 4 tahun 2 bulan, berat badannya 10,1 kg. Ia tinggal bersama lima saudara kandung di rumah yang statusnya sudah dijual. Ayahnya bekerja di warung soto, ibunya mengupas bawang—dua pekerjaan yang berat untuk memenuhi kebutuhan dasar, apalagi nutrisi berkualitas. Di Prambon, Ananda Mohamad Rasya Alfarizqi dan Azfer Rafeyfa Endaru juga menanti. Azfer, putra pertama, berat badannya hanya 9 kg—padahal idealnya harus 13,5 kg. Ibu Yeny Dwi Lestari, sang ibu, hanya bisa menatap anaknya dengan mata berkaca-kaca, sementara suaminya, seorang supir pengiriman, berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Namun, di tengah keprihatinan itu, datanglah cahaya. BAZNAS RI, melalui 225 paket siap saji berkualitas yang dialokasikan khusus untuk BAZNAS Sidoarjo, membawa solusi nyata. Setiap paket daging kambing DAM, diproses secara higienis dalam kemasan pouch, bukan sekadar makanan. Ini adalah obat. Ini adalah investasi masa depan. Ini adalah bentuk zakat yang hidup, yang bernafas, yang menyentuh kulit dan jiwa.

 

Staf pelaksana BAZNAS, Ahmad Hamdani dengan wajah serius namun penuh empati, mendatangi rumah-rumah tersebut bersama Tim. Mereka tidak hanya menyerahkan paket Dam dan sembako serta nutrisi lainnya, tapi juga berdialog, memberi edukasi, dan menenangkan hati para ibu. Di Balongdowo, di Kedungsolo, di Prambon—senyum mulai terbit. Bukan senyum biasa. Senyum yang lahir dari rasa lega, dari harapan yang kembali menyala.

 

Zakat bukan lagi soal ritual. Ini adalah instrumen pemberdayaan. Satu paket daging, satu senyum, satu harapan. Untuk Ananda Dewi, untuk Syahrul, untuk Rasya, untuk Azfer—dan untuk puluhan anak lainnya di Sidoarjo. Karena di balik setiap kilogram daging, ada mimpi yang sedang dibangun. Mimpi untuk tumbuh lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih cerdas. Mimpi untuk masa depan yang lebih baik.

 

Dan inilah esensi filantropi: bukan hanya memberi, tapi mengubah. Satu paket, satu kehidupan. Satu harapan, satu masa depan.

17/11/2025 | Kontributor: sudrab
BAZNAS Sidoarjo Turun Tangan Renovasi Rumah Modin yang Tak Layak Huni

Kepedulian terhadap kondisi tokoh agama yang mengabdi puluhan tahun kini berbuah nyata melalui aksi cepat lembaga filantropi

 

SIDOARJO – Air mata haru mengalir di pipi Siti Sholimah (75) saat kediamannya di Dusun Alang-Alang, Desa Kureksari, Kecamatan Waru, dikunjungi Bupati Sidoarjo Subandi bersama jajaran BAZNAS Sidoarjo, Sabtu (15/11/2025). Nenek yang selama ini mendampingi suaminya, Imam Ghozali, seorang modin desa, tak henti melantunkan doa syukur. Harapan untuk memiliki rumah yang layak akhirnya tampak nyata di depan mata.

 

Kondisi hunian keluarga modin ini sungguh memprihatinkan. Rumah yang telah mereka tempati berpuluh tahun bersama seorang anak itu rusak parah. Bagaikan bangunan terbengkalai, siapa pun yang melintas pasti menyangka rumah itu telah lama kosong. Atap bocor di mana-mana, dinding mengelupas, bahkan tidak ada kamar mandi yang layak. Inilah kenyataan pahit seorang pelayan agama yang selama ini mengabdikan diri untuk masyarakat.

 

"Setiap kali hujan turun, kami harus bersiap dengan ember dan wadah untuk menampung air yang bocor dari atap. Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun," ungkap Imam Ghozali dengan nada pasrah namun penuh ketabahan.

 

Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Aziz Salju Sodar yang akrab disapa Gus Jazuk, langsung mengambil inisiatif. Lembaga amil zakat yang dipimpinnya segera menyusun rencana renovasi komprehensif. Bukan sekadar tambal sulam, tetapi perbaikan menyeluruh yang menyentuh aspek kenyamanan dan keamanan penghuni.

 

"Kami tidak bisa membiarkan seorang pelayan umat tinggal dalam kondisi seperti ini. BAZNAS Sidoarjo berkomitmen penuh untuk merenovasi rumah Pak Modin hingga layak huni," tegas Gus Jazuk .

 

Program renovasi yang dirancang BAZNAS mencakup penggantian total atap rumah, pembangunan kamar mandi baru, pengecatan dinding, pemasangan keramik lantai, hingga perbaikan ruang kamar tidur. Target penyelesaian ditetapkan dalam waktu dua minggu, menunjukkan keseriusan lembaga filantropi ini dalam menghadirkan solusi nyata.

 

Bupati Subandi yang turut hadir dalam kunjungan tersebut menyatakan apresiasinya terhadap respons cepat BAZNAS. Ia meminta seluruh perangkat desa untuk bergotong royong membersihkan rumah sebagai tahap awal renovasi. Selama proses perbaikan, keluarga Imam Ghozali akan ditempatkan di tempat tinggal sementara yang layak.

 

"Ini adalah bentuk penghargaan kita kepada tokoh agama yang telah mengabdi. Mari bersama-sama mewujudkan kehidupan yang bermartabat bagi mereka," ujar Bupati Subandi.

 

Imam Ghozali mengaku sebelumnya sempat mendapat bantuan material galvalum dari Pemerintah Desa Kureksari. Namun, material tersebut hanya cukup untuk sebagian kecil atap, sementara biaya pemasangan harus ditanggung sendiri dengan bantuan anak-anaknya yang kini juga sudah kehabisan kemampuan.

 

Kehadiran BAZNAS Sidoarjo dalam kasus ini menjadi bukti nyata peran strategis lembaga filantropi dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Melalui dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola dengan amanah, organisasi ini mampu menghadirkan perubahan konkret bagi kehidupan kaum dhuafa dan tokoh masyarakat yang membutuhkan.

 

Tim BAZNAS dijadwalkan turun langsung setelah proses kerja bakti pembersihan rumah selesai. Renovasi menyeluruh akan segera dimulai, membawa harapan baru bagi keluarga yang selama ini hidup dalam keterbatasan namun tetap tegar dalam pengabdian.

16/11/2025 | Kontributor: sudrab
BAZNAS Sidoarjo Turun Langsung Asesmen RTLH: Dua Keluarga di Ambang Harapan

SIDOARJO – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo kembali menunjukkan komitmennya dalam program pengentasan kemiskinan melalui asesmen Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang dilaksanakan pada Kamis (13/11/2025). Tim yang terdiri dari Ach Richie dan M. Sofwan, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, melakukan survei langsung ke dua lokasi berbeda untuk memetakan kondisi riil keluarga penerima manfaat.

 

Lokasi pertama yang dikunjungi adalah kediaman Ibu Memet di Desa Sigogalih, Kecamatan Tarik. Seorang janda tangguh yang harus menghidupi tiga generasi sekaligus—dirinya sendiri, sang anak, dan ibunya yang mengalami gangguan jiwa. Kondisi ekonomi keluarga ini sangat memprihatinkan. Ibu Memet bekerja sebagai buruh pabrik kerupuk dengan penghasilan Rp50.000 per hari, itupun tidak menentu. "Kadang ada kerja, kadang tidak, Pak," ungkap Ibu Memet dengan wajah lelah namun tetap tegar.

 

Yang lebih mengkhawatirkan adalah kondisi fisik bangunan tempat tinggal mereka. Dari hasil observasi tim BAZNAS, kerusakan paling parah terjadi pada struktur atap. Kayu-kayu penyangga atap sudah rapuh dan lapuk dimakan usia, sebagian genteng bahkan sudah jebol dan bolong. Ketika hujan turun, air tidak hanya membasahi halaman, tetapi juga masuk ke dalam rumah, memaksa keluarga ini berjibaku dengan genangan air di malam hari.

 

Perjalanan asesmen dilanjutkan ke Kelurahan Juwet Kenongo, Kecamatan Porong, menuju rumah Saudara Muchamat Andi Pranoto. Pria yang berprofesi sebagai penyanyi jalanan ini menggantungkan hidup dari satu panggung ke panggung lainnya, mengamen dari kafe ke kafe. "Kalau ada job baru ada penghasilan, kalau tidak ya puasa," tutur Andi dengan jujur. Dia tinggal bersama istri dan seorang anak dalam kondisi rumah yang tidak jauh berbeda dengan rumah Ibu Memet—atap yang ditopang oleh kayu-kayu lapuk yang sewaktu-waktu bisa runtuh.

 

Ach Richie, salah satu petugas asesmen, menjelaskan bahwa kedatangan mereka bukan sekadar mengumpulkan data administratif. "Kami tidak hanya mencatat kerusakan fisik bangunan, tapi juga mendengarkan langsung kisah perjuangan mereka. Ini penting agar program RTLH BAZNAS tepat sasaran dan benar-benar menyentuh akar permasalahan," ujarnya.

 

M. Sofwan menambahkan bahwa hasil asesmen ini akan segera diproses lebih lanjut oleh tim teknis BAZNAS Sidoarjo. "Kami berharap dalam waktu dekat, kedua keluarga ini bisa mendapatkan bantuan renovasi yang mereka butuhkan. Prioritas utama adalah perbaikan struktur atap agar mereka tidak lagi khawatir ketika musim hujan tiba," jelasnya.

 

Program RTLH merupakan salah satu program unggulan BAZNAS Sidoarjo dalam menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui program ini, BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan fisik berupa renovasi rumah, tetapi juga memberikan dampak psikologis berupa rasa aman dan martabat bagi keluarga penerima manfaat.

 

"Rumah adalah tempat berlindung. Ketika rumah sudah tidak layak, maka martabat kemanusiaan juga terancam. Inilah mengapa BAZNAS Sidoarjo sangat serius menangani program RTLH," tegas Ach Richie menutup keterangan.

 

BAZNAS Sidoarjo mengajak masyarakat yang mampu untuk terus menyalurkan zakat, infak, dan sedekah melalui lembaga resmi agar penyalurannya tepat sasaran. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui kantor BAZNAS Sidoarjo atau media sosial resmi.

14/11/2025 | Kontributor: sudrab

Berita Terbaru

Baznas RI dan Kemensos Fokus Bangun Rumah Layak Huni bagi Nelayan Miskin
Baznas RI dan Kemensos Fokus Bangun Rumah Layak Huni bagi Nelayan Miskin
Jakarta – Ada kabar baik bagi para nelayan miskin di Indonesia. Senin (7/10/2024) , Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Sosial (Kemensos) RI di Gedung Aneka Bhakti, Jakarta, untuk fokus membangun perumahan layak huni bagi masyarakat miskin, khususnya nelayan. Program ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat melalui kerja sama strategis antara Baznas dan Kemensos. Kerja sama ini diresmikan oleh Ketua Baznas RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., dan Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, atau akrab disapa Gus Ipul. Hadir pula jajaran pimpinan kedua lembaga yang menunjukkan keseriusan dalam sinergi ini. Dalam kesempatan itu, kedua pihak sepakat untuk menitikberatkan program pada rehabilitasi sosial, pengentasan kemiskinan, dan terutama, pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Ketua Baznas RI, Kiai Noor, menegaskan pentingnya upaya bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di wilayah-wilayah termiskin. “Banyak hal yang bisa kita sinergikan dengan Kemensos, salah satunya adalah fokus pada penyediaan rumah layak huni untuk masyarakat miskin. Kami berharap kerja sama ini semakin baik dan lebih intens ke depannya, terutama untuk pengentasan kemiskinan,” ujar Kiai Noor. Menteri Sosial, Gus Ipul, menambahkan bahwa pembangunan perkampungan nelayan dengan rumah layak huni menjadi salah satu program prioritas hasil kerja sama ini. Menurutnya, perumahan layak huni untuk para nelayan adalah langkah konkret untuk meningkatkan taraf hidup mereka. “Kami ingin membantu mereka yang berada di garis kemiskinan, terutama di perkampungan nelayan. Pembangunan rumah layak huni ini adalah prioritas kami,” katanya. Program pembangunan ini akan menyasar daerah-daerah yang mengalami kemiskinan ekstrem dan pemukiman kumuh. Kriteria rumah yang akan mendapatkan bantuan adalah rumah yang tidak layak huni, seperti lantai masih berupa tanah atau dinding rusak. Dengan program ini, diharapkan para nelayan dapat hidup dengan lebih layak dan nyaman. Sebagai dasar pelaksanaan program, data yang digunakan akan merujuk pada DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) yang dimiliki Kemensos, dengan kemungkinan mengkombinasikannya dengan data lain dari Baznas untuk memperkuat validitas data penerima manfaat. Langkah ini diambil agar program benar-benar tepat sasaran. “Kami akan melakukan penilaian awal untuk melihat kelayakan rumah yang akan dibantu, lalu bersama-sama membangun program yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” pungkas Gus Ipul. Dengan kerja sama ini, Baznas dan Kemensos berharap dapat memberikan secercah harapan dan kehidupan lebih baik bagi masyarakat miskin, terutama mereka yang selama ini hidup dengan keterbatasan di pemukiman kumuh.
BERITA07/10/2024 | admin
Baznas Sidoarjo Bantu Pedagang Korban Kebakaran Pasar Krian
Baznas Sidoarjo Bantu Pedagang Korban Kebakaran Pasar Krian
Sidoarjo – Senin (7/10) Setelah kebakaran beberapa waktu lalu yang menghanguskan ratusan tempat mereka mencari nafkah, bantuan sembako akhirnya datang dari Baznas Sidoarjo. Bukan sekadar bantuan, tapi tanda bahwa mereka tidak sendirian. Bantuan ini diserahkan langsung di lokasi kebakaran oleh perwakilan dari Pemkab Sidoarjo, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Widiantoro Basuki, bersama Baznas Sidoarjo. “Ini bukan sekadar sembako. Ini bukti nyata bahwa kami hadir, bahwa pemerintah daerah dan Baznas Sidoarjo peduli pada mereka yang terkena musibah,” ujar Widiantoro. Para pedagang Pasar Krian tentu tidak hanya kehilangan barang dagangan, tetapi juga kehilangan pijakan ekonomi mereka. Kebakaran yang melanda pasar tersebut memaksa mereka berjuang lebih keras untuk bangkit kembali. Di tengah kesulitan itu, hadirnya Baznas dengan bantuan sembako ini diharapkan bisa sedikit meringankan beban mereka. Baznas Sidoarjo tak bergerak sendiri. Bersinergi dengan Pemkab Sidoarjo, mereka menjadi bukti nyata bahwa di setiap musibah, selalu ada tangan-tangan yang siap membantu. "Kami dan Baznas siap memberikan bantuan yang dibutuhkan, baik material maupun moral. Kami ingin para korban segera bangkit," tambah Widiantoro. Di antara para korban, Anik, pedagang yang kehilangan kiosnya, mengaku sangat terbantu dengan bantuan ini. “Alhamdulillah, sembako ini sangat membantu kami. Kondisi ekonomi keluarga memang sedang sulit, apalagi kios tempat usaha saya sudah habis terbakar. Terima kasih kepada Baznas dan pemerintah Sidoarjo,” ungkapnya. Baznas Sidoarjo menunjukkan bahwa bantuan bukan sekadar bentuk tanggung jawab sosial, tapi lebih dari itu: sebuah kepedulian. Bantuan ini, meski sederhana, mampu memberi semangat baru bagi para pedagang yang kehilangan banyak dalam kebakaran tersebut. Inilah yang dilakukan Baznas. Bukan hanya memberi bantuan, tapi juga harapan. Harapan bahwa mereka yang terkena musibah tak dibiarkan sendirian.
BERITA07/10/2024 | admin
Menjemput Harapan, Menggenggam Asa: Perjuangan Maulana Kecil di Buduran
Menjemput Harapan, Menggenggam Asa: Perjuangan Maulana Kecil di Buduran
Sidoarjo, 3 Oktober 2024 — Di lorong-lorong sempit Desa Buduran, Kecamatan Buduran, hidup sebuah keluarga yang menjadi saksi bisu perjuangan. Mohammad Maulana, bocah laki-laki berusia empat tahun yang membutuhkan perhatian khusus, adalah putra kedua dari tiga bersaudara. Ibunya, Novi Herawati, kini menikah lagi dengan seorang pekerja kasar di bidang bangunan. Hidup sederhana bersama kakek-neneknya yang berdagang sayur keliling menjadi warna sehari-hari. Maulana lahir dengan kondisi yang memerlukan bantuan medis berkelanjutan. Di sinilah peran Baznas Kabupaten Sidoarjo terasa begitu nyata. Pada hari Kamis, 3 Oktober 2024, Baznas Sidoarjo melalui program *Biaya Hidup* hadir memberi bantuan untuk Maulana dan keluarganya. “Harapan kami sederhana, semoga bantuan ini dapat menjadi pelepas beban, terutama untuk memenuhi kebutuhan kesehatan Maulana,” ujar M. Sofwan, staf pelaksana Baznas yang langsung terjun ke lapangan. Meski sederhana, bantuan ini memberikan angin segar bagi Novi yang tak bekerja dan hanya mengandalkan penghasilan suaminya sebagai buruh bangunan. Mereka tinggal bersama orang tuanya, yang setiap hari berjuang mengais rezeki lewat berdagang sayuran keliling. Maulana memang membutuhkan lebih dari sekadar bantuan tunai; impian mereka adalah melihat anak ini mendapatkan kursi roda khusus untuk Cerebral Palsy (CP) agar mobilitasnya lebih terbantu. “Kami sangat berharap bantuan kursi roda CP bisa segera terealisasi. Itu akan sangat berarti bagi Maulana dan keluarganya,” tambah Sofwan, menegaskan komitmen Baznas untuk terus mendukung keluarga-keluarga yang kurang mampu di Sidoarjo. Ketika Sofwan menyerahkan amplop bantuan kepada nenek maulana , ada secercah harapan yang melintas di mata wanita itu. Senyum penuh terima kasih terukir di wajahnya, meski ia tahu perjalanan masih panjang. Perjuangan mengurus anak berkebutuhan khusus tanpa pendapatan tetap adalah ujian berat, tetapi dengan bantuan ini, beban itu sedikit terangkat. Tak hanya Maulana yang mendapatkan manfaat, Sofwan dan tim Baznas berharap dapat terus memberikan dukungan serupa kepada keluarga-keluarga lain di pelosok Sidoarjo. “Kami selalu berusaha menjangkau mereka yang benar-benar membutuhkan. Ini bukan sekadar bantuan tunai, tapi usaha kita bersama untuk memberikan masa depan yang lebih baik,” pungkasnya. Dalam senyapnya rumah sederhana itu, harapan bersemi. Maulana dan keluarganya kini menunggu dengan penuh doa, semoga kursi roda impian itu segera tiba, mengiringi langkah kecil bocah ini menuju kehidupan yang lebih baik.
BERITA03/10/2024 | admin
Mengalirkan Harapan: Kisah Solidaritas Baznas Sidoarjo di Desa Anggaswangi
Mengalirkan Harapan: Kisah Solidaritas Baznas Sidoarjo di Desa Anggaswangi
Sidoarjo, 02 Oktober 2024 – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, masih ada tangan-tangan yang terulur untuk mereka yang berada di tepian nasib. Hari ini, Balai Desa Anggaswangi di Kecamatan Sukodono menjadi saksi pertemuan antara yang berdaya dan yang membutuhkan uluran tangan. Sebanyak 12 penerima bantuan biaya hidup dari Baznas Sidoarjo mengarungi siang yang terasa lengang dengan penuh harap. Di dalam ruang sederhana itu, hadir nama-nama yang akrab dalam perjuangan sehari-hari: Imron, Jarwati, Endang Sulastri, Khulimah, Rintis Suhita, Jayadi, Sriatun, Suryaningsih, Kasiati, Praptini, Alimah, dan Sunanik. Kepedulian itu tidak lahir dari ruang kosong. Di antara lembaran-lembaran uang bantuan yang disalurkan, ada harapan yang tertanam di hati penerima. Bantuan kali ini, walaupun sederhana, diharapkan mampu meringankan beban hidup yang semakin berat di tengah tekanan ekonomi dan kondisi sosial yang makin terjepit. Di ruangan balai desa yang penuh kesederhanaan, mereka duduk dengan tangan gemetar, menantikan giliran. Seperti perahu yang lelah diombang-ambingkan ombak, wajah-wajah mereka mencerminkan lelahnya hidup yang penuh perjuangan. Petugas staf pelaksana Baznas Sidoarjo, Kholid Musyaddad, berdiri di depan sambil menyampaikan sepatah dua kata sebelum prosesi penyaluran bantuan. Dalam sambutannya, ia berbicara bukan sekadar sebagai petugas, tetapi sebagai sesama manusia yang turut merasakan duka dan pahitnya hidup mereka yang tertinggal di tepian masyarakat. “Kita semua hanya bisa berjalan seiring waktu, namun di dalam setiap langkah, kita harus saling menguatkan. Bantuan ini mungkin tidak banyak, tapi kami harap bisa memberi sedikit ketenangan bagi Bapak dan Ibu dalam menjalani hari-hari ke depan,” ujar Kholid dengan nada penuh kesahajaan. Dalam pengakuannya, Kholid menyadari bahwa bantuan tersebut hanya seperti setetes air di tengah gurun kehidupan yang kian sulit. “Tugas kami di Baznas adalah untuk terus menjaga agar setetes demi setetes itu dapat selalu sampai ke tangan yang membutuhkan. Kami tidak bisa menyelesaikan seluruh masalah, tapi kita bisa mencoba untuk terus hadir dan tidak membiarkan mereka berjuang sendirian,” tambahnya dengan sorot mata yang berbicara lebih banyak daripada kata-katanya. Para penerima, yang sebagian besar adalah warga lanjut usia dan tidak berpenghasilan tetap, menyampaikan rasa syukur yang tak terkatakan. Imron, seorang petani yang kini harus berhenti bekerja karena sakit, tampak berusaha keras menahan air mata saat namanya dipanggil untuk menerima bantuan. "Saya tidak bisa bekerja lagi. Bantuan ini berarti sekali, meskipun hanya untuk makan sehari-hari. Saya hanya bisa berdoa agar yang memberi mendapatkan kebaikan yang berlipat," ucapnya pelan, hampir tak terdengar. Hari itu, suasana sederhana di Balai Desa Anggaswangi tidak melulu tentang jumlah uang yang disalurkan. Lebih dari itu, ini adalah tentang solidaritas yang terjalin di tengah kondisi yang semakin sulit. Seperti pepatah lama, bahwa hidup adalah tentang siapa yang masih berdiri ketika badai datang. Dan hari ini, Baznas Sidoarjo mencoba menjadi bagian dari mereka yang berdiri bersama, meskipun dalam langkah yang kecil. Dengan penyaluran bantuan ini, Kholid menegaskan bahwa Baznas akan terus hadir di tengah masyarakat, memastikan bahwa setidaknya mereka yang terlewatkan oleh arus besar ekonomi tidak sepenuhnya tenggelam. Satu demi satu penerima bantuan meninggalkan balai desa dengan mata yang lebih tenang, membawa harapan bahwa esok hari, walau mungkin tidak lebih mudah, akan tetap bisa dilalui.
BERITA02/10/2024 | admin
Baznas Sidoarjo Berikan Bantuan Kursi Roda untuk Pak Kosim, Harapan Baru di Desa Kludan
Baznas Sidoarjo Berikan Bantuan Kursi Roda untuk Pak Kosim, Harapan Baru di Desa Kludan
Desa Kludan, Tanggulangin, Sidoarjo – Pak Kosim, seorang pria berusia 65 tahun, kini bisa tersenyum lega setelah hampir dua tahun terbaring tanpa aktivitas. Dalam kesehariannya, ia hanya mengandalkan kursi roda pinjaman tetangga untuk bergerak. Kondisinya yang lumpuh membuat hidup terasa begitu sulit, terlebih tanpa alat bantu mobilitas yang memadai. Rabu, 2 Oktober 2024, Baznas Sidoarjo turun tangan dengan memberikan bantuan kursi roda baru untuk Pak Kosim. Bantuan ini terasa begitu berarti bagi warga Desa Kludan yang telah lama berjuang melawan keterbatasan fisik. “Terima kasih banyak kepada Baznas Sidoarjo. Dengan kursi roda ini, saya bisa kembali beraktivitas dan tidak lagi meminjam dari tetangga,” ungkap Pak Kosim dengan haru. Bapak Dani Prabowo, staf pelaksana dari Baznas Sidoarjo, turut hadir dalam penyerahan kursi roda tersebut. Dani menyampaikan, “Kami merasa bersyukur bisa membantu Pak Kosim. Inilah salah satu tujuan utama Baznas, yaitu meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan. Harapannya, bantuan ini bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi beliau.” Bantuan kursi roda ini tidak hanya sebatas alat mobilitas, tetapi juga simbol kepedulian sosial. Pak Kosim, yang tinggal bersama adiknya, telah lama berusaha tetap mandiri meskipun harus bergantung pada kursi roda pinjaman. Kini, dengan kursi roda baru, kehidupannya diprediksi akan lebih baik, lebih produktif, dan tidak lagi terikat pada keterbatasan alat. Desa Kludan, meski kecil, menjadi saksi bagaimana kolaborasi antara pemerintah daerah dan Baznas mampu memberikan dampak signifikan bagi warga yang membutuhkan. Dani menambahkan, “Kami selalu siap membantu masyarakat yang mengalami kesulitan. Pak Kosim adalah salah satu dari banyak warga yang kami jangkau, dan kami harap akan lebih banyak lagi warga yang bisa merasakan manfaat dari program Baznas ini.” Bantuan ini juga menjadi pengingat bahwa di tengah kesibukan dan teknologi yang berkembang pesat, masih ada kelompok masyarakat yang hidup dalam keterbatasan. Bagi Pak Kosim, kursi roda ini adalah awal dari babak baru dalam hidupnya, sebuah harapan yang diberikan tepat di depan pintu rumahnya di Desa Kludan. “ Terima kasih baznas,” cetusnya dengan mata berkaca kaca.
BERITA02/10/2024 | admin
Warung Berkah Sedekah: Menyebarkan Harapan dan Kesehatan di Sidoarjo
Warung Berkah Sedekah: Menyebarkan Harapan dan Kesehatan di Sidoarjo
Sidoarjo, 01 Okt 2024 - Dalam upaya mendukung masyarakat yang membutuhkan, Baznas Kabupaten Sidoarjo menggelar program "Warung Berkah Sedekah" dua kali sebulan setiap hari Selasa pada minggu pertama dan ketiga. Program ini bertujuan untuk memberikan asupan gizi bagi mereka yang kurang beruntung, terutama di siang hari. Meskipun makanan yang disediakan mungkin tidak banyak, antusiasme warga yang hadir selalu terasa. Mereka tampak bahagia dan gembira, menunjukkan bahwa sekecil apa pun usaha kita, memiliki makna besar bagi mereka yang membutuhkan. Luqman Hakim, S.Th., Wakil Ketua Baznas Sidoarjo, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar pemberian makan gratis. "Kami juga menyediakan pengobatan dan pemeriksaan gratis, bekerja sama dengan Rumah Sehat Baznas RI yang cabangnya ada di Sukodono," ungkapnya. Inisiatif ini menawarkan lebih dari sekadar makanan; ini adalah bentuk perhatian sosial yang nyata bagi masyarakat yang terkadang tidak memiliki akses mudah ke layanan kesehatan. Setiap bulan, Baznas Sidoarjo menyiapkan hingga 300 kotak makanan per kegiatannya, dan jumlah ini bisa lebih jika permintaan meningkat. "Bahkan, dalam beberapa acara, kami melayani hingga 100 pasien yang datang untuk berobat," lanjut Luqman. Kegiatan ini adalah bagian dari program Baznas peduli, yang bertujuan untuk membagikan manfaat kepada masyarakat serta meraih maslahat dari setiap amal yang dilakukan. Dalam menyampaikan amanah dari para muzakki, Baznas Sidoarjo berkomitmen untuk menyalurkan bantuan ini dengan sebaik-baiknya. "Kami berterima kasih kepada semua yang telah menunaikan zakat dan infaq mereka melalui kami. Kami akan memastikan bantuan ini diterima oleh orang-orang yang benar-benar membutuhkan," tegasnya. Keberhasilan program ini tidak lepas dari dukungan masyarakat dan partisipasi para dermawan yang menyumbangkan makanan dan minuman. Kegiatan ini telah dilaksanakan sebanyak 12 hingga 15 kali, dan sebelumnya dilakukan di alun-alun Kabupaten Sidoarjo. "Antusiasme masyarakat sangat tinggi, terutama dari para pengemudi ojek, tukang becak, dan masyarakat yang berada di sekitar lokasi. Permohonan untuk kegiatan ini datang dari berbagai kecamatan," jelas Luqman. Mereka berencana untuk terus mengadakan acara ini, dengan jadwal dua kali sebulan, yang pertama di luar Kecamatan Kota Sidoarjo. Seorang penerima manfaat, Bapak Ahmad, seorang warga sekitar masjid, menuturkan, "Program ini sangat membantu kami. Makanan yang disediakan tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga membuat kami merasa diperhatikan. Terima kasih kepada Baznas dan para dermawan yang telah peduli pada kami." Dalam setiap suapan yang mereka nikmati, ada harapan dan kebahagiaan yang dibagikan, mengingatkan kita bahwa kebersamaan dan kepedulian dapat menciptakan perubahan yang berarti di tengah masyarakat.
BERITA01/10/2024 | admin
Bantuan  penuh Cinta di Sukodono: Kehangatan di Balik Penyerahan Bantuan BAZNAS Sidoarjo
Bantuan penuh Cinta di Sukodono: Kehangatan di Balik Penyerahan Bantuan BAZNAS Sidoarjo
Senin pagi, 30 September 2024, langit Sukodono tampak cerah, menyambut langkah para petugas BAZNAS yang penuh tekad. Di sudut-sudut desa, mereka hadir, membawa senyum dan harapan bagi warga yang membutuhkan. Hari itu, bukan sekadar penyerahan bantuan, tetapi juga cerita tentang kepedulian, cinta, dan perjuangan hidup yang tak pernah pudar. Di Dsn. Dungus, Ds. Sukodono, Ibu Rusti menyambut para petugas dengan tatapan penuh haru. Di tangannya, amplop berisi bantuan biaya hidup itu terasa begitu ringan, namun berat makna di hatinya. "Alhamdulillah, ini sangat membantu kami. Terima kasih banyak kepada BAZNAS," ucap Ibu Rusti dengan suara lirih, namun penuh syukur. Tak jauh dari rumah Ibu Rusti, petugas melangkah ke rumah Ibu Emy Rokayah, Ibu Mujayana, dan Bapak Husaini. Satu per satu, mereka menerima bantuan serupa, disambut dengan ucapan terima kasih yang tulus. Setiap wajah yang ditemui adalah cermin dari perjuangan hidup, yang kini sedikit terasa lebih ringan dengan kehadiran bantuan ini. Di desa yang sama, Ibu Samsi dan Ibu Mardiyah juga merasakan kebahagiaan serupa. Di Ds. Panjunan, suasana haru meliputi rumah Ibu Riska Diah Lestari dan Ibu Nurul Mudawamah. Mereka juga termasuk dalam penerima bantuan biaya hidup. Sementara itu, bantuan untuk Bapak Arif Achmadi diserahkan kepada istrinya, karena beliau sedang tidak di rumah. "Kami merasa bersyukur sekali atas bantuan ini, semoga BAZNAS selalu diberkahi," ungkap istri Bapak Arif dengan mata berkaca-kaca. Tak hanya bantuan biaya hidup, BAZNAS Sidoarjo juga menyentuh hati para siswa di MI AT TAQWA, Ds. Kebonagung, Kec. Sukodono. Sepuluh siswa beruntung mendapat bantuan biaya pendidikan. Dengan senyum semringah, mereka menyambut masa depan yang lebih cerah, berkat dukungan yang datang di waktu yang tepat. M. Kholid Musyaddad, salah satu petugas BAZNAS yang terlibat dalam penyerahan bantuan ini, menyampaikan, "Kami di BAZNAS selalu berusaha memastikan bahwa setiap bantuan yang kami berikan tepat sasaran. Kegiatan seperti ini adalah bagian dari tanggung jawab kita bersama, untuk saling membantu dan mendukung sesama yang membutuhkan." Di akhir hari, total 11 penerima bantuan biaya hidup dan 10 siswa penerima bantuan pendidikan telah merasakan manfaat dari kehangatan cinta yang disampaikan melalui BAZNAS Sidoarjo. Meski dua penerima tidak ada di rumah, bantuan mereka tetap akan disalurkan dengan sepenuh hati. Hari itu, bukan hanya soal angka dan data, tetapi tentang bagaimana kepedulian mampu menyatukan dan memperkuat jiwa-jiwa yang bertahan.
BERITA30/09/2024 | admin
Hidup Sebatang Kara, Mengabdi di Pemakaman
Hidup Sebatang Kara, Mengabdi di Pemakaman
Bu Paijah. Nama itu mungkin tidak begitu dikenal oleh banyak orang. Tapi bagi warga Desa Krembangan, Kecamatan Taman, ia adalah sosok yang tak tergantikan. Di usianya yang sudah renta, ia masih setia merawat makam di desanya. Tak ada gaji tetap, tak ada tunjangan hari tua. Hidupnya sebatang kara, tapi tangan dan hatinya terus bekerja. Pagi ini, 24 september 2024 ,BAZNAS Sidoarjo datang untuk menyalurkan bantuan. Abdul Ghoni, staf pelaksana BAZNAS, menyerahkan langsung bantuan biaya hidup kepada Bu Paijah. Bukan jumlah yang besar, tapi cukup untuk meringankan beban hidupnya. "Kami ingin memastikan beliau tetap bisa menjalani hidup dengan layak," kata Ghoni. Ada rasa haru saat melihat senyum tipis Bu Paijah menerima bantuan itu. Bu Paijah bukan orang yang banyak bicara. Baginya, pemakaman adalah tempat ia bekerja dan, entah bagaimana, tempat ia merasa 'hidup'. Setiap hari ia membersihkan makam, menata bunga, merapikan nisan. Bagi sebagian orang, itu pekerjaan yang mungkin tidak dianggap penting. Tapi bagi keluarga yang ditinggalkan, pemakaman yang rapi dan bersih adalah tanda penghormatan terakhir untuk orang yang sudah tiada. Itulah yang dilakukan Bu Paijah setiap hari tanpa lelah. Menariknya, Bu Paijah tak pernah meminta-minta. Ia jalani hidupnya dengan cara yang ia bisa. Bantuan dari BAZNAS adalah bentuk pengakuan atas kerja keras dan kesetiaan seseorang yang, meski hidup di pinggiran, tetap punya nilai besar dalam kehidupan sosial. Dalam masyarakat yang kadang abai, BAZNAS hadir sebagai pengingat bahwa setiap orang, sekecil apapun kontribusinya, layak diperhatikan. Bantuan ini bukan hanya soal materi. Ini adalah soal rasa kemanusiaan. Dalam keheningan pemakaman, di balik sosok tua yang terlihat rapuh itu, ada pelajaran besar tentang kehidupan. Bahwa dalam kesederhanaan, pengabdian seseorang bisa memberi makna mendalam bagi orang lain. Bu Paijah telah membuktikan itu.
BERITA24/09/2024 | admin
Kasih Sayang di Ujung Usia: Penyaluran Bantuan Fakir oleh BAZNAS Sidoarjo
Kasih Sayang di Ujung Usia: Penyaluran Bantuan Fakir oleh BAZNAS Sidoarjo
Pada tanggal 23 September 2024, BAZNAS Sidoarjo melakukan penyaluran bantuan biaya fakir kepada sepuluh penerima manfaat di Desa Molyodadi dan sekitarnya. Dalam kegiatan yang berlangsung door to door ini, staf pelaksana M. Sofwan menyusuri jalan setapak yang membawa cerita-cerita kehidupan penuh warna dan tantangan dari para penerima manfaat yang sebagian besar telah berusia lanjut. Di antara penerima manfaat, Ibu Gemi, seorang wanita berusia lebih dari 90 tahun, menyentuh hati dengan kisahnya. Meskipun tak memiliki rumah, beliau tinggal bersama saudara jauh di Desa Molyodadi. Dengan senyum tulus, Ibu Gemi mengucapkan terima kasih, “Bantuan ini sangat berarti bagi saya. Setiap bulan saya menerima Rp 600 ribu, yang membantu saya bertahan hidup. Tanpa bantuan ini, saya tidak tahu harus bagaimana.” Tak jauh dari Ibu Gemi, ada Ibu Tiami yang hampir berusia 75 tahun. Ia tinggal sendirian, hanya ditemani kenangan dan harapan. Kisah mereka menggambarkan betapa bantuan ini bukan sekadar uang, tetapi juga simbol perhatian dan kasih sayang dari masyarakat. Ibu Tiami juga menerima bantuan yang sama, dan ia merasa sangat bersyukur. M. Sofwan, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, menjelaskan pentingnya program ini. “Bantuan biaya fakir ini diperuntukkan bagi mereka yang berusia 65 tahun ke atas dan hidup sendirian. Kami ingin memastikan mereka tidak merasa terabaikan. Program ini adalah salah satu cara kami untuk memberikan dukungan nyata kepada masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya. Di Desa Grabakan Tulangan, Ibu Rupiati dan Bapak Nyono juga mendapatkan bantuan serupa. Sementara Ibu Muntamah, yang tinggal di rumah sekaligus warung buah-buahan, menunjukkan semangat juangnya meskipun dalam keterbatasan. “Bantuan ini sangat membantu saya, terutama dalam menjaga kebutuhan sehari-hari,” katanya. Distribusi bantuan ini menjadi momen penuh haru, di mana setiap penerima manfaat merasakan betapa berarti perhatian dari BAZNAS dan masyarakat. Program ini, yang memberikan Rp 600 ribu per bulannya dan diberikan setiap dua bulan sekali, menciptakan harapan di tengah keterbatasan. Seperti kata Ibu Gemi, “Dengan bantuan ini, saya merasa tidak sendirian.” Melalui kegiatan ini, BAZNAS Sidoarjo menunjukkan bahwa di tengah tantangan kehidupan, kasih sayang dan perhatian masih bisa hadir. Dengan adanya bantuan ini, mereka yang berusia senja diharapkan dapat menjalani hari-hari mereka dengan lebih bermakna, merasakan bahwa setiap jiwa berharga dan layak mendapatkan kasih sayang, meski di ujung usia.
BERITA23/09/2024 | admin
Maulid Nabi, Berbagi Bahagia: Santunan untuk Yatim dan Dhuafa di Tiga Sekolah Dasar
Maulid Nabi, Berbagi Bahagia: Santunan untuk Yatim dan Dhuafa di Tiga Sekolah Dasar
Sidoarjo, 19 September 2024 – Dalam suasana yang penuh kebahagiaan dan rasa syukur, Tiga sekolah dasar di Kabupaten Sidoarjo, SDN Persawahan , SDN Wunut Porong dan SDN Banjarsari Buduran, menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya sebagai momentum untuk mengenang keluhuran akhlak Rasulullah, acara ini juga menjadi ajang berbagi dengan anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa, berkat dukungan penuh dari Baznas Kabupaten Sidoarjo. Di SDN Banjarsari, ratusan siswa berkumpul dengan penuh antusiasme. Mereka memulai hari itu dengan lantunan diba’an, menghidupkan suasana penuh khidmat. Ibu Yuyun Ayuma, S.Pd., selaku ketua acara, menegaskan pentingnya meneladani akhlak Nabi dalam sambutannya. "Ini adalah momentum untuk menularkan semangat kebaikan. Dengan berbagi, kita memperkuat nilai kepedulian yang diajarkan Rasulullah SAW," ujarnya. Puncak acara adalah pembagian santunan bagi anak-anak yatim dan dhuafa. Baznas Kabupaten Sidoarjo berperan besar dalam mewujudkan kebahagiaan di hari tersebut. Di bawah naungan Baznas, santunan tersebut menyentuh hati banyak siswa yang selama ini jarang merasakan kebahagiaan serupa. "Kami bersyukur dan berterima kasih kepada Baznas. Ini adalah bukti nyata kepedulian mereka kepada pendidikan dan kesejahteraan anak-anak kami," kata Ibu Siti Atiulloh, Kepala SDN Banjarsari. Sementara itu , saat di SDN Wunut , acara maulid yang dihadiri oleh wakil 1 Baznas Sidoarjo em luqman hakim menyampaikan komitmen baznas Sidoarjo. “Kami di Baznas Sidoarjo terus berusaha hadir di tengah masyarakat, terutama saat-saat seperti ini. Membantu yatim dan dhuafa adalah tanggung jawab kita bersama, dan ini adalah bagian kecil dari upaya kami untuk terus memperkuat tali silaturahmi serta kepedulian sosial di Sidoarjo,” ungkap Luqman Hakim dengan nada penuh semangat. Acara berlanjut dengan dongeng interaktif dari Kak Ipung di SDN Banjarsari, yang tak hanya menyuguhkan kisah Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menyelipkan pertunjukan sulap. Siswa-siswi terpana, tertawa, dan belajar dalam suasana yang ceria. Tak hanya sekadar mendengarkan, mereka juga aktif berinteraksi, menjadikan peringatan Maulid Nabi tahun ini lebih hidup dan bermakna. Semoga dengan adanya kegiatan seperti ini, pesan kebersamaan dan kepedulian terus hidup di hati generasi muda kita. Karena pada akhirnya, berbagi adalah bagian dari cinta kepada Nabi. Dan, seperti yang diingatkan oleh Luqman Hakim, "Ini bukan hanya soal santunan. Ini tentang membangun masyarakat yang lebih peduli, lebih saling mendukung, sebagaimana Rasulullah selalu mengajarkan kita."
BERITA20/09/2024 | admin
Harapan di Tengah Keterbatasan: Kisah Para Penerima Manfaat di Lemah Putro
Harapan di Tengah Keterbatasan: Kisah Para Penerima Manfaat di Lemah Putro
Sidoarjo, 19 September 2024 — Di tengah hiruk pikuk kota, masih ada kehidupan yang dijalani dengan penuh kesederhanaan, bahkan keterbatasan. Kemarin, Baznas Sidoarjo melaksanakan distribusi bantuan biaya hidup kepada empat penerima manfaat di Kelurahan Lemah Putro, Kecamatan Kota Sidoarjo. Empat sosok ibu yang menjalani hidup dengan ketiadaan, namun tetap bertahan dengan bantuan orang-orang di sekitarnya. Salah satu penerima manfaat adalah Ibu Mujiyati. Usianya 68 tahun, hidup sebatang kara di kamar kos sempit berukuran 2x3 meter. “Saya tidak punya rumah. Hidup saya hanya di sini, makan juga dari belas kasihan tetangga,” ucap Ibu Mujiyati dengan suara pelan. Kamar yang ia tinggali tak layak disebut rumah, tapi menjadi tempat berlindung dari terik dan hujan. Namun, dengan bantuan Baznas, setidaknya ia bisa bernapas lebih lega untuk beberapa waktu ke depan. Lalu ada Ibu Sriati, yang usianya tak jauh berbeda, 67 tahun. Sama seperti Ibu Mujiyati, Ibu Sriati juga hidup sendirian, tanpa anak ataupun saudara. Hidupnya bergantung pada bantuan tetangga dan kemurahan hati orang-orang di sekitarnya. “Kos ini sudah lama saya tinggali, tapi rasanya saya tetap tidak punya tempat yang bisa disebut rumah,” katanya lirih, seraya menerima bantuan dengan mata berkaca-kaca. Distribusi juga diberikan kepada Ibu Kasih, serta Ibu Imrotul Muslimah yang telah berpulang beberapa waktu lalu. Bantuan untuk Ibu Imrotul diterima oleh anaknya yang kini juga hidup sendiri, tanpa saudara. Setiap bantuan yang disalurkan mengingatkan kita bahwa hidup di dunia ini tidak hanya tentang apa yang kita miliki, tetapi juga tentang bagaimana kita memberi. Mulyono, staf pelaksana Baznas, memimpin distribusi bantuan hari itu. “Kami berharap bantuan ini bisa meringankan beban para ibu yang selama ini hidup dengan kesulitan. Meski kecil, kami ingin memberikan harapan bahwa mereka tidak sendirian,” ujarnya. Tugas yang dijalani dengan penuh ketulusan, ia sadar bahwa bantuan ini mungkin tidak akan menyelesaikan semua masalah, tetapi setidaknya memberikan sedikit jeda dari kerasnya hidup. Kegiatan distribusi semacam ini seolah menjadi napas panjang di tengah krisis kehidupan para penerima manfaat. Ibu-ibu yang sebatang kara, tanpa rumah yang layak, hanya menggantungkan diri pada orang lain, kini bisa sedikit tenang. Bukan soal besar atau kecilnya bantuan, tapi tentang bagaimana kasih masih bisa hadir di antara kita, bahkan dalam bentuk yang paling sederhana. Ketika Ibu Mujiyati berbicara, tak ada keluhan. Hanya syukur. “Saya hanya bisa terima kasih. Ini sudah sangat berarti,” katanya, menutup percakapan dengan senyum yang tak bisa ditafsirkan, antara lega dan haru. Distribusi Baznas di Lemah Putro menjadi pengingat bahwa sekecil apapun tindakan, bisa membawa harapan bagi mereka yang hampir tak memiliki apa-apa.
BERITA20/09/2024 | admin
Senyum Di Balik Rentang Usia: Menengok Bantuan Baznas di Desa Grabagan
Senyum Di Balik Rentang Usia: Menengok Bantuan Baznas di Desa Grabagan
Rabu 19 Agustus 2024, suasana di Desa Grabagan, Tulangan, Sidoarjo, terasa berbeda. Beberapa wajah lansia yang sudah menempuh perjalanan hidup panjang, hari ini mendapatkan secercah harapan baru. Baznas Kabupaten Sidoarjo mendistribusikan biaya hidup kepada delapan penerima manfaat di desa ini. Bantuan yang memang sangat dibutuhkan di tengah keterbatasan yang mereka hadapi sehari-hari. Salah satu penerima manfaat adalah Mbah Musyaropah, perempuan sepuh yang sudah berusia 100 tahun, lahir di Sidoarjo pada 1 Januari 1924. Tak ada lagi yang bisa dilakukan Mbah Musyaropah selain terbaring di tempat tidur. Kesehariannya dihabiskan dengan bantuan penuh dari anak dan cucunya. Penglihatan dan pendengarannya kian meredup seiring bertambahnya usia. “Setiap hari, saya hanya bisa menyiapkan makanan untuk beliau,” ungkap anak Mbah Musyaropah dengan nada lirih. Kehidupan lansia seperti Mbah Musyaropah menjadi perhatian Baznas, yang tak hanya sekadar memberi bantuan, tapi juga menguatkan makna kepedulian sosial. Tak hanya Mbah Musyaropah, Ibu Daimah, 86 tahun, juga menjadi salah satu penerima manfaat. Kehidupan Ibu Daimah pun tidak kalah berat. Meski anaknya bekerja di pabrik, Ibu Daimah lebih sering menghabiskan hari-harinya sendirian di rumah. Kondisinya tidak lagi bisa aktif, karena penglihatannya yang nyaris buta. “Dulu, ibu sering bekerja sebagai petani, sering berjemur di sawah. Mungkin karena itu matanya jadi tak bisa melihat lagi,” ungkap perangkat desa setempat. Hari-hari senyap yang dihadapi Ibu Daimah kini sedikit berwarna berkat bantuan dari Baznas, yang datang di saat ia benar-benar membutuhkan. Distribusi biaya hidup yang dilakukan Baznas di Desa Grabagan ini melibatkan delapan penerima manfaat. Selain Mbah Musyaropah dan Ibu Daimah, penerima lainnya adalah Abdul Rokim, Nurwakit, Bambang, Elywati, Satik, dan Suwaji. Setiap nama di balik bantuan ini punya cerita dan perjuangan masing-masing. M. Sofwan, staf pelaksana Baznas Kabupaten Sidoarjo, turut hadir dan memberikan langsung bantuan tersebut kepada para penerima. "Kami ingin memastikan bantuan ini tepat sasaran dan benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan," ujarnya. Sofwan menambahkan bahwa tugas kemanusiaan seperti ini harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, karena ini menyangkut hidup orang banyak. Bantuan Baznas ini menjadi penting bagi mereka. Bukan semata-mata karena jumlah nominal yang diberikan, tetapi perhatian yang datang bersamaan dengan bantuan ini. Kehidupan bagi para lansia seperti Mbah Musyaropah dan Ibu Daimah adalah tentang bagaimana mereka bisa melewati hari dengan cukup, meski dengan bantuan orang terdekat. Bagi mereka, distribusi bantuan ini bukan sekadar penyambung hidup, tetapi juga sebagai pengingat bahwa mereka tidak dilupakan. Perangkat desa setempat menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Baznas, khususnya kepada M. Sofwan dan tim yang turun langsung ke lapangan. “Ini sangat membantu. Di usia mereka yang lanjut, apa lagi yang bisa dilakukan selain berharap ada uluran tangan?” katanya. Dengan kehidupan yang kian rentan, bantuan ini seperti secercah cahaya bagi mereka yang sudah terlalu lama dalam kegelapan. Perhatian sosial dari Baznas mengingatkan kita bahwa di balik ketidakmampuan fisik dan usia yang terus bertambah, ada kebutuhan akan kepedulian yang tak bisa diabaikan. Dengan senyuman yang terlukis di wajah mereka, meski tubuh renta tak lagi mampu berbuat banyak, Mbah Musyaropah dan Ibu Daimah beserta penerima manfaat lainnya tetap memiliki satu harapan: masih ada yang peduli di luar sana, dan harapan itu masih bisa tumbuh meski dalam keterbatasan. Baznas, bersama M. Sofwan dan seluruh tim, telah menunaikan tugas kemanusiaannya, dan Desa Grabagan menjadi saksi bahwa bantuan, sekecil apapun, dapat berarti begitu besar bagi mereka yang benar-benar membutuhkan.
BERITA18/09/2024 | admin
BAZNAS Gelar Zakathon 2024: Lompatan Besar Menuju Zakat Digital
BAZNAS Gelar Zakathon 2024: Lompatan Besar Menuju Zakat Digital
Rabu, 18 September 2024 — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya digitalisasi zakat. Kali ini, melalui gelaran Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Transformasi Digital Nasional dan Zakathon 2024, BAZNAS tak hanya fokus pada teknologi, tapi juga berupaya memaksimalkan potensi zakat di era digital. Dalam acara yang berlangsung selama tiga hari di Jakarta, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menegaskan bahwa di tengah cepatnya perubahan teknologi, BAZNAS harus terus beradaptasi. “Zakat di Indonesia memiliki potensi luar biasa. Jika dikelola dengan tepat dan didukung oleh teknologi, zakat bisa menjadi kekuatan sosial yang luar biasa,” ujar Kiai Noor. Tak sekadar wacana, BAZNAS telah mulai menerapkan Sistem Manajemen Informasi BAZNAS (SIMBA) sebagai langkah nyata transformasi ini. Rakernis ini tak hanya menjadi ajang diskusi bagi para pengelola zakat di seluruh Indonesia, tetapi juga sebagai momentum konsolidasi strategi. BAZNAS, menurut Kiai Noor, sedang memperkuat infrastruktur teknologi yang akan menghubungkan zakat di tingkat pusat hingga daerah. Harapannya, semua pihak yang terlibat, dari BAZNAS Provinsi hingga Kabupaten/Kota, bisa menyerap spirit perubahan ini. Hal menarik lainnya adalah kehadiran Zakathon 2024, sebuah kompetisi inovasi zakat digital yang melibatkan mahasiswa dari berbagai daerah. Zakathon menjadi wujud nyata kolaborasi antara generasi muda dengan BAZNAS dalam merancang solusi-solusi digital yang inovatif. Dengan dukungan dari para ahli teknologi, seperti Jessy Claudia dari PT Sysware Indonesia dan Kasriandi dari PT Metrodata Electronics, Zakathon diharapkan melahirkan terobosan yang mempermudah umat dalam berzakat. BAZNAS tak sendiri. Kolaborasi juga melibatkan banyak pihak, termasuk Google Cloud dan Bank Syariah Indonesia (BSI), yang hadir untuk berbagi solusi inovatif di bidang teknologi dan keuangan syariah. Mereka tak hanya menjadi pengamat, tetapi ikut aktif dalam merumuskan ekosistem zakat digital yang lebih kokoh dan efisien. Kiai Noor berharap kegiatan ini tidak hanya menghasilkan gagasan-gagasan baru, tetapi juga menjadi pemacu bagi seluruh pemangku kepentingan zakat untuk semakin memanfaatkan teknologi. "Kita harus terus menyempurnakan diri. Ini bukan sekadar Rakernis, tapi upaya menyempurnakan zakat dan BAZNAS itu sendiri," tambahnya. Dengan 250 peserta yang terdiri dari BAZNAS seluruh Indonesia serta mahasiswa, Rakernis dan Zakathon 2024 ini menjadi titik balik yang penting. Teknologi kini bukan hanya alat, tapi jalan untuk mempermudah dan mempercepat misi BAZNAS dalam mengelola zakat yang lebih transparan, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
BERITA17/09/2024 | admin
Baznas Sidoarjo dan Rumah Sehat Baznas  Bersinergi Berbagi Kebaikan di Waru
Baznas Sidoarjo dan Rumah Sehat Baznas Bersinergi Berbagi Kebaikan di Waru
Sidoarjo – Selasa, 17 September 2024, suasana hangat menyelimuti warga Perumahan Kepuh Permai, Dusun Panjunan, Desa Kepuh Kiriman, Kecamatan Waru, Sidoarjo. Hari itu, Warung Berkah Sedekah (WBS) Baznas Sidoarjo bersama Rumah Sehat Baznas dan Karang Taruna Dusun Panjunan kembali menggelar aksi kemanusiaan. Tidak hanya berbagi makan gratis, kegiatan ini juga menyediakan layanan pengobatan gratis bagi warga setempat. Senyum-senyum mengembang di wajah warga yang turut serta dalam kegiatan tersebut. Warga, yang sebagian besar merupakan masyarakat kurang mampu, antusias menikmati sajian makan siang yang disediakan secara cuma-cuma. “Alhamdulillah, kegiatan seperti ini sangat membantu kami. Semoga bisa terus dilaksanakan, apalagi di masa sulit seperti sekarang,” ungkap salah seorang warga yang ikut menerima manfaat dari kegiatan ini. Dengan semangat gotong-royong, Karang Taruna Dusun Panjunan turut serta membantu proses distribusi makanan dan kelancaran acara, menambah keakraban dan kebersamaan antara warga. Tak hanya berbagi makan, Rumah Sehat Baznas juga membuka pos layanan kesehatan gratis. Warga yang datang tidak hanya mendapatkan pemeriksaan kesehatan umum, tetapi juga diberikan obat-obatan sesuai dengan hasil diagnosa dokter. Pelayanan kesehatan ini sangat dinanti-nanti oleh warga yang kesulitan mendapatkan akses ke fasilitas kesehatan. “Saya senang sekali bisa periksa dan dapat obat gratis. Sehari-hari jarang bisa ke dokter karena jauh dan biayanya mahal,” kata seorang ibu yang sedang antre untuk diperiksa. Kegiatan ini bukanlah yang pertama kali dilakukan Baznas Sidoarjo. Sebelumnya, Warung Berkah Sedekah dan Rumah Sehat Baznas juga mengadakan kegiatan serupa di Kecamatan Porong. Melihat antusiasme warga, pihak Baznas memastikan bahwa kegiatan positif ini akan terus berlanjut dan digelar di kecamatan-kecamatan lainnya di Kabupaten Sidoarjo. Baznas ingin memastikan bahwa manfaat dari infak dan sedekah yang dihimpun benar-benar dirasakan oleh masyarakat, terutama mereka yang berada di lapisan ekonomi terbawah. Sinergi antara Baznas Sidoarjo, Rumah Sehat Baznas, dan Karang Taruna setempat menjadi kekuatan tersendiri dalam menjalankan misi ini. Dengan dukungan komunitas lokal, kegiatan seperti ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak warga dan memberikan manfaat yang lebih luas. “Kami berkomitmen untuk terus melayani masyarakat. Ini bentuk nyata dari sedekah yang dikumpulkan oleh para muzakki, yang kemudian kami distribusikan untuk kemaslahatan umat,” ungkap perwakilan Baznas Sidoarjo. Melalui kegiatan ini, Baznas Sidoarjo mengajak masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam gerakan berbagi ini untuk berdonasi. Donasi bisa dilakukan dengan mudah melalui Kantor Digital Baznas Sidoarjo. Dengan kemudahan akses digital, warga Sidoarjo kini bisa bersedekah dengan aman dan nyaman dari mana saja. Setiap donasi yang masuk akan dikelola dengan transparan dan didistribusikan kepada mereka yang membutuhkan. Warga Sidoarjo yang tertarik untuk menjadi bagian dari aksi kebaikan ini bisa mengunjungi saluran digital Baznas Sidoarjo Bersedekah menjadi lebih mudah dan amanah bersama Baznas. Ay, ikutlah berbuat kebaikan dan rasakan manfaat dari setiap sedekah yang kita berikan untuk sesama
BERITA17/09/2024 | admin
SDN Cangkringsari Bagi bagi sembako peringati maulid Nabi
SDN Cangkringsari Bagi bagi sembako peringati maulid Nabi
Sidoarjo – SDN Cangkringsari bikin kejutan di tengah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H. Bukan sekadar pengajian biasa, sekolah ini gandeng Baznas Sidoarjo untuk bagi-bagi sembako ke anak didik yatim dan kurang mampu.“Ini bukan sekadar acara, tapi aksi nyata meneladani Rasulullah,” tegas Kepala Sekolah, Nur Azizah. Menurutnya, kegiatan ini penting untuk tanamkan nilai peduli sesama sejak dini pada anak-anak.Acara berlangsung khidmat dengan doa bersama dan tausiyah. Siswa, guru, kompak terlibat. Suasana penuh haru saat sembako diserahkan.“Semoga bantuan ini bisa meringankan beban mereka,” harap Nur Azizah. Selasa,17 September2024Lewat aksi ini, SDN Cangkringsari tunjukkan kalau sekolah bukan cuma tempat belajar, tapi juga tempat menebar kebaikan. Harapannya, semangat berbagi ini bisa jadi inspirasi bagi generasi muda. Tidak hanya menjadi ajang refleksi spiritual, kegiatan ini juga berfungsi sebagai wujud nyata dari rasa syukur dan kepedulian sosial. Bantuan sembako yang disalurkan diharapkan dapat meringankan beban hidup para penerima, khususnya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian, acara ini mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam. Di tengah suasana yang penuh dengan rasa syukur dan harapan, acara ini memberikan kesempatan bagi semua pihak untuk mempererat ikatan sosial dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Keberkahan dari Maulid Nabi diharapkan dapat dirasakan oleh setiap orang yang terlibat, serta memberi inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus menebar kebaikan.Kegiatan ini, yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan komitmen, adalah contoh nyata bagaimana nilai-nilai kebersamaan dan kedermawanan dapat diimplementasikan dalam tindakan nyata. SDN Cangkringsari berharap bahwa semangat yang ditunjukkan dalam acara ini akan terus tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari.Melalui momentum Maulid Nabi ini, diharapkan bahwa nilai-nilai yang diperoleh dari perayaan ini akan memotivasi semua orang untuk terus berbuat baik, mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW dalam setiap aspek kehidupan. Semoga acara ini tidak hanya menjadi kenangan indah, tetapi juga menjadi pendorong untuk meningkatkan kualitas kepedulian sosial di masyarakat.
BERITA17/09/2024 | admin
Monitoring Jamban Sehat : Perang Melawan BABS, Sidoarjo 100% ODF
Monitoring Jamban Sehat : Perang Melawan BABS, Sidoarjo 100% ODF
Sidoarjo hari ini semakin dekat mencapai target 100% Open Defecation Free (ODF), atau bebas buang air besar sembarangan. Salah satu langkah kongkrit yang dilakukan adalah pembangunan jamban sehat dengan sistem septik di Kecamatan Porong. Baznas Sidoarjo menjadi salah satu garda terdepan, bersinergi dengan Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat. Tepat di hari Jumat, 13 September 2024, monitoring dilakukan di Desa Lajuk, Kecamatan Porong. Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr. Lakhsmi Herawati Yuwantina, M.Kes, turun langsung meninjau pembangunan jamban di desa tersebut. Didampingi jajaran Baznas Sidoarjo serta pihak Puskesmas Kedongsolo, dr. Lakhsmi memastikan pembangunan berjalan sesuai standar kesehatan. Dalam kesempatan tersebut, tiga rumah yang sudah dibangun dan satu rumah yang masih dalam proses pengerjaan menjadi lokasi kunjungan. Program pembangunan jamban ini tidak hanya terfokus di Porong. Kecamatan Krembung dan Balongbendo juga menjadi perhatian utama yang dikerjakan melalui baznas sidoarjo . Melalui program ini, Baznas Sidoarjo telah membantu mewujudkan lebih dari 116 jamban di beberapa wilayah, dengan 49 jamban lainnya masih dalam tahap pengerjaan. "Kami terus bekerja keras memastikan setiap rumah yang memerlukan jamban layak, segera memilikinya," tutur M. Alfin, pelaksana Baznas Sidoarjo. Dari ratusan jamban yang sudah dan sedang dibangun, Porong mendapat prioritas khusus. Daerah ini memang memiliki tingkat kesulitan tersendiri dalam menciptakan lingkungan yang bebas BABS. Namun, langkah nyata seperti hari ini membuktikan bahwa Sidoarjo tidak main-main dalam mencapai status 100% ODF. Puskesmas Kedongsolo turut berperan aktif dalam program ini. Selain mendukung dari sisi kesehatan masyarakat, mereka juga terus mengedukasi warga agar menjaga kebersihan lingkungan, terutama soal sanitasi yang layak. "Ini adalah kolaborasi berbagai pihak, pemerintah, masyarakat, dan Baznas. Semua bergerak demi kesehatan dan kenyamanan hidup bersama," tambah dr. Lakhsmi. Ia mengapresiasi peran Baznas dan menyebut langkah ini sebagai wujud nyata dari gotong royong demi masa depan Sidoarjo yang lebih sehat. Dengan semakin banyaknya jamban yang dibangun, impian Sidoarjo bebas BABS bukan lagi sekadar wacana, tapi kenyataan yang mulai terwujud. Sidoarjo kini 100% ODF. Dan dengan adanya sinergi ini, kita patut optimis bahwa wilayah lain di Jawa Timur bisa mengikuti jejaknya.
BERITA13/09/2024 | admin
Sinergi untuk Sidoarjo Bebas TBC, Baznas Serahkan Bantuan dan Berperan Dalam  Kolaborasi Multisektor
Sinergi untuk Sidoarjo Bebas TBC, Baznas Serahkan Bantuan dan Berperan Dalam Kolaborasi Multisektor
Kamis, 12 September 2024, Bertempat di Ruang Rapat Pembangunan Bappeda Sidoarjo, Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) Kabupaten Sidoarjo menggelar rapat koordinasi. Acara ini dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Sidoarjo, dr. Lakhsmi Herawati Yuwantina, M.Kes. Fokus utama dalam rapat ini adalah percepatan eliminasi TBC yang menjadi target ambisius Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2028, mendahului target nasional yang ditetapkan pada tahun 2030. "Program penanggulangan TBC membutuhkan sinergi multisektor. Kita harus menerapkan strategi Public-Private Mix (PPM) dengan melibatkan seluruh pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, masyarakat, hingga lembaga sosial. Pentahelix ini adalah kunci," ungkap dr. Lakhsmi. Beliau menegaskan bahwa kolaborasi erat berbagai stakeholder harus menjadi pondasi utama untuk mencapai eliminasi TBC. Situasi terkini TBC di Kabupaten Sidoarjo menunjukkan angka yang masih menantang. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, terdapat estimasi 5.823 kasus TBC hingga September 2024, dengan capaian cakupan penemuan kasus baru mencapai 65%. Dari jumlah tersebut, 95% di antaranya berhasil diobati, namun ancaman kasus resisten obat dan keterkaitan dengan HIV masih menjadi perhatian serius. Dalam kesempatan yang sama, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sidoarjo turut berperan aktif dalam upaya penanggulangan TBC. Staf Pelaksana Baznas, Badrus Zaman, menyerahkan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi penderita TBC. "Kami berkomitmen untuk membantu meringankan beban penderita TBC dengan memberikan PMT. Selain itu, kami juga berharap dapat berperan lebih jauh dalam menciptakan lingkungan sehat bagi penderita TBC, khususnya melalui program rumah sehat," ujar Badrus. Baznas, melalui sinergi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, termasuk Dinas Cipta Karya Tata Ruang (CKTR), akan berkolaborasi dalam membangun rumah sehat bagi pasien TBC. Program ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi proses penyembuhan pasien TBC, sekaligus mencegah penyebaran penyakit ini lebih luas. Keberhasilan penanggulangan TBC tidak hanya bergantung pada aspek medis, melainkan juga pada intervensi sosial dan ekonomi. Dalam hal ini, keterlibatan lembaga seperti Baznas menjadi penting untuk memberikan dukungan yang holistik, dari makanan tambahan hingga inisiatif untuk menciptakan lingkungan rumah yang layak bagi para penderita. Harapan besar disematkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam program eliminasi TBC di Sidoarjo. Dengan peran aktif dari sektor pemerintah, swasta, lembaga sosial, dan masyarakat, optimisme untuk Sidoarjo bebas TBC pada tahun 2028 semakin nyata. Kolaborasi dan kerja bersama ini bukan sekadar target statistik, melainkan upaya untuk memberikan harapan baru bagi ribuan pasien TBC di Kabupaten Sidoarjo.
BERITA12/09/2024 | admin
Sidoarjo Cerdas: Langkah Nyata dari Baznas untuk Masa Depan Anak Bangsa
Sidoarjo Cerdas: Langkah Nyata dari Baznas untuk Masa Depan Anak Bangsa
Sidoarjo, Rabu, 11 September 2024 — Hari ini terasa begitu hangat di Sidoarjo, bukan hanya karena mentari yang bersinar terang, tetapi karena kehadiran Baznas Sidoarjo di beberapa sekolah. Program "Sidoarjo Cerdas" kembali beraksi. Distribusi bantuan biaya pendidikan dilakukan oleh Baznas Sidoarjo untuk siswa-siswa TK Dharma Wanita Desa Popoh Wonoayu, MI Al Ihsan Tebel Timur Gedangan, dan MTs Darul Huda Jemirahan Jabon. Ahmad Hamdani, staf pelaksana Baznas Sidoarjo, menjadi salah satu saksi nyata bagaimana zakat, infaq, dan sedekah menjadi pilar penting bagi pendidikan anak bangsa. Di TK Dharma Wanita Desa Popoh Wonoayu, suasana haru dan bahagia terasa menyatu. Puluhan wajah mungil tampak berseri-seri menerima bantuan pendidikan. "Ini bukan sekadar bantuan, ini adalah harapan," kata Ahmad Hamdani dengan senyum hangat. Menurutnya, setiap rupiah yang disalurkan Baznas bukan hanya soal uang, tapi tentang mimpi dan cita-cita yang kini punya peluang lebih besar untuk tercapai. Perjalanan berlanjut ke MI Al Ihsan Tebel Timur Gedangan. Di sini, bantuan biaya pendidikan yang diberikan Baznas Sidoarjo kembali disambut dengan tangan terbuka. Ahmad Hamdani menyampaikan, "Kami di Baznas percaya, pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan. Dan hari ini, kita tidak hanya melihat penerima bantuan, tetapi calon-calon pemimpin masa depan Sidoarjo." Pernyataan ini menggema di hati para guru, siswa, dan orang tua yang hadir. Tidak berhenti di sana, Ahmad Hamdani dan tim melanjutkan ke MTs Darul Huda Jemirahan Jabon. Di sekolah ini, siswa-siswi yang berasal dari berbagai latar belakang keluarga menerima bantuan dengan antusiasme yang tak terbendung. Seorang guru menyampaikan rasa terima kasihnya, "Apa yang dilakukan Baznas adalah teladan baik. Ini mengingatkan kita semua bahwa keberpihakan pada pendidikan harus menjadi prioritas." Ahmad Hamdani menekankan bahwa distribusi bantuan ini adalah bagian dari program besar "Sidoarjo Cerdas". "Kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih percaya dan aktif menyalurkan zakat, infaq, dan sedekahnya melalui Baznas Sidoarjo. Karena kami yakin, dana yang dikelola dengan baik bisa berdampak besar bagi mereka yang membutuhkan." "Jangan biarkan keterbatasan menghentikan langkah anak-anak kita," kata Hamdani. Baginya, setiap bantuan yang disalurkan adalah bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung jawab sosial yang tinggi. Bagi Baznas, pendidikan adalah tiket menuju masa depan yang lebih baik dan lebih cerah bagi Sidoarjo dan Indonesia. Dengan program "Sidoarjo Cerdas" ini, Baznas Sidoarjo telah membuktikan bahwa zakat, infaq, dan sedekah bukan sekadar kewajiban agama, tetapi juga bisa menjadi kekuatan perubahan. “Percayakanlah zakat, infaq, dan sedekah Anda kepada Baznas Sidoarjo, agar bantuan ini bisa terus mengalir dan membawa perubahan bagi mereka yang membutuhkan," tutup Ahmad Hamdani dengan penuh keyakinan. Baznas Sidoarjo hari ini menunjukkan bahwa kebaikan bukan hanya tentang memberi, tapi tentang bagaimana memberi itu bisa mengubah hidup seseorang. "Mari kita bersama menjadi bagian dari perubahan itu."
BERITA11/09/2024 | admin
Rumah Layak, Hidup Berkah: Baznas Sidoarjo Serahkan Hasil Rehab Rumah Warga
Rumah Layak, Hidup Berkah: Baznas Sidoarjo Serahkan Hasil Rehab Rumah Warga
Sidoarjo – Dalam rangkaian giat monitoring program rehabilitasi rumah warga, Ketua Baznas Sidoarjo M Chasbil Aziz Salju Sodar, yang akrab disapa Gus Jazuk, secara langsung menyerahkan berita acara hasil akhir rehab rumah pada Selasa (10/09/24). Monitoring dilakukan di lima rumah warga di Desa Tebel dan Desa Sidomulyo, Buduran, yang telah selesai direhabilitasi. Lima warga yang rumahnya direhab adalah Irfan Efendi, Sukardi, Sulaiman, Sujiono, dan Sugeng Wandoyo. Rehabilitasi rumah ini merupakan tindak lanjut dari inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Sidoarjo bersama Baznas Sidoarjo pada 13 Juli 2024. Sidak tersebut bertujuan untuk meninjau Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di beberapa desa dan segera merencanakan upaya perbaikan bagi warga yang membutuhkan tempat tinggal lebih layak. Gus Jazuk menyampaikan bahwa program ini bukan sekadar bantuan fisik, namun juga bagian dari upaya membangun harapan dan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat. "Kami tidak hanya memperbaiki rumah, tapi juga memberikan harapan baru bagi pemiliknya. Dengan rumah yang layak, kami percaya warga bisa menjalani hidup dengan lebih baik dan nyaman," ujarnya saat menyerahkan berita acara secara simbolis kepada pemilik rumah. Salah satu penerima manfaat, Irfan Efendi, menyatakan rasa syukur dan haru atas bantuan tersebut. "Awalnya saya tidak percaya prosesnya akan secepat ini. Namun sekarang, saya bisa tinggal di rumah yang aman dan nyaman. Terima kasih kepada Baznas dan semua pihak yang telah membantu," kata Irfan dengan mata berkaca-kaca. Gus Jazuk menambahkan bahwa program rehabilitasi ini akan terus berjalan di masa depan. Baznas Sidoarjo berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat melalui program-program sosial seperti ini. “Kami tidak akan berhenti di sini. Masih banyak warga yang membutuhkan rumah layak, dan kami akan terus berupaya menjangkau mereka,” tegasnya. Dengan terlaksananya giat monitoring dan serah terima ini, Baznas Sidoarjo kembali membuktikan bahwa mereka tidak hanya sebagai lembaga penyalur bantuan, namun juga sebagai penggerak perubahan sosial. Program rehabilitasi rumah ini menjadi fondasi penting untuk memulai kehidupan yang lebih layak bagi para penerimanya. Program rehabilitasi rumah ini bukan hanya soal perbaikan bangunan, tapi juga sebagai bentuk kepedulian nyata terhadap masyarakat yang kurang mampu. Harapan pun terbangun, seiring dengan berdirinya rumah-rumah baru yang lebih layak huni.
BERITA10/09/2024 | admin
Di Sudimoro, Harapan Ibu Tuni Menatap Langit yang Tidak Lagi Bocor
Di Sudimoro, Harapan Ibu Tuni Menatap Langit yang Tidak Lagi Bocor
Sidoarjo, 9 September 2024 — Pagi ini, mentari bersinar redup di Desa Sudimoro, Kecamatan Tulangan. Di balik sinar yang lembut itu, ada sebuah rumah yang berdiri dengan genteng yang nyaris runtuh. Di dalamnya, seorang perempuan berusia 58 tahun bernama Tuni tinggal bersama keponakannya, hidup dengan penghasilan seadanya sebagai buruh pabrik kerupuk. Pekerjaan yang tidak menentu, kadang ada, sering kali tidak. Penghasilan Tuni hanya sekitar Rp60 ribu per hari, itupun kalau ada bahan baku. Jika tidak, maka dapur di rumahnya ikut berhenti mengepul. Bagi Tuni, Rp60 ribu adalah harga bagi sekotak nasi yang harus dibagi dengan cita-citanya untuk membetulkan atap rumah yang nyaris runtuh. “Saya cuma ingin atap yang tidak bocor, dan WC yang punya dinding,” katanya sambil tersenyum tipis, seolah ingin menyembunyikan kekhawatirannya. Rumah Tuni sudah lama tak layak huni. Atap yang berlubang membuat air hujan kerap masuk tanpa diundang, menjadikan lantai tanah berubah menjadi kubangan becek. WC tanpa dinding menambah ketidaknyamanan, menandai bagaimana kehidupan sederhana ini berlangsung dalam keadaan serba terbatas. Tetapi di balik semua itu, Tuni tetap sabar dan tegar. Pemeriksaan dan survei RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) dari Baznas Kabupaten Sidoarjo yang berlangsung hari ini menemukan kenyataan yang menyentuh. Staf pelaksana Baznas, M. Alfin, hadir dan melakukan asesmen baik dari sisi administrasi maupun kondisi fisik rumah Tuni. "Kami harus bergerak cepat," kata Alfin dengan nada tegas, "Kondisi rumah ini sudah terlalu memprihatinkan dan tidak layak bagi siapapun untuk tinggal." Keputusan pun dibuat, rehabilitasi rumah Bu Tuni akan segera dilakukan. Langkah cepat dari Baznas Sidoarjo ini diharapkan mampu membawa perubahan berarti dalam hidup Tuni dan keponakannya. Tidak hanya atap yang akan dibenahi, tapi juga fasilitas WC yang kini akan memiliki dinding, sehingga layak untuk digunakan. Namun bagi Tuni, perbaikan rumah bukan sekadar masalah atap yang bocor atau WC tanpa dinding. Ia ingin sebuah rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyaman setelah lelah bekerja di pabrik kerupuk, rumah yang tidak membuatnya khawatir akan terjaga tengah malam saat hujan datang. “Saya hanya ingin hidup tenang,” ujarnya dengan lirih, matanya berbinar penuh harapan. Kini, desa Sudimoro sedang menunggu. Menunggu ketika atap rumah Tuni tidak lagi bocor, menunggu dinding WC yang segera berdiri, dan menunggu momen ketika perempuan 58 tahun ini bisa tersenyum lebar, tanpa khawatir dengan rumah yang dihuninya. Inilah potret perjuangan seorang Tuni di tengah keterbatasan, namun tetap menyimpan harapan besar pada sebuah atap yang kokoh.
BERITA09/09/2024 | admin
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat