Berita Terbaru
Dari Pedagang Es Krim Keliling Menuju Kampus Kerajaan Maroko: BAZNAS Sidoarjo Buka Jalan Masa Depan Santri Berprestasi
SIDOARJO - Di ruang kantor BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, Senin (11/8/2025), terlihat seorang pemuda berusia 18 tahun mengenakan peci putih berdiri dengan wajah penuh harap. Ersya Fikri Reihan Syakputra, santri asal Desa Sukorejo, Kecamatan Buduran, baru saja menerima bantuan biaya tiket dari Baznas Sidoarjo untuk mewujudkan mimpinya menuntut ilmu di Kerajaan Maroko.
Perjalanan Ersya menuju kampus Universitas Sidi Mohamed Ben Abdellah di Kota Fez, Maroko, bukanlah jalan yang mudah. Anak pertama dari dua bersaudara ini harus berjuang keras melawan keterbatasan ekonomi keluarga. Ayahnya, Syaiful Rahman, hanya seorang pedagang es krim keliling, sementara ibunya, Ernawati, bekerja sebagai buruh lepas di pabrik kayu.
"Sebagai pedagang es krim keliling yang untuk kebutuhan sehari-hari dirasa agak berat, saya awalnya bingung tentang cara memperoleh dana untuk pengurusan ini," ungkap Syaiful dengan nada penuh syukur.
Namun prestasi gemilang Ersya berbicara lebih keras dari kondisi ekonomi keluarganya. Lulusan MA Nurul Qornain Jember ini menorehkan sederet prestasi membanggakan dalam ajang Musabaqah Qiroatul Kutub (MQK) tingkat regional hingga provinsi. Mulai dari Juara 2 MQK se-Jawa Timur, Juara 3 tingkat provinsi, hingga berbagai juara pertama di tingkat kabupaten. Bahkan, ia juga hafal 2 juz Al-Quran dengan lancar.
Perjuangan terberat justru dimulai ketika Ersya berhasil lolos seleksi beasiswa Kerajaan Maroko. Dari 1.088 peserta, hanya 44 siswa yang terpilih, termasuk Ersya. Namun, serangkaian persyaratan administrasi mulai dari rekomendasi pesantren, SKCK, surat kesehatan, hingga pembuatan paspor membutuhkan dana yang tidak sedikit bagi keluarga sederhana ini.
"Pembuatan paspor ternyata ada kendala. Saat daftar di Sidoarjo kuota sudah penuh, kemudian mencoba di Jember yang terlihat online ada jatah satu, namun setelah didatangi sudah habis," kenang Syaiful.
Dalam kebingungan, akhirnya keluarga ini harus ke Kediri untuk mengurus paspor, yang tentu saja menguras dana lebih besar. Syaiful pun memberanikan diri meminjam kepada kerabat dan tetangga, serta menyebarkan proposal bantuan ke berbagai pihak.
Melihat perjuangan dan prestasi luar biasa ini, Hari ini, BAZNAS Sidoarjo melalui Salah satu Pimpinannya, EM Luqman (Gus Luqman) memberikan apresiasi dengan bantuan biaya tiket keberangkatan ke Maroko.
"Ini adalah bentuk kepedulian BAZNAS terhadap generasi muda berprestasi yang memiliki keterbatasan ekonomi," ujar perwakilan Baznas saat penyerahan bantuan yang disaksikan langsung oleh Ersya dan ayahnya.
Kini, dengan mimpi menjadi hakim atau dosen, Ersya siap melangkah ke negeri Maghreb untuk mendalami Dirosat Islamiyah di Fakultas Al Adab wal Ulum Al Insaniyyah. Kisahnya membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi tidak pernah menjadi penghalang bagi mereka yang bercita-cita tinggi dan didukung oleh filantropi yang tepat sasaran.
BERITA11/08/2025 | sudrab
Berdiri Lagi Setelah Harapan Patah: BAZNAS Sidoarjo Beri Kaki Palsu, Kembalikan Kemandirian
Sidoarjo, 8 Agustus 2025 — Di tengah terik matahari pagi yang menyinari halaman MINU Pucang, seorang pria paruh baya berdiri tegak untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun. Matanya berkaca-kaca. Tangannya gemetar. Tapi senyumnya lebar—penuh syukur. Namanya Pak Aminuddin (53), seorang satpam setia yang selama ini mengabdi dengan satu kaki, kini bisa kembali berdiri dengan kaki palsu yang diberikan oleh BAZNAS Kabupaten Sidoarjo.
Di hari yang sama, di sebuah rumah sederhana di Desa Dukuh Tengah, Ibu Munirotus Sholichah perlahan bangkit dari kursi roda. Suaminya memegang erat tangannya, tak kuasa menahan air mata. Setelah kehilangan kaki kanannya akibat komplikasi diabetes, hari itu ia merasakan kembali sensasi berdiri, melangkah, dan punya harapan.
Dari Impian ke Kenyataan: Filantropi yang Mengembalikan Dignitas
Kedua kisah ini bukan sekadar tentang pemberian alat bantu. Ini adalah kisah tentang pemulihan martabat, kemandirian, dan semangat hidup. Melalui program Rehabilitasi Sosial dan Bantuan Alat Bantu Medis, BAZNAS Sidoarjo kembali membuktikan bahwa zakat, infak, dan sedekah bisa menjadi jembatan antara patah hati dan kebangkitan.
“Alhamdulillah… saya bisa berdiri lagi. Bisa bekerja dengan lebih mantap. Ini anugerah yang tak tergantikan,” ujar Pak Aminuddin, suaranya bergetar. Ia telah mengabdi sebagai satpam selama puluhan tahun, bahkan setelah kaki kanannya diamputasi akibat komplikasi diabetes. Kini, dengan kaki palsu ini, ia tak lagi merasa terbatas.
Ibu Munirotus: Perjuangan yang Hampir Berakhir di Kursi Roda
Untuk Ibu Munirotus, perjuangannya lebih panjang. Kadar gula darahnya pernah mencapai 450 mg/dL—hampir lima kali lipat dari batas normal. Infeksi menyebar hingga ke paha, dan akhirnya, dokter tak punya pilihan selain melakukan amputasi. Sejak itu, hidupnya terkurung dalam keterbatasan.
“Saya merasa seperti beban bagi keluarga,” katanya pelan. “Tapi hari ini… saya bisa kembali berdiri. Terima kasih, BAZNAS. Terima kasih untuk semua dermawan yang peduli.”
Proses fitting kaki palsu dilakukan langsung di rumahnya, didampingi suami setia dan tim medis dari BAZNAS. Tangis haru pecah saat ia pertama kali melangkah—meski hanya beberapa sentimeter. Tapi bagi mereka yang menyaksikan, itu adalah langkah raksasa.
Proses yang Penuh Perhatian: Dari Assessment hingga Fitting
BAZNAS Sidoarjo tidak memberi bantuan secara asal. Sejak 8 Juli 2025, tim bersama Ketua BAZNAS Sidoarjo M. Chasbil Azis Salju Sodar (gus jazuk) melakukan assessment mendalam terhadap kedua penerima. Untuk Pak Aminuddin, tim bahkan harus datang ke rumah mertuanya di Desa Tulangan karena sang istri sedang mendampingi siswa study tour.
“Kami ingin memastikan bantuan benar-benar tepat sasaran,” jelas Hamdani, koordinator tim BAZNAS, didampingi Minan, Sofwan, Mulyono, dan beberapa anak magang yang turut hadir menyaksikan momen haru ini. “Ini bukan sekadar memberi, tapi membangun kembali kehidupan.”
Diabetes: Silent Killer yang Tak Boleh Diabaikan
Kisah Pak Aminuddin dan Ibu Munirotus mengingatkan kita pada ancaman diabetes, yang sering disebut “silent killer”. Tanpa pengelolaan yang baik, komplikasi bisa merenggut nyawa—atau, seperti dalam kasus ini, merenggut kaki, mobilitas, dan harapan.
Namun, dengan dukungan medis dan bantuan sosial yang tepat, penderita diabetes tetap bisa hidup produktif. Kaki palsu bukan akhir dari perjuangan—tapi awal dari babak baru.
Filantropi yang Memberi Lebih dari Sekadar Bantuan
Program bantuan kaki palsu ini adalah bagian dari komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam rehabilitasi sosial dan pemberdayaan mustahik. Bukan hanya membantu yang sakit, tapi mengembalikan mereka ke masyarakat sebagai pribadi yang mandiri dan bermartabat.
“Ini bukan akhir. Ini awal,” tegas tim BAZNAS. “Kami percaya, setiap orang berhak merasakan hidup yang utuh—meski tubuhnya tak lagi sempurna.”
???? Jadilah Bagian dari Harapan: Donasi Anda Berarti
Masih ada ratusan saudara kita di Sidoarjo yang hidup dalam keterbatasan fisik, menunggu bantuan seperti ini. Mereka bukan meminta belas kasihan—tapi kesempatan untuk bangkit.
Anda bisa menjadi bagian dari kisah harapan ini.
Zakat, infak, dan sedekah Anda hari ini bisa menjadi kaki bagi yang tak mampu melangkah, tangan bagi yang ingin bekerja, dan hati bagi yang ingin kembali percaya.
???? #BerikanKakiBerikanHarapan
Karena di balik setiap donasi, ada seseorang yang akhirnya bisa berdiri tegak lagi.
BAZNAS Sidoarjo — Mewujudkan Keadilan, Menghidupkan Harapan.
BERITA08/08/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo dan Bupati Turun Langsung Sidak RTLH, Dua Rumah Warga Simogirang Segera Direnovasi
Air mata haru mengalir dari mata Sundusin saat Bupati Subandi memastikan rumahnya yang ambruk sejak 2017 akan segera diperbaiki
SIDOARJO - Momentum bersejarah terjadi di Desa Simogirang, Kecamatan Prambon, ketika BAZNAS Kabupaten Sidoarjo bersama Bupati H. Subandi SH, M.Kn melakukan inspeksi mendadak (sidak) program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) pada Kamis (7/8/2025). Kehadiran langsung pemimpin daerah ini menandai komitmen serius pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan struktural yang masih mengakar di tengah masyarakat.
Tim solid yang terdiri dari Dinas Sosial, M Chasbiz Salju Sodar (Gus Jazuk) selaku Ketua BAZNAS Sidoarjo, Gus Mahbub, Dani Prabowo, Achmad Richi, Minan, Camat Prambon, Bintang Sri Wahyuni (TKSK Prambon), dan Kepala Desa Simogirang Chusnul Chuluq turun langsung menyaksikan kondisi memprihatinkan dua rumah warga yang menjadi sasaran program RTLH.
Kunjungan pertama ke kediaman Bapak Sundusin (65) menghadirkan pemandangan yang memilukan. Penjual es tebu yang telah mengungsi di rumah saudaranya sejak rumahnya ambruk pada tahun 2017 ini menunjukkan ketangguhan luar biasa dalam menghadapi cobaan hidup. "Rumah saya rusak sejak tahun 2017. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Bapak Subandi karena akhirnya rumah ini akan diperbaiki. Ini seperti mimpi bagi saya," tuturnya sambil menitikkan air mata.
Kondisi tidak kalah memprihatinkan ditemukan di rumah Mas Mufid (52), seorang kuli bangunan yang tinggal bersama orangtua dan istri. Atap yang bocor di seluruh bagian rumah, kayu-kayu yang sudah lapuk, dan ketiadaan fasilitas sanitasi dasar seperti jamban menggambarkan ironi profesi yang membangun rumah orang lain namun tidak mampu memperbaiki rumah sendiri.
"Melihat langsung kondisi di lapangan, kami bersama BAZNAS akan segera merenovasi rumah Pak Mufid dan Pak Sundusin bulan ini. Prioritas utama adalah perbaikan atap dan pembangunan jamban sehat. Kami ingin mereka segera tinggal di rumah yang lebih layak dan aman," tegas Abah Subandi, sapaan akrab Bupati Sidoarjo.
Ketua BAZNAS Sidoarjo, Gus Jazuk, menegaskan komitmen lembaga filantropi dalam program transformasi sosial ini. "BAZNAS tidak hanya fokus pada distribusi zakat, tetapi juga menjadi agen perubahan yang bekerja dengan hati nurani. Sidak hari ini membuktikan bahwa kita hadir bukan hanya memberi, tetapi memberikan kehadiran yang bermakna dan transformatif bagi masyarakat yang membutuhkan," ungkapnya.
Program RTLH melalui BAZNAS Sidoarjo ini menjadi bagian integral dari strategi Pemkab dalam mempercepat pengentasan kemiskinan, khususnya di wilayah pedesaan. Pendekatan holistik yang tidak hanya memperbaiki fisik bangunan tetapi juga memulihkan martabat dan harapan para penerima manfaat menjadi ciri khas program ini.
Renovasi kedua rumah akan segera dimulai bulan ini dengan fokus utama perbaikan atap dan pembangunan fasilitas sanitasi yang layak. Langkah cepat tanggap ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas instansi dalam memastikan setiap warga miskin mendapatkan hak atas tempat tinggal yang layak dan bermartabat.
BERITA07/08/2025 | sudrab
Rumah Baru, Harapan Baru: Kolaborasi BAZNAS Sidoarjo Pulihkan Hunian Penyintas TBC Kompleks
SIDOARJO – Sebuah rumah yang hangat dan aman. Itulah hadiah terbaik bagi keluarga Putut Darmono di Desa Gelang, Tulangan, yang selama ini berjuang di tengah keprihatinan. Kisah mereka menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi tulus mampu mengubah hidup, terutama bagi Chaela (19), sang putri yang berjuang melawan tiga jenis tuberkulosis sekaligus.
Saat Keprihatinan Menyentuh Hati
Masih segar dalam ingatan, Jumat (11/7/2025) itu. Kabar warga yang sakit parah membuat Bupati Subandi langsung menyambangi rumah kecil keluarga Putut. Yang ia temukan menyentuh hati: Chaela terbaring lemah melawan peritonitis TB, meningitis TB, dan TB paru – sementara rumah mereka sendiri memperparah kondisinya. Dinding yang bolong, atap bocor, dan udara pengap membuat setiap napas terasa berat.
"Kondisi ini sungguh tak mendukung kesembuhannya," ujar dr. Lakshmi Herawati dari Dinas Kesehatan, suara lirih penuh kepedulian. Tak hanya obat, ia menekankan pentingnya dukungan menyeluruh: "Kami juga memastikan nutrisi Chaela terpenuhi dan keluarganya mendapat pendampingan. Mereka perlu kuat secara fisik dan mental untuk merawatnya di rumah."
"Rumah ini harus segera diperbaiki," tekadnya menguat.
Tangan-Tangan Kebaikan yang Bergerak
Desakan itu menjadi panggilan bagi BAZNAS Sidoarjo. Dengan cermat, mereka mengubah rekomendasi medis menjadi tindakan nyata. Dinding yang berlubang ditutup rapat, atap yang bocor diganti baru, dan jendela-jendela dibuka agar cahaya dan udara segar mengalir bebas – menciptakan ruang penyembuhan yang layak untuk Chaela.
Selasa (5/8/2025) pun menjadi hari yang berbeda. Achmad Richi dari BAZNAS datang dengan senyum lebar, menggendong Berita Acara Serah Terima (BAST) sekaligus harapan baru. "Lihatlah perubahan ini," ujarnya sapa menunjuk ruang yang terang benderang. "Udara bersih dan sinar matahari kini menjadi sahabat Chaela. Ini bukan sekadar rumah, tapi tempat dimana harapan kesembuhannya disemai."
Air Mata Syukur di Ambang Pintu
Pak Putut dan istrinya tak kuasa menahan haru. Jari-jarinya menyentuh dinding yang kini kokoh, matanya menatap atap yang tak lagi mengancam bocor. "Alhamdulillah..." bisiknya parau, air mata menetes. "Tak ada lagi rembesan saat hujan, tak ada banjir yang menggenangi lantai. Kini, kami bisa fokus merawat Chaela dengan tenang."
"Terima kasih sudah mengembalikan kehangatan untuk anak kami," ucapnya, suara bergetar penuh makna.
Jejak Kolaborasi yang Menyentuh Hati
Kisah keluarga kecil di Tulangan ini menyimpan pelajaran berharga: ketika kepedulian pemerintah, kompetensi tenaga kesehatan, dan keikhlasan filantropi bersatu, yang lahir bukan sekadar bangunan fisik. Tapi ruang hidup yang memulihkan harga diri, menguatkan semangat juang, dan merajut kembali harapan yang sempat pudar.
"Rumah ini kini menjadi simbol perjuangan bersama," pungkas Achmad Richi, matanya juga berkaca. "Setiap jendela yang terbuka, setiap sinar yang masuk, adalah doa kami untuk kesembuhan Chaela."
Di sudut rumah yang baru, cahaya matahari menyentuh lantai bersih – menghangatkan ruangan, sekaligus menghangatkan hati yang tak pernah menyerah.
BERITA06/08/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Temukan Kondisi Memprihatinkan Dalam Assesment RTLH Bulan Agustus
SIDOARJO – Kondisi rumah tidak layak huni (RTLH) di Kabupaten Sidoarjo masih menunjukkan realitas yang memprihatinkan. Assesment yang dilaksanakan BAZNAS Kabupaten Sidoarjo pada Selasa (5/8/2025) mengungkap fakta mengejutkan tentang kondisi hunian mustahik yang jauh dari standar kelayakan.
"Kami menemukan kondisi yang sangat memprihatinkan di lapangan. Rumah-rumah yang kami survei mayoritas mengalami kerusakan struktural parah, terutama pada bagian atap yang hampir ambruk," ungkap Achmad Richi, penanggung jawab Assesment BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, saat ditemui di lokasi salah satu sasaran.
Assesment yang melibatkan tim gabungan BAZNAS, vendor, dan perangkat desa ini mengunjungi delapan lokasi yang tersebar di berbagai kecamatan. Temuan paling mengejutkan diperoleh dari rumah mendiang Ibu Sumiasih di Desa Kupang, Kecamatan Jabon, yang kini ditempati anaknya berusia 35 tahun.
"Kondisi rumah ini benar-benar tidak layak huni. Atap hampir ambruk, kayu sudah lapuk, lantai masih tanah, bahkan tidak memiliki fasilitas sanitasi sama sekali," lanjut Richi dengan nada prihatin.
Kasus serupa ditemukan pada rumah Bapak Sunardi, seorang duda berusia 72 tahun di Desa Waruberon, Kecamatan Balongbendo. Sebagai petani yang hidup sendiri, ia terpaksa menempati rumah bambu dengan lantai tanah dan tanpa kamar mandi.
Kerusakan atap menjadi masalah dominan yang ditemukan di hampir semua lokasi survey. Bapak Royani (65) di Desa Jabaran, Kecamatan Balongbendo, bahkan terpaksa melapisi seluruh atap rumahnya dengan terpal dan plastik untuk menghindari kebocoran saat hujan.
"Situasi ini sangat memilukan. Bapak Royani adalah mantan pasukan kuning yang kini sudah tidak bisa bekerja lagi. Faktor ekonomi membuatnya tidak mampu memperbaiki rumah yang sudah reot," jelas Richi sambil menunjukkan dokumentasi kondisi rumah.
Di Desa Candipari Porong, tim menemukan rumah Bapak Suprapto yang tidak memiliki pintu dan jendela sama sekali. Sebagai tukang bangunan yang sudah tujuh bulan tidak bisa bekerja karena sakit lambung dan diabetes, keluarga ini hidup dalam ketidakpastian dengan ancaman banjir setiap kali hujan turun.
Kondisi paling miris ditemukan pada rumah Ibu Laila di desa yang sama. "Rumahnya hanya berupa ruangan persegi tanpa sekat, berdekatan dengan kamar mandi, dan tidak memiliki jamban. Bayangkan, lima orang tinggal dalam satu ruangan seperti itu," ujar Richi dengan suara bergetar.
Assesment ini juga mengungkap profil sosial ekonomi penerima manfaat yang mayoritas bekerja di sektor informal dengan penghasilan tidak tetap. Mulai dari buruh tani, juru parkir, pekerja serabutan, hingga buruh pembersih usus ayam seperti Bapak Priyanto di Desa Gelang Tulangan.
"Data yang kami kumpulkan akan menjadi dasar prioritas program renovasi dan pembangunan ulang. Rumah-rumah dengan kondisi kritis seperti milik mendiang Ibu Sumiasih dan Bapak Sunardi akan mendapat penanganan segera," tegas Richi.
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo berkomitmen melakukan monitoring berkelanjutan untuk memastikan program bantuan tepat sasaran dan memberikan dampak nyata bagi peningkatan kualitas hidup mustahik.
BERITA06/08/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Perkuat Tiga Pilar Optimalisasi melalui Rakorda 2025
Sidoarjo, 6 Agustus 2025 – Ballroom Flamboyan Fave Hotel Sidoarjo menjadi saksi komitmen ratusan Unit Pengelola Zakat (UPZ) dalam mengoptimalkan pengelolaan dana filantropi di Kabupaten Sidoarjo. Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo 2025 resmi dibuka oleh Asisten 1 Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Mohammad Ainur Rahman, AP., M.Si., dengan pesan mendalam tentang hakikat syukur dan berbagi.
Dalam sambutannya yang penuh makna, Mohammad Ainur Rahman membuka suasana dengan pertanyaan sederhana namun filosofis kepada peserta yang mayoritas merupakan bendahara gaji dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan kecamatan se-Kabupaten Sidoarjo: "Apakah hari ini sudah menerima TPP?" Ketika peserta serempak menjawab belum, beliau menggunakan momen tersebut sebagai "pancingan" untuk menyadarkan nilai nikmat yang sesungguhnya.
"Nikmat yang kita peroleh sejatinya jauh lebih besar dari sekadar pencairan TPP. Bisa bangun malam untuk sholat tahajud, atau dapat menunaikan sholat subuh berjamaah, adalah karunia luar biasa dari Allah SWT yang harus disyukuri," tegas Mohammad Ainur Rahman. Beliau menekankan bahwa salah satu wujud syukur tersebut adalah melalui amalan Zakat, Infak, dan Sedekah.
Apresiasi khusus diberikan kepada BAZNAS Kabupaten Sidoarjo yang telah menjadi fasilitator amal jariyah bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN), sehingga semangat berbagi dan kepedulian sosial dapat terjaga berkelanjutan serta membawa keberkahan bagi masyarakat Sidoarjo.
Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Azis Salju Sodar yang akrab disapa Gus Jazuk, dalam prakata acara menegaskan visi strategis organisasi melalui tiga pilar fundamental. "Misi BAZNAS Sidoarjo bertumpu pada tiga pilar utama: pertama Optimalisasi Pengelolaan, kedua Optimalisasi Pelayanan, dan ketiga Optimalisasi Pendayagunaan," ungkap Gus Jazuk dengan tegas.
Rakorda yang dihadiri ratusan UPZ dari berbagai lini ini mencakup satuan pendidikan SMP, OPD kewilayahan tingkat kecamatan, hingga instansi kedinasan. Antusiasme peserta terlihat jelas saat sesi diskusi panel berlangsung, di mana seluruh pimpinan BAZNAS Sidoarjo terlibat aktif dalam dialog konstruktif dengan peserta.
Momentum ini menjadi penting mengingat peran strategis UPZ sebagai ujung tombak pengelolaan dana filantropi di tingkat grassroot. Melalui optimalisasi pengelolaan, BAZNAS Sidoarjo berkomitmen meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengumpulan dana ZIS-DSKL (Zakat, Infak, Sedekah, Dana Sosial Keagamaan Lainnya).
Aspek pelayanan menjadi fokus kedua, di mana BAZNAS Sidoarjo terus berinovasi dalam memberikan kemudahan akses bagi muzakki maupun mustahik. Sementara pendayagunaan dana difokuskan pada program-program strategis yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Sidoarjo.
Tekad kolektif yang terpancar dari rakorda ini menegaskan komitmen bersama untuk mewujudkan BAZNAS Sidoarjo yang semakin optimal dalam menjalankan amanah pengelolaan dana filantropi. Dengan sinergi yang solid antara pimpinan BAZNAS dan para UPZ, diharapkan ekosistem zakat di Sidoarjo dapat memberikan kontribusi maksimal bagi pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
BERITA06/08/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Terobosan Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan Krian
SIDOARJO - Dalam langkah revolusioner menuju kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan, BAZNAS Kabupaten Sidoarjo berhasil melaksanakan program distribusi bantuan komprehensif yang memukau di Kecamatan Krian, Rabu (30/7/2025). Program ambisius ini tidak sekadar menyalurkan bantuan, melainkan menciptakan ekosistem pemberdayaan yang memadukan kekuatan spiritual dan ekonomi kerakyatan.
Sinergi Revolusioner: Dari Musholla hingga UMKM
Tim distribusi unggulan yang dipimpin Herex Syaifuddin dan Rita Defani, bersama mahasiswa magang Mar'a dan Raisa, menunjukkan dedikasi luar biasa dalam mengeksekusi misi mulia ini. Perjalanan dimulai dari Balai Desa Tambak Kemerakan, di mana bantuan renovasi musholla diserahkan dalam suasana khidmat yang melibatkan Kepala Desa Bambang, seluruh perangkat desa, dan takmir setempat.
"Ini bukan sekadar renovasi bangunan, tetapi investasi spiritual yang akan memberikan dampak mendalam bagi kehidupan masyarakat," tegas anggota tim distribusi dengan penuh keyakinan.
Transformasi Ekonomi Keluarga melalui Pemberdayaan UMKM
Momentum pemberdayaan ekonomi menjadi sorotan utama ketika tim melanjutkan kunjungan ke Desa Ponokawan. Pak Sandi, pengusaha pentol bakar keliling yang penuh semangat, menerima bantuan modal UMKM setelah melewati proses assessment ketat yang mempertimbangkan potensi pengembangan usaha dan komitmen jangka panjang.
Perjalanan berlanjut ke rumah Ibu Sartini di Desa Barengkrajan, sosok inspiratif yang menjalankan usaha toko kelontong dan otak-otak ikan dengan tekad membaja. "Bantuan ini seperti angin segar yang memberikan harapan baru bagi keluarga kami. Kami berkomitmen penuh untuk mengembangkan usaha ini demi masa depan yang lebih cerah," ungkap Ibu Sartini dengan mata berkaca-kaca penuh syukur.
Gelombang Apresiasi dan Komitmen Berkelanjutan
Antusiasme luar biasa terpancar dari seluruh penerima bantuan yang menyampaikan apresiasi mendalam atas terobosan program BAZNAS Sidoarjo. Mereka tidak hanya berterima kasih, tetapi juga memberikan komitmen bulat untuk memanfaatkan bantuan sesuai peruntukan dan mengembangkan usaha secara berkelanjutan.
Koordinasi impresif antara tim BAZNAS dengan perangkat desa menciptakan sinergi yang memastikan ketepatan sasaran dan transparansi total dalam penyaluran bantuan. Hal ini menjadi bukti nyata penerapan prinsip amanah dalam pengelolaan dana zakat, infaq, dan sedekah masyarakat.
Sistem Monitoring Canggih untuk Keberlanjutan Optimal
BAZNAS Sidoarjo telah menyiapkan sistem monitoring berkelanjutan yang revolusioner untuk menjamin efektivitas maksimal bantuan yang disalurkan. Tim melakukan dokumentasi komprehensif dan pencatatan koordinat lokasi dengan presisi tinggi untuk keperluan evaluasi mendalam dan tindak lanjut program yang sistematis.
"Program ini merupakan manifestasi komitmen jangka panjang BAZNAS Sidoarjo dalam memberdayakan masyarakat secara holistik. Kami akan melakukan monitoring intensif untuk memastikan setiap rupiah bantuan memberikan dampak positif yang berkelanjutan dan bermakna," tegaskan tim distribusi dengan penuh determinasi.
Program distribusi bantuan di Kecamatan Krian ini berhasil menciptakan model pengembangan masyarakat yang revolusioner, memadukan dimensi spiritual dan ekonomi untuk melahirkan kesejahteraan hakiki yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan dampak transformatif yang luar biasa.
BERITA01/08/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Berikan Bantuan Sosial untuk Keluarga Wahyu: Wujud Nyata Keadilan Restoratif
SIDOARJO - Partisipasi BAZNAS Sidoarjo berikan bantuan sosial menjadi pelengkap sempurna dari penerapan keadilan restoratif yang menggema di Kejaksaan Negeri Sidoarjo. Dalam momentum bersejarah yang melibatkan Moch. Wahyu Febri Ardiansyah dan korbannya Zainal Arifin, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo melalui Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memberikan bantuan sosial berupa biaya hidup serta bantuan permakanan bagi 4 orang keluarga selama 6 bulan ke depan.
Bantuan BAZNAS Sidoarjo ini secara simbolis diserahkan Bupati Sidoarjo H. Subandi, SH. M.Kn., menandakan komitmen serius pemerintah daerah dalam mengimplementasikan program keadilan yang tidak hanya berhenti pada pengampunan hukum, tetapi berlanjut pada pemulihan sosial-ekonomi berkelanjutan. "Ini adalah bentuk keadilan yang menyentuh hati," tegas Bupati Subandi.Kamis(31/7).
Wahyu, karyawan toko stiker di Desa Wage yang menjual motor majikan untuk biaya pengobatan ibunya dan melunasi kos, kini mendapat dukungan komprehensif dari berbagai institusi. Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara dengan tanggung jawab merawat ibu sakit dan dua adik berkebutuhan khusus, bantuan ini sangat berarti bagi stabilitas keluarganya.
Bantuan BAZNAS tidak hanya berupa dukungan finansial, tetapi juga paket nutrisi yang akan membantu keluarga Wahyu menjalani kehidupan lebih layak selama masa pemulihan. Program bantuan 6 bulan ini dirancang memberikan stabilitas ekonomi sementara Wahyu menjalankan tugas barunya sebagai petugas kebersihan di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo.
Kolaborasi antara Kejaksaan Negeri Sidoarjo, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, DLHK Sidoarjo, dan BAZNAS Sidoarjo menciptakan ekosistem dukungan komprehensif. Sinergi ini menjadi model ideal bagaimana berbagai institusi dapat bekerja sama mengatasi akar permasalahan kejahatan berlatar belakang kemiskinan.
Dr. Kuntadi, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, menekankan bahwa "Penegakan hukum harus memberikan makna dan manfaat bagi masyarakat." Bantuan BAZNAS menjadi manifestasi nyata filosofi ini, di mana keadilan tidak hanya diartikan sebagai penghukuman, tetapi sebagai upaya rehabilitasi dan pemberdayaan.
Partisipasi aktif BAZNAS dalam kasus ini membuktikan lembaga zakat dapat berperan vital dalam program keadilan restoratif. Dengan mengintegrasikan dana zakat untuk kepentingan sosial lebih luas, BAZNAS berkontribusi dalam program pembangunan karakter dan rehabilitasi sosial.
Zainal Arifin, korban yang memaafkan Wahyu, sebelumnya menyatakan: "Setelah tahu beban hidup Wahyu, saya merasa tidak pantas menghancurkan masa depannya." Pengampunan ini kini diperkuat dengan dukungan sistemik dari berbagai lembaga.
Partisipasi BAZNAS menyampaikan pesan kuat bahwa setiap individu yang khilaf masih memiliki hak mendapatkan kesempatan kedua dengan dukungan sistem yang tepat. Model pendekatan ini diharapkan dapat menjadi rujukan kasus serupa di masa mendatang, membuktikan keadilan sejati adalah keadilan yang memulihkan, bukan menghancurkan.
BERITA01/08/2025 | sudrab
Dari Pematang Tambak ke Kursi Roda: Misi Kemanusiaan BAZNAS Sidoarjo untuk Pak Ngatemo
SIDOARJO - Dalam rentang waktu satu minggu, BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa jarak dan medan sulit bukan penghalang untuk menjangkau mereka yang membutuhkan. Sebuah perjalanan kemanusiaan yang dimulai dari assessment di lokasi terpencil, kini berujung pada penyaluran bantuan komprehensif bagi Pak Ngatemo, penderita stroke yang terisolasi di Dusun Kedungsari, Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi.
Rabu, 23 Juli 2025, Ketua BAZNAS Sidoarjo M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk) bersama tim menerobos jalur sempit pematang tambak menggunakan sepeda motor. Perjalanan 9 kilometer dari balai desa menuju rumah Pak Ngatemo menjadi saksi komitmen lembaga dalam menjangkau mustahik di area terpencil yang hanya bisa diakses kendaraan roda dua.
"Dia hanya bisa menelan susu dan sereal lewat selang," ujar Gus Jazuk saat menemukan kondisi pria 68 tahun yang terbaring tak berdaya akibat stroke sejak 8 bulan lalu. Di balik dinding bambu yang reyot, tim menyaksikan realita pilu keluarga yang bergantian merawat tanpa alat medis memadai. Meski telah menerima bantuan PKH, kebutuhan dasar seperti pampers dan nutrisi khusus masih jauh dari cukup.
Tantangan berlipat ketika tim menemukan kondisi tanah irigasi yang tidak memungkinkan rumah untuk direhab melalui program BAZNAS Sidoarjo. Namun hal ini tidak menyurutkan tekad. "Kami tak bisa biarkan martabatnya terkikis hanya karena lokasi terpencil," tegas Gus Jazuk setelah berdialog intensif dengan keluarga.
Dari dinding rumah yang lapuk, lahir rencana aksi konkret yang terealisasi tepat seminggu kemudian. Rabu, 30 Juli 2025, pukul 09:00-10:30 WIB, tim BAZNAS Sidoarjo kembali melakukan perjalanan ke lokasi yang sama untuk menyalurkan bantuan hasil assessment.
Kegiatan distribusi melibatkan koordinasi solid antara M. Sofwan, Hamdani, dan Syukron Inam dari BAZNAS, bersama dengan Pak Masduqi (Kesra Desa), Pak Kasun, Bu RT, serta keluarga penerima manfaat. Bantuan yang disalurkan berupa biaya kesehatan dan satu unit kursi roda untuk membantu mobilitas Pak Ngatemo, sesuai dengan hasil pemeriksaan Puskesmas yang telah memberikan tambahan asupan susu dan obat-obatan.
Sebagai bentuk kepedulian tambahan, Mas Sulaeman dari BAZNAS Jatim turut berkontribusi dengan menyumbangkan 4 pcs Cereal Quackers untuk melengkapi kebutuhan nutrisi keluarga. Penyerahan bantuan ini menjadi wujud nyata dari semangat solidaritas sosial dan komitmen lembaga dalam menghadirkan solusi komprehensif.
Aksi nyata BAZNAS Sidoarjo ini membuktikan bahwa pelayanan terhadap mustahik tidak mengenal batas geografis. Dari assessment hingga penyaluran bantuan, setiap langkah dilakukan dengan pendekatan yang terstruktur dan berkelanjutan, memastikan setiap mustahik mendapat hak dan martabat yang layak, di manapun mereka berada.
BERITA31/07/2025 | sudrab
Jejak Hati Amil BAZNAS Sidoarjo: Ketika Kursi Roda Menjadi Jembatan Harapan
Sidoarjo - "Ada momen ketika hati berbicara lebih keras dari segala protokol," kenang Rita Defani, amil BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, saat menceritakan perjalanannya yang tak terlupakan pada Selasa, 29 Juli 2025. Bersama Hafidz Syaifuddin dan dua mahasiswa magang, Raisa serta Gea, ia memulai hari dengan misi yang sederhana namun penuh makna: menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
Tetesan Keikhlasan di Desa Wage
Pukul 10.05 WIB, langkah pertama Rita membawanya ke sebuah rumah sederhana di Desa Wage, Kecamatan Taman. Di sana, ia bertemu dengan Bu Mustiah, seorang perempuan berusia 69 tahun yang memancarkan ketabahan meski didera berbagai cobaan hidup.
"Ketika saya melihat Bu Mustiah merawat Deny Pramono, putranya yang mengalami disabilitas sejak kecelakaan 2010, hati saya tersentuh mendalam," ungkap Rita dengan mata berkaca-kaca. "Bagaimana tidak, sang istri telah pergi, namun kasih ibu tak pernah surut."
Yang paling mengharukan bagi Rita adalah menyaksikan bagaimana tetangga sekitar dengan tulus membantu kebutuhan makan sehari-hari keluarga kecil ini. "Inilah wajah Indonesia yang sesungguhnya," katanya. "Di tengah kesulitan, masih ada tangan-tangan yang terulur dengan ikhlas."
Rita menyerahkan kursi roda yang sangat dibutuhkan oleh Deny Pramono. "Bukan sekadar alat bantu," refleksinya, "tapi simbol harapan untuk kembali merasakan dignitas dan kemandirian."
Inspirasi dari Desa Waru
Perjalanan kedua membawa Rita ke Desa Waru pukul 10.51 WIB, tempat ia bertemu dengan sosok yang mengubah perspektifnya tentang keterbatasan. Bapak Mujiadi, penyandang disabilitas pada kedua kaki, telah menjalankan usaha jahit sejak 2010 dengan omset bulanan mencapai satu juta rupiah.
"Subhanallah, saya yang normal saja kadang mengeluh, tapi beliau dengan keterbatasan fisik justru menginspirasi," cerita Rita sambil mengagumi semangat Pak Mujiadi. "Tangan-tangannya yang terampil menjahit tidak hanya kain, tapi juga harapan untuk keluarganya."
Kehadiran Pak Slamet selaku Sekdes turut memperkuat momen bersejarah ini, menunjukkan sinergi antara BAZNAS dan pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.
Refleksi Seorang Amil
Sepulang dari perjalanan yang menguras emosi, Rita merenungkan makna di balik setiap langkah yang dilaluinya. "Hari ini saya belajar bahwa memberikan bantuan bukan hanya tentang menyerahkan materi," katanya. "Tapi tentang menyalurkan harapan, mengakui perjuangan, dan membangun jembatan kemanusiaan."
Bagi Rita, melibatkan mahasiswa magang seperti Raisa dan Gea dalam kegiatan ini memiliki nilai edukatif yang luar biasa. "Mereka bisa belajar langsung tentang realitas kehidupan dan pentingnya kepedulian sosial," jelasnya.
Dua kontras yang ia temui hari itu - keluarga Bu Mustiah yang membutuhkan dukungan penuh, dan Pak Mujiadi yang menunjukkan kemandirian luar biasa - memberikan pembelajaran berharga bahwa setiap bantuan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi masing-masing penerima.
"BAZNAS bukan hanya penyalur bantuan," tutup Rita dengan penuh keyakinan, "tapi mitra dalam membangun kehidupan yang bermartabat bagi seluruh masyarakat."
BERITA29/07/2025 | sudrab
Jejak Langkah Kepedulian: Perjalanan Amil BAZNAS Sidoarjo Menyentuh Hati
Sidoarjo - Pagi itu, Selasa 29 Juli 2025, matahari baru saja menyingsing ketika M. Sofwan dan Syukron, dua amil BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, memulai perjalanan mereka yang penuh makna. Dengan hati yang tulus dan tas berisi harapan, mereka bersiap untuk menjadi jembatan antara kebaikan para muzaki dan kebutuhan mendesak saudara-saudara yang memerlukan uluran tangan.
Tetesan Air Mata di Desa Tenggulungulan
Perjalanan pertama membawa mereka ke Desa Tenggulungulan RT 16/06, tepat pukul 10.30. Di rumah sederhana yang berdinding kayu lapuk, mereka bertemu dengan Ibu Farin Dania, seorang perempuan berusia 33 tahun yang tengah menjalani cobaan hidup yang berat.
"Ketika saya melihat beliau berbaring lemah di tempat tidur, hati saya tersentuh dalam," kenang M. Sofwan dengan suara bergetar. "Kanker otak yang dideritanya telah mengubah hidup keluarga kecil ini sepenuhnya."
Hampir setahun lamanya, Ibu Farin merasakan pandangan kabur dan nyeri kepala yang tak kunjung hilang. Tiga kali operasi telah dijalaninya sejak 13 Januari 2025, namun perjuangan untuk sembuh masih terus berlanjut. Di sampingnya, dua anak kecil tetap setia mendampingi - sang sulung yang masih bersekolah dan si bungsu yang baru berusia setahun.
"Yang paling menyentuh , walaupun suaminya, seorang kuli bangunan, dan mengatakan bahwa mereka hanya mengandalkan KIS untuk pengobatan," tambah Syukron sambil menahan haru. "Namun mata mereka masih berbinar dengan harapan ketika kami menyampaikan bantuan biaya pengobatan."
Kekuatan di Balik Kesederhanaan
Perjalanan berlanjut ke Desa Kludan, Tanggulangin, pukul 11.00. Di sana, mereka menemukan sosok Ibu Farmasi Asri Novalia, seorang buruh jahit yang menjadi tulang punggung keluarga. Tangan-tangannya yang terbiasa menjahit kain, kini menjahit harapan untuk masa depan yang lebih baik.
"Beliau tidak pernah mengeluh meski harus bekerja keras setiap hari," ujar M. Sofwan dengan penuh kekaguman. "Keteguhan hatinya mengajarkan kami tentang arti keikhlasan dalam berjuang."
Bantuan biaya hidup yang diserahkan kepada orang tua Ibu Farmasi diterima dengan senyuman tulus yang tak akan pernah terlupakan oleh kedua amil tersebut.
Inspirasi dari Keterbatasan
Masih di lokasi yang sama, Gagang Panjang Tanggulangin, mereka bertemu dengan Lailul Ramadhan, pemuda 32 tahun yang membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak pernah menjadi penghalang untuk berkarya. Meskipun mengalami tuna daksa, semangat hidupnya justru menyala lebih terang.
"Mas Lailul ini luar biasa," cerita Syukron dengan mata berbinar. "Tidak hanya menjalankan toko sembako, tetapi juga membantu mengajar di SLB Lebih Sidoarjo. Sambil itu, dia masih melanjutkan sekolah. Siapa yang tidak terispirasi melihat semangatnya?"
Bantuan modal usaha yang diberikan kepada orang tuanya diharapkan dapat menjadi katalis untuk mengembangkan usaha yang telah dirintisnya dengan penuh perjuangan.
Kehangatan untuk Sang Bijaksana
Kunjungan terakhir membawa mereka kepada Ibu Morotin, seorang nenek berusia 75 tahun yang telah melewati berbagai lika-liku kehidupan. Dalam keriput wajahnya tersimpan ribuan cerita, dalam langkahnya yang mulai goyah tersimpan pengalaman hidup yang tak ternilai.
"Melihat beliau di usia senja masih harus berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari, kami merasa harus berbuat lebih banyak," ungkap M. Sofwan dengan penuh empati.
Refleksi Perjalanan
Sepulang dari perjalanan yang menguras emosi tersebut, kedua amil BAZNAS ini merenungkan makna di balik setiap langkah yang mereka tempuh. "Setiap rumah yang kami kunjungi adalah sekolah kehidupan," refleksi Syukron. "Mereka tidak meminta belas kasihan, tetapi menunjukkan kekuatan luar biasa dalam menghadapi cobaan."
M. Sofwan menambahkan, "Kami bukan hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga menyemai harapan dan memperkuat ikatan persaudaraan. Setiap senyuman yang terpancar dari wajah para penerima bantuan menjadi energi baru bagi kami untuk terus melayani."
Perjalanan ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap nominal bantuan yang disalurkan, terdapat kisah kemanusiaan yang mendalam. BAZNAS Kabupaten Sidoarjo terus berkomitmen menjadi jembatan kebaikan, menghubungkan hati para muzaki dengan kebutuhan nyata masyarakat yang memerlukan uluran tangan.
BERITA29/07/2025 | sudrab
Bareng Bupati, BAZNAS Sidoarjo Kunjungi RTLH di Kecamatan Tarik
Dalam wujud nyata kepedulian terhadap warga kurang mampu, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo kembali menggelar kegiatan survei dan kunjungan langsung ke Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kecamatan Tarik, Senin (28/7/2025). Yang istimewa, kegiatan ini diikuti langsung oleh Bupati Sidoarjo, H. Subandi, S.H., M.Kn., bersama Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk), menunjukkan sinergi kuat antara lembaga zakat dan pemerintah daerah dalam menangani kemiskinan struktural.
Didampingi Anggota DPRD Sidoarjo M. Nizar, Wakil Ketua BAZNAS Drs. H. Ilhamuddin, perwakilan Dinas Sosial, serta jajaran perangkat desa, rombongan menyusuri pemukiman warga untuk melihat langsung kondisi kehidupan masyarakat yang masih tinggal di rumah tidak layak huni. Kunjungan ini bukan sekadar formalitas, tetapi upaya tulus untuk mendengar, menyentuh, dan merasakan langsung beban yang dirasakan oleh warga terdampak.
Kunjungan pertama membawa tim ke rumah Ibu Sulikah (86), warga Dusun Gading, Desa Mindugading. Lansia yang hidup mandiri ini tinggal di gubuk kecil berdinding bambu dengan lantai tanah. Ruangannya sempit, menyatukan dapur, tempat tidur, dan ruang makan. Meski memiliki anak yang tinggal berdekatan, Ibu Sulikah memilih tidak tinggal bersama demi tidak menambah beban keluarga, terlebih anaknya tengah mengalami gangguan mental pasca-perceraian. “Saya masih kuat, tidak mau merepotkan,” ujarnya lirih, membuat hati semua yang hadir terenyuh.
Di Desa Singogalih, tim bertemu Bapak Slamet Agus Siswanto, pekerja serabutan yang sejak lama bermimpi memiliki rumah layak. Ia bahkan sempat mengumpulkan material sedikit demi sedikit, namun pandemi menghancurkan harapan itu. Penghasilan menurun drastis, dan rumah yang ditinggali kini rusak parah—atap bocor, dinding roboh, dan lantai yang tidak rata. “Dulu saya pikir bisa selesai sendiri, tapi ternyata hidup tidak selalu sesuai rencana,” katanya dengan senyum getir.
Tidak hanya melakukan peninjauan, tim juga melanjutkan survei progres perbaikan RTLH di rumah Bapak Uripan (71), warga Desa Prambon. Lansia yang sehari-hari mengais rezeki dari kardus bekas ini tinggal bersama istrinya di rumah dengan atap reot dan kamar mandi tanpa penutup. BAZNAS akan merealisasikan bantuan perbaikan rumah pada Agustus 2025 sebagai bagian dari program pemberdayaan dan pemulihan kualitas hidup.
Bupati Subandi menyampaikan, kunjungan ini menjadi pengingat bahwa pembangunan tidak hanya diukur dari infrastruktur megah, tapi juga dari kesejahteraan masyarakat paling bawah. “Kita harus hadir di tengah mereka yang terpinggirkan. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Gus Jazuk menambahkan, program RTLH BAZNAS bukan sekadar memperbaiki rumah, tapi memulihkan martabat dan harapan. “Zakat harus menyentuh kehidupan nyata. Setiap rupiah yang dikumpulkan harus kembali untuk kemanusiaan yang paling membutuhkan.”
Dengan pendekatan empatik dan kolaborasi lintas sektor, BAZNAS Sidoarjo terus membuktikan bahwa zakat bisa menjadi kekuatan transformatif. Karena di balik dinding yang retak, ada keluarga yang masih mempercayai adanya kebaikan.
BERITA28/07/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Berpartisipasi dalam Peringatan Hari Anak Nasional 2025
SIDOARJO - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo turut berpartisipasi aktif dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 yang berlangsung di Kampung Lali Gadget, Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Senin (28/7/2025). Kehadiran BAZNAS ditandai dengan pemberian santunan kepada puluhan anak yatim sebagai wujud komitmen lembaga filantropi Islam ini dalam melindungi dan memberdayakan generasi penerus bangsa.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P3AKB) Kabupaten Sidoarjo ini dikemas dengan konsep nostalgia melalui berbagai permainan tradisional masa lalu yang dihadirkan dengan penuh keceriaan. Bupati Sidoarjo H. Subandi didampingi istri selaku Ketua TP PKK Kabupaten Sidoarjo, Hj. Sriatun Subandi, hadir dalam acara peringatan tersebut.
Dalam sambutannya, Bupati Subandi menyampaikan bahwa generasi muda merupakan kekayaan utama negara dan calon pemimpin masa depan yang wajib mendapat perlindungan komprehensif. Beliau menggarisbawahi urgensi terpenuhinya hak-hak anak serta pentingnya melindungi mereka dari berbagai bentuk ancaman, baik yang bersifat fisik maupun dalam ranah digital.
"Generasi muda adalah kekayaan paling berharga bagi bangsa ini. Mereka merupakan bibit-bibit harapan masa depan yang harus kita pastikan terjamin hak-haknya dan mendapat perlindungan optimal," tegas Bupati Subandi.
Kepala daerah tersebut mengakui masih terdapat berbagai permasalahan yang mengancam anak-anak dewasa ini, seperti tindak kekerasan, pelecehan seksual, praktik perkawinan usia dini, serta dampak buruk kemajuan teknologi digital termasuk ketergantungan pada permainan daring dan aktivitas judi online.
"Meskipun Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah melakukan berbagai inisiatif, namun keberhasilan ini memerlukan sinergi yang kuat dari semua pihak terkait," jelas H. Subandi.
Peringatan HAN 2025 di Sidoarjo mengangkat tema "Anak Cerdas Digital: Aman dan Positif di Dunia Maya" yang sangat sesuai dengan situasi terkini. Di zaman teknologi informasi seperti sekarang, dunia maya telah menjadi bagian integral dari kehidupan anak-anak, yang di satu sisi memberikan kesempatan luar biasa namun di sisi lain juga menimbulkan ancaman serius seperti perundungan siber, penyebaran informasi palsu, konten berbahaya, hingga eksploitasi dalam dunia digital.
"Karena itu, menjadi tanggung jawab bersama untuk mengarahkan anak-anak supaya menjadi pengguna teknologi digital yang bijak, analitis, inovatif, dan terlindungi. Kita perlu mempersiapkan mereka dengan kemampuan literasi digital, prinsip-prinsip moral, serta keterampilan memanfaatkan teknologi dengan arif dan bertanggung jawab," tambahnya.
"Kepada anak-anak kesayangan, kalian adalah generasi penerus masa depan Sidoarjo. Manfaatkanlah teknologi untuk keperluan konstruktif, untuk menimba ilmu, berkreasi, dan berinovasi. Jadilah anak yang pintar, beradab, dan berkarakter mulia, baik dalam kehidupan nyata maupun virtual," pesan beliau kepada anak-anak yang menghadiri acara.
Bupati Subandi menyampaikan ucapan selamat atas Hari Anak Nasional 2025 dan berharap momentum ini dapat memperkuat tekad seluruh komponen masyarakat untuk konsisten melindungi, menghormati, dan memberikan yang terbaik bagi anak-anak Indonesia, terutama di wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Acara tersebut diperkaya dengan aneka aktivitas menggembirakan seperti permainan tradisional ecek-ecek, gasing, karambol, dan congklak, yang sengaja dipilih untuk mengingatkan anak-anak tentang pentingnya bermain dengan cara yang sehat dan melibatkan interaksi langsung tanpa ketergantungan pada perangkat elektronik.
BERITA28/07/2025 | sudrab
80 Anak dan 2 Mushollah Tersentuh Aksi Filantropi BAZNAS Sidoarjo dalam Sehari
SIDOARJO - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo melaksanakan serangkaian program distribusi bantuan komprehensif pada Kamis, 24 Juli 2025. Kegiatan ini berhasil menjangkau 80 penerima manfaat yang terdiri dari 50 anak didik, 30 anak yatim, serta pembangunan dan renovasi 2 fasilitas mushollah.Kamis(24/7)
Ketua BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk), menyatakan bahwa program ini merupakan implementasi nyata dari misi lembaga dalam mendistribusikan zakat, infaq, dan sedekah secara optimal. "Program filantropi BAZNAS Sidoarjo dirancang untuk memberikan dampak berkelanjutan bagi pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur keagamaan di wilayah Kabupaten Sidoarjo," ungkap Gus Jazuk.
Program bantuan pendidikan dilaksanakan di enam lembaga pendidikan yang tersebar di wilayah Tanggulangin dan Tambak Sumur. Penerima bantuan meliputi RA Cahaya Kamilah Kludan dengan 11 siswa, TK NU Asasul Huda Randegan dengan 9 siswa, SDN Kalisampurno 2 Tanggulangin dengan 10 siswa, TKMNU Tambak Sumur dengan 4 siswa, MINU Tambak Sumur dengan 7 siswa, dan MI Tanada Wadungasri dengan 9 siswa. Bantuan ini secara khusus diberikan kepada siswa dari keluarga dhuafa yang menghadapi kendala finansial dalam melanjutkan pendidikan.
Dalam bidang pembangunan infrastruktur keagamaan, BAZNAS Sidoarjo mengalokasikan dana untuk dua proyek strategis. Pertama, partisipasi pembangunan Mushollah Abdullah yang berlokasi di Desa Sumorame RT 1/2. Kedua, program renovasi Mushollah As Sakinah SDN Tambak Sawah yang mencakup pergantian pintu kamar mandi dan pembangunan fasilitas tempat wudhu untuk meningkatkan kualitas layanan bagi jamaah.
Program santunan anak yatim menjadi agenda berkelanjutan BAZNAS Sidoarjo dalam memberikan perlindungan sosial bagi kelompok rentan. Sebanyak 30 anak yatim di SMP N 2 Porong telah terdaftar sebagai penerima manfaat dalam program santunan yang dijadwalkan terlaksana pada 26 Juli 2025. Program ini melibatkan koordinasi komprehensif dengan pihak sekolah untuk memastikan ketepatan sasaran dan transparansi distribusi.
Gus Jazuk menegaskan bahwa seluruh program BAZNAS Sidoarjo dijalankan berdasarkan prinsip akuntabilitas, transparansi, dan profesionalisme. "Kami menerapkan sistem monitoring dan evaluasi yang ketat untuk memastikan setiap rupiah zakat, infaq, dan sedekah masyarakat disalurkan sesuai dengan ketentuan syariah dan memberikan manfaat optimal bagi mustahik," jelasnya.
Pelaksanaan program ini melibatkan tim lapangan yang terdiri dari H. Naim, M. Sofwan, Gus Jazuk, Hamdani, dan Minan. Tim melakukan koordinasi intensif dengan berbagai stakeholder termasuk kepala sekolah, tenaga pendidik, staf administrasi, takmir mushollah, dan perwakilan orang tua siswa untuk memastikan efektivitas program dan ketepatan distribusi bantuan.
Keberhasilan program filantropi BAZNAS Sidoarjo ini mencerminkan komitmen lembaga dalam mengoptimalkan peran sebagai pengelola dana umat untuk kesejahteraan masyarakat. Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan fasilitas keagamaan di Kabupaten Sidoarjo, sekaligus memperkuat sistem perlindungan sosial bagi masyarakat kurang mampu.
BAZNAS Kabupaten Sidoarjo akan terus mengembangkan inovasi program distribusi bantuan yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan sosial sesuai dengan visi dan misi organisasi.
BERITA24/07/2025 | sudrab
DARI RETAK HINGGA HIJAU CERAH: Rumah Pak Kusen Jadi Bukti Nyata Kekuatan Kolaborasi BAZNAS Sidoarjo
SIDOARJO - Dalam sebulan terakhir, sebuah transformasi luar biasa terjadi di Desa Klurak, Kecamatan Candi. Rumah Kusen (70), seorang pengrajin sayangan yang hidup sebatang kara, berubah total dari kondisi yang sangat memprihatinkan menjadi hunian layak berwarna hijau cerah yang memukau mata.
Rabu (23/7/2025), tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin Ach Saleh bersama Ahmad Richi melakukan monitoring akhir program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Senyum sumringah terpancar dari wajah Pak Kusen saat menyambut kedatangan tim di rumah barunya yang sudah tak lagi retak dan roboh.
"Matur suwun, atas perhatian dan bantuan semua pihak," ungkap Kusen dengan mata berkaca-kaca, menggenggam erat tangan para petugas BAZNAS yang telah mengubah hidupnya.
Kontras yang mencolok terlihat jelas dari foto dokumentasi sebelum dan sesudah renovasi. Jika sebelumnya rumah Pak Kusen tampak seperti reruntuhan dengan dinding bata yang retak parah, kini berdiri kokoh dengan cat hijau segar, lantai keramik bersih, dan ventilasi yang memadai.
Transformasi spektakuler ini bermula dari kunjungan bersejarah pada 17 Juni 2025 silam. Ketua BAZNAS Sidoarjo M. Chasbil Azis Salju Sodar yang akrab disapa Gus Jazuk, bersama Bupati Sidoarjo H. Subandi, Kapolresta Kombes Pol. Christian Tobing, dan Dandim 0816 Sidoarjo Dedyk Wahyu Widodo turun langsung melihat kondisi rumah yang sangat memprihatinkan.
"Dalam rangka peringatan Hari Bhayangkara, Pemerintah Kabupaten memberikan dukungan penuh untuk perbaikan 10 rumah tidak layak huni. Ini adalah wujud nyata kepedulian kami bersama BAZNAS dan Polri untuk mewujudkan visi Kabupaten Sidoarjo yang sejahtera dan bermartabat," tegas Bupati H. Subandi saat itu.
Program rehabilitasi RTLH ini menjadi bukti nyata sinergi lintas lembaga yang diprakarsai semangat Bhayangkara dan didukung penuh oleh dana zakat masyarakat. Kolaborasi strategis antara pemerintah daerah, BAZNAS, dan Polri menciptakan momentum transformasi yang tidak hanya memperbaiki fisik bangunan, tetapi juga membangun harapan dan kepercayaan diri penerima manfaat.
Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol. Christian Tobing memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan program ini. "Semoga cahaya zakat yang kami salurkan lewat program ini dapat membawa manfaat besar, menjadikan hunian yang layak serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujarnya penuh harap.
Pak Kusen, yang selama puluhan tahun menggeluti profesi sebagai pengrajin sayangan, kini dapat menjalani hari-hari tuanya dengan lebih bermartabat. Rumah yang dulunya hampir roboh kini menjadi tempat tinggal yang aman dan nyaman, lengkap dengan pintu hijau yang kokoh dan jendela yang memberikan sirkulasi udara sempurna.
Keberhasilan transformasi rumah Pak Kusen menjadi inspirasi sekaligus bukti konkret bahwa zakat, ketika dikelola dengan amanah dan didukung sinergi yang kuat, mampu menghadirkan perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat yang membutuhkan.
BERITA24/07/2025 | sudrab
Perahu Sempat Rusak, Tak Patahkan Semangat, APRI Tetap Sampaikan Berkah ke Kalikajang
Drama perjalanan justru memperkuat tekad kolaborasi BAZNAS-APRI mengulurkan tangan kepada 55 kepala keluarga
SIDOARJO - Kolaborasi nyata antara BAZNAS Sidoarjo dan Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Sidoarjo membuahkan hasil gemilang. Bakti sosial yang digelar Selasa (22/7) di Kampung Kalikajang berhasil menyentuh hati 55 kepala keluarga yang selama ini hidup di kawasan terpencil.
Kepala Kantor Kementerian Agama Sidoarjo, Drs. H. Mufi Imron Rosyadi MEI, bersama Kasubag H. Rohmad Nasrudin LC M.Ag., turut membuktikan komitmen pemerintah dalam menghadirkan solusi bagi masyarakat yang membutuhkan. Kehadiran mereka di tengah 24 relawan yang tergabung dalam misi kemanusiaan ini menunjukkan sinergi positif antara lembaga keagamaan, pemerintah, dan organisasi masyarakat.
Perjalanan menuju Kalikajang tak semulus yang dibayangkan. Drama kecil terjadi ketika perahu yang mengangkut rombongan mengalami kerusakan baling-baling setelah menempuh perjalanan dua kilometer. Namun, semangat berbagi tak pernah surut. Selama dua jam menunggu bantuan dari Kedung Peluk, para relawan justru semakin memantapkan tekad untuk sampai ke tujuan.
"Kendala teknis ini malah memperkuat solidaritas tim. Kami bahkan menyewa perahu kecil tambahan untuk memastikan bantuan sampai ke tangan yang tepat," ungkap salah satu peserta yang enggan disebutkan namanya.
Di Balai RW Kalikajang, antusiasme warga sangat terasa. Rangkaian acara dibuka sambutan Ketua APRI yang menekankan pentingnya kepedulian sosial sebagai wujud syukur. Kepala Kantor Kemenag kemudian menyampaikan apresiasi atas inisiatif kolaboratif yang mengedepankan asas gotong royong.
Tokoh masyarakat setempat, diwakili Pak Modin, menyampaikan rasa terima kasih mendalam atas perhatian yang diberikan. "Kehadiran bapak-bapak di sini benar-benar mengobati kerinduan kami akan perhatian dari luar," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Puncak acara adalah penyerahan bantuan berupa sembako dari BAZNAS dan uang tunai dari APRI kepada 55 kepala keluarga. Tak lupa, anak-anak kecil di kampung tersebut juga mendapat jatah uang saku yang membuat wajah mereka berseri-seri.
Kasubag H. Rohmad Nasrudin LC M.Ag. menutup rangkaian dengan doa khusyuk, memohon keberkahan atas rezeki yang dibagikan dan keselamatan bagi seluruh warga Kalikajang.
Perjalanan pulang menjadi petualangan tersendiri. Air surut membuat perahu tak bisa beroperasi, sehingga rombongan harus menggunakan ojek untuk kembali ke daratan utama. Namun, kelelahan fisik terbayar lunas dengan kepuasan batin yang luar biasa.
Kolaborasi BAZNAS Sidoarjo dan APRI ini membuktikan bahwa ketika niat baik berpadu dengan aksi nyata, tidak ada jarak yang terlalu jauh untuk mengulurkan tangan kepada sesama. Kalikajang kini menjadi saksi bisu bahwa kepedulian sejati mampu mengatasi segala rintangan.
BERITA23/07/2025 | sudrab
MLIJO Pasar Pagi Kini Berharap Lebih Besar Berkat Sentuhan BAZNAS Sidoarjo
15 menit yang mengubah kehidupan tiga pedagang sayur ultra mikro di jantung Sidokare
SIDOARJO - MLIJO. Sebutan akrab yang lekat dengan kehidupan para pedagang sayur ultra mikro di pasar pagi Kelurahan Sidokare. MLIJO bukan sekadar julukan, namun representasi perjuangan hidup yang dimulai dari subuh hingga pagi menjelang.
Rabu pagi (23/7), pukul 06.15 WIB, suasana pasar kaget di kawasan Sidokare berubah istimewa. Achmad Saleh, Wakil Ketua BAZNAS Sidoarjo, hadir langsung membawa kabar gembira bagi tiga MLIJO yang telah berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari melalui dagangan sayur mayur mereka.
Bu Khoiro, Bu Sutik, dan Bu Krismunah - tiga nama yang kini menjadi penerima manfaat program pemberdayaan usaha ultra mikro BAZNAS Sidoarjo. Ketiganya telah lama menjalani rutinitas berdagang sejak pukul 05.00 hingga 10.00 WIB setiap harinya, mengandalkan modal pas-pasan untuk bertahan hidup.
"Para MLIJO ini adalah tulang punggung ekonomi keluarga yang sesungguhnya. Mereka bangun sebelum subuh, menyiapkan dagangan, dan menghabiskan waktu lima jam setiap hari hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar," ungkap Achmad Saleh dengan penuh apresiasi.
Assessment mendalam yang dilakukan BAZNAS Sidoarjo menunjukkan bahwa para pedagang sayur ultra mikro ini memiliki dedikasi tinggi namun terkendala modal usaha yang terbatas. Kondisi inilah yang mendorong BAZNAS menghadirkan solusi konkret melalui bantuan modal usaha yang diserahkan langsung di lokasi perdagangan mereka.
Proses penyerahan yang berlangsung hanya 15 menit ini ternyata mengandung makna mendalam. BAZNAS Sidoarjo sengaja memilih waktu dan lokasi yang tepat - di tengah aktivitas perdagangan pagi hari - untuk menunjukkan bahwa bantuan sosial harus menyentuh langsung realitas kehidupan penerima manfaat.
Bu Khoiro, salah satu penerima bantuan, tak kuasa menahan haru. "Alhamdulillah, ini sangat membantu kami. Selama ini modal terbatas membuat kami sulit mengembangkan usaha. Dengan bantuan ini, kami bisa menambah variasi sayuran dan melayani pembeli lebih baik," ujarnya sambil menatap penuh syukur bantuan yang diterimanya.
Senada dengan Bu Khoiro, Bu Sutik dan Bu Krismunah juga menyampaikan rasa terima kasih mendalam. Mereka berharap bantuan modal ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan omzet dan kualitas hidup keluarga.
"Semoga bisa bantu secara optimal," tegas Achmad Saleh menutup kegiatan singkat namun bermakna ini. Kata-kata sederhana yang mengandung harapan besar bagi masa depan para MLIJO di pasar pagi Sidokare.
Rencana tindak lanjut BAZNAS Sidoarjo tidak berhenti pada pemberian modal. Monitoring dan evaluasi akan dilakukan secara berkala untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan memberikan dampak positif berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan para pedagang ultra mikro.
Kehadiran BAZNAS di tengah hiruk pikuk pasar pagi Sidokare membuktikan bahwa pemberdayaan masyarakat yang efektif adalah yang menyentuh langsung akar permasalahan dan dilakukan dengan pendekatan humanis.
BERITA23/07/2025 | sudrab
Motor Kemanusiaan Gus Jazuk: 9 Km Menembus Tambak Demi Senyum Pak Ngatemo
Sidoarjo, 23 Juli 2025, Dengan sepeda motor berboncengan menyusuri pematang tambak sempit di Dusun Kedungsari desa Kedungpeluk kecamatan Candi, Ketua BAZNAS Sidoarjo M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk) dan timnya bergerak bak pelari estafet kemanusiaan. Rabu pagi (23/7/2025), mereka menembus jalur terpencil—hanya bisa diakses roda dua—menuju rumah Pak Ngatemo.
Di balik dinding bambu reyot, pria 68 tahun itu terbaring tak berdaya akibat stroke sejak 8 bulan lalu.
"Dia hanya bisa menelan susu dan sereal lewat selang," ujar Gus Jazuk.
Intervensi di Ujung Tambak
Di lokasi yang terpencil—9 km dari balai desa Kedungpeluk—tim menemukan realita pilu: tanah irigasi yang ditinggal membuat rumah tak mungkin direhab melalui program BAZNAS Sidoarjo, sementara dua anak, menantu, dan cucu Pak Ngatemo bergantian merawatnya tanpa alat medis memadai. Meski sudah mendapat bantuan PKH, kebutuhan dasar seperti pampers dan nutrisi khusus masih jauh dari cukup.
"Kami tak bisa biarkan martabatnya terkikis hanya karena lokasi terpencil," tegas Gus Jazuk setelah berdialog intensif dengan keluarga. Dari dinding rumah yang lapuk, lahir rencana aksi konkret: perlunya bantuan bulanan (pampers + susu Entrasol) dan kursi roda untuk memulihkan mobilitas.
Respons Kilat untuk Darurat Kemanusiaan
Berikutnya, Pukul 13:00,an WIB, tim sudah bergerak ke Desa Grogol, Kecamatan Tulangan. Di sini, Pak Sudarno (52)—mantan penderita stroke yang kehilangan mata pencaharian—menunggu dengan harap-harap cemas. Pendekatan door-to-door yang dipimpin Gus Jazuk memastikan Bantuan Tunai diserahkan langsung ke tangan istri Pak Sudarno, Muslimah, yang tak kuasa menahan air mata.
"Ini semoga bisa membantu," ujar Ahmad Hamdani, staf pelaksana BAZNAS.
Bantuan ini bukan sekadar angka—tapi oksigen untuk keluarga yang bertahan tanpa jaring pengaman ekonomi.
Filosofi Aksi: Data yang Berubah Jadi Kehangatan
Dua intervensi dalam sehari ini mencerminkan DNA BAZNAS Sidoarjo: presisi data bertemu kecepatan empati. Survei penilaian kondisi (assessment) Pak Ngatemo melahirkan program berkelanjutan (sustainability), sementara bantuan untuk Pak Sudarno adalah respons darurat (urgency).
"Kami tak hanya mencatat penderitaan, tapi mengubahnya jadi peta jalan harapan," tegas Gus Jazuk di sela perjalanan pulang. Di balik terik Juli yang menyengat, tim membawa pulang pelajaran abadi: filantropi sejati lahir ketika kebijakan dibuat bukan di balik meja, tapi dari mendengar denyut nadi mustahik.
BERITA23/07/2025 | sudrab
Zakat Menyapa Umat: BAZNAS Sidoarjo Tebar Manfaat di Enam Titik dalam Satu Hari
SIDOARJO – Jeritan hati warga terdengar jelas pagi ini. Di tengah beban hidup yang menderu, BAZNAS Kabupaten Sidoarjo bergerak lincah menjawabnya. Rabu (23/7/2025) menjadi saksi kolaborasi heroik: zakat menjelma jadi senyum pengharapan di enam titik krisis. Dari Lemah Putro hingga Magersari, tim filantropi ini membuktikan – kemanusiaan tak pernah absen.
Di Gang RT 15 Lemah Putro, air mata Ibu Fifin Weni pecah saat bantuan hidup menyentuh tangannya. "Ini berkah dari langit," bisiknya di depan Ketua RT yang mengangguk khidmat. Tak jauh di TK DWP Ental Sewu, zakat menyentuh masa depan: bantuan pendidikan mengangkat beban punggung kecil Putri Nur Salsabila. "Kami tak sendiri," ujar Bu Wiwik, gurunya, dengan mata berkaca.
Drama kemanusiaan terpahat di Sidokepung. Ketika kursi roda menggantikan kruk yang direncanakan untuk Bu Yani pasca-operasi, tim membuktikan: filantropi sejati lahir dari mendengar, bukan sekadar memberi. Di Sidokerto, keteguhan seorang janda penopang keluarga disentuh dengan pendampingan Kasi Kesra. "Bantuan ini pelipur lara," ucapnya menggenggam erat amplop bantuan.
Ruangan Kepala SMP PGRI 1 Buduran mendadak hening saat bantuan pendidikan diserahkan untuk Keyla yang telah lulus. "Keadilan tak mengenal ijazah," tegas Bu Indrajayanti. Di Magersari, bantuan pengobatan untuk Bu RR. Sri Soemini menjadi penutup sempurna misi hari ini – sebuah lingkaran penuh kasih yang mengunci pagi penuh makna.
"Inilah denyut nasi zakat!" seru Abdul Ghoni, staf pelaksana yang hari ini menjejak enam lokasi. Di setiap titik, kolaborasi dengan tokoh masyarakat menjadi senjata ampuh. Dari Pak RT hingga kepala desa, guru hingga aparat kecamatan – mereka adalah jantung yang memompa zakat hingga ke pelosok genting.
Enam lokasi. Ratusan kilometer. Puluhan tangan yang terjalin. Hari ini, BAZNAS Sidoarjo menulis epik baru: setiap rupiah zakat berubah jadi nyawa yang bernapas, tawa yang pecah, harapan yang menyala.
"Zakatmu adalah nafas bagi mereka," getar Ghoni mewakili ribuan muzaki. Pesannya menggema: di tangan BAZNAS Sidoarjo, amanah umat tak sekadar sampai – tapi menyembuh, menopang, dan menghidupkan.
BERITA23/07/2025 | sudrab
Sentuhan Kasih di Tengah Kesulitan: BAZNAS Sidoarjo Hadirkan Harapan Bagi Keluarga Prasejahtera
SIDOARJO - Matahari pagi yang bersinar cerah pada Selasa, 22 Juli 2025, menyaksikan sebuah misi kemanusiaan yang sarat makna. Tim tasarruf BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, dipimpin oleh Dani Prabowo dan M. Sofwan, bersama Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) serta Kolik dari KESRA, memulai perjalanan mulia menuju Desa Cangkringsari RT 2 RW 5, Sokodono.
Bukan sekadar distribusi bantuan rutin, namun manifestasi nyata dari nilai-nilai kemanusiaan yang mengalir dalam setiap langkah. Para petugas bergerak dengan hati penuh empati, membawa harapan bagi dua keluarga yang tengah bergulat dengan cobaan kehidupan.
Rumah sederhana Ibu Ayunik Kolilah menjadi destinasi pertama yang dikunjungi. Perempuan tangguh ini telah lama berjuang menghadapi jeratan ekonomi yang membelit keluarganya. Setiap hari adalah pertarungan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang paling mendasar.
Ketika tim BAZNAS tiba dengan membawa bantuan biaya hidup, ekspresi haru bercampur syukur terpancar jelas dari mata Ibu Ayunik. "Alhamdulillah, Allah masih sayang sama kita," ucapnya dengan suara bergetar, sementara air mata kebahagiaan membasahi pipinya.
Bantuan yang diserahkan bukan hanya berbentuk materi, melainkan simbol kepedulian kolektif masyarakat yang disalurkan melalui institusi amil zakat. Setiap rupiah yang diberikan membawa pesan kuat: tidak ada seorang pun yang berjuang sendirian dalam menghadapi kesulitan hidup.
Perjalanan berlanjut ke kediaman yang lebih menyentuh hati. Rumah Ibu Siti Maimunah dan Bapak Abdurohman (85 tahun) menyimpan cerita perjuangan yang mengharukan. Hampir delapan tahun sudah Ibu Maimunah terbaring lemah akibat stroke, sementara suaminya yang sudah berusia senja ikut merasakan beratnya beban hidup.
Meskipun telah mendapat perawatan di RSUD Notoprurdo dengan fasilitas KIS, kondisi kesehatan Ibu Maimunah terus memburuk. Kini, perawatan hanya dapat dilakukan di rumah dengan bantuan anak-anak mereka yang juga memiliki keterbatasan ekonomi.
Saat bantuan biaya hidup diserahkan, suasana haru mendominasi ruangan sederhana itu. Keluarga ini tidak hanya menerima bantuan finansial, tetapi juga pengingat bahwa masih ada orang-orang yang peduli terhadap penderitaan sesama.
Program bantuan biaya hidup BAZNAS Sidoarjo ini membuktikan bahwa filantropi sejati melampaui pemberian materi semata. Ini adalah tentang berbagi kasih sayang, menanamkan harapan, dan membangun solidaritas sosial yang kokoh.
"Kami tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga ingin memastikan bahwa setiap keluarga yang membutuhkan merasakan kepedulian masyarakat," ujar Dani Prabowo, salah satu petugas tasarruf BAZNAS Sidoarjo.
Komitmen lembaga ini semakin nyata dengan rencana tindak lanjut berupa bantuan kesehatan khusus untuk Ibu Siti Maimunah. Pendekatan holistik ini menunjukkan keseriusan dalam mengatasi permasalahan sosial secara menyeluruh, bukan hanya tambal sulam temporer.
Setiap kunjungan dan bantuan yang disalurkan merupakan investasi kemanusiaan jangka panjang. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh penerima bantuan, tetapi juga masyarakat luas yang menyaksikan bahwa nilai-nilai solidaritas dan kepedulian masih menjadi pilar kuat dalam kehidupan sosial.
BAZNAS Sidoarjo melalui program ini telah membuktikan bahwa lembaga amil zakat bukan hanya pengelola dana, melainkan jembatan kemanusiaan yang menghubungkan hati-hati peduli dengan mereka yang membutuhkan uluran tangan.
Di tengah dinamika kehidupan yang semakin individualistis, kehadiran program seperti ini menjadi oasis harapan bagi masyarakat kurang mampu, sekaligus pengingat bagi kita semua bahwa kebahagiaan sejati datang dari kemampuan berbagi dengan sesama.
BERITA22/07/2025 | sudrab

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
Info Rekening Zakat
