WhatsApp Icon
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan di Krian dan Prambon, Sentuh Anak Sekolah hingga Lansia Tak Mampu

SIDOARJO — Dalam satu hari penuh kepedulian, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menyalurkan bantuan sosial di dua lokasi berbeda: SDN Ponokawan, Kecamatan Krian, dan Desa Bendotretek, Kecamatan Prambon. Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 17 November 2025, menjadi bukti nyata komitmen lembaga amil zakat dalam menjangkau kelompok rentan—mulai dari anak-anak usia sekolah hingga lansia yang hidup dalam keterbatasan.

 

Di SDN Ponokawan, tim BAZNAS Sidoarjo yang dipimpin oleh Ahmad Hamdani, M. Haffidz, dan Rita Defani, bersama kepala sekolah, menyerahkan bantuan pendidikan kepada sepuluh siswa yang berprestasi namun berasal dari keluarga kurang mampu. Para siswa tampak antusias menerima bantuan yang dirancang untuk mendukung kebutuhan belajar mereka. Kepala sekolah menyampaikan apresiasi atas kehadiran BAZNAS, mengingat banyak siswa di sekolah tersebut yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, baik untuk dirinya maupun keluarganya yang terbatas. “Ini bukan sekadar bantuan materi, tapi juga dorongan semangat agar anak-anak terus percaya pada pendidikan sebagai jalan keluar,” ujar kepala sekolah.

 

Sementara itu, di Desa Bendotretek, Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, M. Mahbub—yang akrab disapa Gus Mahbub—bersama staf pelaksana Sofwan dan Syukron, menyalurkan bantuan biaya hidup kepada sembilan warga lanjut usia dan keluarga tidak mampu. Salah satu penerima adalah Pak Kasban, seorang lansia berusia 87 tahun yang tinggal sendirian dan sangat bergantung pada bantuan anaknya. Kunjungan tim BAZNAS tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga mendengarkan cerita hidup mereka dan memberikan dukungan moral. “Kami ingin memastikan bahwa lansia yang hidup sebatang kara tetap merasa dihargai, bukan hanya diperhatikan secara fisik, tapi juga secara emosional,” kata Gus Mahbub.

 

Kedua kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin BAZNAS Sidoarjo dalam optimalisasi penyaluran zakat, infak, dan sedekah secara tepat sasaran. Penyaluran dilakukan berdasarkan hasil asesmen lapangan yang cermat, serta koordinasi erat dengan pihak sekolah dan perangkat desa untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi.

 

Dari dua lokasi ini, terlihat jelas bahwa kebutuhan masyarakat sangat beragam—mulai dari akses pendidikan hingga pemenuhan kebutuhan pokok bagi lansia. Namun, benang merahnya sama: kepedulian yang tulus. Di Ponokawan, senyum anak-anak berbaris rapi dengan seragam putih-merah menjadi simbol harapan masa depan. Di Bendotretek, tatapan tenang para lansia yang memegang bantuan menjadi pengingat bahwa martabat manusia tak pernah pudar, bahkan di usia senja.

 

BAZNAS Sidoarjo berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan programnya, tidak hanya melalui penyaluran langsung, tetapi juga dengan pendampingan dan pemberdayaan berkelanjutan. Rencana tindak lanjut mencakup monitoring dampak bantuan, serta pengembangan program seperti beasiswa berkelanjutan untuk siswa berprestasi dan layanan kesehatan dasar untuk lansia.

 

Dengan langkah-langkah konkret ini, BAZNAS Sidoarjo menegaskan perannya sebagai mitra strategis dalam mewujudkan kesejahteraan sosial di kabupaten yang dikenal sebagai pusat industri dan pertanian. Karena di balik setiap bantuan yang diserahkan, ada cerita, ada harapan—dan ada janji: bahwa tidak ada yang ditinggalkan. Setiap nyawa, sekecil apa pun, berhak atas kehidupan yang layak.

18/11/2025 | Kontributor: sudrab
Afizah dan Harapan yang Tak Pernah Padam

Kisah Keluarga Hariadi dan Intervensi BAZNAS Sidoarjo di Balik Perjuangan Melawan Penyakit

SIDOARJO – Di balik tembok rumah sederhana di Desa Pejangkungan, Kecamatan Prambon, tersimpan kisah perjuangan yang melelahkan sekaligus mengharukan. Afizah Al Maira Putri, bocah mungil yang belum genap tiga tahun, harus menanggung beban yang terlalu berat untuk usianya: kelainan jantung, gangguan paru-paru, kelainan kulit, dan penumpukan cairan di kepala. Setiap dua minggu sekali, keluarga Hariadi harus menempuh perjalanan ke RS Dr. Soetomo Surabaya—perjalanan yang menguras fisik, mental, dan kantong mereka yang sudah tipis.

 

"Kami tidak pernah menyangka cobaan ini akan datang," ujar Hariadi, sang ayah, dengan suara yang hampir berbisik. Sebagai kepala keluarga dengan tiga anak, ia bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasilannya yang tak menentu kini harus berbagi dengan kebutuhan medis Afizah yang terus membengkak. Istrinya, yang seharusnya bisa membantu mencari nafkah, kini harus stay di rumah untuk merawat putri bungsunya yang membutuhkan perhatian 24 jam.

 

Kondisi inilah yang menarik perhatian BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Senin pagi, 17 November 2025, pukul 10.00 WIB, tim yang dipimpin langsung oleh M. Mahbub (Gus Mahbub), Wakil Ketua II BAZNAS Sidoarjo, bersama Sofwan dan Syukron, staf pelaksana, datang membawa bantuan kesehatan. Kunjungan ini bukan sekadar seremonial penyerahan bantuan, melainkan hasil dari asesmen mendalam yang telah dilakukan sebelumnya.

 

"Kami melihat keluarga Pak Hariadi bukan hanya butuh bantuan finansial, tapi juga dukungan moral bahwa mereka tidak berjuang sendirian," jelas Gus Mahbub. Dalam asesmen yang dilakukan, tim BAZNAS menemukan bahwa keluarga ini tergolong sangat rentan. Dengan tiga anak dan kondisi Afizah yang memerlukan perawatan intensif berkelanjutan, keluarga Hariadi berada di ujung tanduk kemiskinan struktural yang kronis.

 

Data dari BAZNAS Sidoarjo mencatat bahwa kasus seperti Afizah bukanlah fenomena tunggal. Di Kabupaten Sidoarjo, masih banyak keluarga yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan akibat biaya kesehatan katastropik. Program bantuan kesehatan BAZNAS hadir sebagai safety net, jaring pengaman sosial yang menangkap mereka yang jatuh dari sistem kesehatan formal.

 

Yang membuat program ini berbeda adalah pendekatan humanistiknya. Bukan sekadar menyerahkan amplop bantuan, tim BAZNAS memastikan keluarga penerima memahami bahwa ini adalah hak mereka sebagai mustahik, bukan belas kasihan. "Zakat adalah sistem redistribusi kekayaan yang telah Allah atur. Afizah dan keluarganya berhak mendapat bagian dari harta orang-orang yang berkecukupan," tegas Gus Mahbub.

 

Saat bantuan diserahkan, air mata Ibu Afizah menetes. Bukan karena jumlah nominalnya, tapi karena pengakuan bahwa perjuangan mereka dilihat dan dihargai. Di tengah sistem yang kerap mengabaikan wong cilik, kehadiran BAZNAS menjadi oase di padang tandus.

 

Program seperti ini membuktikan bahwa filantropi Islam, khususnya melalui lembaga zakat, bukan hanya tentang charity, melainkan tentang restorasi martabat manusia. Afizah mungkin masih harus bergulat dengan penyakitnya, tapi setidaknya kini keluarganya tak lagi berjuang sendirian. Dan itu, dalam banyak hal, adalah kemenangan terbesar.

17/11/2025 | Kontributor: sudrab
Puluhan Keluarga Gizi Buruk Terima Daging DAM Baznas 2025: Satu Paket, Satu Harapan

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang semakin berat, di balik dinding-dinding rumah sederhana di Sidoarjo, ada kisah-kisah kecil yang menyimpan beban besar. Beban gizi buruk. Beban kelaparan tersembunyi. Dan di sinilah, BAZNAS RI, melalui Program Daging Kambing DAM Haji 2025, hadir bukan hanya sebagai pemberi, tapi sebagai penjaga harapan.

 

Dalam dua hari pelacakan intensif (5-6 November 2025), Tim Pembina dan Pengawasan Program Kesehatan Keluarga dan Gizi (TP3 Kesga & Gizi) Kabupaten Sidoarjo, Dinas kesehatan , dinas sosial, tim  Penggerak PKK dan BAZNAS Sidoarjo, menjumpai puluhan anak yang tumbuh kembangnya  terindikasi  kekurangan nutrisi. Mereka bukan sekadar angka statistik.

Seperti, mereka adalah Ananda Dewi Sekar Arum, usia 24 bulan, berat badannya hanya 6,8 kg—jauh di bawah standar. Bayangkan, seorang bayi yang setiap hari rewel karena perutnya yang lapar, ibunya yang lelah, dan ayahnya yang mencari nafkah dengan tangan yang gemetar, sambil menghisap rokok yang justru memperparah kondisi keluarga.

 

Atau Ananda Muhammad Syahrul, 4 tahun 2 bulan, berat badannya 10,1 kg. Ia tinggal bersama lima saudara kandung di rumah yang statusnya sudah dijual. Ayahnya bekerja di warung soto, ibunya mengupas bawang—dua pekerjaan yang berat untuk memenuhi kebutuhan dasar, apalagi nutrisi berkualitas. Di Prambon, Ananda Mohamad Rasya Alfarizqi dan Azfer Rafeyfa Endaru juga menanti. Azfer, putra pertama, berat badannya hanya 9 kg—padahal idealnya harus 13,5 kg. Ibu Yeny Dwi Lestari, sang ibu, hanya bisa menatap anaknya dengan mata berkaca-kaca, sementara suaminya, seorang supir pengiriman, berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Namun, di tengah keprihatinan itu, datanglah cahaya. BAZNAS RI, melalui 225 paket siap saji berkualitas yang dialokasikan khusus untuk BAZNAS Sidoarjo, membawa solusi nyata. Setiap paket daging kambing DAM, diproses secara higienis dalam kemasan pouch, bukan sekadar makanan. Ini adalah obat. Ini adalah investasi masa depan. Ini adalah bentuk zakat yang hidup, yang bernafas, yang menyentuh kulit dan jiwa.

 

Staf pelaksana BAZNAS, Ahmad Hamdani dengan wajah serius namun penuh empati, mendatangi rumah-rumah tersebut bersama Tim. Mereka tidak hanya menyerahkan paket Dam dan sembako serta nutrisi lainnya, tapi juga berdialog, memberi edukasi, dan menenangkan hati para ibu. Di Balongdowo, di Kedungsolo, di Prambon—senyum mulai terbit. Bukan senyum biasa. Senyum yang lahir dari rasa lega, dari harapan yang kembali menyala.

 

Zakat bukan lagi soal ritual. Ini adalah instrumen pemberdayaan. Satu paket daging, satu senyum, satu harapan. Untuk Ananda Dewi, untuk Syahrul, untuk Rasya, untuk Azfer—dan untuk puluhan anak lainnya di Sidoarjo. Karena di balik setiap kilogram daging, ada mimpi yang sedang dibangun. Mimpi untuk tumbuh lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih cerdas. Mimpi untuk masa depan yang lebih baik.

 

Dan inilah esensi filantropi: bukan hanya memberi, tapi mengubah. Satu paket, satu kehidupan. Satu harapan, satu masa depan.

17/11/2025 | Kontributor: sudrab
BAZNAS Sidoarjo Turun Tangan Renovasi Rumah Modin yang Tak Layak Huni

Kepedulian terhadap kondisi tokoh agama yang mengabdi puluhan tahun kini berbuah nyata melalui aksi cepat lembaga filantropi

 

SIDOARJO – Air mata haru mengalir di pipi Siti Sholimah (75) saat kediamannya di Dusun Alang-Alang, Desa Kureksari, Kecamatan Waru, dikunjungi Bupati Sidoarjo Subandi bersama jajaran BAZNAS Sidoarjo, Sabtu (15/11/2025). Nenek yang selama ini mendampingi suaminya, Imam Ghozali, seorang modin desa, tak henti melantunkan doa syukur. Harapan untuk memiliki rumah yang layak akhirnya tampak nyata di depan mata.

 

Kondisi hunian keluarga modin ini sungguh memprihatinkan. Rumah yang telah mereka tempati berpuluh tahun bersama seorang anak itu rusak parah. Bagaikan bangunan terbengkalai, siapa pun yang melintas pasti menyangka rumah itu telah lama kosong. Atap bocor di mana-mana, dinding mengelupas, bahkan tidak ada kamar mandi yang layak. Inilah kenyataan pahit seorang pelayan agama yang selama ini mengabdikan diri untuk masyarakat.

 

"Setiap kali hujan turun, kami harus bersiap dengan ember dan wadah untuk menampung air yang bocor dari atap. Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun," ungkap Imam Ghozali dengan nada pasrah namun penuh ketabahan.

 

Ketua BAZNAS Sidoarjo, M. Chasbil Aziz Salju Sodar yang akrab disapa Gus Jazuk, langsung mengambil inisiatif. Lembaga amil zakat yang dipimpinnya segera menyusun rencana renovasi komprehensif. Bukan sekadar tambal sulam, tetapi perbaikan menyeluruh yang menyentuh aspek kenyamanan dan keamanan penghuni.

 

"Kami tidak bisa membiarkan seorang pelayan umat tinggal dalam kondisi seperti ini. BAZNAS Sidoarjo berkomitmen penuh untuk merenovasi rumah Pak Modin hingga layak huni," tegas Gus Jazuk .

 

Program renovasi yang dirancang BAZNAS mencakup penggantian total atap rumah, pembangunan kamar mandi baru, pengecatan dinding, pemasangan keramik lantai, hingga perbaikan ruang kamar tidur. Target penyelesaian ditetapkan dalam waktu dua minggu, menunjukkan keseriusan lembaga filantropi ini dalam menghadirkan solusi nyata.

 

Bupati Subandi yang turut hadir dalam kunjungan tersebut menyatakan apresiasinya terhadap respons cepat BAZNAS. Ia meminta seluruh perangkat desa untuk bergotong royong membersihkan rumah sebagai tahap awal renovasi. Selama proses perbaikan, keluarga Imam Ghozali akan ditempatkan di tempat tinggal sementara yang layak.

 

"Ini adalah bentuk penghargaan kita kepada tokoh agama yang telah mengabdi. Mari bersama-sama mewujudkan kehidupan yang bermartabat bagi mereka," ujar Bupati Subandi.

 

Imam Ghozali mengaku sebelumnya sempat mendapat bantuan material galvalum dari Pemerintah Desa Kureksari. Namun, material tersebut hanya cukup untuk sebagian kecil atap, sementara biaya pemasangan harus ditanggung sendiri dengan bantuan anak-anaknya yang kini juga sudah kehabisan kemampuan.

 

Kehadiran BAZNAS Sidoarjo dalam kasus ini menjadi bukti nyata peran strategis lembaga filantropi dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Melalui dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola dengan amanah, organisasi ini mampu menghadirkan perubahan konkret bagi kehidupan kaum dhuafa dan tokoh masyarakat yang membutuhkan.

 

Tim BAZNAS dijadwalkan turun langsung setelah proses kerja bakti pembersihan rumah selesai. Renovasi menyeluruh akan segera dimulai, membawa harapan baru bagi keluarga yang selama ini hidup dalam keterbatasan namun tetap tegar dalam pengabdian.

16/11/2025 | Kontributor: sudrab
BAZNAS Sidoarjo Turun Langsung Asesmen RTLH: Dua Keluarga di Ambang Harapan

SIDOARJO – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo kembali menunjukkan komitmennya dalam program pengentasan kemiskinan melalui asesmen Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang dilaksanakan pada Kamis (13/11/2025). Tim yang terdiri dari Ach Richie dan M. Sofwan, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, melakukan survei langsung ke dua lokasi berbeda untuk memetakan kondisi riil keluarga penerima manfaat.

 

Lokasi pertama yang dikunjungi adalah kediaman Ibu Memet di Desa Sigogalih, Kecamatan Tarik. Seorang janda tangguh yang harus menghidupi tiga generasi sekaligus—dirinya sendiri, sang anak, dan ibunya yang mengalami gangguan jiwa. Kondisi ekonomi keluarga ini sangat memprihatinkan. Ibu Memet bekerja sebagai buruh pabrik kerupuk dengan penghasilan Rp50.000 per hari, itupun tidak menentu. "Kadang ada kerja, kadang tidak, Pak," ungkap Ibu Memet dengan wajah lelah namun tetap tegar.

 

Yang lebih mengkhawatirkan adalah kondisi fisik bangunan tempat tinggal mereka. Dari hasil observasi tim BAZNAS, kerusakan paling parah terjadi pada struktur atap. Kayu-kayu penyangga atap sudah rapuh dan lapuk dimakan usia, sebagian genteng bahkan sudah jebol dan bolong. Ketika hujan turun, air tidak hanya membasahi halaman, tetapi juga masuk ke dalam rumah, memaksa keluarga ini berjibaku dengan genangan air di malam hari.

 

Perjalanan asesmen dilanjutkan ke Kelurahan Juwet Kenongo, Kecamatan Porong, menuju rumah Saudara Muchamat Andi Pranoto. Pria yang berprofesi sebagai penyanyi jalanan ini menggantungkan hidup dari satu panggung ke panggung lainnya, mengamen dari kafe ke kafe. "Kalau ada job baru ada penghasilan, kalau tidak ya puasa," tutur Andi dengan jujur. Dia tinggal bersama istri dan seorang anak dalam kondisi rumah yang tidak jauh berbeda dengan rumah Ibu Memet—atap yang ditopang oleh kayu-kayu lapuk yang sewaktu-waktu bisa runtuh.

 

Ach Richie, salah satu petugas asesmen, menjelaskan bahwa kedatangan mereka bukan sekadar mengumpulkan data administratif. "Kami tidak hanya mencatat kerusakan fisik bangunan, tapi juga mendengarkan langsung kisah perjuangan mereka. Ini penting agar program RTLH BAZNAS tepat sasaran dan benar-benar menyentuh akar permasalahan," ujarnya.

 

M. Sofwan menambahkan bahwa hasil asesmen ini akan segera diproses lebih lanjut oleh tim teknis BAZNAS Sidoarjo. "Kami berharap dalam waktu dekat, kedua keluarga ini bisa mendapatkan bantuan renovasi yang mereka butuhkan. Prioritas utama adalah perbaikan struktur atap agar mereka tidak lagi khawatir ketika musim hujan tiba," jelasnya.

 

Program RTLH merupakan salah satu program unggulan BAZNAS Sidoarjo dalam menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui program ini, BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan fisik berupa renovasi rumah, tetapi juga memberikan dampak psikologis berupa rasa aman dan martabat bagi keluarga penerima manfaat.

 

"Rumah adalah tempat berlindung. Ketika rumah sudah tidak layak, maka martabat kemanusiaan juga terancam. Inilah mengapa BAZNAS Sidoarjo sangat serius menangani program RTLH," tegas Ach Richie menutup keterangan.

 

BAZNAS Sidoarjo mengajak masyarakat yang mampu untuk terus menyalurkan zakat, infak, dan sedekah melalui lembaga resmi agar penyalurannya tepat sasaran. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui kantor BAZNAS Sidoarjo atau media sosial resmi.

14/11/2025 | Kontributor: sudrab

Berita Terbaru

Transformasi Nyata: BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Hunian Layak Bagi Keluarga Prasejahtera
Transformasi Nyata: BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Hunian Layak Bagi Keluarga Prasejahtera
SIDOARJO - Perjalanan mulia tim BAZNAS Kabupaten Sidoarjo pada Selasa, 22 Juli 2025, mencatat tonggak bersejarah dalam program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). M. Chasbil Aziz, Drs. Ec. Achmad Saleh MM, Achmad Richi, Minan, dan Syukron memulai serangkaian monitoring dan survei lapangan, membuktikan komitmen berkelanjutan lembaga dalam menghadirkan perubahan nyata bagi masyarakat kurang mampu. Program sinergi dengan BAZNAS Provinsi Jawa Timur ini bukan sekadar kunjungan rutin, melainkan wujud kepedulian mendalam terhadap hak dasar masyarakat untuk mendapatkan hunian yang layak dan bermartabat. Keajaiban di Desa Mliriprowo Kunjungan pertama ke kediaman Ibu Dina Samawati di Desa Mliriprowo, Kecamatan Tarik, menghadirkan pemandangan yang mengharukan sekaligus membanggakan. Rumah yang dulunya berdinding bambu rapuh dengan atap bocor dan tanpa fasilitas sanitasi, kini telah bertransformasi menjadi hunian layak yang siap dihuni bersama suami dan dua anaknya. "Kami masih mencari hari baik untuk menempati rumah baru ini," ungkap Ibu Dina dengan mata berkaca-kaca, menunjukkan rasa syukur yang mendalam. Perubahan drastis ini menjadi bukti konkret bahwa program filantropi yang terstruktur mampu mengubah kualitas hidup secara fundamental. Transformasi ini bukan hanya menghadirkan kenyamanan fisik, tetapi juga mengembalikan dignity keluarga yang selama ini terpinggirkan. Setiap sudut rumah yang telah dibenahi menceritakan kisah harapan yang bangkit dari keterpurukan. Kemenangan atas Bencana Banjir Pemantauan di kediaman Bapak Untung, Desa Tarik, mengungkap keberhasilan luar biasa program BAZNAS dalam mengatasi permasalahan banjir yang kerap melanda. Rumah yang sebelumnya langganan terendam air, kini telah terbebas dari ancaman banjir dan memberikan kenyamanan berlipat bagi penghuninya. "Rumah sudah tidak banjir lagi dan jauh lebih nyaman dari sebelumnya," tutur Bapak Untung dengan wajah sumringah. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa BAZNAS tidak hanya fokus pada renovasi fisik, tetapi juga mempertimbangkan aspek lingkungan dan keberlanjutan hunian. Perjuangan Ibu Herminingsih Survei lanjutan di Kelurahan Magersari mengungkap sosok inspiratif Ibu Herminingsih (75 tahun), seorang janda tangguh yang menghidupi keluarga dengan mengumpulkan barang bekas. Meskipun usianya telah senja, semangat hidupnya tetap menyala untuk mencukupi kebutuhan dua anaknya yang sudah berkeluarga. Kondisi rumahnya yang sebagian masih berdinding kayu dengan atap rendah menjadi tantangan baru bagi tim BAZNAS. Identifikasi kasus ini menunjukkan pendekatan proaktif lembaga dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan bantuan. "Setiap kasus yang kami temui adalah amanah yang harus ditangani dengan serius," tegas M. Chasbil Aziz, menunjukkan komitmen penuh tim terhadap misi kemanusiaan. Investasi Kemanusiaan Berkelanjutan Program RTLH BAZNAS Sidoarjo telah membuktikan bahwa investasi kemanusiaan memberikan dampak jangka panjang yang signifikan. Setiap rumah yang diperbaiki bukan hanya mengubah kondisi fisik, tetapi juga mengembalikan harapan dan martabat keluarga penerima manfaat. Kolaborasi dengan BAZNAS Provinsi Jawa Timur semakin memperkuat jejaring filantropi yang terstruktur dan berkelanjutan. Program ini menjadi model pemberdayaan masyarakat yang holistik, tidak hanya mengatasi masalah sesaat tetapi membangun fondasi kehidupan yang lebih baik. Di tengah tantangan sosial ekonomi yang kompleks, BAZNAS Sidoarjo terus membuktikan bahwa kepedulian sejati mampu menghadirkan perubahan nyata, satu keluarga dalam satu waktu.
BERITA22/07/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Mimpi Pendidikan 29 Siswa di Kecamatan Prambon
BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Mimpi Pendidikan 29 Siswa di Kecamatan Prambon
Sidoarjo - Senyum bahagia terpancar dari wajah puluhan siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo, ketika tim BAZNAS Sidoarjo tiba dengan membawa kabar gembira. Selasa, 22 Juli 2025, menjadi hari bersejarah bagi 29 siswa dari empat sekolah dasar yang menerima bantuan biaya pendidikan dan dukungan pembangunan mushollah. Tim yang dipimpin Hafidz, staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, bersama Rita Dafina dan Mar'atus Solihah, seorang mahasiswa magang yang penuh dedikasi, memulai perjalanan mereka pukul 10.08 WIB. Misi mulia ini bukanlah sekadar rutinitas penyaluran bantuan, melainkan wujud nyata komitmen BAZNAS dalam memastikan tidak ada anak yang terhalang meraih cita-cita karena keterbatasan ekonomi. "Ketika kami melihat mata berbinar anak-anak ini, kami tahu bahwa setiap rupiah yang disalurkan bukan hanya bantuan materi, tetapi investasi untuk masa depan bangsa," ungkap Hafidz dengan penuh haru saat berada di SDN Simogirang 1, lokasi pemberhentian pertama yang menyaksikan sembilan siswa menerima bantuan biaya pendidikan. Perjalanan berlanjut ke Desa Wirobiting, di mana dua sekolah—SDN Wirobiting 1 dan SDN Wirobiting 2—menjadi saksi kegembiraan 20 siswa lainnya. Suasana haru bercampur bahagia terlihat jelas ketika guru-guru pendamping turut merasakan kebahagiaan para siswa. Setiap serah terima bantuan disertai doa dan harapan agar pendidikan dapat menjadi jembatan menuju kehidupan yang lebih baik. Puncak emosi terjadi di SDN Prambon 1, di mana Kepala Sekolah Ida Faridah menyambut hangat kedatangan tim BAZNAS. Berbeda dengan lokasi sebelumnya, di sini tim menyerahkan bantuan partisipasi pembangunan mushollah sekolah. "Pendidikan tidak hanya soal akademis, tetapi juga pembentukan karakter dan spiritualitas. Mushollah ini akan menjadi ruang pembentukan akhlak mulia bagi siswa-siswi kami," kata Bu Ida dengan mata berkaca-kaca. Rita Dafina menambahkan bahwa program ini mencerminkan pendekatan holistik BAZNAS dalam memahami kebutuhan pendidikan. "Kami percaya bahwa pendidikan yang komprehensif mencakup pengembangan intelektual, emosional, dan spiritual. Bantuan mushollah ini adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia." Mar'atus Solihah, yang baru pertama kali terlibat langsung dalam kegiatan lapangan, mengaku terharu melihat antusiasme anak-anak. "Saya belajar banyak hari ini bahwa filantropi bukan hanya tentang memberi, tetapi tentang membangun harapan dan memberdayakan generasi penerus," katanya sambil menahan haru. Kegiatan yang berlangsung hingga pukul 11.47 WIB ini meninggalkan jejak mendalam bagi semua pihak yang terlibat. BAZNAS Sidoarjo juga mengumumkan rencana tindak lanjut berupa pengajuan bantuan mushollah untuk SDN Simogirang, menunjukkan komitmen berkelanjutan dalam mendukung ekosistem pendidikan yang inklusif. Total bantuan yang disalurkan kepada 29 siswa ini menjadi bukti nyata bahwa solidaritas dan kepedulian masyarakat melalui lembaga amil zakat dapat menghadirkan perubahan konkret. Setiap senyum anak yang menerima bantuan adalah cerminan harapan baru yang tumbuh di tengah keterbatasan, menegaskan bahwa pendidikan adalah hak setiap anak, tanpa memandang latar belakang ekonomi keluarga.
BERITA22/07/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Beri Dukungan Pendidikan dan UMKM di Tengah Komitmen Pemberdayaan Masyarakat
BAZNAS Sidoarjo Beri Dukungan Pendidikan dan UMKM di Tengah Komitmen Pemberdayaan Masyarakat
Sidoarjo – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo kembali menunjukkan peran strategisnya dalam pemberdayaan masyarakat melalui serangkaian kegiatan distribusi bantuan di lapangan, Selasa (22/07). Kali ini, fokus utama diberikan kepada peningkatan akses pendidikan bagi pelajar kurang mampu dan penguatan ekonomi mikro di tingkat akar rumput. Pada pagi hari, rombongan BAZNAS Sidoarjo tiba di SMP Plus Sabilurrosyad, Sidokumpul, Kecamatan Kota. Di sana, tiga pelajar berprestasi namun dari keluarga ekonomi terbatas—Ardan Ali Ibrahim, Abdul Qodir AlJaelani, dan Okta Dinda Wahyunira—menerima dukungan biaya pendidikan secara langsung. Kedatangan tim BAZNAS disambut hangat oleh kepala sekolah, M Mahsun, yang menyampaikan apresiasi mendalam atas kepedulian lembaga terhadap dunia pendidikan. “Terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada BAZNAS Sidoarjo. Bantuan ini bukan hanya membantu secara finansial, tetapi juga memberi semangat baru bagi para siswa dan orang tua bahwa mereka tidak sendiri,” ujar Mahsun dengan penuh haru. Wakil Ketua BAZNAS Sidoarjo, M Ilhamuddin, yang memimpin penyerahan bantuan, menekankan pentingnya nilai edukatif dari setiap bantuan yang diberikan. “Meskipun belum bisa mengcover seluruh kebutuhan, kami berharap bantuan ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan belajar, baik dari segi perlengkapan maupun motivasi akademik,” katanya. Usai kegiatan di sekolah, tim BAZNAS melanjutkan perjalanan ke Kelurahan Sidoakre, Kecamatan Sidoarjo, untuk menyalurkan bantuan penguatan usaha mikro. Sasaran kali ini adalah Ibu Mujiana, seorang pelaku usaha ultra mikro yang sehari-hari menjual makanan tradisional "mlijo". Dengan penuh syukur, Ibu Mujiana menerima bantuan usaha yang diharapkan menjadi modal pengembangan bisnisnya ke depan. “Ini bukan sekadar bantuan, tapi bentuk kepercayaan dan dorongan agar saya bisa lebih maju. Insyaallah saya akan gunakan dengan sebaik-baiknya,” tutur Ibu Mujiana. Kegiatan ini turut melibatkan jajaran pegiat zakat seperti Abdul Ghoni, yang mendampingi proses asesmen dan distribusi secara langsung. Pendekatan lapangan seperti ini menjadi bagian dari komitmen BAZNAS Sidoarjo untuk memastikan program tepat sasaran, transparan, dan berdampak nyata. Melalui dua aksi nyata di bidang pendidikan dan ekonomi, BAZNAS Sidoarjo kembali membuktikan perannya sebagai garda terdepan dalam upaya pemberdayaan umat. Dengan pendekatan humanis dan responsif, lembaga ini terus menginspirasi kolaborasi luas demi terwujudnya masyarakat Sidoarjo yang lebih adil, mandiri, dan berkeadilan.
BERITA22/07/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Hadirkan Harapan Baru Melalui Program Bantuan Kemanusiaan
BAZNAS Sidoarjo Hadirkan Harapan Baru Melalui Program Bantuan Kemanusiaan
SIDOARJO – Di tengah tantangan ekonomi yang masih menghimpit sebagian masyarakat, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo hadir sebagai garda terdepan penyalur bantuan kemanusiaan. Senin, 21 Juli 2025, menjadi hari bersejarah bagi puluhan warga Kecamatan Tarik yang merasakan langsung sentuhan kemanusiaan melalui program bantuan multisektor yang digelar di berbagai lokasi. Syamsul Hidayat, warga Desa Kedungbocok, tak mampu menyembunyikan keharuan saat menerima kursi roda dari tim BAZNAS. Pria paruh baya yang selama ini kesulitan bermobilitas itu akhirnya mendapat harapan baru untuk menjalani aktivitas sehari-hari. "Alhamdulillah, sekarang saya bisa kemana-mana dengan mudah," ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Tidak jauh berbeda, Nur Fatimah di Desa Segodobancang juga merasakan kebahagiaan yang sama. Gadis remaja yang mengalami gangguan pendengaran itu kini dapat mendengar suara dunia dengan lebih jelas berkat alat bantu pendengaran yang diterimanya. Kehadiran tim BAZNAS yang terdiri dari Abah Saleh, Kholid, dan Syukron di rumahnya menjadi momen yang tak terlupakan bagi keluarga. Program bantuan multisektor BAZNAS Sidoarjo tidak hanya berhenti pada bantuan kesehatan. Di SDN Mergosari 2 dan RA MNU Al Ibrohimi Klantingsari, total 17 siswa dari keluarga kurang mampu menerima bantuan biaya pendidikan. Bu Tantri, wali kelas di SDN Mergosari 2, mengungkapkan rasa syukurnya, "Bantuan ini sangat membantu meringankan beban orang tua siswa yang sedang kesulitan ekonomi." Komitmen BAZNAS dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat semakin nyata dengan adanya bantuan renovasi musholla di SDN Klantingsari 1. Bu Naila, yang mewakili sekolah, menyambut baik program ini karena akan memperbaiki fasilitas ibadah yang selama ini kondisinya memprihatinkan. "Musholla ini akan menjadi tempat yang nyaman untuk beribadah bagi seluruh warga sekolah," katanya. Keseluruhan program bantuan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari perangkat desa, keluarga penerima manfaat, hingga lembaga pendidikan. Kolaborasi ini memastikan bantuan tepat sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan secara transparan. Setiap lokasi bantuan dikunjungi langsung oleh tim untuk memastikan program berjalan sesuai rencana. "Program bantuan ini adalah wujud nyata dari amanah masyarakat yang telah mempercayakan zakat, infaq, dan sedekahnya kepada BAZNAS," tegas Abah Saleh yang memimpin langsung aktivitas lapangan. Menurutnya, pendekatan komprehensif ini lebih efektif karena menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat secara bersamaan. BAZNAS Kabupaten Sidoarjo membuktikan bahwa lembaga zakat tidak hanya berperan sebagai pengumpul dana, tetapi juga sebagai agen perubahan yang aktif mendampingi masyarakat. Program bantuan multisektor ini diharapkan menjadi model bagi daerah lain dalam mengoptimalkan potensi zakat untuk kesejahteraan umat dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat.
BERITA22/07/2025 | sudrab
Senyum Sumringah Nanang: BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Mimpi Penambal Ban Menuju Usaha yang Lebih Baik
Senyum Sumringah Nanang: BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Mimpi Penambal Ban Menuju Usaha yang Lebih Baik
Sidoarjo - Raut wajah Nanang (42) tampak sumringah ketika menerima bantuan modal usaha dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo di Balai Kelurahan Kalijaten, Kecamatan Taman, Senin (21/7). Pria yang berprofesi sebagai tukang tambal ban ini tak menyangka bantuan yang diterimanya akan mengubah masa depan usahanya. "InsyaAllah, nanti akan kita wujudkan peralatan usaha tambal ban. Belanja peralatannya didampingi staf kelurahan Kalijaten untuk memastikan dibelanjakan secara tepat," ungkap Nanang dengan penuh syukur. Nanang adalah salah satu dari sembilan penerima manfaat (mustahik) yang mendapat bantuan serentak dari BAZNAS Sidoarjo pada hari itu. Program distribusi bantuan ini meliputi bantuan biaya hidup untuk tujuh penerima manfaat, satu unit kursi roda, dan satu bantuan modal usaha untuk pelaku usaha ultra mikro. Kegiatan yang berlangsung 1,5 jam lebih ini, dipimpin langsung oleh tim BAZNAS Sidoarjo yang terdiri dari M. Sofwan, Dani Prabowo, dan Ahmad Faiz, dengan didampingi Lurah Kalijaten Endang Setianingsih dan staf kelurahan Sucipto. Selain Nanang, bantuan kursi roda diserahkan untuk Ibu Anik Harsini (68), seorang lansia yang kondisinya mengharuskan berada di tempat tidur dengan penglihatan yang mulai kabur. Kursi roda tersebut diterima langsung oleh anaknya sebagai perwakilan. Sementara itu, tujuh penerima bantuan biaya hidup lainnya mendapat bantuan tunai yang diserahkan langsung. Di antara mereka, Ibu Pamilah (73) dan Ibu Aslifah (68) akan menjalani asesmen ulang karena direncanakan akan diajukan sebagai penerima bantuan Fakir BAZNAS Sidoarjo. Kisah menyentuh juga datang dari Ibu Sutik (67), salah satu penerima bantuan biaya hidup yang sehari-hari berjuang mencari nafkah sebagai pemulung. Kondisi ekonomi yang sulit membuatnya harus tetap bekerja di usia senja. Lurah Kalijaten Endang Setianingsih mengapresiasi program BAZNAS Sidoarjo yang tepat sasaran. "Program ini sangat membantu warga kami yang membutuhkan, khususnya lansia dan pelaku usaha kecil seperti Pak Nanang," ujarnya. Tim BAZNAS Sidoarjo memastikan bantuan yang diberikan akan dimanfaatkan secara optimal. Khusus untuk bantuan modal usaha Nanang, proses pembelian peralatan tambal ban akan didampingi langsung oleh staf kelurahan untuk memastikan penggunaan dana sesuai tujuan. "Kami tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga memastikan dampak jangka panjangnya bagi pemberdayaan ekonomi mustahik," tegas M. Sofwan, salah satu penanggung jawab kegiatan. Program distribusi bantuan ini merupakan bukti komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam mengoptimalkan penyaluran zakat, infak, dan sedekah untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang berada dalam kategori delapan asnaf penerima zakat. Dengan bantuan ini, harapan untuk kehidupan yang lebih baik semakin nyata bagi para mustahik di Kelurahan Kalijaten, sekaligus menjadi inspirasi bagi program-program pemberdayaan masyarakat selanjutnya.
BERITA22/07/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Program "Sidoarjo Sehat" dengan Salurkan Bantuan untuk Dua Penderita Penyakit Kronis
BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Program "Sidoarjo Sehat" dengan Salurkan Bantuan untuk Dua Penderita Penyakit Kronis
SIDOARJO - Dua warga Desa Bringin Bendo, Kecamatan Taman, kembali merasakan kepedulian nyata dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo melalui program unggulan "Sidoarjo Sehat". Pada Senin (21/7), tim BAZNAS langsung mendatangi kediaman Bapak Samsuri dan Bapak Ikhwan untuk menyalurkan bantuan biaya kesehatan yang sangat mereka butuhkan. Kondisi Bapak Samsuri yang telah berjuang melawan stroke selama tujuh tahun terakhir mencerminkan perjuangan panjang seorang kepala keluarga yang tak pernah menyerah. Begitu pula dengan Bapak Ikhwan, yang sudah satu dekade menghadapi penyakit "kecetit" tulang punggung yang kini telah menyebar hingga menyerang syaraf matanya, membuat aktivitas sehari-harinya semakin terbatas. "Ini bukan sekadar bantuan finansial, tetapi bentuk kepedulian konkret terhadap sesama yang sedang berjuang melawan penyakit," ujar M. Sofwan,Staf pelaksana BAZNAS Sidoarjo, salah satu tim BAZNAS yang terlibat langsung dalam kegiatan distribusi ini. Kegiatan ini melibatkan kolaborasi solid antara BAZNAS dengan aparatur kelurahan setempat. Tim distribusi yang terdiri dari M. Sofwan, Dani Prabowo, Ahmad Faiz, bersama Iwan selaku i Kesra setempat dan staf kelurahan, menunjukkan sinergitas nyata dalam menghadirkan solusi bagi masyarakat yang membutuhkan. Pendekatan personal dan kunjungan langsung ke rumah penerima manfaat membuktikan komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam memberikan pelayanan terbaik. Kehadiran program "Sidoarjo Sehat" menjadi angin segar bagi keluarga yang berjuang dengan keterbatasan ekonomi akibat biaya pengobatan yang terus membengkak. Bantuan tunai yang diberikan kepada masing-masing penerima diharapkan dapat meringankan beban finansial untuk kebutuhan medis mereka. Menariknya, Bapak Ikhwan yang selama ini rutin berobat ke RS Dr. Sutomo Surabaya menyampaikan keinginannya untuk pindah ke fasilitas kesehatan yang lebih dekat di Sidoarjo. Hal ini menunjukkan pentingnya aksesibilitas layanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat. Dusun Bringin Wetan, Bringin Bendo, Taman, menjadi saksi bisu bagaimana program filantropi Islam melalui zakat dapat menghadirkan harapan baru bagi mereka yang membutuhkan. Setiap rupiah yang diamanahkan masyarakat kepada BAZNAS terbukti tersalurkan tepat sasaran untuk kemanfaatan umat. Program "Sidoarjo Sehat" ini membuktikan bahwa BAZNAS Sidoarjo tidak hanya berfokus pada distribusi bantuan, tetapi juga memahami kebutuhan spesifik setiap penerima manfaat. Dengan pendekatan yang humanis dan solusi yang berkelanjutan, BAZNAS Sidoarjo terus berkomitmen menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan ini sekaligus menegaskan peran strategis lembaga zakat dalam mewujudkan keadilan sosial melalui redistribusi wealth untuk kesehatan masyarakat yang lebih baik.
BERITA21/07/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Kesehatan untuk Korban Kecelakaan Patah Tulang Belakang
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Bantuan Kesehatan untuk Korban Kecelakaan Patah Tulang Belakang
SIDOARJO - Kepedulian terhadap sesama kembali dibuktikan BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Kabupaten Sidoarjo melalui penyaluran bantuan biaya kesehatan kepada Ibu Machfuriah, korban kecelakaan lalu lintas yang mengalami patah tulang belakang. Tragedi menimpa warga Candi Sayang, Desa Candi, Kecamatan Candi ini ketika mengendarai sepeda motor di kawasan Alun-alun Sidoarjo. Tepat di depan Toko Hartono Electronic, kendaraan yang dikendarai Ibu Machfuriah ditabrak dari belakang hingga menyebabkan cedera serius berupa patah tulang belakang. "Kondisi Ibu Machfuriah sangat memerlukan tindakan medis berupa operasi. Sebagai ibu rumah tangga dengan suami yang bekerja sebagai sopir freelance, beban biaya pengobatan tentu sangat berat bagi keluarga ini," ungkap Drs. Achmad Saleh, Wakil Ketua BAZNAS Sidoarjo saat menyerahkan bantuan. Distribusi bantuan kesehatan ini dilaksanakan pada Ahad, 20 Juli 2025, pukul 15.30-15.45 WIB di kediaman penerima bantuan di Candi Sayang RT 09 RW 02. Kegiatan ini melibatkan langsung Drs. Achmad Saleh selaku Wakil Ketua BAZNAS Sidoarjo, Pak Adi sebagai Ketua RT setempat, serta Pak Hasyim yang merupakan tokoh masyarakat di wilayah tersebut. Kondisi ekonomi keluarga Ibu Machfuriah yang terbatas menjadi pertimbangan utama BAZNAS Sidoarjo dalam memberikan bantuan ini. Suaminya yang berprofesi sebagai sopir freelance memiliki penghasilan tidak tetap, sementara Ibu Machfuriah kini harus menjalani perawatan intensif pasca operasi. "Kecelakaan ini benar-benar mengubah kehidupan keluarga kami. Kami sangat bersyukur ada BAZNAS yang peduli dan membantu meringankan beban biaya pengobatan," ungkap salah seorang anggota keluarga yang mendampingi saat penyerahan bantuan. Assessment yang dilakukan BAZNAS menunjukkan bahwa Ibu Machfuriah memerlukan perawatan jangka panjang untuk proses pemulihan. BAZNAS juga berkomitmen membantu kebutuhan rawat jalan selama masa pemulihan. Bantuan ini merupakan wujud nyata dari program kesehatan BAZNAS Sidoarjo yang fokus membantu masyarakat kurang mampu yang mengalami musibah. Dengan dukungan masyarakat melalui zakat, infaq, dan sedekah, BAZNAS terus berupaya menghadirkan solusi bagi mereka yang membutuhkan. "Ini adalah bentuk kepedulian kita semua kepada saudara yang sedang mengalami kesulitan. Semoga bantuan ini dapat meringankan beban keluarga dan mempercepat proses pemulihan Ibu Machfuriah," tutup Drs. Achmad Saleh. Kehadiran BAZNAS di tengah masyarakat sekali lagi membuktikan bahwa zakat tidak hanya sekedar ibadah, tetapi juga instrumen pemberdayaan dan kepedulian sosial yang nyata bagi sesama.
BERITA21/07/2025 | sudrab
Air Mata Haru Munjiati: Sidak Bupati Sidoarjo Bersama BAZNAS Temukan Tiga Rumah Tak Layak Huni
Air Mata Haru Munjiati: Sidak Bupati Sidoarjo Bersama BAZNAS Temukan Tiga Rumah Tak Layak Huni
SIDOARJO - Tangis haru mengalir di pipi Munjiati (67), janda yang telah 26 tahun berjuang sendiri di rumah lapuk yang hampir ambruk. Jumat pagi (18/7/2025), kehidupan warga Kelurahan Sidokumpul ini berubah ketika Bupati Sidoarjo H. Subandi, SH., M.Kn bersama tim BAZNAS Sidoarjo melakukan inspeksi mendadak tiga rumah tidak layak huni (RTLH) yang kondisinya sangat memprihatinkan. Kunjungan yang berlangsung pukul 08.30-09.30 WIB ini melibatkan sejumlah pejabat daerah, termasuk Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo Misbahul Munir, Dandim 0816 Sidoarjo Letkol Inf. Dedyk Wahyu Widodo, serta jajaran BAZNAS Sidoarjo. Mereka bergerak bersama mengunjungi rumah-rumah yang kondisinya jauh dari layak huni. "Saya tidak menyangka rumah saya bisa direnovasi. Sudah lama saya tinggal di rumah ini dengan kondisi yang seadanya. Terima kasih banyak kepada Pak Bupati dan Pemerintah Sidoarjo," ucap Munjiati dengan suara bergetar, air mata membasahi wajahnya yang keriput. Kondisi rumah janda mantan mudin ini memang sangat memprihatinkan. Atap yang sudah lapuk hampir ambruk, ketika hujan rumah bocor di mana-mana. Lantai yang rendah membuat rumah sering terendam banjir saat musim hujan. Munjiati tinggal bersama anaknya yang masih bujangan, mengandalkan penghasilan seadanya untuk bertahan hidup. Tak jauh dari sana, kondisi serupa dialami Madekan (67), seorang tukang becak yang juga berprofesi sebagai juru parkir. Rumahnya yang hampir ambruk memaksa pria lanjut usia ini hanya bisa menempati ruang tamu untuk tidur. Sebagian besar rumah sudah tidak layak ditempati karena atap yang nyaris roboh. Lokasi ketiga yang dikunjungi adalah rumah Suwandi dan Enny Marzuqo di Kelurahan Porong. Pasangan yang menghidupi keluarga dari berjualan cilok keliling ini tinggal dengan dua anak dalam kondisi rumah yang memprihatinkan. Atap bagian belakang sudah ambruk, sementara bagian depan terancam roboh. Meski menerima bantuan PKH dan KIS, penghasilan mereka hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Bupati Subandi yang menyaksikan langsung kondisi ketiga rumah ini tidak bisa menyembunyikan keprihatinannya. Dinding yang lapuk dan retak, atap bocor parah, hingga struktur bangunan yang nyaris ambruk menjadi pemandangan yang mengharukan. "Kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan. Pemerintah harus hadir dan bergerak cepat. Tiga rumah ini akan segera masuk dalam program rumah tidak layak huni (RTLH) agar layak, aman, dan nyaman untuk ditempati," tegas Subandi usai acara sidak. Menurutnya, program RTLH bukan sekadar memperbaiki bangunan fisik, tetapi bentuk kepedulian nyata pemerintah kepada masyarakat kecil agar mereka bisa hidup lebih sehat dan sejahtera. Subandi menegaskan proses verifikasi teknis akan segera dilakukan untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan. "Kita akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan camat setempat untuk mempercepat proses ini. Harapannya, secepatnya rumah bisa dibedah dan ditempati dengan baik," ucapnya dengan penuh keyakinan. Enny Marzuqo, istri Suwandi, turut mengungkapkan rasa syukurnya. "Ini seperti mimpi. Selama ini kami hanya bisa berharap, sekarang akhirnya ada harapan. Semoga bantuan ini membawa keberkahan untuk semua," katanya dengan mata berkaca-kaca. Komitmen Pemkab Sidoarjo untuk tidak tinggal diam terhadap kondisi warga kurang mampu ini menjadi bukti nyata kehadiran pemerintah di tengah-tengah masyarakat. "Kita ingin semua warga Sidoarjo merasakan kehadiran pemerintah dalam kehidupan mereka sehari-hari," pungkas Bupati Subandi. Sidak mendadak ini menjadi angin segar bagi warga yang selama ini hidup dalam keterbatasan, sekaligus membuktikan sinergi yang baik antara pemerintah daerah dan lembaga zakat dalam mengentaskan kemiskinan struktural di Kabupaten Sidoarjo.
BERITA18/07/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Hadirkan Harapan Baru Warga Jatikalang Prambon
BAZNAS Sidoarjo Hadirkan Harapan Baru Warga Jatikalang Prambon
Prambon, Sidoarjo – Dalam suasana yang penuh haru, rumah sederhana di RT 01 RW 01 Desa Jatikalang, Kecamatan Prambon, menjadi saksi kepedulian BAZNAS Kabupaten Sidoarjo terhadap sesama. Kamis (17/7/2025), tim distribusi langsung mendatangi kediaman Bapak Suparlan (76) dan putranya M. Rustipan (35), dua warga yang sedang berjuang melawan keterbatasan fisik. Bapak Suparlan, yang telah kehilangan penglihatan akibat glukoma, menerima bantuan dengan mata berkaca-kaca. Sementara di sampingnya, putranya M. Rustipan yang masih berjuang memulihkan fungsi tubuh bagian kiri pasca stroke, mencoba bangkit dari tempat tidurnya dengan bantuan alat bantu jalan yang baru diterimanya. "Alhamdulillah, ini sangat membantu untuk proses pemulihan saya," ucap Rustipan dengan suara bergetar, sambil mencoba menggenggam pegangan alat bantu jalan empat kaki yang diserahkan tim BAZNAS. Berdasarkan hasil assessment yang dilakukan pada 14 Juli 2025, kondisi Rustipan menunjukkan adanya masalah syaraf kejepit yang menyebabkan nyeri, ditambah kolesterol tinggi yang berisiko bagi jantung. Meski fungsi ginjal dan organ lain dalam kondisi baik, proses pemulihan membutuhkan terapi rutin dan kontrol medis berkelanjutan di RSUD Notopuro. A. Hamdani, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo yang memimpin distribusi, menyampaikan harapannya dengan tulus. "Semoga bantuan yang disalurkan BAZNAS Sidoarjo ini bisa optimal dan memberikan manfaat maksimal bagi saudara-saudara kita," ungkapnya sambil menyerahkan bantuan biaya kesehatan untuk keperluan rawat jalan. Kehadiran Kepala Desa Jatikalang, Budi Utomo, semakin memperkuat semangat ayah dan anak yang sedang menghadapi cobaan ini. Dengan senyum hangat yang khas, beliau memberikan motivasi kepada keluarga yang sedang diuji ini. "Sabar njih, tak ada yang berkeinginan untuk mendapatkan cobaan, namun semuanya tergantung mas-nya sendiri untuk tetap semangat dan yakin. InsyaAllah segera pulih," kata Budi Utomo dengan penuh empati. Tim BAZNAS yang terdiri dari A. Hamdani, A. Hafidz, dan didampingi dua mahasiswa magang, tidak hanya menyerahkan bantuan fisik berupa alat kesehatan dan biaya pengobatan. Mereka juga meluangkan waktu untuk memberikan semangat dan motivasi kepada ayah dan anak yang sedang berjuang ini. Program distribusi yang berlangsung dari pukul 01.00 hingga 03.30 WIB ini merupakan wujud nyata komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam menghadirkan keadilan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan. Melalui pendekatan personal dan assessment mendalam, setiap bantuan dirancang sesuai kebutuhan spesifik penerima. Rustipan, yang kini mulai berlatih menggunakan alat bantu jalan dengan didampingi keluarga, menunjukkan tekad kuat untuk pulih. "Saya akan terus berusaha dan berdoa, semoga bisa segera mandiri lagi," katanya dengan mata yang memancarkan harapan. Bantuan ini diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan dan memberikan kemandirian bagi kedua penerima dalam menjalani aktivitas sehari-hari, sekaligus meringankan beban ekonomi keluarga untuk biaya pengobatan berkelanjutan.
BERITA18/07/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Assessment RTLH Nenek 65 Tahun yang Hidup Sendirian
BAZNAS Sidoarjo Assessment RTLH Nenek 65 Tahun yang Hidup Sendirian
Sidoarjo, 16 Juli 2025 - Di tengah panas terik siang menjelang dzuhur, Ibu Darpiah (65) masih sibuk memilah-milah rongsokan di halaman rumahnya yang sederhana. Dinding bambu yang telah lapuk dan partisi yang mulai rusak menjadi saksi bisu perjuangan seorang janda yang harus bertahan hidup sendirian sejak suaminya meninggal tiga bulan lalu. Kondisi inilah yang mendorong Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo melakukan survey langsung ke kediaman Ibu Darpiah di Desa Kebaron RT.01 RW.03, Kecamatan Tulangan, Rabu (16/7/2025) pukul 11.00-11.30 WIB. "Kami tidak bisa tinggal diam melihat kondisi seperti ini. Rumah yang tidak layak huni bukan hanya masalah fisik, tetapi juga berkaitan dengan martabat kemanusiaan," tegas M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk), Ketua BAZNAS Sidoarjo yang langsung memimpin tim survey. Tim yang terdiri dari Ketua BAZNAS Sidoarjo, Wakil Ketua 2 M. Mahbub, Ach Richi, dan Kasun setempat melakukan assessment menyeluruh terhadap kondisi tempat tinggal Ibu Darpiah. Hasil survey menunjukkan gambaran yang mengharukan sekaligus menggugah nurani. Nenek yang telah memasuki usia senja ini harus berjuang mencari rongsokan setiap hari untuk bertahan hidup. Dengan penghasilan sekitar 40-50 ribu rupiah setiap dua hari, ia berusaha memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Meskipun mendapat bantuan beras dan BLT, kondisi ekonominya masih jauh dari kata layak. "Ibu Darpiah menunjukkan ketangguhan yang luar biasa. Dalam usia yang sudah tidak muda lagi, beliau masih berusaha mandiri mencari nafkah. Ini adalah contoh semangat yang patut kita hormati sekaligus kita bantu," ungkap Gus Jazuk dengan nada penuh empati. Kondisi rumah yang ditinggali Ibu Darpiah memang memprihatinkan. Meski status tanah sudah milik sendiri, sebagian besar dinding masih menggunakan partisi dan bambu yang sudah tidak layak. Atap yang bocor dan lantai yang tidak rata menambah daftar panjang masalah yang harus dihadapi setiap hari. Satu-satunya kabar baik adalah kondisi jamban yang sudah mendapat bantuan dari desa beberapa waktu sebelumnya, sehingga aspek sanitasi dasar minimal sudah terpenuhi. "Program Rumah Tidak Layak Huni merupakan salah satu prioritas BAZNAS Sidoarjo dalam mengentaskan kemiskinan struktural. Kami tidak hanya memberikan bantuan temporer, tetapi solusi jangka panjang yang berkelanjutan," jelas Ketua BAZNAS Sidoarjo. Survey ini menjadi langkah awal BAZNAS Sidoarjo dalam menyusun program bantuan yang tepat sasaran. Dengan melibatkan tokoh masyarakat setempat, diharapkan program ini bisa memberikan dampak maksimal bagi peningkatan kualitas hidup Ibu Darpiah. Kehadiran BAZNAS Sidoarjo di lapangan menunjukkan komitmen nyata dalam menjangkau masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Program ini bukan sekadar memberikan bantuan fisik, tetapi juga mengembalikan martabat kemanusiaan yang layak diperoleh setiap warga negara.
BERITA16/07/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Kursi Roda dan Bantuan Modal Penjual Mie dan Bakso
BAZNAS Sidoarjo Salurkan Kursi Roda dan Bantuan Modal Penjual Mie dan Bakso
Sidoarjo, 16 Juli 2025 - Senyum lebar terpancar dari wajah Umi Fadillah (50) saat menerima kursi roda dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo di rumahnya yang sederhana di Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin. Wanita yang telah lama terbaring lemah akibat keterbatasan mobilitas ini tak kuasa menahan haru. "Terima kasih BAZNAS, atas bantuannya," ungkapnya dengan suara bergetar penuh syukur. Bantuan kursi roda ini merupakan bagian dari program pelayanan kesehatan BAZNAS Sidoarjo yang didistribusikan langsung oleh Wakil Ketua 4 Bidang SDM BAZNAS Sidoarjo, M. Ilhamuddin. Kehadiran alat bantu mobilitas ini bukan sekadar memberikan kemudahan fisik, namun juga mengembalikan semangat hidup bagi para penerima manfaat. Perjalanan tim BAZNAS berlanjut ke Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, menghampiri rumah Yayuk Maisaroh yang telah lama menanti-nantikan bantuan serupa. Kali ini, kursi roda ditujukan untuk putra bungsunya, Arjun Ari Wibowo (7), seorang anak penyandang disabilitas yang mengalami kelumpuhan dan kesulitan mobilitas. "Atas perhatian BAZNAS dalam bentuk kursi roda ini sangat bermanfaat sekali untuk keseharian putra kami," ungkap Yayuk Maisaroh dengan mata berkaca-kaca. Bagi Arjun yang kini bersekolah di SDN setempat, bantuan alat mobilitas ini menjadi jembatan emas menuju masa depan yang lebih cerah. Kehadiran kursi roda bukan hanya mengubah cara Arjun bergerak, tetapi juga membuka peluang yang lebih luas untuk mengakses pendidikan dan berinteraksi dengan teman-temannya. Ini adalah investasi jangka panjang bagi masa depan anak yang penuh potensi. Program bantuan BAZNAS Sidoarjo tidak berhenti pada sektor kesehatan. Hari yang sama, tim melanjutkan kunjungan ke Desa Kemuning, Kecamatan Tarik, untuk menyalurkan bantuan modal kerja UMKM kepada Ferry Ramadhani (39), seorang pedagang bakso dan mie ayam yang berusaha mempertahankan usahanya di tengah tantangan ekonomi. "Kami berharap apa yang telah disalurkan BAZNAS Sidoarjo bisa memberikan manfaat yang optimal," tegas M. Ilhamuddin saat menyampaikan harapannya. Komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat terpinggirkan mencerminkan semangat gotong royong yang telah mengakar dalam budaya Indonesia. Melalui program terintegrasi yang menyentuh berbagai aspek kehidupan - dari kesehatan hingga ekonomi - BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban ritual, melainkan instrumen pemberdayaan yang mampu mengubah kehidupan. Setiap kursi roda yang disalurkan adalah simbol kemerdekaan mobilitas, setiap bantuan modal adalah benih harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Kehadiran BAZNAS Sidoarjo di tengah masyarakat menunjukkan bahwa solidaritas sosial masih menjadi kekuatan utama dalam membangun peradaban yang berkeadilan. Program ini bukan hanya memberikan bantuan material, tetapi juga mengembalikan martabat dan harapan kepada mereka yang membutuhkan.
BERITA16/07/2025 | sudrab
Santri Sidoarjo Bersiap! BAZNAS RI Buka Peluang Emas Santripreneur 2025
Santri Sidoarjo Bersiap! BAZNAS RI Buka Peluang Emas Santripreneur 2025
Momentum bersejarah bagi santri dan alumni pesantren di Sidoarjo! Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI resmi meluncurkan Kompetisi Santripreneur 2025 yang membuka kesempatan emas bagi para santri untuk menjadi pengusaha sukses dengan modal hingga Rp20 juta. Diluncurkan di Gedung BAZNAS RI Jakarta pada 8 Juli 2025, program ini bukan sekadar kompetisi biasa. Ini adalah panggilan jiwa bagi santri Sidoarjo untuk bangkit, berkarya, dan membuktikan bahwa pesantren adalah ladang subur lahirnya para wirausahawan tangguh berbasis syariah. "Santri memiliki kekuatan dalam tirakat, doanya kuat, dan usahanya pun berani. Ini adalah kekuatan di mana seseorang menjadi kuat secara mental dan spiritual kepada Allah SWT," tegas Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA. Dari Mustahik Menuju Muzaki Sejak diluncurkan pertama kali pada 2022, program Santripreneur telah membuktikan dampak luar biasa. Tercatat 1.185 santri dari 948 pondok pesantren di 176 kabupaten/kota telah merasakan manfaatnya. Yang membanggakan, banyak di antara mereka mengalami peningkatan pendapatan signifikan hingga mendekati batas nishab zakat—berubah dari penerima menjadi pemberi zakat. Kisah inspiratif datang dari Misthofa, juara kedua Santripreneur 2023, yang kini mengekspor produk aksesori berbahan pelepah pisang ke Amerika Serikat, Chili, dan Argentina. Bukti nyata bahwa santri Indonesia mampu menembus pasar global. Enam Klaster Peluang Bisnis Kompetisi 2025 menawarkan enam klaster usaha menarik yang dibagi dua tahap: Tahap pertama mencakup Peternakan, Industri Kreatif (Konten Kreator), dan Travel Haji & Umrah. Tahap kedua meliputi Pertanian, Fashion, dan Barista. Para peserta akan melewati seleksi ketat mulai dari administrasi hingga audisi untuk menjaring 50 finalis terbaik. Mereka yang lolos berhak mendapat Bantuan Modal Usaha Langsung Rp3-20 juta, plus bootcamp pelatihan wirausaha dan pendampingan bisnis dari para pakar. Ajakan untuk Santri Sidoarjo Bagi santri dan alumni pesantren di Sidoarjo, ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan. Syaratnya cukup sederhana: berusia 17-35 tahun, kategori mustahik, berpendidikan minimal SD, dan memiliki semangat berwirausaha. Pendaftaran dibuka hingga 31 Juli 2025 melalui www.santripreneurbaznas.id. Dengan total pembinaan 500 peserta, setiap santri Sidoarjo memiliki peluang sama untuk menjadi bagian dari ekosistem ekonomi nasional yang kuat. "Kita harapkan mereka bisa terus tumbuh sampai pada standar nishab dan menjadi muzaki. Apa yang mereka lakukan bisa mengubah status mereka dari mustahik menjadi muzaki," ungkap Saidah Sakwan, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan. Program ini sejalan dengan Astacita Presiden Prabowo yang mengusung semangat tidak ada yang tertinggal. Santri Sidoarjo, saatnya bangkit dan tunjukkan bahwa pesantren adalah pusat lahirnya para pengusaha sukses yang tidak hanya berdaya secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi nyata untuk masyarakat dan bangsa. Daftarkan diri Anda sekarang! Masa depan cerah menanti para santri Sidoarjo yang berani bermimpi dan bertindak.
BERITA16/07/2025 | sudrab
Kolaborasi BAZNAS-TKSK Kecamatan Balongbendo: Harapan Baru Bagi Keluarga Cahya Hidayat
Kolaborasi BAZNAS-TKSK Kecamatan Balongbendo: Harapan Baru Bagi Keluarga Cahya Hidayat
Sidoarjo - Selasa pagi yang cerah, 15 Juli 2025, menjadi saksi bisu dari sebuah misi kemanusiaan yang mengharukan. Tim Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK) Balongbendo yang dipimpin Sherly, bersama perwakilan Pemerintah Desa Singkalan, melakukan kunjungan lapangan ke rumah Bapak Cahya Hidayat di Dusun Tado, Desa Singkalan RT 2 RW 1. Kunjungan yang berlangsung selama 50 menit ini merupakan bagian dari program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang diinisiasi BAZNAS Sidoarjo. Di balik dinding-dinding yang mulai rapuh dan atap yang dimakan rayap, tersimpan kisah perjuangan sebuah keluarga yang tidak pernah menyerah. Bapak Cahya Hidayat, sang pemilik rumah, kini harus menanggung beban hidup yang tidak ringan setelah mengalami PHK pada tahun 2017. Penghasilannya yang hanya mengandalkan kerja sebagai buruh tani sesekali, membuat kondisi ekonomi keluarga semakin terpuruk. Kondisi rumah yang roboh lebih dari setengah tahun lalu semakin memperparah situasi. Atap yang penuh rayap dan struktur yang sangat rapuh menciptakan ancaman serius bagi keselamatan penghuni. Ironisnya, rumah tersebut kini ditempati oleh kakak Bapak Cahya Hidayat beserta keluarganya, sementara sang pemilik terpaksa tinggal di rumah mertua untuk merawat mertuanya yang sedang sakit. Beban ekonomi semakin bertambah berat dengan empat anak yang harus dinafkahi. Anak pertama terpaksa putus kuliah karena ketiadaan biaya, sementara tiga anak lainnya masih bersekolah. Istri Bapak Cahya Hidayat pun hanya sesekali mendapat pekerjaan sebagai buruh cuci dan setrika. Kakaknya yang menempati rumah tersebut juga menghadapi tantangan serupa dengan istri yang menderita diabetes. Meskipun telah menerima bantuan BLT-DD, BPNT, dan memiliki jaminan kesehatan KIS, kondisi rumah yang tidak layak huni tetap menjadi persoalan mendesak yang memerlukan penanganan segera. Achmad Richie, Staf Pelaksana Program Rehab RTLH BAZNAS Sidoarjo, mengungkapkan apresiasinya terhadap kolaborasi yang terjalin. "Dukungan dari para petugas TKSK sangat berkontribusi pada kecepatan dan ketepatan program rehabilitasi RTLH kami. Kolaborasi ini memungkinkan kami untuk lebih memahami kondisi riil masyarakat dan memberikan bantuan yang tepat sasaran,InsyaAllah bulan depan,sekalian berkas administrasinya kita selesaikan,karena bulan ini slot RTLH sudah tidak ada," ujarnya dengan penuh keyakinan. Kunjungan lapangan ini menjadi bukti nyata komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam mewujudkan program rehabilitasi rumah yang tidak hanya fokus pada aspek fisik bangunan, tetapi juga mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi keluarga penerima manfaat. Melalui sinergi dengan TKSK, diharapkan bantuan yang diberikan dapat lebih efektif dan berkelanjutan. Keluarga Cahya Hidayat kini menanti dengan penuh harapan realisasi program rehabilitasi yang akan mengubah nasib mereka. Rumah yang layak huni bukan hanya sekedar tempat berlindung, tetapi juga fondasi untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus.
BERITA15/07/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo: Rumah Layak, Hidup Bermartabat
BAZNAS Sidoarjo: Rumah Layak, Hidup Bermartabat
109 Keluarga Merasakan Kehangatan Rumah Baru di Semester Pertama 2025 Sidoarjo, 11 Juli 2025 – Di balik angka-angka yang tertera pada peta sebaran program Rehabilitasi Rumah Tak Layak Huni (RTLH), tersimpan cerita-cerita kehidupan yang berubah. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo berhasil menyelesaikan 109 unit rumah layak huni pada semester pertama 2025, memberikan harapan baru bagi keluarga-keluarga yang selama ini tinggal dalam kondisi yang memprihatinkan. Pencapaian ini bukan sekadar deretan angka statistik. Setiap unit rumah yang direnovasi mewakili satu keluarga yang kini dapat tidur dengan tenang, anak-anak yang dapat belajar dengan nyaman, dan orangtua yang tidak lagi khawatir akan atap yang bocor saat hujan deras. "Upaya BAZNAS Sidoarjo tak sekedar menciptakan hunian aman dan nyaman, tapi lebih dari itu. Program RTLH kami adalah bagian integral dari upaya membangun lingkungan dan sanitasi sehat," ungkap M. Chasbil Aziz Salju Sodar, yang akrab dipanggil Gus Jazuk, Ketua BAZNAS Sidoarjo. Kecamatan Tulangan menjadi saksi bisu transformasi terbesar dengan 12 unit rumah yang berhasil direnovasi. Sementara daerah lain seperti Tarik dan Wonoayu masing-masing mencatat 10 unit, menunjukkan pemerataan program yang merata di seluruh wilayah Sidoarjo. Yang membuat program ini semakin bermakna adalah perhatian detail terhadap aspek sanitasi. Sebanyak 47 unit jamban sehat turut dibangun sebagai bagian integral dari program RTLH. Keputusan ini menunjukkan visi holistik BAZNAS Sidoarjo yang memahami bahwa rumah layak huni tidak hanya soal dinding dan atap, tetapi juga lingkungan yang sehat dan higienis. Kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci sukses program ini. BAZNAS Provinsi Jawa Timur berkontribusi 5 unit rumah yang tersebar di Kecamatan Tarik (2 unit), Sedati (2 unit), dan Porong (1 unit). Dukungan korporat seperti JNE Express Sidoarjo yang mendonasikan zakat karyawannya turut memperkuat gerakan filantropi ini. "Kami berharap makin banyak kontribusi dari pihak lain, baik korporat maupun lembaga lain, untuk semester berikutnya," harap Gus Jazuk dengan optimisme yang menghangatkan hati. Setiap paku yang dipukul, setiap genteng yang dipasang, dan setiap cat yang diaplikasikan dalam program ini membawa pesan yang sama: tidak ada yang terlupakan dalam masyarakat yang peduli. BAZNAS Sidoarjo telah membuktikan bahwa zakat bukan hanya kewajiban ritual, tetapi juga instrumen perubahan sosial yang nyata. Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern, program RTLH BAZNAS Sidoarjo mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kemampuan mengulurkan tangan kepada sesama. Ketika 109 keluarga kini dapat menjalani hidup dengan lebih bermartabat, sesungguhnya seluruh masyarakat Sidoarjo turut merasakan kehangatan yang sama.
BERITA11/07/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Mimpi Pendidikan Anak-Anak Prambon
BAZNAS Sidoarjo Wujudkan Mimpi Pendidikan Anak-Anak Prambon
Senyum sumringah terpancar dari wajah puluhan siswa dan orang tua di SDN Kedungkembar dan SDN Temu 2, Kecamatan Prambon, ketika menerima bantuan biaya pendidikan dari BAZNAS Sidoarjo. Momen haru ini menjadi bukti nyata komitmen lembaga zakat dalam meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak kurang mampu. SIDOARJO - Gelak tawa anak-anak memenuhi ruang kelas SDN Temu 2, Kecamatan Prambon, Selasa (8/7). Puluhan pasang mata berbinar penuh harapan, sementara orang tua mereka menahan haru. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo kembali menghadirkan secercah cahaya melalui program bantuan biaya pendidikan yang menyasar 19 siswa dari dua sekolah dasar di wilayah tersebut. Dalam penyaluran yang berlangsung khidmat ini, 10 siswa SDN Kedungkembar dan 9 siswa SDN Temu 2 menerima bantuan langsung yang didampingi orang tua masing-masing. Kehadiran orang tua dalam acara ini memberikan nuansa berbeda—lebih personal dan penuh makna. "Apresiasi untuk BAZNAS Sidoarjo yang memberikan bantuan bagi para siswa siswi SDN Temu 2. Kami ucapkan beribu terima kasih, bisa mendapatkan alokasi bagi siswa siswi SDN ini," ungkap Hendra P, Plt Kepala Sekolah SDN Temu 2 dengan suara bergetar penuh syukur. Wajah sumringah terus mengembang di setiap antrian saat para siswa dan orang tua menandatangani bukti penerimaan bantuan. Momen ini bukan sekadar ritual administratif, melainkan simbolisme harapan yang kembali hidup di tengah keterbatasan ekonomi keluarga. M. Sofwan, staf amil pelaksana BAZNAS Sidoarjo, menegaskan komitmen lembaga dalam menyalurkan bantuan secara tepat dan cepat. "Kami menyadari, meski belum bisa meng-cover semua kebutuhan siswa siswi di setiap satuan pendidikan, namun kita berkomitmen untuk bisa selalu tepat dan cepat dalam penyalurannya," tegas alumni Ponpes Alfalah Kediri ini. Pernyataan Sofwan mencerminkan realitas yang dihadapi BAZNAS Sidoarjo—keterbatasan sumber daya di tengah besarnya kebutuhan masyarakat. Namun, semangat untuk memberikan manfaat optimal kepada penerima tidak pernah surut. Program bantuan pendidikan ini merupakan bagian dari upaya BAZNAS Sidoarjo dalam meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak kurang mampu. Melalui dana zakat, infaq, dan sedekah yang terkumpul, lembaga ini terus berkomitmen menghadirkan solusi nyata bagi permasalahan pendidikan di tingkat grassroot. Keunikan penyaluran kali ini terletak pada pendekatan yang lebih humanis dengan melibatkan orang tua. Hal ini tidak hanya memastikan transparansi, tetapi juga memberikan dampak psikologis positif bagi keluarga penerima manfaat. Dengan semangat gotong royong dan kepedulian sosial, BAZNAS Sidoarjo terus membuktikan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban religius, melainkan instrumen pemberdayaan masyarakat yang efektif. Setiap rupiah yang tersalurkan menjadi investasi masa depan bangsa melalui pendidikan anak-anak Indonesia. Bantuan pendidikan ini diharapkan dapat meringankan beban keluarga dan memberikan motivasi bagi siswa untuk terus berprestasi dalam menggapai cita-cita.
BERITA09/07/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Berikan Harapan Baru Melalui Bantuan Kaki Palsu
BAZNAS Sidoarjo Berikan Harapan Baru Melalui Bantuan Kaki Palsu
Sidoarjo - Dalam wujud kepedulian nyata terhadap penyandang disabilitas, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo melakukan asesmen langsung untuk program bantuan kaki palsu kepada dua calon penerima manfaat. Kegiatan yang dipimpin langsung oleh M. Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk) selaku Ketua BAZNAS Sidoarjo ini dilaksanakan pada Selasa (8/7/2025). Tim BAZNAS Sidoarjo turun langsung ke lapangan untuk memastikan bantuan yang diberikan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing calon penerima manfaat. Pendekatan personal ini menunjukkan komitmen BAZNAS Sidoarjo dalam memberikan pelayanan terbaik bagi mustahik. Perjuangan Bu Mutik Melawan Keterbatasan Kunjungan pertama ditujukan kepada Bu Mutik (71 tahun), warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Taman. Nenek berusia senja ini telah menjalani kehidupan dengan kaki palsu selama bertahun-tahun, bahkan sudah tiga kali mengganti kaki palsu karena rusak. "Mpun ganti tiga kali kaki palsu," ujar Bu Mutik sambil memperlihatkan kondisi kakinya yang memerlukan penggantian. Kisah pilu dimulai ketika anak-anaknya masih bersekolah. Musibah tak terduga terjadi ketika Bu Mutik menginjak kaca bohlam yang pecah. Luka yang awalnya terlihat sepele itu ternyata menjadi awal penderitaan panjang. Keterbatasan akses dan kondisi ekonomi membuat Bu Mutik tidak sempat mendapatkan penanganan medis yang optimal. Akibatnya, kaki yang awalnya hanya terluka akhirnya harus diamputasi. Sejak saat itu, Bu Mutik bergantung pada kaki palsu untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Proses pembuatan kaki palsu baru untuk Bu Mutik akan dilakukan secara bertahap dan profesional. Tim medis akan melakukan pengukuran terlebih dahulu, kemudian membuat dummy untuk dicoba agar sesuai dengan kondisi anatomi Bu Mutik. Hal ini penting untuk memastikan kenyamanan dan kemudahan penggunaan kaki palsu tersebut. Pak Aminuddin: Satpam Tangguh yang Butuh Dukungan Penerima manfaat kedua adalah Bapak Aminuddin (53 tahun), warga Desa Banjarsari, Buduran. Pak Aminuddin telah mengabdikan dirinya sebagai satpam di MINU Pucang Sidoarjo selama puluhan tahun. Dedikasi dan loyalitasnya terhadap sekolah membuatnya diberikan tempat tinggal di lingkungan sekolah tersebut. Asesmen untuk Pak Aminuddin dilaksanakan di Desa Tulangan, tepatnya di rumah mertuanya. Hal ini karena istrinya, yang juga berprofesi sebagai guru di sekolah yang sama, sedang bertugas mengantarkan siswa study tour ke luar kota. Keharmonisan keluarga yang saling mendukung ini menjadi kekuatan bagi Pak Aminuddin dalam menghadapi cobaan. Kaki kanan Pak Aminuddin harus diamputasi lebih dari setahun yang lalu akibat komplikasi diabetes. Penyakit yang sering disebut sebagai "silent killer" ini memang kerap menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Kondisi ini tentu mempengaruhi kemampuan Pak Aminuddin dalam menjalankan tugasnya sebagai satpam. Wujud Nyata Kepedulian Zakat Program bantuan kaki palsu ini merupakan implementasi dari konsep zakat produktif yang tidak hanya memberikan bantuan sesaat, tetapi juga memberdayakan penerima manfaat untuk kembali produktif. Dengan adanya kaki palsu yang layak, Bu Mutik dan Pak Aminuddin diharapkan dapat menjalani aktivitas dengan lebih percaya diri dan mandiri. Kehadiran langsung tim BAZNAS Sidoarjo dalam melakukan asesmen menunjukkan pendekatan yang humanis dan profesional. Tidak hanya sekadar memberikan bantuan, tetapi juga memastikan bahwa bantuan tersebut benar-benar dibutuhkan dan dapat memberikan manfaat maksimal bagi penerima. Melalui program ini, BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa zakat bukan hanya sebatas kewajiban ritual, tetapi juga instrumen pemberdayaan yang dapat mengubah kehidupan mustahik menjadi lebih baik. Kepedulian terhadap penyandang disabilitas seperti Bu Mutik dan Pak Aminuddin mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi dalam pengelolaan zakat. Program bantuan kaki palsu ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lembaga zakat lainnya untuk memberikan perhatian khusus kepada penyandang disabilitas, sehingga mereka dapat kembali berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
BERITA08/07/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Bantu Pasien TBC Tulang Belakang Lanjut yang Terhambat Biaya
BAZNAS Sidoarjo Bantu Pasien TBC Tulang Belakang Lanjut yang Terhambat Biaya
Sidoarjo, 07 Juli 2025,Di tengah perjuangan melawan penyakit TBC tulang belakang yang dideritanya sejak 2023, Wiji Lestari (33) dan suaminya, Abdul Baiturrochman (34), mendapat angin segar. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo menyalurkan bantuan biaya kesehatan untuk meringankan beban pengobatan pasangan ini, yang sempat terhenti akibat tunggakan BPJS. Wiji didiagnosis menderita TBC tulang belakang kompleks disertai abses (kantong nanah) besar sepanjang 23 cm di area pinggang. Penyakit ini telah dua kali memaksanya menjalani operasi dan memerlukan pengobatan rawat jalan intensif selama minimal 1,5 tahun. Namun, kondisi ekonomi keluarga—yang menggantungkan hidup dari berjualan kopi Rochman di warung PCNU Sidoarjo—membuat terapi terputus. “Sejak 2023, istri saya rutin kontrol ke RSUD Notopuro. Tapi sempat mandek karena masalah biaya,” ujar Rochman, saat tim BAZNAS Sidoarjo mendatangi rumah kontrakan mereka di Celep, Sidoarjo Kota. Ia mengungkapkan rasa syukur atas bantuan yang diberikan: “Alhamdulillah, semoga ini menjadi jalan kesembuhan untuk istri saya.” Perjuangan di Balik Diagnosis Berat Penyakit Wiji bukanlah kondisi biasa. Selain merusak tulang belakang, abses besar di tubuhnya berisiko menyebabkan kelumpuhan jika tak ditangani tepat waktu. Dokter menyatakan ia masih memerlukan obat harian, fisioterapi, dan kontrol rutin—dengan biaya yang selama ini menjadi beban psikologis pasangan ini. M. Sofwan, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo, menegaskan bahwa bantuan ini adalah respons atas kerentanan ekonomi-medis keluarga Wiji-Rochman. Meski tercatat sebagai warga Sukorejo, Buduran, pasangan ini harus mengontrak rumah sederhana demi mendekati akses pengobatan. “Kami akan pantau perkembangannya. Bila perlu, ada intervensi lanjutan,” tegas Sofwan, usai menyerahkan bantuan. Kolaborasi untuk Keberlangsungan Pengobatan Bantuan BAZNAS ini bukan sekadar solusi finansial jangka pendek, melainkan pemulihan harapan. Wiji kini bisa kembali menjalani terapi obat dan rehabilitasi fisik—kunci utama mencegah kecacatan permanen. “Ini bukti bahwa zakat mampu menjadi penyelamat bagi yang terpinggirkan oleh sistem,” tambah Sofwan. BAZNAS Sidoarjo berkomitmen mendampingi keluarga penerima manfaat hingga pengobatan tuntas, sekaligus mengajak masyarakat mendukung program kesehatan bagi dhuafa.
BERITA07/07/2025 | sudrab
Sendirian di Usia Senja, Nenek Sutilah Rasakan Kehangatan Bantuan BAZNAS Sidoarjo
Sendirian di Usia Senja, Nenek Sutilah Rasakan Kehangatan Bantuan BAZNAS Sidoarjo
Di balik angka 452 bantuan biaya hidup, tersimpan kisah-kisah kemanusiaan yang menyentuh hati Sidoarjo, 7 Juli 2025 - Sinar matahari sore menyinari wajah keriput Ibu Sutilah, nenek berusia 88 tahun yang duduk sendirian di teras rumahnya yang sederhana di Desa Ngingas, Kecamatan Waru. Matanya yang sayu menyiratkan perjuangan hidup yang tak mudah. Namun, kunjungan tim BAZNAS Sidoarjo pada Senin, 30 Juni lalu, membawa secercah harapan baru dalam hidupnya. "Saya sudah lama hidup sendirian, Mbak. Untuk makan sehari-hari, ya berharap dari tetangga yang baik hati," ujar Ibu Sutilah dengan suara yang bergetar. Kondisi nenek yang hidup sebatang kara ini menjadi salah satu potret nyata dari mereka yang membutuhkan uluran tangan di tengah masyarakat. Kisah Ibu Sutilah adalah cerminan dari ratusan cerita serupa yang berusaha dijangkau BAZNAS Sidoarjo melalui program Bantuan Biaya Hidup. Ahmad Hamdani, Staf Pelaksana BAZNAS Sidoarjo bidang Distribusi, mengungkapkan bahwa hingga Mei 2025, sebanyak 452 bantuan biaya hidup telah disalurkan kepada para penerima manfaat. "Per Mei 2025, 452 Bantuan Biaya Hidup telah disalurkan ke penerima manfaat, dari bulan Januari hingga Mei ini," jelasnya dengan nada penuh empati. "Setiap angka di balik statistik ini adalah manusia dengan cerita dan kebutuhan yang nyata." Program ini tidak sekadar memberikan bantuan finansial berupa uang tunai. Lebih dari itu, BAZNAS Sidoarjo menjadikan setiap kunjungan sebagai momen untuk memahami kondisi penerima manfaat secara mendalam. Hamdani menjelaskan, bantuan biaya hidup juga berfungsi sebagai instrumen assessment untuk menentukan program lanjutan yang tepat. "Terkadang bantuan biaya hidup ini diberikan selain sebagai instrumen perlindungan sosial, juga berfungsi untuk melakukan assessment lebih lanjut terkait program atau kegiatan BAZNAS lainnya," ungkapnya. Dalam kasus Ibu Sutilah, bantuan yang diterimanya hari itu menjadi bagian dari penilaian kelayakan untuk program bantuan biaya fakir yang lebih komprehensif. Tim BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga mendengarkan keluh kesah dan memahami kebutuhan mendesak yang dihadapi nenek yang telah mengabdi untuk keluarga dan masyarakat selama puluhan tahun. "Kami berkomitmen untuk memastikan setiap bantuan diberikan tepat sasaran dan tepat manfaat bagi para penerima manfaatnya," tegas Hamdani. Komitmen ini tercermin dalam pendekatan personal yang dilakukan tim BAZNAS, di mana setiap kunjungan menjadi momen berbagi dan saling menguatkan. BAZNAS Sidoarjo memahami bahwa di balik setiap bantuan yang disalurkan, ada kehidupan manusia yang tersentuh, harapan yang tumbuh, dan martabat yang terangkat. Program Bantuan Biaya Hidup menjadi jembatan kemanusiaan yang menghubungkan kepedulian masyarakat melalui zakat dengan mereka yang membutuhkan. Saat tim BAZNAS berpamitan dari rumah Ibu Sutilah, senyum tipis terpancar dari wajah nenek yang telah banyak menelan pahitnya kehidupan. Bantuan yang diterima bukan hanya berupa materi, tetapi juga kehangatan kemanusiaan yang mengingatkan bahwa tak ada yang benar-benar sendirian di dunia ini.
BERITA07/07/2025 | sudrab
BAZNAS Sidoarjo Hadirkan Harapan Baru Untuk Pak Adi Suseno
BAZNAS Sidoarjo Hadirkan Harapan Baru Untuk Pak Adi Suseno
Sidoarjo, 4 Juli 2025 – Di balik setiap rumah yang direnovasi BAZNAS Sidoarjo, tersimpan cerita perjuangan dan harapan baru bagi mereka yang selama ini hidup dalam keterbatasan. Salah satu kisah yang menyentuh hati datang dari Sawotratap, Gedangan, rumah Bapak Adi Suseno, pria 51 tahun yang telah mengalami perubahan hidup drastis sejak kecelakaan kerja pada 2018 lalu. Sebelumnya, Adi yang biasa dipanggil Seno, adalah mekanik kendaraan tronton di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, selama 25 tahun. Namun kecelakaan itu mengubah segalanya. Terpaksa kembali ke rumah dan tinggal sendiri dengan kondisi rumah yang sangat tidak layak, beratap asbes dan berdinding triplek, Seno harus berjuang sendirian menghadapi kesepian dan keterbatasan ekonomi. Rumah berukuran 5x6 meter tersebut tak memiliki MCK, dan kawat plastik menggantung sebagai penahan rembesan air saat hujan turun. Meski semangatnya tetap membara, penghasilannya sebagai “polisi cepek” yang membantu kelancaran lalu lintas di desa setempat tak cukup memperbaiki keadaan. Namun, di tengah himpitan masalah itu, datang secercah harapan. Pada 3 Juni 2025, kunjungan Ibu Mimik Idayana, Wakil Bupati Sidoarjo, menjadi titik balik. Melihat langsung kondisi rumah Seno dan berdialog mendalam, Ibu Mimik bersama Baznas Sidoarjo sepakat mengupayakan bantuan bedah rumah tidak layak huni (RTLH) sebagai harapan nyata untuk Seno. BAZNAS Sidoarjo, di bawah kepemimpinan M. Chasbil Azis Salju Sodar atau Gus Jazuk, segera Bergerak cepat,untuk kepedulian mereka terhadap kehidupan layak bagi setiap warga. “Kami percaya setiap orang berhak mendapatkan rumah yang nyaman dan aman,” tegas Gus Jazuk. Setelah proses panjang dan kerja keras, pada Kamis, 3 Juli 2025, pekerjaan rehab rumah Pak Adi Suseno resmi tuntas. Tim pelaksana BAZNAS bersama staf monitoring turun langsung ke lokasi, memastikan semua berjalan sesuai standar dan harapan. Meskipun Pak Adi sedang dinas sebagai polisi cepek jauh dari rumah, staf pelaksana Ach Richie mewakili baznas menyatakan, “Pak Adi sedang bertugas, namun progres rehab sudah selesai. Beliau akan kembali untuk tanda tangan Berita Acara Serah Terima (BAST) sebagai bukti tuntasnya pekerjaan ini.” Transformasi rumah tersebut sungguh dramatis. Dari bangunan rapuh dan memprihatinkan, kini berdiri rumah baru bercat hijau segar, dengan atap pelindung dan pintu serta jendela modern yang membuatnya menjadi tempat tinggal yang layak dan penuh harapan. Foto before-after memperlihatkan perubahan signifikan yang bukan hanya membenahi fisik, tapi juga mengembalikan martabat dan semangat hidup Seno. Kisah Pak Adi Suseno ini bukan hanya tentang bedah rumah, tapi tentang hadirnya kepedulian dan peran filantropi untuk mengangkat kualitas hidup masyarakat yang membutuhkan. BAZNAS Sidoarjo membuktikan bahwa dengan tindakan nyata dan kolaborasi, masa depan yang lebih baik bisa diwujudkan satu rumah, satu harapan.
BERITA04/07/2025 | sudrab
Kepercayaan Berlanjut: JNE Sidoarjo Kembali Percayakan Zakat Rp 70 Juta kepada BAZNAS
Kepercayaan Berlanjut: JNE Sidoarjo Kembali Percayakan Zakat Rp 70 Juta kepada BAZNAS
SIDOARJO – Kepercayaan tak tumbuh dalam semalam. Butuh konsistensi, dedikasi, dan bukti nyata untuk membangun fondasi yang kokoh. Inilah yang terjadi antara Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo dengan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Express Cabang Sidoarjo. Selasa (1/7), kembali BAZNAS Sidoarjo dipercaya mengelola dana zakat sebesar Rp 70 juta yang dihimpun dari para karyawan JNE. Angka ini bukan sekadar nominal. Di balik Rp 70 juta tersebut, tersimpan harapan puluhan karyawan JNE yang rela menyisihkan sebagian rizki mereka untuk sesama. Lebih dari itu, jumlah ini menunjukkan peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 25 juta. "Seperti tahun lalu, kami berharap zakat ini dapat disalurkan untuk rehab rumah tak layak huni dan sesuai ketentuan asnaf, baik untuk kebutuhan hidup maupun pendidikan," ungkap Nidhom, yang bersama Erwin Rarianto mewakili Bagian SDM dan Pemasaran JNE Express Sidoarjo dalam acara simbolis penyerahan di kantor BAZNAS Kabupaten Sidoarjo. Kepercayaan JNE bukanlah hal baru bagi BAZNAS Sidoarjo. Tahun lalu, perusahaan kurir nasional ini telah mempercayakan dana zakat sebesar Rp 25 juta yang sebagian besar dialokasikan untuk program rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH). Kini, dengan dana yang hampir tiga kali lipat, ekspektasi program filantropi pun semakin besar. Achmad Saleh, Wakil Ketua III Bidang Keuangan BAZNAS Sidoarjo, tak menyembunyikan rasa syukurnya. "Semoga bisa istiqomah, dan perolehan penghimpunan zakatnya makin besar. Terima kasih atas kepercayaannya selama ini kepada BAZNAS Sidoarjo," ucapnya dengan penuh apresiasi. Kolaborasi ini mencerminkan bagaimana sektor swasta dan lembaga amil zakat dapat bersinergi menciptakan dampak sosial yang bermakna. JNE, sebagai perusahaan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat melalui layanan logistiknya, memilih BAZNAS Sidoarjo sebagai mitra dalam menunaikan kewajiban spiritual sekaligus tanggung jawab sosial. Program-program BAZNAS Sidoarjo yang telah terbukti transparansinya menjadi magnet tersendiri bagi para muzaki. Rehabilitasi RTLH, bantuan pendidikan, dan program pemberdayaan ekonomi mustahik menjadi bukti konkret bahwa setiap rupiah zakat disalurkan tepat sasaran. Fenomena peningkatan zakat ini sebenarnya mencerminkan kesadaran yang menggembirakan. Di tengah dinamika ekonomi yang penuh tantangan, komitmen untuk berbagi tetap menguat. JNE Sidoarjo membuktikan bahwa filantropi bukan sekadar kewajiban ritualistik, melainkan investasi kemanusiaan jangka panjang. Dengan dana Rp 70 juta di tahun 2024, BAZNAS Sidoarjo kini memiliki modal lebih besar untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program rehabilitasi RTLH dapat diperluas, beasiswa pendidikan bisa ditambah, dan skema pemberdayaan ekonomi mustahik dapat diintensifkan. Kepercayaan JNE kepada BAZNAS Sidoarjo bukan hanya tentang pengelolaan dana, tetapi juga tentang misi bersama membangun peradaban yang lebih berkeadilan. Ketika korporasi dan lembaga amil zakat bersatu padu, mimpi Indonesia yang makmur dan sejahtera bukan lagi sekadar utopia.
BERITA02/07/2025 | sudrab
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat