Berita Terbaru
Membangun Harapan: Baznas Sidoarjo Salurkan Bantuan di 8 Kecamatan
Sidoarjo, 8 Januari 2025, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sidoarjo melaksanakan penyaluran bantuan yang menyentuh hati di delapan kecamatan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama dalam bidang pendidikan dan kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam penyaluran kali ini, Baznas menyalurkan bantuan pendidikan untuk 47 sekolah SD dan SMP sederajat dengan total 399 penerima manfaat.Juga , bantuan biaya hidup 91 penerima manfaat, bantuan sarpras dan partisipasi kegiatan.
Kecamatan Tanggulangin menjadi salah satu yang paling banyak menerima bantuan, dengan 9 sekolah dan 84 siswa penerima manfaat. Di Kecamatan Taman, bantuan disalurkan kepada 7 sekolah dan 45 siswa, serta 2 mushollah dan 1 penerima manfaat untuk partisipasi kegiatan sosial. Sementara itu, di Kecamatan Buduran, 1 sekolah menerima bantuan untuk 4 siswa, dan 17 penerima manfaat untuk bantuan biaya hidup.
Kecamatan Waru juga mendapatkan perhatian dengan penyaluran bantuan untuk 2 sekolah yang mencakup 12 siswa, serta 17 penerima manfaat untuk biaya hidup dan 2 mushollah. Di Kecamatan Jabon, bantuan pendidikan disalurkan kepada 16 sekolah yang mencakup 156 siswa. Begitu juga di Kecamatan Candi, 4 sekolah menerima bantuan untuk 37 siswa, ditambah 47 bantuan biaya hidup dan 1 mushollah.
Di Kecamatan Porong, bantuan diberikan kepada 2 sekolah dengan 20 siswa penerima manfaat, serta 10 penerima manfaat untuk biaya hidup. Sedangkan di Kecamatan Sidoarjo, bantuan disalurkan kepada 6 sekolah dengan 51 siswa, 2 mushollah, 1 masjid, 1 bantuan partisipasi kegiatan, dan 2 penerima manfaat untuk biaya hidup.
Acara penyaluran bantuan ini dilaksanakan di pendopo kecamatan masing-masing, meski ada beberapa penerima manfaat yang tidak dapat hadir secara fisik. Di Desa Banjarsari, misalnya, penyaluran dilakukan dengan pendampingan dari Kepala Desa Buduran, M. Nidhom. Ini menunjukkan komitmen Baznas untuk menjangkau setiap sudut masyarakat yang membutuhkan.
M. Mahbub, Wakil Ketua II Bidang Distribusi Baznas Sidoarjo, menyatakan, “Kami berharap bantuan ini tidak hanya sekadar angka, tetapi bisa memberikan dampak nyata bagi kehidupan masyarakat. Pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik. Dengan bantuan ini, kami ingin memastikan bahwa tidak ada anak yang terhambat untuk belajar hanya karena masalah biaya.”
Dengan semangat kebersamaan, Baznas Sidoarjo terus berkomitmen untuk hadir di tengah masyarakat, memberikan harapan dan solusi bagi mereka yang membutuhkan. Kegiatan ini bukan hanya sekadar penyaluran bantuan, melainkan sebuah bentuk kepedulian yang tulus untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang
08/01/2025 | admin
Rayakan 166 Tahun Sidoarjo: Bersama Membangun Harapan dan Kepedulian untuk Sesama!
Sidoarjo, 29 Januari 2024, akan menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Kabupaten Sidoarjo. Di tahun yang ke-166 ini, kita akan merayakan hari jadi dengan semangat baru melalui serangkaian kegiatan yang penuh makna. Dengan tema "Sidoarjo Hebat, Baik, dan Bermartabat," rangkaian acara ini diharapkan dapat memperkuat rasa kepedulian kita terhadap sesama.
Diawali dengan bakti sosial di daerah terpencil, kegiatan ini akan menyasar 212 kepala keluarga di Dusun Tanjungsari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon. Seremoni akan dilaksanakan pada 15 Januari 2025, di mana paket sembako, santunan yatim, pengobatan gratis, serta bantuan untuk musholla, masjid, dan renovasi rumah akan dibagikan. Ini adalah langkah nyata untuk menjangkau mereka yang membutuhkan.
Selanjutnya, kita akan menggelar khitan massal untuk 300 anak saleh dhuafa. Kegiatan ini akan berlangsung pada 22 dan 23 Januari 2025, dengan lokasi di Pendopo Kabupaten Sidoarjo dan RSUD Barat. Setiap anak yang berpartisipasi akan mendapatkan uang saku dan bingkisan menarik, sebagai bentuk apresiasi atas momen penting dalam hidup mereka.
Tidak berhenti di situ, pada 28 Januari 2025, kita juga akan mengadakan screening mata untuk 150 orang yang membutuhkan operasi katarak. Kegiatan ini akan berlangsung di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, dan diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka yang mengalami masalah penglihatan.
M. Mahbub, Wakil Ketua II Baznas Sidoarjo, yang juga penanggung jawab acara peringatan hari jadi, menyampaikan bahwa meskipun rangkaian kegiatan tahun ini hampir serupa dengan tahun sebelumnya, kemeriahan dan semangat kepedulian tidak akan berkurang. “Kami berharap partisipasi masyarakat, baik individu maupun institusi, untuk mendukung kegiatan ini semakin besar,” ujarnya.
Tema "Sidoarjo Hebat, Baik, dan Bermartabat" bukan sekadar slogan, tetapi merupakan panggilan untuk kita semua. Mari kita tunjukkan kepedulian kita terhadap sesama, karena dari kepedulian itulah kita bisa membangun Sidoarjo yang lebih baik.
Dengan semangat yang menggebu, mari kita sambut hari jadi Sidoarjo ke-166 ini dengan penuh cinta dan aksi nyata. Bersama, kita bisa mewujudkan harapan dan kebahagiaan bagi mereka yang membutuhkan.
04/01/2025 | admin
Bareng Plt Bupati ,Awal Tahun 2025 Baznas Sidoarjo Memperkuat Program RTLH di Balongbendo dan Taman
Sidoarjo, 4 Januari 2025 – Awal Tahun 2025, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sidoarjo kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat yang membutuhkan dengan melanjutkan program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Dalam kolaborasi yang erat dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Plt. Bupati H. Subandi bersama tim Baznas dan Dinas Sosial (Dinsos) langsung turun tangan untuk merenovasi dua rumah di Kecamatan Balongbendo dan Taman yang sangat memprihatinkan.
Kedua rumah tersebut milik Nurman Hidayatullah dan Anang Subagyo, yang selama ini menjadi sorotan karena kondisinya yang tidak layak huni. Dengan atap yang mulai roboh dan dinding yang lapuk, rumah-rumah ini menjadi ancaman bagi keselamatan penghuninya. Dalam kunjungan tersebut, Bupati Subandi menegaskan pentingnya memastikan setiap warga Sidoarjo memiliki tempat tinggal yang layak, terutama di tengah musim hujan yang berpotensi menambah risiko.
“Program RTLH ini bukan sekadar kegiatan fisik, tetapi juga merupakan bentuk perhatian kami terhadap masyarakat. Kami ingin memastikan bahwa setiap orang memiliki tempat tinggal yang aman dan nyaman,” ujar H. Subandi. Ia juga menambahkan bahwa renovasi ini akan dipercepat agar keluarga yang tinggal di rumah tersebut dapat segera merasakan perbaikan.
Anang Subagyo, salah satu penerima manfaat, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada pemerintah dan Baznas. “Keadaan ekonomi membuat saya sulit untuk merenovasi rumah. Dengan adanya bantuan ini, semoga keluarga saya bisa tinggal lebih layak,” ungkap Anang dengan penuh haru.
Program RTLH yang dilaksanakan Baznas Sidoarjo diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat kurang mampu. Kolaborasi antara pemerintah daerah, Baznas, dan Dinsos menjadi langkah konkret dalam membantu mereka yang membutuhkan. Ini adalah wujud nyata dari kepedulian sosial yang harus terus ditingkatkan.
Ketua Baznas Sidoarjo, M. Chasbil Aziz Salju (Gus Jazuk), menjelaskan bahwa selama tahun 2024, Baznas telah berhasil merenovasi 224 rumah RTLH, baik melalui program reguler maupun bantuan darurat akibat bencana. “Kami berkomitmen di tahun 2025 ini untuk berbuat lebih banyak. Setiap rumah yang kami renovasi adalah harapan baru bagi keluarga yang tinggal di dalamnya,” tegas Gus Jazuk.
Dalam semangat awal tahun, Baznas Sidoarjo bertekad untuk terus bergerak cepat dalam mencari titik-titik rumah yang membutuhkan perbaikan. “Alhamdulillah, kami akan terus mencari hunian yang layak, aman, dan nyaman bagi masyarakat,” tambah Gus Jazuk.
Dengan langkah-langkah nyata ini, Baznas Sidoarjo tidak hanya sekadar memberikan bantuan fisik, tetapi juga mengembalikan harapan dan martabat masyarakat. Di tengah tantangan yang ada, sinergi antara pemerintah dan lembaga sosial menjadi kunci untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi semua.
04/01/2025 | admin
Hidupkan Harapan: Penerima Manfaat Bantuan untuk Fakir Terlantar 2024
Sidoarjo,31 Desember 2024 – Di penghujung tahun ini, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidoarjo kembali menorehkan langkah nyata dalam mengulurkan bantuan kepada kelompok masyarakat yang paling rentan. Melalui program *Bantuan Biaya Fakir Terlantar*, BAZNAS Sidoarjo telah berhasil menyalurkan bantuan kepada 62 warga lanjut usia yang hidup sebatang kara dan terlantar.
Program ini, yang dirancang khusus untuk warga Sidoarjo berusia 65 tahun ke atas, menjadi harapan bagi mereka yang selama ini terpinggirkan dari perhatian publik. Dengan bentuk bantuan berupa transfer tunai sebesar Rp625.000 per bulan, yang diberikan setiap dua bulan, program ini dirancang untuk mendukung kebutuhan dasar para penerima di hari tua mereka.
Sebaran Penerima dan Pendekatan Tepat Sasaran
Berdasarkan data terbaru per Desember 2024, penerima bantuan tersebar di 16 kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Kecamatan Krembung mencatat jumlah penerima terbanyak dengan enam orang, diikuti Tulangan, Sukodono, dan Wonoayu yang masing-masing memiliki lima penerima. Sementara itu, Kecamatan Candi dan Prambon menjadi wilayah yang tidak memiliki penerima bantuan pada periode ini.
“Kami terus melakukan pendataan dan verifikasi dengan sangat cermat untuk memastikan bantuan ini sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Setiap lokasi yang kami jangkau mencerminkan komitmen kami untuk menyentuh semua lapisan masyarakat, tanpa terkecuali,” ujar Ketua BAZNAS Sidoarjo.
Lebih dari Sekadar Bantuan Materi
Selain transfer tunai, program ini juga mengedepankan nilai empati. Para petugas BAZNAS tak hanya mengantarkan bantuan, tetapi juga menjalin interaksi hangat dengan para lansia penerima. Kehadiran petugas menjadi bentuk dukungan emosional bagi mereka yang hidup sendiri. Dalam salah satu momen yang diabadikan, terlihat seorang petugas memberikan bantuan langsung ke tangan seorang lansia yang terbaring lemah di tempat tidur. Senyuman kecil yang terlihat mencerminkan makna mendalam dari bantuan ini—lebih dari sekadar uang, tapi kehadiran dan kepedulian.
Membangun Solidaritas Sosial
Program Bantuan Biaya Fakir Terlantar adalah bagian dari upaya besar BAZNAS Sidoarjo untuk membangun solidaritas sosial di tengah masyarakat. Dengan menyentuh kelompok yang selama ini berada di pinggiran kehidupan sosial, BAZNAS berhasil mengingatkan publik tentang pentingnya berbagi kebahagiaan dan keberkahan, khususnya di akhir tahun.
Tidak hanya itu, program ini juga menjadi pengingat bahwa keberhasilan sebuah daerah tidak hanya diukur dari pembangunan infrastruktur atau pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari bagaimana mereka merawat masyarakatnya, terutama yang berada di garis terlemah.
Harapan untuk Tahun Mendatang
Dengan capaian yang signifikan sepanjang November hingga Desember 2024, BAZNAS Sidoarjo berharap dapat terus memperluas cakupan penerima bantuan di tahun mendatang. Pendataan yang lebih inklusif dan optimalisasi sumber daya zakat diharapkan mampu menjangkau lebih banyak lagi fakir terlantar di seluruh penjuru Sidoarjo.
“Ini adalah awal dari komitmen besar kami untuk menjadikan Sidoarjo sebagai kabupaten yang ramah terhadap lansia dan masyarakat rentan. Semoga program ini menjadi inspirasi bagi pihak-pihak lain untuk turut peduli dan berkontribusi,” tambah Ketua BAZNAS, M Chasbil Aziz Salju Sodar.
Di tengah gemuruh modernisasi, program ini hadir sebagai oase yang mengingatkan kita bahwa kebaikan kecil dapat memberikan perubahan besar. Dengan kepedulian bersama, lansia terlantar di Sidoarjo tak lagi merasa sendiri. Mereka kini memiliki harapan untuk menjalani hari tua dengan lebih layak dan bermartabat.
31/12/2024 | admin
Baznas Sidoarjo Capai Target Rehabilitasi 224 Rumah Tak Layak Huni di 2024
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sidoarjo mencatatkan capaian signifikan dalam program rehabilitasi rumah tak layak huni (RTLH) sepanjang tahun 2024. Total 224 unit rumah telah berhasil direhabilitasi, meningkat dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 128 unit.
Data per 24 Desember 2024 menunjukkan sebaran rehabilitasi RTLH tersebar di 18 kecamatan. Kecamatan Krembung mencatat jumlah tertinggi dengan 25 unit, diikuti Kecamatan Prambon 21 unit, dan Kecamatan Tanggulangin 19 unit. Sementara itu, Kecamatan Tulangan mendapat rehabilitasi 17 unit dan Kecamatan Candi 15 unit.
Program rehabilitasi RTLH tahun ini juga mencakup penanganan dampak bencana. Tercatat 31 rumah korban angin puting beliung telah diperbaiki, 11 kasus rumah ambruk ditangani, dan 4 kasus kebakaran mendapat bantuan perbaikan.
Perhatian khusus diberikan untuk program mitigasi bencana dengan merelokasi 4 unit rumah di bantaran sungai Desa Banjarsari, Kecamatan Tanggulangin. Langkah ini diambil sebagai upaya preventif melindungi warga dari potensi bencana.
Wilayah lain yang mendapat sentuhan program meliputi Kecamatan Krian dan Wonoayu masing-masing 13 unit, Kecamatan Balongbendo dan Taman masing-masing 12 unit, serta Kecamatan Waru dan Buduran masing-masing 11 unit.
Distribusi bantuan juga menjangkau Kecamatan Sidoarjo dengan 10 unit, Kecamatan Gedangan 9 unit, Kecamatan Sedati 8 unit, Kecamatan Porong 7 unit, Kecamatan Jabon 6 unit, dan Kecamatan Sukodono 4 unit rumah yang direhabilitasi.
Capaian ini menunjukkan komitmen Baznas Sidoarjo dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan hunian yang layak. Peningkatan jumlah rehabilitasi dari tahun sebelumnya membuktikan penguatan kinerja lembaga dalam mengelola dan menyalurkan dana zakat untuk kemaslahatan umat.
30/12/2024 | admin
Sidak Bareng Plt Bupati, Baznas Siap Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Desa Sambibulu Taman
Sidoarjo ,29 Desember 2024 – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sidoarjo kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap kesejahteraan warga miskin dengan memberikan bantuan renovasi rumah kepada keluarga kurang mampu di Desa Sambibulu, Kecamatan Taman. Dalam sidak yang dilakukan pada Minggu (29/12/2024), Baznas, yang diwakili oleh staf pelaksana M. Naim, berkolaborasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk menanggulangi masalah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di daerah tersebut.
Sidak kali ini, ikut mendampingi Plt. Bupati Sidoarjo, H. Subandi, yang turun langsung meninjau kondisi rumah warga yang membutuhkan perhatian segera. Salah satu rumah yang mendapat perhatian adalah milik Sumarningsih (59), seorang warga yang rumahnya sudah sangat memprihatinkan. Atap dan genteng rumahnya sudah rapuh, bahkan nyaris roboh. Kondisi tersebut dinilai sangat membahayakan, terutama saat musim hujan seperti saat ini.
H. Subandi menegaskan pentingnya tindakan cepat untuk memperbaiki rumah tersebut. "Jika dibiarkan, kondisi ini bisa mengancam keselamatan penghuni. Musim hujan yang sudah tiba membuat renovasi rumah menjadi urgensi yang harus segera ditangani," ujarnya. Ia juga memastikan bahwa Baznas dan Dinsos akan segera bekerja sama untuk merealisasikan renovasi rumah tersebut agar penghuni bisa tinggal dengan lebih aman dan nyaman.
M. Naim, staf pelaksana Baznas, mengungkapkan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari upaya Baznas untuk mendukung program kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan zakat. “Ini adalah bentuk tanggung jawab sosial kami, agar masyarakat yang membutuhkan bisa merasakan manfaat dari zakat yang kami kumpulkan,” katanya.
Sumarningsih, pemilik rumah, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada pemerintah dan Baznas. "Saya sangat bersyukur atas bantuan ini. Setelah operasi, saya tidak bisa bekerja dan kondisi ekonomi saya menurun. Saya tidak mampu merenovasi rumah ini. Terima kasih kepada Bapak Plt. Bupati dan Baznas yang telah peduli dengan kondisi saya," ujarnya dengan haru.
Bupati Sidoarjo, H. Subandi, juga berharap agar program seperti ini bisa terus berlanjut. "Kami akan terus bekerja sama dengan Baznas untuk membantu warga yang membutuhkan, agar mereka bisa memiliki tempat tinggal yang lebih layak dan aman," tambahnya.
Melalui langkah ini, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menunjukkan komitmennya untuk terus memperbaiki kualitas hidup masyarakatnya, terlebih mereka yang berada dalam kondisi sulit dan membutuhkan uluran tangan. Ke depannya, diharapkan lebih banyak rumah-rumah tidak layak huni yang bisa diperbaiki melalui kerjasama serupa.
29/12/2024 | admin
Atap yang Hilang, Asa yang Menunggu; Sidak Baznas Bareng Plt Bupati Di Sedati
Tiga gadis yatim piatu itu hanya bisa menunduk. Air mata mereka menggenang saat Ketua Baznas Sidoarjo M Chasbil Aziz Salju Sodar (Gus Jazuk) menyalami mereka memberi empati kepada mereka . Di atas mereka, langit biru mengintip dari atap rumah yang telah hilang di Perumahan Griya Karya Sedati Permai (GKSP).
Pagi itu, Selasa (24/12), Gus Jazuk bersama Plt Bupati Sidoarjo dan Kepala Dinas Sosial Misbachul Munir melakukan inspeksi mendadak ke rumah-rumah tak layak huni di Kecamatan Sedati. Bukan sekadar kunjungan protokoler, tapi misi kemanusiaan yang mendesak di tengah musim hujan yang kian ganas.
"Mereka bertiga mengandalkan hidup dari bantuan yayasan milik kepala desa," bisik Gus Jazuk sambil menunjukkan kondisi rumah yang memprihatinkan. Dua adik dari mahasiswi itu masih duduk di bangku SMP, berjuang menuntut ilmu di tengah kesederhanaan yang mengiris hati.
Belum lama meninggalkan GKSP, rombongan bergegas menuju Desa Pranti. Di sana, cerita pilu lain menanti. Sebuah rumah roboh telah merenggut nyawa Sri Supatmi (69). Puing-puing bangunan itu seolah menjadi saksi bisu betapa pentingnya program renovasi rumah tak layak huni.
Plt Bupati Sidoarjo tak kuasa menahan empati. "Kami upayakan rumah ini segera diperbaiki," ucapnya dengan suara bergetar. Baginya, tak boleh ada lagi nyawa melayang karena atap yang rapuh atau dinding yang tak kokoh.
Baznas Sidoarjo, sebagai garda terdepan pengentasan kemiskinan di kabupaten ini, berkomitmen penuh menuntaskan perbaikan rumah-rumah tak layak huni. "Kami akan terus berkoordinasi dengan dinas sosial dan kepala desa," tegas Gus Jazuk. Program ini menjadi prioritas utama, terutama menghadapi cuaca ekstrem yang kian mengancam.
Saat rombongan beranjak pulang, wajah wajah raut muka sedih berdiri di ambang pintu rumah mereka yang berlubang. Namun kali ini, secercah harapan terpancar di mata mereka. Baznas Sidoarjo telah berkomitmen, dan mereka percaya: atap baru akan segera melindungi mimpi-mimpi mereka.
24/12/2024 | admin
Kursi Roda untuk Tiga Perempuan Tangguh di Porong
Sidoarjo, 24 Desember 2024 - Langkah mereka tertatih di pagi yang masih remang. Para relawan itu membawa harapan berupa kursi roda untuk tiga perempuan tangguh di Porong. Mereka yang selama ini hanya bisa menatap dunia dari balik jendela rumah, kini akan mendapat sayap baru untuk bergerak.
Di rumah pertama, seorang ibu bernama Fauziyah menyambut dengan mata berkaca-kaca. Di usianya yang ke-66, hipertensi telah merampas kemampuannya untuk berjalan tegak. Sebuah insiden jatuh di rumahnya membuat kakinya seolah enggan menopang tubuh. Setiap langkah harus bertumpu pada bahu keluarga yang setia mendampingi.
Perjalanan berlanjut ke kediaman Sri Kusmiyati. Empat dekade adalah waktu yang sangat panjang untuk bertahan tanpa bisa melangkah bebas. Di usianya yang ke-86, ia masih memancarkan ketabahan luar biasa. Kursi roda ini akan menjadi kawan setianya menembus kesunyian yang telah berlangsung hampir setengah abad.
Ngansri memiliki cerita berbeda namun sama getirnya. Lima belas tahun lalu, sebuah kecelakaan sepeda motor mengubah hidupnya. Operasi saraf terjepit seakan belum cukup. Dua minggu lalu, penyakitnya kambuh dan memaksanya kembali ke titik awal - terbaring dengan kaki yang enggan berkompromi.
Tiga perempuan, tiga kisah perjuangan, namun satu harapan yang sama: kebebasan untuk bergerak. Kursi roda ini bukan sekadar alat bantu mobilitas. Ia adalah tiket untuk kembali merasakan angin semilir di wajah, untuk bisa mengunjungi tetangga, atau sekadar menikmati matahari pagi di teras rumah.
Melihat senyum mereka saat mencoba kursi roda baru, kita seolah menyaksikan lepasnya seekor burung dari sangkar. Ada getaran halus kebahagiaan yang terpancar dari mata mereka yang berbinar. Keluarga yang mendampingi pun tak kuasa menahan haru - akhirnya ada secercah kemudahan dalam merawat orang tercinta.
Di Porong hari itu, tiga kursi roda telah mengubah tiga kehidupan. Bukan sekadar benda, tapi pembawa harapan baru. Kisah mereka mengingatkan kita bahwa kemanusiaan sejati terletak pada kepedulian untuk saling membantu, saling menguatkan, dan saling memberi harapan. Karena pada akhirnya, kita semua adalah satu keluarga besar yang saling membutuhkan.
24/12/2024 | admin
Sentuhan Kasih di Penghujung Tahun
Pagi itu, di sebuah ruangan sederhana dengan karpet hijau yang membentang, terdengar bisik-bisik syukur. Kantor MWC NU Krembung, Sidoarjo, menjadi saksi bagaimana sebuah kolaborasi kemanusiaan menghadirkan secercah harapan bagi mereka yang membutuhkan. Baznas Sidoarjo, bersama Lazisnu MWC NU Krembung, menjelma menjadi perpanjangan tangan kebaikan untuk 19 jiwa yang tengah bergelut dengan kehidupan.
M. Sofwan, dengan kemeja abu abunya yang rapi, bergerak lincah dari satu sudut ke sudut lain. Staf pelaksana Baznas Sidoarjo ini tak sekadar membawa amplop-amplop bantuan, tapi juga menghadirkan kehangatan dalam setiap interaksinya. Matanya berbinar saat menceritakan bagaimana kolaborasi ini lahir dari sebuah tekad untuk mengefisienkan distribusi ZIS hingga benar-benar sampai ke tangan yang tepat.
Di sudut ruangan, duduk seorang lelaki dengan kemeja kuning yang tampak bersinar di bawah cahaya pagi. Dialah Pak Sahir, 84 tahun usianya. Meski pendengaran mulai berkurang, semangat hidupnya masih menyala terang. Tangannya yang bergetar menandatangani berkas, sementara bibirnya tak henti mengucap syukur.
Para ibu dengan jilbab warna-warni menunggu dengan sabar. Mereka adalah saksi bagaimana sebuah sistem distribusi bantuan bisa menjadi begitu manusiawi. Tak ada dorong-dorongan, tak ada suara-suara keras. Yang ada hanya ketenangan dan kehangatan sebuah keluarga besar yang saling memahami.
"Alhamdulillah," ucap Pak Sahir dengan suara yang hampir berbisik. Matanya berkaca-kaca memegang amplop bantuan. Di usianya yang senja, ia masih bisa merasakan bagaimana umat berpelukan dalam lindungan kasih sang Pencipta. Bantuan biaya hidup ini baginya bukan sekadar rupiah, tapi bukti bahwa ia tidak sendiri.
Sofwan tersenyum melihat para penerima manfaat. Baginya, hari ini bukan sekadar tentang distribusi bantuan. Ini adalah momentum dimana Baznas Sidoarjo dan Lazisnu membuktikan bahwa kolaborasi bisa menghadirkan efisiensi tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan. "Kita ingin bantuan ini tidak hanya sampai, tapi juga menyentuh hati," ujarnya.
Di penghujung 2024 ini, ruang sederhana di kantor MWC NU Krembung telah menjadi panggung dimana kisah-kisah kemanusiaan terjalin. Sembilan belas nyawa mendapat sentuhan kasih, sembilan belas senyum terbit di pagi yang cerah, dan sembilan belas harapan kembali menyala untuk menyambut hari esok yang lebih baik.
24/12/2024 | admin
Momentum Hari Ibu Pemkab Sidoarjo: Baznas Sidoarjo Salurkan PMT hingga Santunan Anak Yatim
Sidoarjo, 23 desember 2024- Tumpeng sudah dipotong. Kebaya-kebaya cantik sudah dikenakan. Tapi ada yang berbeda di peringatan Hari Ibu ke-96 di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo pagi tadi. Ya, Baznas Sidoarjo hadir memberikan sentuhan kepedulian lewat bantuan PMT untuk balita dan santunan anak yatim.
Lima ibu muda dengan senyum mengembang maju ke depan. Mereka adalah Endang Safitri, Jurtotul Masruroh, Sri Wuryanti, Alfiatus Sholihah dan Arifah Nahdia. Di tangan mereka kini ada bantuan PMT dari Baznas - sebuah upaya nyata memerangi stunting di Sidoarjo.
"Ini bukan sekadar bantuan. Ini investasi masa depan," kata dr. Sriatun Subandi, Plt Ketua TP-PKK Sidoarjo sambil menyerahkan bantuan. Wajahnya berbinar melihat para ibu yang begitu bersemangat menerima bantuan untuk buah hati mereka.
Plh Sekda Sidoarjo, Andjar Surjadianto, yang mewakili Plt Bupati H. Subandi, menguatkan momentum ini. Ia menegaskan komitmen Pemkab Sidoarjo menekan angka kematian ibu dan kekerasan terhadap perempuan. "Kita harus memastikan setiap ibu hamil mendapat asupan gizi cukup," tegasnya.
Di sela-sela acara, Desa Banjarkemantren Buduran juga menerima BKB Kit Stunting. Sebuah tools yang akan membantu kader desa memantau tumbuh kembang anak. Sementara TP-PKK Desa Cemandi Sedati tersenyum bangga sebagai juara pertama lomba Cipta menu B2SA tingkat Provinsi Jawa Timur.
"Perempuan Indonesia, khususnya perempuan Sidoarjo, adalah pilar utama menuju Indonesia Emas 2045," kata Andjar penuh keyakinan. Matanya menyapu ruangan, menatap ratusan ibu berkebaya yang hadir.
Di penghujung acara, tiga content creator lokal - Os Four, Digicom, dan Jejius - menerima penghargaan lomba video kreatif. Mereka berhasil menangkap esensi peran ibu di era digital. Sungguh, peringatan Hari Ibu kali ini bukan sekadar seremonial. Ia adalah bukti nyata bahwa Pemkab Sidoarjo, bersama Baznas, serius membangun generasi unggul dari rahim para ibu hebat.
23/12/2024 | admin
Ibu Sehat, Indonesia Kuat: Peringatan Hari Ibu di RSB Sidoarjo Hadirkan Semangat Baru
Pagi itu, suasana di Dusun Pasegan Kulon terasa berbeda. Rumah Sehat BAZNAS (RSB) Sidoarjo yang biasanya tenang, kini dipenuhi gelak tawa dan semangat puluhan ibu yang berdatangan. Mereka datang bukan sekadar untuk memeriksakan kesehatan, tapi juga membawa harapan akan Indonesia yang lebih sehat melalui sosok perempuan yang kuat.
Di bawah tema "Hari Ibu Nasional, Perempuan Berdaya Indonesia Maju", RSB Sidoarjo menjadi salah satu dari 22 titik di Indonesia yang menggelar rangkaian kegiatan kesehatan. Dari 100-an pendaftar melalui Google Form, 81 ibu hadir dengan semangat membara. Angka yang membuktikan bahwa kesadaran akan kesehatan perempuan di Sidoarjo tak bisa dipandang sebelah mata.
Yang menarik, 74 peserta berhasil menjalani pemeriksaan pap smear untuk deteksi dini kanker serviks. Beberapa yang tidak bisa mengikuti pemeriksaan karena sedang haid, tetap antusias mengikuti rangkaian kegiatan lainnya. Semangat mereka tak surut, justru semakin berkobar setelah mengikuti senam dam dan penyuluhan kesehatan di pagi hari.
"Ini bukan sekadar acara ceremonial," ujar Septiana Ningtiyas, S.KM dari RSB Sidoarjo dengan mata berbinar. Ia mengapresiasi langkah BAZNAS Sidoarjo yang turut memeriahkan acara dengan menghadirkan Warung Berkah Sedekah (WBS). WBS yang biasanya mangkal di alun-alun, kali ini hadir memberikan kehangatan lewat makanan gratis di lokasi acara.
Kehadiran Em Luqman Hakim, Wakil Ketua I BAZNAS Sidoarjo, semakin menegaskan bahwa kesehatan perempuan bukan hanya urusan kaum hawa. Ini adalah tanggung jawab bersama, karena dari rahim para ibu lah, lahir generasi penerus bangsa yang tangguh.
RSB yang berlokasi di Dusun Pasegan Kulon RT 08 RW 02, Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono ini, telah menjadi bukti nyata bahwa kepedulian terhadap kesehatan perempuan tak mengenal batas geografis. Dari sudut Sidoarjo ini, semangat untuk Indonesia yang lebih sehat terus dipancarkan.
Peringatan Hari Ibu 2024 di RSB Sidoarjo bukan sekadar seremonial tahunan. Ini adalah momentum yang mengingatkan kita bahwa kesehatan perempuan adalah investasi masa depan. Sebab, ketika para ibu sehat, Indonesia pun akan semakin kuat melangkah maju.
23/12/2024 | admin
Keceriaan di Balik Khitan Massal "Ceria Sehat" Keluarga Besar PKM Jabon
Sidoarjo, 23 Desember 2024 – Aula pertemuan Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Jabon dipenuhi senyuman hangat dan semangat kebersamaan. Sebuah kegiatan bakti sosial bertajuk “Ceria Sehat” telah sukses diselenggarakan oleh keluarga besar PKM Jabon. Dalam acara khitan massal ini, sebanyak 27 anak laki-laki menerima manfaat langsung, termasuk uang saku yang diberikan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sidoarjo.
Kepala PKM Jabon, drg. Erni Wahyuni, dengan penuh keramahan menyambut para peserta dan keluarga mereka. Didampingi oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimka) Jabon—termasuk pihak Polsek, Camat, dan Koramil—serta perwakilan dari Baznas Sidoarjo, kegiatan ini menjadi simbol nyata kolaborasi dan kepedulian antarinstansi. Acara ini dibuka langsung oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan, dr. Lakhsmie Herawati Yuwantina, yang menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat.
“Bakti sosial ini adalah wujud perhatian kami kepada masyarakat, khususnya anak-anak yang membutuhkan. Kami bersyukur, dengan bantuan Baznas Sidoarjo, setiap anak yang dikhitan mendapatkan uang saku sebagai bentuk dukungan moral,” ujar drg. Erni.
Di balik pintu aula, suasana terlihat meriah. Wajah-wajah kecil yang semula tegang mulai melebur dalam keceriaan ketika menerima goodie bag berisi bingkisan menarik dari keluarga besar PKM Jabon. Ada mainan, peralatan sekolah, hingga snack yang menambah semangat mereka untuk menjalani proses khitan. Seorang anak peserta khitan, Muhammad Rafli (9), mengaku senang karena bisa mendapatkan pengalaman baru sekaligus hadiah yang menghibur. “Awalnya takut, tapi sekarang senang. Ada hadiah banyak,” ujarnya polos.
Staf Baznas yang hadir, Dani Prabowo dan M. Alfin, menegaskan bahwa dukungan uang saku ini bertujuan untuk memberikan semangat dan rasa dihargai kepada anak-anak dan keluarga mereka. “Baznas ingin memastikan bahwa anak-anak yang mengikuti khitan ini merasa diperhatikan, bukan hanya secara kesehatan tetapi juga secara emosional,” ujar Dani.
Tak hanya melibatkan para petugas kesehatan, kegiatan ini juga menjadi momen kebersamaan lintas instansi. Forkopimka Jabon hadir dengan komitmen mempererat sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi sosial. “Ini adalah contoh nyata gotong royong yang bisa kita banggakan,” kata Camat Jabon dengan antusias.
Ketika acara usai, anak-anak dan keluarga mereka meninggalkan aula dengan wajah ceria dan hati penuh harapan. Kegiatan ini tak hanya melampaui sekadar khitan, tetapi juga menghadirkan pesan kuat: bahwa kebahagiaan dan kesehatan adalah hak setiap anak. “Bakti sosial ini bukan hanya soal khitan, tetapi tentang bagaimana kita bisa menciptakan keceriaan dan semangat bersama,” tutup drg. Erni.
23/12/2024 | admin
Kisah Pilu Pak Sariono dan Dua Anaknya di Wonoayu
Pagi yang redup di sebuah rumah sederhana di Desa Plaosan, Wonoayu, Sidoarjo. Di sanalah Pak Sariono, 84 tahun, menghabiskan hari-harinya dalam kegelapan. Bukan karena ia memilih demikian, tapi karena takdir telah mengambil penglihatannya sejak sepuluh tahun silam.
Ketika matahari merangkak naik, dua sosok yang terbaring di sampingnya adalah bukti bahwa hidup terkadang memberikan ujian berlapis. Kedua anaknya, 43 dan 40 tahun, terlahir dengan kondisi polio yang membuat mereka tak bisa bergerak bebas seperti orang kebanyakan. Tiga jiwa yang saling menguatkan, namun juga saling bergantung.
Hingga beberapa waktu lalu, ada sosok perempuan tangguh yang menjadi penopang keluarga ini. Sang istri, dengan ketegaran dan kegigihan, menghidupi keluarganya dengan mencari nafkah. Namun kini, ia telah berpulang, meninggalkan kekosongan yang terasa mencekik di rumah mungil itu.
Para tetangga yang setiap hari bergantian membawakan makanan menuturkan, kondisi keluarga ini sungguh memprihatinkan. Tanpa penghasilan tetap dan kemampuan untuk bekerja, mereka bertiga mengandalkan kebaikan hati warga sekitar untuk bertahan hidup. Sebuah kondisi yang membuat siapapun yang melihatnya akan merasakan sesak di dada.
Menyaksikan kondisi keluarga ini, BAZNAS Sidoarjo bergerak cepat. M. Sofwan, staf pelaksana BAZNAS, bersama Kepala Desa Plaosan, Mulyadi, mengunjungi kediaman Pak Sariono pada Senin (23/12/2024). Mereka datang membawa harapan dalam bentuk bantuan biaya hidup.
"Ini bukan sekadar bantuan, tapi bentuk kepedulian kita sebagai sesama," ujar Sofwan sambil menyerahkan bantuan tersebut. Matanya berkaca-kaca melihat kondisi keluarga yang hidupnya penuh keterbatasan ini. Mulyadi menambahkan, bantuan ini diharapkan bisa meringankan beban keluarga Pak Sariono.
Di tengah hiruk pikuk kota Sidoarjo yang terus berkembang, masih ada sudut-sudut kehidupan yang membutuhkan uluran tangan. Kisah Pak Sariono dan kedua anaknya menjadi pengingat bahwa di balik gemerlap pembangunan, masih ada saudara-saudara kita yang membutuhkan perhatian dan kepedulian. BAZNAS Sidoarjo hadir sebagai jembatan kemanusiaan, menghubungkan mereka yang mampu dengan mereka yang membutuhkan.
23/12/2024 | admin
Pokmas Rukun Sejahtera gandeng Baznas , Baksos Hari IBu
Sidoarjo 22 desember 2024- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sidoarjo kembali menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat kurang mampu. Kali ini, mereka menggandeng Pokmas Rukun Sejahtera untuk menggelar bakti sosial di Desa Sawotratap, Gedangan. Momentum Hari Ibu 22 Desember 2024 menjadi pilihan yang tepat untuk berbagi kepada seratus warga yang mayoritas janda kurang mampu.
Pagi itu, suasana di desa Sawotratap berbeda dari biasanya. Para ibu dengan senyum mengembang duduk rapi menunggu giliran. Mereka datang satu per satu, ada yang berjalan kaki, ada pula yang diantar tetangganya. Semua memiliki satu tujuan: menerima bantuan beras yang akan meringankan beban hidup mereka.
"Ini bukan sekadar pemberian bantuan biasa," ujar Nanang Triatna, koordinator kegiatan yang saya temui di sela-sela acara. Menurutnya, program ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara kelompok masyarakat dan lembaga resmi seperti Baznas bisa menghasilkan dampak yang signifikan bagi warga kurang mampu.
Menariknya, inisiatif ini bermula dari proposal sederhana yang diajukan Pokmas Rukun Sejahtera kepada Baznas Sidoarjo. Tanpa prosedur berbelit, Baznas langsung merespons positif. Mereka bahkan mempersiapkan bantuan sesuai dengan data yang telah diverifikasi bersama.
Di tengah hiruk pikuk pembagian bantuan, saya sempat berbincang dengan Ibu Susiati, salah satu penerima bantuan. Matanya berkaca-kaca saat mengucapkan terima kasih. "Ini bukan hanya tentang berasnya, tapi perhatian yang diberikan kepada kami," katanya dengan suara bergetar.
Program ini juga cerdas dalam mengintegrasikan aspek kesehatan. Tim kesehatan desa turut hadir memberikan penyuluhan. Para ibu tidak hanya pulang dengan beras, tapi juga ilmu baru tentang menjaga kesehatan keluarga.
Setelah tiga jam berlalu, acara pun usai. Para ibu pulang dengan membawa beras dan senyuman. Saya melihat ini bukan sekadar aksi sosial biasa. Ini adalah potret keberhasilan sinergi antara lembaga pemerintah dan masyarakat dalam menghadirkan kebahagiaan di Hari Ibu. Sebuah bukti bahwa kepedulian sosial tak pernah padam di negeri ini.
22/12/2024 | admin
Baznas Komitmen Dorong Kelanjutan Program untuk ODS di Sidoarjo
Sidoarjo—Sabtu (21/12/2024), ruangan Hotel Luminor mendadak penuh haru saat Yayasan Lentera Kesehatan Nusantara (YLKN) menyerahkan laporan akhir program Cheers (Community Health Empowerment for Early-Detecting and Reintegrating of Schizophrenia). Empat tahun sudah YLKN mendampingi Orang dengan Skizofrenia (ODS) di tiga kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Namun, akhir cerita ini justru jadi awal baru.
Laporan itu diterima langsung oleh plt Kadinkes Sidoarjo, dr Lakhsmie Herawati Yuwantina, disertai lampiran data, foto kegiatan, hingga rincian anggaran. Tak hanya Dinkes, laporan itu juga diserahkan kepada PCNU Sidoarjo dan delapan Puskesmas yang selama ini menjadi mitra utama program. Bagi Baznas Sidoarjo, program ini bukan sekadar laporan, melainkan ajakan nyata untuk terlibat lebih jauh.
KH Luqman Hakim, Wakil Ketua Baznas Sidoarjo bidang fundraising, menyebutkan perlunya pendekatan afirmatif. “ODS bukan sekadar angka. Mereka adalah saudara kita,” ujarnya. Dirinya mendorong Baznas untuk terus berkontribusi, khususnya dalam bentuk bantuan kebutuhan pokok hingga dukungan mental bagi keluarga ODS sesuai program dan ketentuan yang ada di baznas.
Di sisi lain, YLKN melalui Dr. Esty Febriani, Direktur Eksekutifnya, mengingatkan pentingnya kesinambungan program. Data menunjukkan bahwa peran Cheers selama ini baru menjangkau 5–7 persen dari total 5 ribu lebih ODS di Sidoarjo. “Kita butuh kolaborasi lebih luas. Dari pemerintah, Baznas, hingga masyarakat,” tegasnya.
Usulan PCNU untuk menghadirkan “Rumah Suwuk” turut mewarnai diskusi hari itu. Rumah Suwuk, sebagaimana disampaikan KH Zainal Hayat, adalah pendekatan tradisional berbasis doa dan mantra yang telah lama hidup di masyarakat. “Metode ini bukan pengganti medis, tetapi pendamping. Doa bisa menjadi penyembuh yang ampuh,” ungkapnya.
Di tengah harapan besar, cerita kader dan caregiver menambah dimensi kemanusiaan acara ini. Seperti kisah Siti Iftari yang setia mendampingi kakaknya, Uddin, hingga mampu hidup mandiri. Atau Warsini yang membantu ODS di desanya bangkit dari keterpurukan. Kader ini adalah bukti bahwa pendampingan bukan tugas singkat, melainkan perjalanan panjang penuh cinta.
Kini, dengan selesainya program Cheers, semua pihak berharap ada penggerak baru. Baznas, Pemkab Sidoarjo, dan elemen masyarakat lainnya perlu bersatu melanjutkan misi ini. Karena sejatinya, menangani ODS adalah kerja kemanusiaan yang tidak boleh berhenti di meja laporan.
21/12/2024 | admin
Dakwah Diatas Air ; Jumat Bersama Baznas
Jumat pagi, 20 desember 2024, hari yang berbeda di dermaga perahu perumahan Belvara Sidoarjo. EM Luqman, Pimpinan BAZNAS Sidoarjo, wakil ketua I, berdiri tegap di atas perahu mesin tempel. Bukan hendak mencari ikan, melainkan menyambangi "kampung di atas air" - Dusun Ketingan. Sebuah permukiman nelayan (budidaya dan tangkap) yang disaat musim hujan seperti saat ini hanya bisa dijangkau lewat jalur perairan selama 40 menit dari pusat kota Sidoarjo.
Di tengah deburan ombak muara Selat Madura, Ketingan berdiri kokoh dengan sekitar 110 kepala keluarga yang menggantungkan hidup dari hasil perikanan . Sebagian adalah pemilik tambak, sebagian lagi pandega - istilah untuk para pekerja yang setia menunggu tambak, dan sisanya menjalani hidup sebagai nelayan "boro" yang sehari-hari beradu nasib dengan ombak untuk mencari ikan.
Air rob yang datang secara rutin tak menyurutkan semangat warga Ketingan menjalani kehidupan. Justru fenomena alam ini seolah menjadi pengingat betapa mereka harus selalu bersyukur dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Masjid Nurul Huda yang berdiri tegak di tengah permukiman menjadi saksi bisu ketangguhan iman para penduduk pesisir ini.
"Program Sidoarjo Taqwa hadir untuk memastikan bahwa tak ada satupun sudut Sidoarjo yang luput dari sentuhan dakwah," ujar EM Luqman usai menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Nurul Huda. Matanya menerawang jauh, seolah memotret kesederhanaan jamaah yang begitu khusyuk mendengarkan setiap kata yang ia sampaikan.
Masjid Nurul Huda bukan sekadar tempat ibadah. Di tengah keterbatasan akses, bangunan ini menjadi oase spiritual sekaligus pusat pendidikan agama bagi anak-anak Ketingan. "Melihat semangat mereka belajar agama, rasanya perjalanan 40 menit di atas air tak ada artinya," tambah EM Luqman sembari tersenyum.
Dalam khutbahnya, EM Luqman menekankan pentingnya bersyukur dan berbagi. Pesan yang sangat relevan dengan kehidupan masyarakat pesisir yang sehari-hari bergulat dengan ketidakpastian hasil laut. "Rezeki memang dari Allah, tapi Allah senang melihat hamba-Nya yang gigih berusaha dan tak lupa berbagi," pesannya yang disambut anggukan para jamaah.
Matahari mulai condong ke barat ketika perahu yang membawa rombongan BAZNAS Sidoarjo bersiap kembali ke dermaga. Meninggalkan Ketingan, EM Luqman berpesan bahwa BAZNAS Sidoarjo akan terus hadir untuk mendampingi masyarakat pesisir. "Karena dakwah, seperti air laut ini, harus terus mengalir tanpa henti. Tak peduli seberapa jauh dan sulitnya medan yang harus ditempuh," pungkasnya dengan mata berbinar penuh harap.
20/12/2024 | admin
Harapan Baru di Gedangan: Jejak Humanis Baznas Sidoarjo
GEDANGAN – Siang itu, Kamis, 19 Desember 2024, hangat matahari menyelimuti kawasan Kecamatan Gedangan. Namun, hangat lain datang dari langkah-langkah para staf Baznas Sidoarjo yang dipimpin oleh Rita Defani. Perempuan murah senyum ini, dengan penuh ramah, mengetuk pintu-pintu rumah dan sekolah, membawa bantuan dan harapan untuk mereka yang membutuhkan.
Perjalanan dimulai di Desa Keboansikep, tepatnya di rumah Bapak Said, seorang warga lanjut usia yang terbaring lemah di pembaringannya. “Assalamu’alaikum,” ucap Rita dengan lembut sembari menyerahkan bantuan biaya fakir untuknya. Dalam kondisi yang serba terbatas, wajah Bapak Said memancarkan syukur yang tak bisa disembunyikan. Meski uzur, senyuman kecil mengiringi ungkapan terima kasihnya. “Semoga manfaat, Pak,” kata Rita dengan nada menghibur yang penuh ketulusan.
Dari rumah Bapak Said, langkah Rita dan rombongan berlanjut ke Yayasan Taman Pendidikan Indonesia (TPI) Gedangan. Kali ini, bantuan pendidikan menjadi fokus. Di SD TPI Gedangan, dua siswa, Rajasa Putra Riski Efendi dan Achmad Taufiq Nur Hidayah, menerima biaya pendidikan yang sangat membantu meringankan beban orang tua mereka. Senyum malu-malu keduanya ketika menerima bantuan itu menjadi pemandangan yang mengharukan.
Tak berhenti di sana, rombongan melanjutkan perjalanan ke SMP TPI Gedangan. Di sana, tiga siswa lainnya—Sinta Bella, Akbar Putra Dwi S, dan Kurniawan Farel Pratama—juga menerima bantuan pendidikan. "Kami berharap bantuan ini menjadi semangat untuk terus belajar," ujar Rita, yang lagi-lagi menebar senyum ke setiap sudut ruangan. Anak-anak itu, dengan wajah berseri, mengangguk penuh semangat.
Apa yang dilakukan oleh Baznas Sidoarjo bukan hanya soal uang yang disalurkan. Setiap salam, senyuman, dan ungkapan tulus mereka menjadi jembatan hati antara mereka yang memberi dan menerima. “Kita ingin memberikan bukan hanya materi, tapi juga rasa saling peduli,” ujar Rita saat ditanya tentang misinya. Dalam setiap pertemuan, kehangatan dan kedekatan terbangun, melampaui sekadar transaksi bantuan.
Di tengah-tengah perjalanan yang menyusuri jalanan Gedangan, suasana penuh makna menyelimuti. Mereka tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga menghadirkan harapan. Harapan bahwa siapa pun, tak peduli kondisinya, tetap layak mendapatkan perhatian dan cinta dari sesama.
Hari itu, Gedangan menjadi saksi bisu aksi kecil yang bermakna besar. Di antara hiruk-pikuk kota dan waktu yang terus berlari, Baznas Sidoarjo hadir sebagai pengingat bahwa kebahagiaan bisa dimulai dari kepedulian sederhana. “Berbagi adalah cara kita untuk menghidupkan rasa kemanusiaan,” ungkap Rita menutup perjalanan harinya.
19/12/2024 | admin
Blusukan Gus Jazuk: Salurkan Bantuan Baznas Secara Langsung ke Warga Sidoarjo
Sidoarjo — Kamis pagi, 19 Desember 2024, suasana Desa Wadungasri VIII di Kabupaten Sidoarjo terasa berbeda. M Chasbil Azis Salju Sodar, yang akrab disapa Gus Jazuk, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sidoarjo, tampak blusukan dari rumah ke rumah. Mengenakan baju khas bermotif batik dan kopiah hitam, Gus Jazuk turun langsung untuk menyerahkan bantuan kepada warga yang membutuhkan. Bukan sekadar formalitas, langkahnya menyiratkan kesungguhan seorang pemimpin yang ingin memastikan setiap rupiah zakat sampai ke tangan yang tepat.
Pagi itu, Gus Jazuk memulai agenda dengan menyerahkan bantuan biaya hidup kepada Ibu Siti Arofah, seorang warga Desa Wadungasri VIII. Wajah haru Ibu Siti tak mampu menyembunyikan rasa syukurnya. “Ini sangat membantu saya, terima kasih Baznas dan Gus Jazuk,” ujar Ibu Siti sambil menerima amplop berisi bantuan.
Tidak berhenti di situ, Gus Jazuk melanjutkan perjalanan ke rumah Ibu Umilah, warga RT 02 RW 02 Wadungasri. Kondisi rumah sederhana milik Ibu Umilah menjadi saksi atas ketulusan program ini. “Kami ingin memastikan bahwa dana zakat benar-benar menyentuh mereka yang membutuhkan,” kata Gus Jazuk dengan nada penuh kehangatan.
Dalam kesempatan yang sama, bantuan serupa juga diberikan kepada Ibu Tutik Alfiyah, yang terlihat terkejut ketika Gus Jazuk dan tim Baznas mendatangi rumahnya. Dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya, Ibu Tutik menyampaikan rasa terima kasih kepada Baznas Sidoarjo atas perhatian yang begitu besar.
Sebelum menyelesaikan agenda blusukan hari itu, Gus Jazuk menyerahkan bantuan untuk pembangunan aula Yayasan Pendidikan Perlaungan di Berbek, Waru. Bantuan tersebut, menurutnya, adalah bentuk dukungan Baznas terhadap sektor pendidikan, yang menjadi salah satu prioritas utama dalam program mereka. “Pendidikan adalah fondasi masyarakat. Dengan aula ini, semoga proses belajar mengajar semakin baik,” tegasnya.
Kehadiran Gus Jazuk di tengah masyarakat bukan hanya soal menyalurkan bantuan, tetapi juga menjalin hubungan emosional dengan para penerima manfaat. “Saya ingin melihat langsung, ingin mendengar langsung cerita mereka. Ini lebih dari sekadar angka dalam laporan,” ujarnya ketika ditanya soal alasannya turun langsung.
Program distribusi bantuan ini, yang diselenggarakan Baznas Sidoarjo, menjadi angin segar bagi warga kurang mampu. Dengan gaya kepemimpinan yang dekat dan menyentuh seperti ini, Gus Jazuk membawa harapan baru bahwa zakat dapat menjadi alat perubahan sosial yang nyata.
Langkah Gus Jazuk menjadi bukti bahwa kepedulian tidak cukup hanya di atas kertas, melainkan harus diimplementasikan dengan langkah-langkah nyata. Sidoarjo patut berbangga memiliki seorang pemimpin Baznas yang tidak hanya bicara, tetapi juga bergerak. Sebuah pelajaran penting bagi pemimpin lainnya: tidak ada yang lebih indah dari berbagi langsung dengan hati.
19/12/2024 | admin
Baznas Sidoarjo Salurkan Bantuan untuk Dua Pejuang Kecil Cerebral Palsy di Bulu Sidokare
Sidoarjo, 18 Desember 2024 –Wajah mungil dengan sorot mata penuh perjuangan menjadi saksi bahwa hidup tidak selalu mudah. Mereka, dua anak pejuang Cerebral Palsy (CP) dari Kelurahan Bulu Sidokare, Kecamatan Kota Sidoarjo, menerima bantuan dari Baznas Kabupaten Sidoarjo, Rabu (18/12). Bantuan ini bukan sekadar bentuk uluran tangan, melainkan juga harapan agar kehidupan mereka lebih layak, sedikit demi sedikit.
Ananda Hawa Nida Karimah, bocah perempuan berusia 6 tahun, lahir dengan CP yang merenggut kemampuannya bergerak bebas. Hari-harinya dihabiskan dalam keterbatasan, sementara ayahnya, Cik Umar, hanya bisa mengais nafkah sebagai kuli bangunan. Ibunya, sang pilar rumah tangga, sepenuh hati merawat Hawa. Mereka sekeluarga hidup pas-pasan, bagian dari golongan keluarga miskin (Gakin) yang sering kali hanya bisa mengandalkan kekuatan doa di balik keterbatasan.
Hawa adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya, yang kini duduk di bangku SMA, menjadi saksi bisu perjuangan keluarga ini. Hari ini, Baznas Sidoarjo turun langsung ke rumah mereka. Staf Baznas, M. Sofwan, menyerahkan bantuan biaya hidup yang diterima oleh sang ibu. Bantuan ini diiringi dengan assessment untuk merumuskan bentuk pendampingan berkelanjutan yang lebih tepat.
Tidak jauh dari situ, di sebuah sudut lain Bulu Sidokare, Muhammad Fahmi, remaja berusia 16 tahun yang juga hidup dengan Cerebral Palsy sejak lahir, tersenyum kecil saat kursi roda barunya datang. Kursi roda itu bukan sekadar alat, melainkan simbol harapan dan kebebasan. Fahmi, yang selama ini tergantung penuh pada keluarganya, akhirnya bisa merasakan kemudahan untuk bergerak. Permohonan keluarganya kepada Baznas, melalui kelurahan, akhirnya terwujud hari ini.
Proses penyaluran bantuan ini dilakukan langsung oleh M. Sofwan dari Baznas Sidoarjo, didampingi perangkat kelurahan Bulu Sidokare. Tidak ada prosesi megah. Hanya ketulusan yang bicara, tersampaikan lewat senyum ibu-ibu yang berkali-kali mengucap “Alhamdulillah.”
Menurut Sofwan, penyaluran bantuan kali ini tidak hanya berhenti di titik pemberian. Baznas Sidoarjo berkomitmen untuk terus mendampingi kedua keluarga ini. “Kami datang untuk memastikan bahwa bantuan ini tepat sasaran, sekaligus merumuskan bantuan jangka panjang agar adik-adik kita ini bisa hidup lebih layak,” ujarnya.
Kehadiran Baznas di Bulu Sidokare hari ini menjadi oase di tengah kesulitan ekonomi yang mendera keluarga para pejuang kecil itu. Hawa dan Fahmi mungkin tidak bisa berbicara banyak, tapi tatapan mereka bercerita: bahwa setiap bantuan sekecil apa pun adalah penyemangat untuk terus hidup.
Baznas Sidoarjo terus mengajak masyarakat untuk bersama-sama peduli pada mereka yang membutuhkan. Bantuan bukan sekadar tentang materi, tetapi juga kepedulian, perhatian, dan niat tulus untuk mengangkat kehidupan mereka yang tertatih di tengah badai.
18/12/2024 | admin
Hujan, Terpal, dan Harapan di Sidoarjo
SIDOARJO – Selasa, 17 Desember 2024. Di tengah langit Sidoarjo yang tak henti-hentinya menumpahkan airnya, Baznas Sidoarjo bergerak cepat. Sejak pagi, staf pelaksana assessment Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Ahmad Richi, menyusuri tiga desa untuk mengecek langsung kondisi rumah warga yang telah mengajukan permohonan “bedah rumah.” Semua rumah ini tak hanya lapuk, tetapi menjadi simbol perjuangan para kepala keluarga perempuan yang bertahan di tengah keterbatasan.
Rumah pertama berada di Desa Semambung, Gedangan, milik Ibu Linawati. Dari luar, tampak jelas atap rumahnya telah ambruk. Sisa-sisa kayu lapuk mencuat di antara lembaran terpal yang dipasang seadanya sebagai penutup darurat. “Kalau hujan deras seperti ini, kami hanya bisa berdoa agar terpalnya tidak robek,” ujar Linawati dengan mata berkaca. Di dalam rumah, genangan air menyisakan jejak hujan semalam. Linawati yang menjadi satu-satunya penopang ekonomi keluarga hanya bisa berharap rumah itu bisa segera diperbaiki. “Kalau tidak, musim hujan begini tidak ada tempat yang bisa kami tinggali.”
Dari Semambung, langkah Ahmad Richi berlanjut ke Desa Gedangan. Di sini, Ibu Kaminatun, seorang perempuan tangguh, tinggal di rumah yang lebih menyerupai reruntuhan. Atapnya tidak lagi berbentuk, hanya tulang-tulang kayu rapuh yang ditopang terpal kusam. “Setiap hujan turun, kami keluar dari rumah. Takut sewaktu-waktu ambruk,” katanya sambil menunjuk bagian atap yang sudah melengkung ke dalam. Kondisi ini bukan hanya bahaya fisik, tetapi juga mental. Ibu Kaminatun menegaskan, saat cuaca ekstrem datang, mereka tidak bisa tidur nyenyak, terus dihantui rasa takut.
Perjalanan assessment Baznas berakhir di Desa Tenggulunan, Candi, di rumah milik Ibu Sumiati. Berbeda dengan dua rumah sebelumnya, rumah Sumiati punya tantangan lain. “Kalau hujan deras, air masuk ke rumah. Dindingnya terlalu rendah,” ujar Sumiati yang sehari-hari bekerja sebagai pengantar anak sekolah. Di dalam rumah, genangan air sering kali mencapai lutut. Aroma lembap menyengat dari dinding yang rapuh. Sumiati, seorang janda, mencoba tegar di hadapan anak-anaknya meski setiap musim hujan seperti ini, harapan untuk rumah yang layak terasa semakin mendesak.
Ahmad Richi, yang hari itu sejak pagi hingga petang bergerak tanpa henti, menjelaskan bahwa assessment ini bukan sekadar mengecek kondisi fisik rumah. “Kami juga menilai kondisi administrasi serta kesejahteraan keluarga. Bantuan ini harus tepat sasaran, baik secara kebutuhan maupun kriteria,” jelasnya di sela-sela perjalanan. Proses ini penting, mengingat program bedah rumah RTLH Baznas menjadi solusi konkret bagi warga yang kondisi hidupnya sangat rentan.
Cuaca ekstrem tahun ini menjadi tantangan tersendiri. Tingginya curah hujan membuat permohonan “bedah rumah” melonjak. Banyak rumah warga yang sebenarnya sudah tidak layak huni semakin terpukul oleh derasnya hujan. “Kami berusaha mendahulukan yang paling mendesak. Ini tidak hanya soal bangunan, tapi juga keselamatan jiwa,” tegas Richi.
Program assessment ini membuka mata, bahwa di balik kemajuan Kabupaten Sidoarjo, masih ada sudut-sudut yang perlu perhatian lebih. Rumah-rumah rapuh seperti milik Ibu Linawati, Ibu Kaminatun, dan Ibu Sumiati adalah wajah nyata perjuangan rakyat kecil. Mereka tak butuh istana, hanya atap yang kuat untuk berteduh, dinding yang kokoh untuk berlindung, dan harapan untuk hidup lebih layak.
Baznas Sidoarjo melalui Program RTLH berkomitmen menyambut harapan-harapan itu. Meskipun hujan terus mengguyur dan jalanan berlumpur, langkah kecil seperti assessment hari ini adalah awal dari perubahan besar. “Kami bergerak bukan hanya karena kewajiban, tapi karena ini amanah kemanusiaan,” tutup Ahmad Richi dengan senyum kelelahan.
17/12/2024 | admin

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
Info Rekening Zakat